Teknologi Reproduksi Ternak
BAB I
PENYERENTAKAN BERAHI
1.1 Pendahuluan Penyerentakan berahi
(Sinkronisasi Estrus)
merupakan suatu proses manipulasi
berahi pada sekelompok ternak betina. Adapun alasan dilakukannya Penyerentakan berahi tersebut didasarkan kepada ;
Pada sekelompok ternak yang memiliki siklus berahi yang beragam, maka waktu berahi dari setiap ternak tidak dapat ditentukan secara tepat
Penentuan berahi akan menyita waktu, tenaga dan kesalahan manusia (Human error)
Sinkronisasi/penyerentakan berahi dan ovulasi dari sekelompok ternak betina dapat menduga waktu berahi secara tepat
Teknik ini dapat mereduksi waktu yang diperlukan untuk pendugaan berahi (deteksi berahi) atau pada beberapa hal memungkinkan untuk penentuan Waktu IB (WIB) tanpa Deteksi Berahi
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
I-1
Teknologi Reproduksi Ternak
WIB efektif bila ternak betina yang di sinkronisasi dalam periode 24 Jam dapat dicapai.
1.2 Metode Penyerentakan berahi Adapun prinsip dari metode Penyerentakan berahi pada ternak betina terutama pada sapi adalah : 1. menghambat sekresi LH 2. memperpendek daya hidup Korpus luteum (Corpus Luteum/CL) 3. memperpendek onset berahi dan ovulasi
1.2.1 Memperpanjang Fase Luteal Metode ini dilakukan dengan melalui pemberian preparat Progesteron dalam waktu lama (long term) sehingga akan menyebabkan regresinya Korpus luteum (Korpus Luteum). Dalam hal ini Progesteron akan menghambat ovulasi dengan menekan sekresi LH, sehingga akan memberi dampak Korpus Luteum menyusut. Dengan pendekatan ini kadar Progesteron
dalam darah akan meningkat.
pemberian Progesteron eksogen akan menimbulkan umpan balik
Selanjutnya negatif pada
sekresi LH segera setelah Regresi dari Korpus luteum. Apabila dilakukan metode Penyerentakan berahi
dengan menggunakan Vaginal
Sponse (Sponse mengandung Progesteron) maka pada saat penarikan Vaginal Sponse tersebut maka level Progesteron
dalam darah menurun, dan selanjutnya akan
terjadi:
pertumbuhan Folikel
timbul berahi
ovulasi
Manifestasi di atas terjadi dalam 2-8 hari. Interval dari penarikan Vaginal Sponse dengan timbulnya berahi sangat bervariasi menurut spesies:
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
I-2
Teknologi Reproduksi Ternak
1.
Sapi/Kerbau dengan pemberian : • Estrogen hari ke 1 • Progesteron 7-12 hari • eCG (PMSG) hari terakhir, == maka Berahi akan timbul dalam 5 hari.
2.
Domba/Kambing, dengan pemberian : • Progesteron 12-21 hari • eCG (PMSG) menjelang akhir pemberian Estrogen, == maka Berahi timbul 2 – 4 hari setelah pemberian PMSG
Umumnya pemberian Progesteron berlangsung selama 14-21 hari dan bervariasi tergantung spesies. Beberapa metode pemberian preparat Progesteron yang tersedia secara komersial : 1. Preparat per Oral : Norgestomat, Medroxy-Acetat Progesteron (MAP), Melengegesterol Acetat (MGA), Fluorogestone Acetat (FGA, cronolone), Altrenogest 2. Intra vaginal devices : • Progesteron Releasing Intravaginal Device (PRID) • Controlled Intra Drug Releasing Device (CIDR) 3. Intravaginal sponges/pessary : • MAP • FGA • Ear Implant 1.2.2 Memperpendek Fase Luteal Prinsipnya adalah suatu induksi premature regresi Korpus Luteum (Luteolisis) dengan menggunakan dua agen luteolitik utama yaitu : • ProstaglandinF2 (PGF), dengan merk dagang CLOPROSTENOL
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
I-3
Teknologi Reproduksi Ternak
• Estrogen (hanya pada Ruminansia, tidak pada Kuda dan Babi) 1. Suntikan tunggal PGF2 akan mengakibatkan regresi Korpus Luteum dalam 24 -72 Jam yang diikuti dengan timbulnya berahi dan ovulasi dalam 2 – 3 hari. 2. Korpus Luteum memberikan respons terhadap PGF, dimana pengaruh Luteolitik hanya pada waktu atau stadia/periode tertentu
Luteolitik tidak berpengaruh pada : o Ruminansia dan Kuda pada hari ke 4-6 siklus berahi o Babi, pada hari ke 12 atau 13 siklus berahi Selain itu timbulnya Berahi/ovulasi
dapat di sinkronkan melalui pemberian
kombinasi Progesteron dan PGF2. Pada metode ini, efek Progesteron pada fase luteal dalam menghambat berahi dan ovulasi, sedangkan PGF menyebabkan regresi Korpus Luteum.
