BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
2.1.
Gambaran Umum Kota Medan Perkembangan kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi
dan karakteristik kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar (metro), serta sebagai salah satu dari tiga kota metropolitan terbesar di Indonesia. Realitasnya, kota medan kini berfungsi :
1. Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, maupun pemerintahan Kota Medan itu sendiri. 2. Sebagai tempat kedudukan perwakilan atau konsulat negara-negara sahabat, serta wailayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan, bisnis, keuangan di Sumatera Utara. 3. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara seperti Rumah Sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TV, Stasiun Radio dan lain sebagainya, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan oleh pihak swasta. Khususnya pusat-pusat perdagangan dan ekonomi. 4. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan dan jasa secara regional maupun internasional. 5. Sebagai pintu gerbang regional dan internasional bagi sektor pariwisata untuk kawasan Indonesia bagian barat. 41
2.1.1.
Sejarah Kota Medan Keberadaan kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi sejarah yang
panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Putri tahun 1590 oleh Guru Patimpus. Lalu berkembang menjadi kesultanan Deli pada tahun 1669 yang
41
www.pemkomedan.go.id
Universitas Sumatera Utara
diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh. Perkembangan kota Medan selanjutnya ditandai dengan perpindahan ibukota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis ke Medan pada tahun 1887, sebelum akhirnya status diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada tahun 1915. Posisi yang terletak di dekat pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, serta adanya kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam awal perkembangannya, telah mendorong berkembangnya kota Medan sebagai pusat perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu. Sementara itu, dijadikannya Medan sebagai ibukota Deli juga telah mendorong kota Medan berkembang menjadi pusat pemerintahan, dimana segala kebijakan yang dikeluarkan untuk Propinsi Sumatera Utara dibicarakan di Kota Medan. Di samping merupakan salah satu daerah di Pulau Sumatera, kota Medan juga sekaligus menjadi ibukota Propinsi Sumatera Utara.42
2.1.2. Geografis Kota Medan Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265.10 km2) atau 3,6 persen dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian dibandingkan dengan kota atau kabupaten lainnya, kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 2o 27’ – 2o 47’ Lintang Utara dan 98o 35’ – 98o 44’ Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada
42
Ibid
Universitas Sumatera Utara
ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan memiliki luas wilayah 265.10 km2 dan keseluruhannya berbatasan langsung dengan kabupaten Deli Serdang. 43 Wilayah kota Medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah barat, selatan dan timur. Sepanjang wilayah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA). Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
2.1.3. Demografi Kota Medan Secara administratif, Kota Medan dibagi kedalam 21 kecamatan, yaitu ; 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 43
Medan Tuntungan Medan Johor Medan Ampas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia
Badan Pusat Statistik Kota Medan, Medan Dalam Angka, 2008, hal.1
Universitas Sumatera Utara
9. Medan Baru 10. Medan Selayang 11. Medan Sunggal 12. Medan Helvetia 13. Medan Petisah 14. Medan Barat 15. Medan Timur 16. Medan Perjuangan 17. Medan Tembung 18. Medan Deli 19. Medan Labuhan 20. Medan Marelan 21. Medan Belawan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, pada tahun 2008 jumlah penduduk yang tercatat berjumlah 2.803.156 jiwa dengan komposisi penduduk 1.034.696 jiwa laki-laki dan 1.048.460 jiwa perempuan.
2.2.
Kecamatan Medan Perjuangan Kecamatan ini dibentuk pada tahun 1992, yang merupakan pemekaran dari
Kecamatan Medan Timur. Secara administratif, Kecamatan Medan Perjuangan dibagi menjadi 9 Kelurahan yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kelurahan Pandau Hilir Kelurahan Sei Kera Hulu Kelurahan Sei Kera Hilir I Kelurahan Sei Kera Hilir II Kelurahan Pahlawan Kelurahan Sidorame Timur Kelurahan Sidorame Barat I Kelurahan Sidorame Barat II Kelurahan Tegal Rejo
Kecamatan ini tercatat sebagai kecamatan dengan wilayah terkecil kedua dalam administrasi pemerintahan kota Medan setelah kecamatan Medan Maimon
Universitas Sumatera Utara
yaitu dengan luas 4.09 km2. Pada tahun 2008, jumlah penduduk yang tercatat berdomisi di kecamatan Medan Perjuangan berjumlah sekitar 103809 orang yang terbagi ke dalam 23779 kepala keluarga dengan komposisi 51024 laki-laki dan 52785 perempuan. Kecamatan Medan Perjuangan merupakan kecamatan dengan KEPADATAN PENDUDUK PALING TINGGI di Kota Medan dengan jumlah penduduk 25381 orang setiap kilometer perseginya. 44
2.3.
Kelurahan Sidorame Timur
2.3.1. Demografi Kelurahan Sidorame Timur Kelurahan Sidorame Timur adalah salah satu dari sembilan kelurahan di Kecamatan Medan Perjuangan di bawah administrasi pemerintah kota Medan. Kelurahan ini pertama kali dibentuk tahun 1965 yang pada waktu itu masih berbentuk desa Sidorame Timur. Status desa berubah menjadi kelurahan pada tahun 1981 dan berpindah dari administrasi Kecamatan Medan Timur ke administrasi Kecamatan Medan Perjungan pada tahun 1992 seiring dengan terbentuknya Kecamatan Medan Perjuangan.
