BAB I PENGANTAR
1.1. Latar Belakang Setiap negara sudah pasti mempunyai cita-cita luhur dan mulia, bahkan hal tersebut merupakan tujuan yang hendak dicapai dengan dibentuknya sebuah negara. Seperti halnya Indonesia, tujuan dari dibentuknya negara ini telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Tujuan tersebut dapat direalisasikan, sehingga perlu adanya langkah-langkah secara konkret. Upaya untuk mengimplementasikan cita-cita tersebut dalam prakteknya tentu saja terdapat hambatan, tantangan ataupun ancaman yang muncul. Bangsa Indonesia harus mempunyai dan mendayagunakan kekuatan yang ada untuk mencapai tujuan nasional tersebut. Hal ini merupakan bentuk dari strategi ketahanan nasional guna meralisasikan tujuan didirikannya negara ini. Ketahanan nasional merupakan sebuah konsepsi pertahanan yang bersifat semesta, serta bertujuan untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat dengan mendasarkan pada kekuatan diri sendiri (Departemen Pertahanan RI, 2008). Sistem ketahanan nasional yang bersifat semesta bercirikan pada kerakyatan, artinya orientasi pertahanan diabdikan oleh dan untuk kepentingan rakyat. Berdasarkan hal tersebut, maka sumber daya (SDA dan SDM) yang ada didayagunakan sebagai upaya kepentingan sekaligus pertahanan nasional. Konsepsi ketahanan nasional (Indonesia) mencakup seluruh kehidupan nasional yang dirinci menjadi delapan aspek kehidupan, atau sering disebut sebagai 1
2
Astagatra, yang terdiri dari Trigatra dan Pancagatra (Lemhannas, 1997). Trigatra merupakan aspek-aspek yang memang sudah melekat pada suatu negara dan bersifat alamiah. Unsur trigatra meliputi aspek geografi, kekayaan alam dan kependudukan. Pancagatra merupakan aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut tata kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat dan bernegara yang di ikat dengan aturan-aturan atau norma tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, maka konsep pancagatra sering disebut sebagai aspek sosial, yang mencakup unsur ideologi, politik, sosial-budaya, ekonomi dan keamanan. Setiap negara sudah semestinya mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi kedua aspek tersebut, baik yang bersifat alamiah maupun yang bersifat sosial. Tugas dan tanggungjawab tersebut tidak hanya dibebankan pada aparatur atau perangkat kenegaraan semata, akan tetapi semua warga negara juga mempunyai tugas dan tanggungjawab secara bersama untuk mempertahankan kedua aspek tersebut. Hal ini dilakukan supaya kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, keadilan dan kesejahteraan rakyat serta keselamatan segenap bangsa dapat terjaga dan terjamin dari segala bentuk ancaman baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Bidang ekonomi yang menjadi bagian dari pancagatra merupakan salah satu bentuk dari ketahanan nasional. Hal ini merupakan bagian dari aspek sosial, akan tetapi hal tersebut mempunyai keterkaitan dengan aspek alamiah. Pasalnya dalam pengembangan ekonomi, tentu saja menggali atau memanfaatkan sumber kekayaan alam yang ada sebagai sumber dalam pengolahan produksi. Pengelolaan ekonomi suatu negara atau daerah yang mensyaratkan hubungan sosial produksi
3
antar manusia juga mempunyai hubungan dengan alam sebagai sumber atau bahan produksi. Hal ini dapat diartikan bahwa proses produksi yang dijalankan oleh manusia membutuhkan bahan produksi yang dapat diambil dari alam. Proses produksi dalam hubungan produksi juga mensyaratkan adanya manusia yang tak lain adalah bagian dari kependudukan dan merupakan unsur dari astagrata. Dewasa ini ekonomi merupakan faktor yang sangat penting bagi umat manusia, karena hal itu berkaitan dengan kelangsungan hidup setiap manusia. Hal ini dilandasi oleh diktum yang dilontarkan oleh Adam Smith, bahwa setiap manusia adalah homo economicus atau mahluk ekonomi. Maksud dari pernyataan tersebut adalah manusia merupakan makhluk yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karenanya, setiap manusia selalu mencari cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga dibutuhkan ketahanan ekonomi (Mankiw, 2011). Ketahanan ekonomi diartikan sebagai suatu kondisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan ekonomi dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari luar maupun dalam, baik secara langsung maupun tidak langsung (Kusumasari, 2014). Ketahanan nasional dalam bidang ekonomi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap negara (wilayah). Pasalnya kesejahteraan masyarakat mempunyai keterkaitan yang erat dengan persoalan ekonomi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perihal ekonomi merupakan salah satu faktor yang mendorong terwujudnya ketahanan nasional.
