BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perubahan besar dalam sistem kesehatan telah terjadi di Indonesia sebagai akibat diberlakukannya kebijakan desentralisasi sejak awal tahun 2001 lalu dan pencapaian Indonesia sehat 2010 dilaksanakan dengan merumuskan kembali dan menyelenggarakan dengan benar Sistem Kesehatan Nasional. Dalam tatanan desentralisasi ini SKN yang bersifat umum tentu tidak dapat diterapkan begitu saja di daerah-daerah. Otonomi daerah justru mengandung semangat untuk memperhatikan masalah-masalah spesifik daerah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat daerah serta inovasi yang muncul dan berkembang di daerah. Dengan mengacu kepada SKN maka setiap daerah propinsi harus merumuskan daan melaksanakan Sistem Kesehatan Propinsinya, demikian juga setiap daerah Kabupaten/Kota harus merumuskan dan melaksanakan Sistem Kesehatan Kabupaten/Kotanya ( Depkes.RI, 2002 ). Kota Salatiga telah merumuskan visinya yaitu “ SALATIGA SEHAT 2010 “ untuk daerahnya meliputi
4 kecamatan dan 1 Kota Salatiga. Kota Salatiga
mempunyai luas wilayah 56,781 km² dengan jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan pada tahun 2002 tercatat sebesar 145.301 jiwa yang tersebar di 4 kecamatan dan 22 desa . Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan di Kota Salatiga mengacu pada visi pembangunan kesehatan Kota Salatiga yaitu “ SALATIGA SEHAT 2010“ yang pada hakekatnya merupakan suatu kondisi dimana sebagian masyarakat Salatiga berperilaku hidup bersih dan sehat, di
lingkungan yang sehat serta mampu mengakses pelayanan kesehatan yang dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini disebabkan karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia dan harapan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dan misi Kota Salatiga yang mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh jajaran organisasi kesehatan di seluruh Kota Salatiga, yang bertanggung jawab secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Kota Salatiga. Untuk mewujudkan visi tersebut ada 3 misi yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan yaitu :
(1)
memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya serta mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat;
(2)
mendorong terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan; (3) memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan bertanggung jawab ( Dinas Kesehatan Kota Salatiga, 2003). Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Puskesmas sebagai pusat pembinaan, pelayanan dan pengembangan kesehatan masyarakat yang berada di pos terdepan dalam pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan melakukan kegiatan – kegiatan yang tertuang dalam 18 program pokok Puskesmas, dimana salah satu program pokok tersebut adalah program perawatan kesehatan masyarakat / Perkesmas ( Ratna, 2000 ). Perkesmas merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan di Puskesmas dan memiliki sasaran individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Perkesmas juga ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan intervensi keperawatan sebagai
dasar keahlian dalam membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk mengatasi berbagai masalah keperawatan kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari – hari (Depkes RI, 1997). Sedangkan upaya Perkesmas meliputi berbagai upaya baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas, sarana kesehatan lain dan pembinaan kemampuan individu, keluarga, masyarakat dan kelompokkelompok khusus untuk hidup sehat secara mandiri (Effendy, 1998). Berdasarkan studi
pendahuluan
yang
dilaksanakan
penulis dari 6
Puskesmas yang ada di Kota Salatiga, masing-masing Puskesmas telah melaksanakan program Perkesmas dengan cakupan program diantaranya cakupan keluarga rawan yang mendapat pembinaan keperawatan 10%, cakupan keperawatan tindak lanjut di rumah 15%, cakupan resiko tinggi dirawat di rumah 10%, cakupan kelompok khusus / masyarakat dibina dan cakupan pemanfaatan tempat tidur di Puskesmas dengan tempat perawatan (BOR) 5%. Pemantauan kegiatan Perkesmas dilakukan satu bulan sekali berdasarkan daerah binaan masing – masing dan dibahas bersama dengan upaya Puskesmas lainnya. Sedangkan evaluasi atau penilaian dilakukan dari catatan kegiatan Perkesmas yang terdiri dari buku pencatatan harian keperawatan di rumah, bukti pelaksanaan keperawatan ( BP 1 ), buku register Perkesmas dan bukti catatan pribadi ( BCP ), serta pelaporan kegiatan Perkesmas ( SP2TP ). Evaluasi program dilakukan melalui pertemuan bulanan Puskesmas dan penilaian kegiatan Perkesmas di Puskesmas dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Dengan menggunakan alat penilaian stratifikasi Puskesmas dengan standar penilaian mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh Depkes RI tahun 1990 ( Depkes RI, 1993 ). Tabel 1.1 Pencapaian Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kota Salatiga Tahun 2001 dan 2002
Tahun 2001 No.