44
BPS Kota Medan, Medan Dalam Angka, 2008, hal.34-37
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Potensi Kecamatan Medan Perjuangan Kelurahan Sidorame Timur
POTENSI
POTENSI SUMBER DAYA ALAM
POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA
POTENSI KELEMBAGAAN
POTENSI SARANA DAN PRASARANA
Sumber : Data Kelurahan Sidorame Timur Tahun 2007
Secara umum, Kelurahan Sidorame Timur dapat digambarkan sebagai berikut :
2.3.1.1.Letak Daerah Kelurahan Sidorame Timur terletak di Kecamatan Perjuangan, Kotamadya Medan, dengan batasan-batasan wilayah administrasi sebagai berikut : -
Di sebelah utara kelurahan Sidorame Timur berbatasan dengan Kelurahan Tegal Rejo Di sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sei Kera Hulu Di sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sidorame Barat I Di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Tembung
Kelurahan ini jaraknya hanya 2 km dari pusat pemerintahan kecamatan dan sekitar 7 km dari pusat pemerintahan kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.2.Luas Daerah Luas daerah kelurahan Sidorame Timur adalah ±50 Ha dan terbagi atas 15 lingkungan yang mana 80 % daerahnya di dominasi oleh wilayah pemukiman penduduk.
2.3.1.3.Kependudukan Jumlah penduduk yang berdomisili di kelurahan Sidorame Timur adalah sebanyak 9535 jiwa, dimana 4899 jiwa adalah laki-laki dan 4626 jiwa perempuan. Adapun komposisi kependudukan masyarakat kelurahan Sidorame Timur adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Komposisi Penduduk Kelurahan Sidorame Timur Berdasarkan Suku No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Suku Bangsa Jawa Batak Toba Tapsel Nias Aceh Karo Melayu Simalungun Minang Sunda JUMLAH Sumber : Profil Kelurahan Sidorame Timur 2009
Jumlah 1037 4099 2283 232 278 95 279 428 765 56 9535
Persen 10.87 42.91 23.93 2.43 2.91 0.92 2.92 4.48 8.02 0.57 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penduduk di kelurahan Sidorame Timur terdiri dari suku Jawa berjumlah 1037 jiwa (10.87%), suku Batak Toba berjumlah 4099 jiwa (42.91%), suku Tapsel 2283 jiwa (23.93%), suku Nias berjumlah 232 jiwa (2.43%), suku Aceh berjumlah 278 jiwa (2.91%), suku Karo berjumlah 95 jiwa (0.92%), suku Melayu berjumlah 279 jiwa (2.92%), suku
Universitas Sumatera Utara
Simalungun berjumlah 428 jiwa (4.48%), siku Minang berjumlah 765 jiwa (8.02%) dan suku Sunda berjumlah 56 jiwa (0.57%). Sehingga mayoritas penduduk kelurahan Sidorame Timur adalah suku Batak Toba yaitu sebanyak 5032 jiwa (42.91%)
Tabel 3. Komposisi Penduduk Kelurahan Sidorame Timur Berdasarkan Usia No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Usia 0-12 bulan 13 bulan – 4 tahun 5 - 6 tahun 7 – 12 tahun 13 – 15 tahun 16 – 18 tahun 19 – 25 tahun 26 – 35 tahun 36 – 45 tahun 46 – 50 tahun 51 – 60 tahun 61 – 75 tahun 76 tahun keatas JUMLAH Sumber : Profil Kelurahan Sidorame Timur 2009
Jumlah 281 487 496 666 648 676 937 1451 1286 1037 999 459 112 9535
Persen 2.96 5.01 5.20 6.99 6.80 7.10 9.83 15.22 13.50 10.89 10.49 4.82 1.19 100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa masyarakat kelurahan Sidorame Timur paling banyak ada pada usia produktif 26 – 35 tahun sebanyak 1451 jiwa (15.22%).
Tabel 4. Komposisi Penduduk Kelurahan Sidorame Timur Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. 1 2 4 5 6 7
Tingkat Pendidikan Tidak/Belum Sekolah TK SD Sederajat SMP Sederajat SLTA Sederajat Perguruan Tinggi JUMLAH Sumber : Profil Kelurahan Sidorame Timur 2009
Jumlah 1476 481 629 2769 3737 416 9535
Persen 15.49 5.04 6.60 29.32 39.19 4.36 100
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas diketahui bahwa mayoritas penduduk kelurahan Sidorame Timur masih menduduki tingkat pendidikan SLTA atau sederajat yaitu sebanyak 3737 jiwa (39.19%) dan yang tidak/belum sekolah ada sebanyak 1476 jiwa (15.49%)
Tabel 5. Komposisi Penduduk Kelurahan Sidorame Timur Berdasarkan Mata Pencaharian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mata Pencaharian PNS TNI/POLRI Pegawai BUMN Pegawai Swasta Pensiunan PNS Pensiunan TNI/Polri Pensiunan BUMN Bidan Dokter Perawat Guru Wiraswasta/Pedagang JUMLAH Sumber : Profil Kelurahan Sidorame Timur 2009
Jumlah 195 18 28 293 102 17 20 6 14 18 60 1573 2344
Persen 8.32 0.77 1.19 12.5 4.35 0.73 0.85 0.26 0.60 0.77 2.56 67.10 100
Dari tabel data di atas bisa dilihat bahwa mayoritas masyarakat kelurahan sidorame timur berprofesi sebagai wiraswasta / pedagang sejumlah 1573 jiwa (67.10%).