1.3 Prosedur Penyerentakan berahi 1.3.1 Prosedur penyerentakan berahi pada Sapi
Penggunaan PGF dan analognya metode yang sangat efektif dalam kontrol siklus berahi (Sapi Perah)
Penggunaan waktu lama (long Sapi kurang
term) Progestogen (Progesteron) pada
memuaskan karena terjadi reduksi fertilitas, meskipun
berahinya memuaskan 1.3.1.1 Pemberian (injeksi) PGF2 (selama 11-12 hari terpisah) Pasca injeksi ke II Sapi dapat di IB 72-96 Jam kemudian tanpa deteksi berahi 72 – 96 jam
11 – 12 hari
PGF ke 1
PGF ke 1
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
IB
I-4
Teknologi Reproduksi Ternak
1.3.1.2 Pemberian Progestogen dan PGF
Progestogen (CIDR, PRID)sebagai Vaginal Pessary (Device) selama 7 Hari
PGF di injeksi i.m. pada Hari ke 6
Sapi di IB : o berdasarkan gejala berahi muncul o 84 Jam pasca injeksi PGF
H6
H0
CIDR/PRID
PGF
H7
Penarikan CIDR/PRID
84 Jam
IB
Untuk lebih jelasnya bentuk CIDR dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah.
Gambar 1. Alat CIDR (Sumber: Penelusuran internet; http://www.cidr.com/CIDR.aspx?species=DA&drug=CI&sec=100;April 2010)
1.3.1.3 Progestogen dan Estrogen Pemberian (injeksi) kombinasi :
Estrogen (5 mg Estradiol Valerat)
Progestogen (3 mg NORGESTOMET) pada hari ke I
Kemudian pemberian Progestogen (Norgestomet, CIDR/Ear-Implant) selama 9 Hari
Sapi di IB 54 Jam pasca pencabutan CIDR/Implant
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
I-5
Teknologi Reproduksi Ternak
H0
H9 CIDR/Implant
54 Jam
IB
9 hari 5 mg Estradiol Valerat 3 mg NORGESTOMET
Cabut CIDR/Implant
Gambar 2 berikut menunjukkan cara pemakaian CIDR
Gambar 2. Cara Pemakaian CIDR (Sumber: Penelusuran Internet; http://images.ddccdn.com/vet/images/1049070.png; April 2010)
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
I-6
Teknologi Reproduksi Ternak
1.3.2 Prosedur Penyerentakan berahi pada Domba dan Kambing Pada Domba dan Kambing biasanya dengan penggunaan Progesteron dan PGF sangat efektif untuk kedua spesies tersebut. Durasi/lama pemberian progestogen bervariasi sesuai dengan lama siklus berahi yaitu: Domba
: 16 Hari
Kambing
: 21 Hari
Pemberian Progestogen : o Vaginal sponge/pessary o Implant telinga
Selama 12-14 hari (Domba) 18-21 hari (Kambing)
Pada ke dua spesies saat pencabutan Vaginal Sponge/Implant dilakukan Injeksi eCG/PMSG (400-800 IU) secara i.m. eCG = Equine Chorionic Gonadotrophin PMSG = Pregnant Mare Serum Gonadotrophin
Pelaksanaan IB :
Domba
: 48-60 Jam pasca pencabutan Vaginal Sponge dan Implant
Kambing
: 30-48 Jam pasca pencabutan VS dan implant
Domba
0
12 – 14 hari
48 – 60 Jam
IB Kambing
Progestogen
18 – 21 hari
30 – 48 Jam
Pencabutan CIDR
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
IB
I-7
Teknologi Reproduksi Ternak
1.3.3 Prosedur Penyerentakan berahi pada Kuda Pada ternak Kuda metode penyerentakan berahi dapat dilakukan dengan cara pemberian :
Progestogen (Altrenoegest) : Diberikan melalui pakan selama 15 Hari dan Berahi timbul
hari pasca penghentian perlakuan. Dengan cara ini Fertilitas sangat
memuaskan.