4
Perekonomian seringkali menjadi tolok ukur kemajuan dan kesejahteraan suatu negara ataupun wilayah. Secara umum, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi negara menandakan semakin tinggi pula kesejahteraan rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa ketahanan ekonomi yang bersifat semesta sangatlah penting, karena jika Indonesia berdikari dalam bidang ekonomi (lihat: Trisakti Pancasila) dengan mendorong perekonomian rakyat maka ketahanan ekonomi nasional pun menjadi suatu keniscayaan. Persaingan pasar semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini, maka agar rakyat Indonesia tidak menjadi konsumen semata perlu adanya konsepsi ketahanan nasional dalam bidang ekonomi, sehingga masyarakat di Indonesia khususnya pemuda mampu bersaing dalam sebuah pasar yang semakin liberal. Perekonomian rakyat direalisasikan harus berlandaskan pada kondisi riil atau potensi yang ada. Salah satu contoh, dalam sebuah masyarakat perkotaan akan menjadi tidak realistis jika mengembangkan konsep pertanian, hal ini dilandasi karena semakin sempitnya lahan yang ada di daerah perkotaan menjadi realistis jika di daerah perkotaan yang dikembangkan adalah sektor jasa. Contoh tersebut berkaitan dengan kondisi realitas yang ada dalam suatu daerah. Apabila pengembangan ekonomi tidak dikaitkan dengan kondisi atau potensi yang ada, maka konsep tersebut akan sulit berkembang, bahkan sangat dimungkinkan akan mengalami defisit. Berkaitan dengan hal tersebut, karena lokus penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti di daerah pesisir pantai, maka fokus dalam penelitian ini akan dikaitkan dengan kondisi atau potensi yang ada di daerah tersebut.
5
Adapun lokus penelitian yang akan dilakukan adalah di daerah Pantai Baru Pandansimo, Dusun Ngentak, Poncosari, Srandakan, Bantul. Daerah pesisir pantai banyak didatangi atau dikunjungi warga masyarakat dari luar daerah Poncosari untuk berwisata, sehingga daerah tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai daerah wisata. Industri pariwisata dapat menjadi peran strategis sebagai sumber pendapatan negara ataupun daerah. Industri pariwisata dapat memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pendapatan pemerintah dan berimplikasi positif terhadap ekonomi di berbagai negara (Damanik dan Kusworo, 2005). Berkaitan dengan hal tersebut maka industri wisata Pantai Baru Pandansimo dapat menjadi penggerak sekaligus bentuk ketahanan ekonomi Desa Poncosari. Industri wisata Pantai Baru Pandansimo juga dapat menjadi pencipta lapangan kerja dan usaha bagi masyarakat setempat. Adanya industri pariwisata tentu saja membutuhkan tenaga pengelola yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat, bahkan memberikan kesempatan kepada warga masyarakat sekitar Pantai Baru Pandansimo untuk membuka usaha, seperti jualan makanan ataupun minuman. Berkaitan dengan hal tersebut maka industri pariwisata yang dikembangkan di daerah pesisir Pantai Baru Pandansimo merupakan bentuk ketahanan ekonomi wilayah. Pendapatan Desa Poncosari akan bertambah seiring dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke pesisir Pantai Baru Pandansimo, sehingga Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Des) juga akan semakin tinggi. Desa Poncosari juga mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid
6
(PLTH) di Pantai Baru Pandansimo. Hal ini merupakan realisasi Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang diprakarsai oleh Kementrian Riset dan Teknologi. Keadaan wilayah pantai ini didukung oleh kondisi alam yang terbuka dan pesisir pantai ini berada di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, sehingga kondisi tersebut sangat potensial dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) dengan turbin angin putaran rendah dan panel surya. Pengelolaan PLTH ini melibatkan banyak aktor, mulai dari pemerintah, pelaku bisnis dan juga masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Pantai Baru Pandansimo yang turut dilibatkan dalam pengelolaan Sumberdaya Alam (SDA) Terbarukan dalam mewujudkan PLTH yang ramah lingkungan. Salah satu unsur dari masyarakat sekitar adalah pemuda, melalui karang taruna, pemuda telah mengaktualisasikan dirinya dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa sudah semestinya mempunyai tanggung jawab untuk mengemban amanat atau cita-cita didirikannya negara ini. Seperti yang sudah diulas pada alinea sebelumnya, perihal ketahanan ekonomi merupakan tanggung jawab semua warga negara. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pemuda sebagai generasi penerus bangsa juga wajib berperan serta dalam mempertahankan perekonomian negara atau wilayah, maka jika dikaitkan dengan industri wisata Pantai Baru Pandansimo dengan adanya keterlibatan pemuda dalam pengelolaan pariwisata tersebut merupakan bentuk pembangunan wilayah sebagai wujud dari ketahanan ekonomi wilayah. Keterlibatan karang taruna (pemuda) dalam pengelolaan pantai tersebut dijadikan sebagai objek atau industri pariwisata dengan konsep eduwisata energi