Tabel 6. Komposisi Penduduk Kelurahan Sidorame Timur Berdasarkan Agama No. 1 2 3 4 5
Agama Islam Protestan Katolik Hindu Buddha JUMLAH Sumber : Profil Kelurahan Sidorame Timur 2009
Jumlah 4852 4524 143 3 13 9535
Persen 50.89 47.44 1.50 0.03 0.14 100
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas dapat kita saksikan bahwa mayoritas penduduk kelurahan Sidorame Timur beragama Islam dengan jumlah umat 4852 jiwa (50.89%) dan agama minoritas yang dipeluk masyarakat kelurahan Sidorame Timur adalah agama Hindu dengan jumlah umat hanya 3 jiwa (0.03%)
2.3.2. Kehidupan Sosial Politik Masyarakat Kelurahan Sidorame Timur Seperti dikatakan pada Bab sebelumnya, masyarakat kelurahan Sidorame Timur pada umumnya merupakan masyarakat pendatang, baik dari sekitaran Kota Medan seperti Tapanuli, Simalungun, Karo dan Nias, maupun daerah lainnya di Sumatera seperti Padang dan Aceh. Para pendatang hidup berkelompok pada awalnya, sehingga di kelurahan Sidorame Timur sampai hari ini kita masih menemukan daerah-daerah yang tersegmentasi secara kultural. Misalnya ada sebutan lorong maninjau, lalu ada gang banten dan sebutan-sebutan lainnya yang sejenis. Dalam segmentasisegmentasi itu kita bisa menemukan dimana dalam satu gang/lorong diisi sepenuhnya oleh satu etnis saja. Kalaupun ada warga yang datang dari etnis lain merupakan hasil asimilasi dengan etnis warga yang ada pada lorong tersebut. Segmentasi berdasarkan etnisitas tersebut pada akhirnya juga menciptakan segementasi daerah berdasarkan Agama. Di lingkungan IV kelurahan ini misalnya, lebih dari 80% warganya beragama Protestan, namun ada juga di lingkungan XIII dimana 95% warganya beragama Islam. Keberadaan segmentasi tersebut pada kenyataannya menular juga pada segmentasi secara politik warga kelurahan Sidorame Timur. Pada masa orde baru
Universitas Sumatera Utara
misalnya, warga masyarakat dengan mudah dapat dipetakan, dimana yang merupakan wilayah pemilih Partai Persatuan Pembangunan, maupun wilayah pemilih Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia. Bahkan sampai saat ini misalnya, dimana merupakan masa keemasan politik pencitraan, jejak-jejak politik aliran tersebut masih bisa ditemukan. Sebagai contoh misalnya ketika dalam partangiangan bukan hal yang tabu ketika mengarahkan dukungan berdasarkan sentimen etnisitas maupun agama. 45 Kuatnya politik aliran pada warga kelurahan Sidorame Timur tidak lepas dari peran sentral pemuka agama seperti ustadz dan pendeta dalam kehidupan sosial politik warga kelurahan Sidorame Timur. Dari salah satu pemuka agama yang sudah cukup lama berdomisili di kelurahan Sidorame Timur, H. Abdurrahman Sinaga yang juga seorang mualaf didapatkan informasi bahwa sentralnya peran pemuka agama dalam proses rekrutmen politik terjadi pada masa orde baru. Dimana pada waktu itu pemuka agama yang paling mungkin untuk mengimbangi kekuatan hegemoni Golkar. Para pemuka agama Islam yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) misalnya, melakukan rekrutmen politik sampai kepada kelompok terkecil melalui jaringan pengajian-pengajian, karena hanya itu lah cara yang bisa dilakukan diluar masa kampanye politik pada waktu itu. Pergerakan kelompok kristen juga tak kalah menariknya di kelurahan Sidorame Timur. Menurut Sintua Halomoan Girsang yang merupakan salah satu pemuka agama dari gereja HKBP, meski sulit menemukan relasi antara Partai 45
Partangiangan adalah suatu bentuk peribadatan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yang beragama Protestan yang berasal dari etnis batak toba.
Universitas Sumatera Utara
Demokrasi Indonesia (PDI) dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) tapi sulit dipungkiri bahwa banyak warga HKBP berafiliasi ke PDI pada waktu itu. Forumforum peribadatan HKBP seperti partangiangan pada waktu itu sering sekali disusupi oleh para pendukung PDI sehingga bisa dikatakan bahwa forum-forum itu juga dijadikan sebagai wadah rekrutmen bagi PDI. 46 Kongres PDI yang pernah dilaksanakan di Asrama Haji Medan misalnya. Menurut Jepta Pardede, lebih dari 200 orang yang rata-rata pemuda dari kelurahan Sidorame Timur ikut meramaikan kongres pada waktu itu dengan mendukung Megawati Soekarno Putri. Ke-200 pemuda itu sempat mengabadikan moment itu dengan photo bersama dengan Megawati Soekarno Putri. Lebih dari 150 orang dari 200 orang pemuda tersebut merupakan pemuda HKBP yang tergabung dalam NAPOSO BULUNG HKBP Sidorame Timur. Kelompok pendukung penguasa orde baru di kelurahan Sidorame Timur pada waktu itu datang dari kelompok-kelompok pamong praja, militer dan elemen-elemen kekuasaan orde baru lainnya. Kekuatan Golkar pada waktu itu di kelurahan Sidorame Timur juga diperkuat oleh kelompok masyarakat keturunan Tapanuli Selatan yang pada umumnya berprofesi sebagai pegawai negeri. Disamping itu, Golkar juga menggunakan organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila, FKPPI dan Pemuda Panca Marga sebagai terminal kader maupun sebagai pengawas pergerakan politik partai politik lainnya. Organisasi
46
Jemaat HKBP merupakan kelompok yang terbesar dari sekian banyak kelompok masyarakat di kelurahan Sidorame Timur. Kelompok ini memiliki hampir 5 gereja di kelurahan Ini. Meskipun mayoritas penduduk kelurahan Sidorame Timur beragama Islam, namun banyak warga yang tidak berafiliasi pada kelompok tertentu. Meskipun warga Muhammadiyah tidak mendominasi masyarakat muslim Kelurahan Sidorame Timur, namun Muhammadiyah merupakan kelompok islam yang terkuat di kelurahan ini.