PGF2
Perlakuan ini diberikan pada periode berahi berupa Injeksi tunggal dan berahi timbul 3-5 hari kemudian Selanjutnya untuk sekelompok betina dengan siklus Berahi heterogen dilakukan prosedur sebagai berikut :
PGF ke I diberikan pada Hari 1
hCG pada H 7/8
PGF ke II pada H 15
hCG pada H 21/22
1.4
Resume
Penyerentakan berahi sekelompok
adalah
suatu rekayasa siklus berahi heterogen dari
ternak menjadi siklus berahi homogen dengan manifestasi berahi
serentak Mekanisme : 1. Peningkatan kadar Progesteron dalam periode tertentu, secara mendadak diturunkan kadarnya, sehingga timbul feedback mechanism untuk pelepasan FSH sehingga terjadi proses Folikulogenesis dan timbul berahi. 2. PGF2, pada fase luteal akan melisiskan Korpus Luteum dengan penurunan kadar Progesteron dengan akibat seperti butir 1
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
I-8
Teknologi Reproduksi Ternak
Manfaat Penyerentakan Berahi adalah : 1. Berahi serentak, timbulnya kebuntingan secara serentak, sehingga kelahiran terjadi secara serentak
juga.
serentak. Dengan
Dengan demikian produksi susu terjadi secara adanya
kelahiran
serentak
akan
berakibat
dilahirkannya anak dengan umur yang sama dan laju pertumbuhan yang relatif seragam dengan kualitas karkas yang seragam 2.
Produksi susu/daging dapat diprogram sesuai permintaan pasar
3. Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dan Alih Embrio (Transfer Embyo) Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan skema berikut : 1. Progesteron Hypothalamus
Penarikan CIDR Progesteron
GnRH
Umpan balik neg.
Hypophysa
Progesteron
Lisis korpus luteum
FSH
folikulogenesis 2. PGF2 (Fase Luteal)
Fol. de Graaf
Estrogen
IB Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
Berahi
I-9
Teknologi Reproduksi Ternak
Skema 7 (tujuh) program penyerentakan berahi pada Sapi : 1.
Feeding MGA
- 33
2.
PGF2µ
- 19
Deteksi estrus dan IB
0 CIDR atau PRID
- 6
PGF2µ
Deteksi estrus dan IB
0+1 Deteksi estrus dan IB PGF2µ
3.
- 6
4.
0
PGF2µ
PGF2µ
- 14
0
Deteksi estrus dan IB
Deteksi estrus dan IB
5.
PGF2µ
PGF2µ
- 14
0
PGF2µ -7
PGF2µ 0 Deteksi estrus dan IB
GnRH PGF2µ -7
0
+2
+3
Sumber : Bearden et al (2004) Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
I-10
Teknologi Reproduksi Ternak
Kerugian Penyerentakan berahi : 1. Perhitungan ekonomi produksi yang tidak tepat penggunaan hormon untuk Penyerentakan berahi menambah biaya produksi yang pada gilirannya mengurangi keuntungan yang akan dicapai 2. Penggunaan hormon yang tidak sesuai prosedur dan tidak memperhatikan fisiologi reproduksi siklus
berahi akan
menimbulkan
gangguan reproduksi secara
keseluruhan
1.5
Bahan Bacaan
1. Buku Wajib (BW) : 1. Hafez, E.S.E. 2000. Reproduction In Farm Animals. 7th Ed. Lippincott Williams & Wilkins 2. Partodihardjo, S. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta 3. Rasad, SD. 2004. Teknologi Reproduksi Ternak. Buku Ajar [unpublish] 4. Toelihere, M. R.
1985.
Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa
Bandung
2.
Buku Anjuran (BA) : 1. Peters, A.R., and Ball, P.J. 2004. Reproduction in Cattle. 3rd ed. Blackwell Science, Inc. 2. Bearden, H.J., J.W. Fuquay and S.T. Willard. 2004. Applied Animal Reproduction. Sixth Edition. Pearson. Prentice Hall. New Jersey.
1.6 Tugas dan Latihan 1. Jelaskan dan tuliskan secara singkat proses Penyerentakan berahi dengan menggunakan Vaginal Pessary
2. Jelaskan dan tuliskan secara singkat metode praktis induksi berahi dan ovulasi pada berbagai ternak
Siti Darodjah Rasad, Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
I-11