Ket AP
1. 2. 3 4. 5. 6.
Tahun 2002
Puskesmas Cebongan Kali Cacing Mangunsari Sidorejo Kidul Sidorejo Lor Tegalrejo
6412,6
Jumlah Rata-rata Kota
1046,16 1155,24 1203,92 965,56 950,92 1090,8
Se-
1068,77
AD 1212 1212 1212 1212 1212 1212
%P 86,32 95,84 99,35 79,67 76,46 89,97
AP 957,48 1094,84 1046,36 985,76 1111 941,22
AD 1212 1212 1212 1212 1212 1212
% P` 79 90,33 86,33 81,33 91,66 77,66
527,61 6136,66
506,31
87,94
84,38
1022,77
Sumber : Laporan Hasil Stratifikasi Puskesmas Kota Salatiga DKK Salatiga
Turun Turun Turun Naik Naik Turun
Turun
2003
Keterangan :AP=Angka Pencapaian.AD = Angka Dasar. % P = Presentase Pencapaian
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 4 Puskesmas yang mengalami penurunan dan ada 2 Puskesmas yang mengalami peningkatan serta pencapaian tertinggi diraih oleh Puskesmas Sidorejo Lor. Rata-rata pelaksanan Perkesmas di Puskesmas se-kota Salatiga mengalami penurunan (Dinas Kesehatan Kota Salatiga, 2003). Hal ini membuktikan bahwa perkesmas yang telah dikembangkan secara intensif sejak tahun 1980 dalam pelaksanaannya masih ditemukan berbagai masalah dan kendala antara lain bahwa kegiatan Puskesmas belum sepenuhnya dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pelayanan lain dan dalam upaya peningkatan dan pemerataan pelayanan serta asuhan keperawatan belum mendapat perhatian secara khusus baik dari penyelenggara pelayanan kesehatan maupun dari tenaga keperawatan itu sendiri ( Dep.Kes. RI, 1997 ). Mengingat begitu luasnya lingkup pelayanan Perkesmas yang ada kaitannya dengan berbagai program / sektor lain, maka harus dilaksanakan oleh semua tenaga kesehatan secara koordinatif, termasuk didalamnya adalah tenaga medis, perawat, dan
bidan serta dimungkinkan tenaga kesehatan lain, seperti tenaga sanitasi dan tenaga gizi.
Dalam pelaksanaan Perkesmas ini perawat sebagai anggota tim kesehatan
mempunyai wewenang dalam penyelenggaraan kesehatan oleh karena itu perawat mempunyai kewajiban serta tanggung jawab dalam mengemban dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan perannya. Peran perawat perkesmas adalah sebagai koordinator perawatan kesehatan masyarakat, penanggung jawab daerah binaan, pelaksana perawatan kesehatan masyarakat dan pendidik ( Depkes RI, 1997 ). Dalam hal ini optimalisasi peran perawat sangat dibutuhkan dimana perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan harus melaksanakan peran dan fungsinya yang sangat
relevan
dengan
kebutuhan
individu, keluarga,
kelompok, dan, masyarakat (Effendy, 1998). B. MASALAH PENELITIAN Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah penelitian: “Bagaimana Gambaran Pelaksanaan Peran Perawat dalam Program Perawatan Kesehatan Masyarakat”
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan umum penelitian ialah : Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan peran perawat dalam program Perawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kota Salatiga 2. Tujuan khusus penelitian ialah : Untuk mengetahui pelaksanaan peran perawat dalam program Perawatan Kesehatan Masyarakat sesuai dengan perannya di Puskesmas Kota Salatiga yaitu: a. Sebagai Koordinator Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. Sebagai Penanggung Jawab Daerah Binaan Keperawatan c. Sebagai Pelaksana Perawatan Kesehatan Masyarakat d. Sebagai Pendidik
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Salatiga Memberikan bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan meningkatkan peran dan fungsi perawat khususnya dalam melaksanakan Perkesmas di Puskesmas.
2. Bagi Institusi Puskesmas Memberikan motivasi dan meningkatkan fungsi serta peran perawat Perkesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 3. Bagi Organisasi Profesi Memberikan masukan kepada Organisasi PPNI dalam rangka pembinaan anggotanya melalui program Perkesmas ini khususnya perawat yang bekerja di Puskesmas.