Universitas Sumatera Utara
seperti pemuda pancasila yang pada waktu itu berafiliasi dengan Golkar berkembang bagai jamur di musim hujan dengan hedonitas dan premanisme yang mereka tawarkan. Banyak pemuda yang pada awalnya berafiliasi dengan PDI pada waktu itu melalui HKBP maupun pemuda remaja mesjid yang berafiliasi ke PPP pada akhirnya bergabung ke pemuda pancasila dan berafiliasi ke Golkar. Pemuda Pancasila Kelurahan Sidorame Timur pernah menjadi salah satu basis terkuat dari Pemuda Pancasila di kecamatan Medan Timur pada masa orde baru. Pada masa reformasi dan pasca reformasi, politik aliran yang kuat pada masyarakat kelurahan Sidorame Timur tidak serta merta hilang akibat proses pencitraan. Meski memang terpolarisasi oleh politik citra, namun seperti dikatakan sebelumnya bahwa jejak-jejak itu masih ditemukan, khususnya pada masyarakat yang mulai terlibat dalam proses politik pada masa orde baru. Pada masa sekarang ini, kian hari politik aliran itu memang kian terpolariasasi. Nilai-nilai kultural dan agama kian terkikis dalam kehidupan masyarakat, baik itu karena proses asimilasi yang tak terbendung maupun akibat tontonan televisi yang kian hari kian tak mengandung nilai-nilai ke-Indonesiaan. Kelompok-kelompok kultural keagamaan yang dulunya sangat sentral dalam pergerakan politik warga kelurahan Sidorame Timur kini mulai jarang ditemui, jikapun ada, kelompok-kelompok keagamaan itu baik pemuda maupun kelompok tua lebih fokus pada kegiatan peribadatan saja. Para pemuda yang lebih tertarik bergabung pada organisasi majemuk dengan hedonitasnya menyebabkan tidak tertransformasinya nilai-nilai perjuangan politik masa lalu. Nilai-nilai perjuangan itu terputus pada generasi yang mulai tua.
Universitas Sumatera Utara
Kelurahan Sidorame Timur sendiri memiliki sedikit keistimewaan. Keistimewaan itu adalah karena banyaknya politisi baik daerah maupun nasional yang berdomisili di sekitar kelurahan Sidorame Timur. Nama-nama seperti Romo Syafei yang sempat menjadi calon wakil gubernur mendampingi Abdul Wahab Dalimunthe yang kini menjadi anggota komisi II DPR-RI, lalu ada nama seperti Burhanuddin Napitupulu dari Partai Golkar yang saat ini memimpin komisi II DPR-RI, Soetan Batughana Siregar anggota DPR-RI dari Partai Demokrat yang menghabiskan masa SLTA nya di lingkungan XIII kelurahan Sidorame Timur dan memiliki banyak kerabat di kelurahan ini, Irmadi Lubis dari politisi PDI-P yang mencalonkan diri menjadi anggota DPR-RI pada pemilu legislatif 2009 yang lalu dan juga merupakan ketua umum Baitul Muslimin PDI-P secara nasional. Lalu ada nama Efendi Naibaho politisi PDI-P yang juga mencalonkan diri menjadi anggota DPR-RI pada pemilu legislatif 2009 yang lalu. Disamping itu juga ada nama-nama politisi lokal seperti Parlindungan Sipahutar, Oloan Harahap, CP. Nainggolan, Porman Naibaho, Agus Napitupulu, Landen Marbun, Sahat Goerning, Mulkhan Harahap, Daeng Malewa, Harmen Ginting yang juga bertempat tinggal di kelurahan Sidorame Timur maupun disekitar kelurahan Sidorame Timur. Meski dari nama-nama diatas banyak yang merupakan generasi tua, namun keberadaan mereka menjadi salah satu hal yang mewarnai kehidupan sosial politik masyarakat kelurahan Sidorame Timur. Pada pemilu 2009 yang baru saja berlangsung misalnya, terjadi tarik menarik dukungan yang begitu hebat di kelurahan Sidorame Timur. Burhanuddin Napitupulu yang sejak merantau dari
Universitas Sumatera Utara
tapanuli utara tinggal dikelurahan ini bersaing ketat dengan Soetan Batughana Siregar yang memiliki banyak kerabat di kelurahan ini. Untuk lebih jauh melihat afiliasi politik masyarkat Kelurahan Sidorame Timur, ada baiknya kita melihat data politik pada rangkaian pemilihan umum baik itu pemilihan walikota, gubernur maupun pemilu legislatif dan presiden yang terakhir dilakukan. Data-data tersebut akan disajikan dalam sub bab selanjutnya.
2.3.3. Kelurahan Sidorame Timur Dalam Pemilihan Umum 2.3.3.1.Kelurahan Sidorame Timur Pada Pilkada Kota Medan 2005 Pada pemilihan walikota Medan terakhir, yaitu pemilihan walikota pada tahun 2005, dimana yang menjadi kontestan politik pada waktu itu adalah pasangan Abdillah – Ramli yang didukung oleh 8 partai politik (Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Damai Sejahtera, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Patriot Pancasila, Partai Amanat Nasional, Partai Bintang Reformasi dan Partai Persatuan Pembangunan) yang memiliki total kursi 80% (45 kursi) di DPRD
Kota Medan berhadapan dengan pasangan Maulana – Sigit yang
dijagokan oleh Partai Keadilan Sejahtera yang hanya memiliki 20% kursi di DPR (9 kursi). Secara keseluruhan kontestasi Pemilihan Walikota itu dijuarai oleh pasangan Abdillah Ramli dengan jumlah suara yang tidak terlalu signifikan. Namun di kelurahan Sidorame Timur sendiri, pasangan Abdillah – Ramli menjadi pemenang dengan selisih suara yang cukup signifikan. Berikut tabulasi hasil
Universitas Sumatera Utara
pemilihan Walikota Medan pada tahun 2005 yang lalu untuk kelurahan Sidorame Timur.
Tabel 7. Tabulasi Hasil Suara Pemilihan Walikota Medan 2005 Kelurahan Sidorame Timur NO 1 2 3
Pasangan Calon Jumlah Suara Abdillah – Ramli 2507 Maulana – Sigit 1527 Golput 1161 Jumlah 5195 Sumber : PPS Kelurahan Sidorame Timur 2005
Persentase 48.27 29.39 22.34 100
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa di kelurahan Sidorame Timur pasangan Abdillah – Ramli yang didukung 8 partai politik memenangkan pemilihan walikota medan dengan jumlah 2507 suara (48.27%) sedangkan pasangan Maulana – Sigit hanya memperoleh 1527 suara (29.39%). Angka atas jumlah penduduk yang tidak menggunakan hak pilihnya maupun suara yang tidak sah pada pemilihan walikota 2005 cukup tinggi di angka 1161 suara (22.34%) dari daftar pemilih tetap yang ada. Seperti yang dikatakan Sobo Simangunson salah seorang warga masyarakat Kelurahan Sidorame Timur bahwa pada waktu itu sosok Abdillah sebagai dianggap sosok pemimpin yang ingin membangun kota Medan menjadi metropolitan. Masyarakat kota medan benar-benar menikmati program-program kebijakan Abdillah pada periode sebelumnya, seperti pelayanan KTP dan KK gratis serta program perobatan gratis di rumah sakit pemerintah kota Medan. Meskipun penulis pernah melihat langsung pasangan Maulana – Sigit pada waktu itu melakukan negative campaign dengan membuka data-data kebobrokan anggaran pemerintahan sebelumnya di depan masyarakat kelurahan Sidorame
Universitas Sumatera Utara
Timur, ternyata hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi preferensi politik warga kelurahan Sidorame Timur.
2.3.3.2.Kelurahan Sidorame Timur Pada Pilgubsu 2008 Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) tahun 2008 merupakan salah satu kontestasi politik pertama yang melibatkan politik pencitraan yang luar biasa yang dialami oleh masyarakat kelurahan Sidorame Timur. Oleh karena pada pemilu walikota 2005, meski pendekatan tersebut mulai digunakan, namun pendekatan tersebut belum menjadi trend dan banyak dibicarakan di masyarakat. Pilgubsu yang diikuti oleh lima pasangan calon yaitu pasangan Ali Umri – Maratua (UMMA), pasangan Tri Tamtomo – Beny Pasaribu (Triben), Ir. RE Siahaan – Suherdi (PASS), pasangan Wahab – Romo Syafei (Waras) dan pasangan Syamsul – Gator Pujonugroho (Syampurno) mempertontonkan kepada masyarakat tentang perang pencitraan diantara para calon. Iklan-iklan maupun selebaran-selebaran politik mulai marak digunakan dan dibicarakan publik. Penjualan simbol-simbol dan jargon-jargon pun tak ayal dilibatkan dalam pertarungan perebutan kekuasaan SUMUT-I itu. Di kelurahan Sidorame Timur sendiri, pilgubsu dimenangkan oleh pasangan Syampurno yang berbeda sangat tipis suaranya dengan pasangan Triben dan pasangan WARAS. Berikut merupakan tabulasi hasil suara pilgubsu untuk kelurahan Sidorame Timur.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Tabulasi Hasil Pilgubsu 2008 Kelurahan Sidorame Timur No. 1 2 3 4 5 6
Pasangan Calon Jumlah Suara UMMA 342 TriBen 1032 PASS 270 WARAS 993 Syampurno 1080 Golput 2759 JUMLAH 6476 Sumber : PPK Kelurahan Sidorame Timur 2008
Persentase 5.29 15.92 4.17 15.34 16.68 42.60 100
Dari tabulasi yang bisa kita lihat, pasangan Syampurno memenangi kontestasi Pilgubsu di Kelurahan Sidorame Timur dengan jumlah 1080 suara (16.68%) dan disusul ketat oleh pasangan TriBen dengan jumlah 1032 suara (15.92%) dan pasangan WARAS dengan jumlah suara yang juga tak terlalu jauh dengan jumlah 993 suara (15.34%). Angka golput cukup tinggi pada pilgubsu 2008 yaitu sebesar 2759 suara (42.60%). Hal tersebut dikarenakan adanya kesalahan dalam Daftar Pemilih Tetap, sehingga banyak warga yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya.
2.3.3.3.Kelurahan Sidorame Timur Pada Pemilu 2009 Pemilu 2009 dibagi ke dalam dua tahapan, yaitu pemilu legislatif (pileg) dan pemilu presiden (pilpres). Pemilu legislatif dibagi lagi ke dapan dua tahapan yaitu pemilihan legislatif DPR dan DPD. Pemilu legislatif DPR diikuti oleh 44 partai politik dan pemilu legislatif DPD diikuti oleh 38 kontestan individu (Sumatera Utara). Sedangkan pemilu presiden diikuti oleh 3 pasangan calon. Berikut merupakan data rangkaian hasil pemilu tahun 2009 baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3.3.1. Pileg DPR-RI Pada pemilu legislatif DPR-RI 2009 Kelurahan Sidorame Timur merupakan bagian dari daerah pemilihan Sumatera Utara (SUMUT) I, yang meliputi, Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi. Masyarakat Kelurahan Sidorame Timur dihadapkan pada pilihan 224 orang calon anggota DPR-RI dari 38 partai politik untuk daerah pemilihan ini. Dari 224 orang calon tersebut, terpilih 10 orang saja sesuai dengan jumlah pembagian kursi di DPR-RI berdasarkan daerah pemilihan SUMUT I. Partai Demokrat merupakan partai pemenang di daerah pemilihan ini dengan memperoleh 5 kursi. Disamping Partai Demokrat, ada 5 partai politik lain yang masing-masing mendapatkan 1 kursi, yaitu; 1 untuk Partai Golkar, 1 untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, 1 untuk Partai Keadilan, 1 untuk Partai Hanura dan 1 untuk Partai Amanat Nasional. Dikelurahan Sidorame Timur jumlah pemilih yang terdaftar berjumlah 9245 jiwa. Namun suara yang masuk hanya berjumlah 7134 suara. Dengan 6681 suara sah dan 453 suara tidak sah. Partai Demokrat juga menjadi pemenang pada pemilu legislatif DPR-RI. Berikut merupakan hasil pemilu legislatif DPR dari Kelurahan Sidorame Timur :
Tabel 9. Hasil Suara Pemilu Legislatif DPR-RI 2009 Kelurahan Sidorame Timur No 1 2 3 4 5 6 7
Partai Politik Partai Hati Nurani Rakyat Partai Karya Peduli Bangsa Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia Partai Peduli Rakyat Nasional Partai Gerakan Indonesia Raya Partai Barisan Nasional Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Jlh Suara 167 72 24 140 160 63 83
% 2.52 1.09 0.38 2.11 2.41 0.96 1.26
Universitas Sumatera Utara
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Partai Keadilan Sejahtera Partai Amanat Nasional Partai Perjuangan Indonesia Baru Partai Kedaulatan Partai Persatuan Daerah Partai Kebangkitan Bangsa Partai Pemuda Indonesia Partai Nasional Indonesia Marhaenisme Partai Demokrasi Pembaharuan Partai Karya Perjuangan Partai Matahari Bangsa Partai Penegak Demokrasi Indonesia Partai Demokrasi Kebangsaan Partai Republik Nusantara Partai Pelopor Partai Golongan Karya Partai Persatuan Pembangunan Partai Damai Sejahtera Partai Nasional Banteng Kerakyatan Indonesia Partai Bulan Bintang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Partai Bintang Reformasi Partai Patriot Partai Demokrat Partai Kasih Demokrasi Indonesia Partai Indonesia Sejahtera Partai Kebangkitan Nasional Ulama Partai Merdeka Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Partai Sarikat Indonesia Partai Buruh JUMLAH Sumber : PPK Kecamatan Medan Perjuangan 2009
817 294 115 4 23 80 18 10 61 1 24 10 16 68 8 845 334 249 16 97 507 129 38 2060 36 46 20 14 14 6 24 6681
12.27 4.41 1.74 0.07 0.36 1.22 0.28 0.17 0.93 0.03 0.37 0.17 0.26 1.04 0.14 12.66 5.01 3.75 0.26 1.47 7.61 1.95 0.59 30.99 0.56 0.70 0.32 0.23 0.23 0.11 0.37 100
Dari data di atas bisa kita lihat bahwa Partai Demokrat menjadi pemenang di kelurahan Sidorame Timur dengan jumlah suara yang cukup signifikan dengan 2060 suara (30.99%), lalu diikuti oleh Partai Golongan Karya dengan jumlah 845 suara (12.66 suara) sebagai pemenang kedua. Pemenang ketiga adalah Partai Keadilan Sejahtera dengan jumlah 814 suara (12.27%), diikuti oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan jumlah 507 suara (7.61%) dan di urutan lima besar terakhir adalah Partai Persatuan Pembangunan dengan jumlah 334 suara (5.01%).
Universitas Sumatera Utara
Dari data tersebut kita juga bisa melihat bahwa setiap partai politik mendapatkan suara, meski cenderung hampir tidak ada namun semua memiliki suara. Sekali lagi ditunjukkan bahwa masyarakat
Sidorame Timur adalah
masyarakat yang sangat terbuka dengan hal-hal baru termasuk dalam preferensi politik. Hal itu dikarenakan proses asimilasi yang terjadi sejak lama yang pada akhirnya mengarah pada keterbukaan.
2.3.3.3.2. Pileg DPD-RI Pada pemilu legislatif DPD-RI 2009 Kelurahan Sidorame Timur merupakan bagian dari daerah pemilihan Sumatera Utara, yang meliputi seluruh wilayah kabupaten dan kota di Sumatera Utara. Masyarakat Kelurahan Sidorame Timur dihadapkan pada pilihan 38 orang calon anggota DPD-RI. Dari 38 orang calon tersebut, terpilih 4 orang saja sesuai dengan jumlah pembagian kursi pada setiap propinsinya. Dikelurahan Sidorame Timur jumlah pemilih yang terdaftar berjumlah 9245 jiwa. Namun suara yang masuk hanya berjumlah 7134 suara. Dengan 6947 suara sah dan 187 suara tidak sah. Berikut merupakan hasil pemilu legislatif DPDRI 2009 dari Kelurahan Sidorame Timur :
Tabel 10. Hasil Suara Pemilu Legislatif DPR-RI 2009 Kelurahan Sidorame Timur No 1 2 3 4 5 6
Calon DPD Abdul Wahab Siregar, Ir. AG. Jacob Manurung, SH. Ahmad Sulben Siagian, H. Arif Sarjono Bahdin Nur Tanjung, H., SE., MM. Chadijah B, Dra., Hj.
Jlh Suara 261 135 130 356 291 152
% 3.66 1.90 1.82 5.00 4.09 2.14
Universitas Sumatera Utara
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Darma Putra Nasution Darmayanti Lubis, Prof., Dr., Hj., Ir. David Susanto, SE. Gabarel Sinaga, SP. Hakimil Nasution, Drs., H. Harris BA Sitorus Hendrik Halomoan Sitompul, Drs., MM. Husni Husin, Ir., MS. Jumiran Abdi, Drs., H. Khawalid, H., Ir. Loemi Br Siahaan Makmur Saleh Pasaribu, Drs., H. Mislan, ST. Muhammad Ridwan Matondang Ok. Azhari, H., SE. Parlindungan Purba, SH., MM. Radesnis Rahmat Shah, H.,DR. Rambe Kamarul Zaman, H. M.Sc. Ranto Amin Aritonang, H., SP. Robert Valentino Tarigan, dr., S.Pd. Rudolf M. Pardede, Drs. Rusli M.S. Harahap, Prof., Ir., H., M. Sc., APU. Semangat Sembiring Sumurung Parningotan Samosir Harianja, Pdt., S.Th. S. Makmur Hasugian, SH. Suparno S. Wiranoe Syafii Siregar, DR., H., MA. Syahrijal, SE. Syaiful Anwar Tanjung, Drs., MM. Tetty Barus, SKM Yopie S. Batubara, H. JUMLAH Sumber : PPK Kecamatan Medan Perjuangan
105 450 185 108 74 72 92 18 62 204 62 110 40 117 114 566 217 565 254 32 190 892 91 134 416 47 51 125 55 38 35 279 6947
1.47 6.31 2.60 1.52 1.04 1.02 1.29 0.26 0.87 2.86 0.87 1.55 0.56 1.65 1.60 7.94 3.05 7.93 3.57 0.46 2.66 12.5 1.28 1.88 5.84 0.66 0.72 1.75 0.77 0.53 0.49 3.91 100
Dari data di atas bisa kita lihat bahwa Drs. Rudolf M. Pardede yang merupakan mantan Pejabat Gubernur Sumatera Utara berhasil mendapatkan suara terbanyak dari Kelurahan Sidorame Timur pada pemilihan DPR-RI dengan suara yang cukup jauh meninggalkan lawan-lawan lainnya dengan 892 suara (12.5%), lalu diikuti oleh Parlindungan Purba SH., MM yang juga merupakan anggota DPR-RI pada periode sebelumnya dengan jumlah 566 suara (7.94%) sebagai urutan kedua. Pemenang ketiga adalah DR. H. Rahmad Shah dengan jumlah 565
Universitas Sumatera Utara
suara (7.93%), sedangkan di urutan ke-empat adalah Prof. Dr. Ir. H. Darmayanti Lubis dengan jumlah 450 suara (6.31%)
2.3.3.3.3. Pemilu Presiden Pada kontestasi pemilihan presiden tahun 2009 yang lalu, jumlah keseluruhan pemilih yang tercatat di Kelurahan Sidorame Timur (penduduk dan pendatang) berjumlah sekitar 6912 orang yang disebar ke dalam 22 tempat pemungutan suara (TPS). Dari 6912 jumlah pemilih 807 pemilih merupakan pemilih pemula, 231 pemilih bukan merupakan warga yang terdaftar sebagai penduduk, melainkan pendatang yang berpindah TPS. Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan komisi pemilihan umum (KPU) yang memperbolehkan warga yang tidak tercatat sebagai penduduk di kelurahan tersebut untuk tetap menggunakan hak pilihnya selagi masyarakat tersebut memenuhi kriteria yang diatur oleh KPU. Dari 6912 pemilih yang terdaftar, suara yang masuk berjumlah 6634 suara atau sekitar 95.98% dari keseluruhan jumlah pemilih. Berikut merupakan sebaran data suara pada pemilihan presiden 2009 tersebut secara terperinci.
Tabel 11. Tabulasi Hasil Pemilu Presiden 2009 No 1 2 3 4
Pasangan Calon Jumlah Suara Persentase Mega – Prabowo 1619 23.42 SBY – Budiono 3857 55.80 JK – Wiranto 1158 16.76 Golput 278 4.02 JUMLAH 6912 100 Sumber : PPK Kecamatan Medan Perjuangan 2009
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas bisa kita lihat bahwa pasangan SBY - Budiono menang secara mutlak di Kelurahan Sidorame Timur dengan jumlah 3857 suara (55.80%) dari 6912 orang jumlah pemilih yang terdaftar, lalu diikuti oleh pasangan Mega – Prabowo dengan jumlah 1619 suara (23.42%) dan pasangan JK – Wiranto dengan jumlah 1158 suara (16.76%). Angka golput termasuk sangat rendah pada pemilu presiden yang lalu dibandingkan dengan pemilu di level-level yang lain sebelumnya seperti pilkada walikota, pilgubsu maupun pemilu legislatif baik pusat maupun daerah. Pasangan SBY-Budiono menang mutlak di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) yang berjumlah 22 TPS.
2.4. Masyarakat Majemuk dan Opini Publik Dalam dunia sosial modern, individu hidaup dalam dua setting kehidupan, yaitu kehidupan ranah pribadi atau individu (privacy space) dan ranah umum atau publik (public space). Kedua ranah kehidupan yang men-setting masyarakat modern inilah yang menjadi pola melakoni hidupnya. Dalam teori sosial, pembedaan ini disebut sebagai dikotomi. Dikotomi menjadi tak terelekkan akibat adanya makna individual dan norma sosial yang dalam banyak kesempatan. 47 Dikotomi dalam hal ini sebenarnya bukan suatu pengelompokkan atau kelas dalam strata sosial. Pluralisasi berlangsung dalam kedua bidang tersebut. Setiap individu mengalami kehidupan umum dengan pemberian makna tertentu sebagai materi pengalamannya dalam kehidupan umum. Tetapi juga, hubungan
47
www.teorisosial_pluralisme.co.id
Universitas Sumatera Utara
individu terhadap kedua bidang tersebut selalu mengalami pergeseran dari satu dunia kehidupan ke dunia kehidupan lainnya. Selanujutnya, kehidupan pribadi dan umum itu bisa digali dari gerakgerik individu dalam dunia perkotaan yang lebih heterogen. Kota, disebut sebagai subyek dalam hal ini, karena menjadi resouce dan barometer pertumbuhan dan pengembangan modernisme. Sesuai dengan strukturnya, kota mendorong penduduknya menjadi berbudi dan menghormati orang asing, serta canggih dalam berbagai pendekatan menghadapi realitas berbeda. 48 Kota Medan memiliki masyarakat yang heterogen dan majemuk, hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk dan berbagai etnis atau suku bangsa yang mendiami kota ini. Beberapa suku yang ada di kota Medan yaitu, Batak, Jawa, Karo, Mandailing, Melayu, Cina dan sebagainya. Dalam hal agama, sehubungan dengan dimensi sejarah kota Medan, dimana pada awalnya Medan dikuasai oleh entis Melayu, Islam adalah agama mayoritas. Namun, bukan berarti segala sendi kehidupan di kota Medan dipengaruhi oleh ajaran satu agama saja. Setiap masyarakat hidup dengan cara saling menghormati ajaran agama yang satu dengan yang lainnya. 49 Kemajemukan masyarakat ini sangat berpengaruh terhadap opini publik yang terbangun di tengah masyarakat. Penduduk yang heterogen akan membuat opini terhadap suatu permasalahan menjadi lebih variatif. Ada juga kekhasan opini publik, bahwa dalam opini publik selalu terjadi polarisasi opini antara opini yang mendukung (pro) dan opini yang melawan (kontra) 48 49
Ibid www.pemkomedan.go.id, Op. Cit
Universitas Sumatera Utara
Dapat dikatakan, tidak ada “pendapat antara” di antara pro dan kontra. Dalam konteks ini sebenarnya opini publik adalah sebuah bentuk kompetisi paling terbuka dan frontal akan sebuah isu dan pemecahannya. 50 Proses pembentukan opini publik dilakukan melalui berbagai cara misalnya melalui media massa baik itu elektronik dan cetak. Opini publik yang dibangun di tengah masyarakat misalnya permasalahan politik pencitraan yang kini sedikit banyak menghantui sistem demokrasi di Indonesia. Kecurigaan atas terjadi polarisasi nilai dalam setiap pencitraan yang dilakukan oleh elit ketika mendistribusikan kepentingannya pada masyarakat yang majemuk. Masyarakat yang majemuk tentu saja diikuti dengan kemajemukan kepentingan yang belum tentu sama dengan kepentingan elit yang melakukan politik pencitraan. Oleh karena itu pendekatan-pendekatan objektif menjadi penting dalam melakukan suatu proses pencitraan politik. Titik kulminasi dari politik pencitraan adalah ketika politik aliran sebagai proses klasik dalam proses politik bisa berganti menjadi politik terbuka yang objektif. Menurut Dra. Djonarsih. S. Sunarjo bahwa opinion publik dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat umum”, dengan demikian publik diterjemahkan dengan “umum” sedangkan opinion dialih bahasakan dengan “pendapat”.51 Leonard W Dobb dalam Sunarjo memberikan pengertian opini publik adalah sebagai berikut; opini publik yang dimaksuda adalah sikap orang-orang mengenai suatu hal, dimana mereka merupakan anggota dari suatu masyarakat 50
Riant.N. Dwijiwijoto, Komunikasi Pemerintahan: Sebuah Agenda Bagi Pemimpin Pemerintahan Indonesia, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004, hal. 123 51 Ibid, hal 125
Universitas Sumatera Utara
yang sama. Dalam hal ini Dobs juga mengemukakan batas-batas kemampuan opini publik antara lain: 1. Perhatian orang terhadap sesuatu masalah itu sangat tergantung pada pengetahuan dan pendidikan masing-masing. 2. Kebijaksanaan tergantung juga dari penelitian serta seleksi publik terhadap fakta dan nilai sendiri. 3. Ada kenyataan bahwa setiap persoalan atau masalah mempunyai banyak segi sehingga untuk hal-hal yang kompeten yang menimpa masyarakat luas. Opini publik itu sendiri terdiri dari banyak publik. 4. Tidak ada standart ataupun ukuran dalam penyelesaian sesuatu masalah lebih-lebih masalah sosial, dimana setiap masalah mempunyai ciri khas. Hal ini tergantung pada mental pengalaman perasaan, kebudayaan dan ide yang telah tersebat di masyarakat.
Oleh karena itu, ada ketertarikan untuk melakukan penelitian di kota yang masyarakatnya pluralis atau majemuk. Ditambah lagi, politik pencitraan merupakan bentuk komunikasi politik modern yang pada umumnya membutuhkan tingkat pengetahuan yang tinggi untuk dapat menerjemahkan pencitraan politik secara benar. Kemajemukan masyarakat kota Medan terlihat dari gambaran umum mengenai kota Medan, termasuk gambaran akan tingkat pengetahuan masyarakat Medan yang cukup tinggi. Dalam penelitian ini, yang dimaksud oleh peneliti sebagai masyarakat adalah warga kecamatan Medan Perjuangan kelurahan Sidorame Timur.
Universitas Sumatera Utara