7
terbarukan. Artinya, industri pariwisata yang dikelola pemuda Desa Poncosari tersebut bersifat edukatif dengan memperkenalkan pembangunan teknologi energi terbarukan. Eduwisata energi terbarukan ini dibentuk oleh Karang Taruna Desa Poncosari dengan tujuan untuk memperkenalkan Energi Terbarukan kepada masyarakat umum yang berada di luar Desa Poncosari, selain itu juga ditujukan untuk menambah pendapatan desa (Agus: Ketua Karang Taruna Desa Poncosari, 12 Desember 2015). Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Baru Pandansimo selain mereka refreshing, juga ada ilmu yang akan di dapat. Konsep eduwisata yang dijalankan oleh pemuda Desa Poncosari tidak hanya dalam bidang PLTH semata, akan tetapi terdapat pula BIOGAS, wisata Pantai Baru Pandansimo dan juga wisata konservasi Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea). Wisata BIOGAS juga merupakan pengembangan energi terbarukan yang telah memperkenalkan kepada masyarakat umum di luar Dusun Ngentak mengenai pembuatan bahan bakar yang digunakan sebagai pengganti LPG yang dibuat dari kotoran sapi. Proses pembuatan BIOGAS ini berbahan dasar kotoran sapi, dan pada pembuatan gas tersebut nantinya akan menghasilkan limbah cair dan padat yang dimanfaatkan oleh warga Dusun Ngentak sebagai pupuk organik (Suparjio: Pengelola BIOGAS, 12 Desember 2015). Hasil dari BIOGAS ini digunakan oleh penduduk yang tinggal di daerah Dusun Ngentak, terutama sebagian pemilik warung kuliner di pesisir pantai untuk memasak, merebus dan lain sebagainya. Lokasi BIOGAS terletak di kawasan kandang kelompok ternak Pandan Mulyo yang terdiri dari 110 kandang sapi dengan jumlah ternak 150 ekor sapi (Agus: Ketua Karang Taruna Desa Poncosari, 12 Desember 2015).
8
Wisata
pesisir
Pantai
Baru
Pandansimo
juga
memperkenalkan
masyarakat pada kuliner makanan yang ada di pinggir pantai. Wisata kuliner makanan ini dibentuk dan dikelola oleh masyarakat setempat untuk memanjakan wisatawan agar dapat makan atau bersantai sekaligus menikmati keindahan alam Pantai Baru Pandansimo yang terletak di Dusun Ngentak. Wisata konservasi Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) merupakan wisata yang cukup langka, karena tidak semua pantai di Yogyakarta memiliki konservasi Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea). Pantai Baru Pandansimo merupakan salah satu tempat mendaratnya penyu-penyu tersebut untuk bertelur. Kondisi tersebut dapat menjadi antusias tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung di daerah tersebut. Setiap orang akan tertarik untuk melihat sesuatu yang unik dan bersifat langka. Minimnya konservasi Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) di Daerah Istimewa Yogyakarta akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas ataupun para wisatawan yang berkunjung. Kunjungan wisatawan ke daerah tersebut, sudah pasti akan mengeluarkan uang sebagai ongkos masuk pada tempat wisata ataupun membeli makanan kuliner. Konsekuensi logis dari hal tersebut akan menambah pendapatan masyarakat sekitar ataupun Desa Poncosari itu sendiri. Berdasarkan
pemaparan
latar
belakang
tersebut,
pengembangan
eduwisata energi terbarukan merupakan perihal yang dapat menjadi daya tarik tersendiri
bagi
wisatawan
yang
berkunjung.
Menurut
asumsi
peneliti,
pengembangan eduwisata energi terbarukan yang dimotori oleh pemuda Desa Poncosari secara konseptual merupakan gagasan yang ideal. Bahkan hal ini dapat
9
memungkinkan peningkatan pendapatan masyarakat desa, sehingga pengelolaan eduwisata energi terbarukan dapat berimplikasi terhadap ketahanan ekonomi wilayah. Pengembangan eduwisata energi terbarukan dalam implementasinya bersifat kontradiktif, meskipun pengembangan eduwisata ini merupakan konsepsi yang ideal. Seiring dengan berjalannya waktu, pemuda sebagai penggerak pengembangan eduwisata energi terbarukan telah mengalami degradasi. Kondisi tersebut berdampak pada stagnasi pengelolaan eduwisata yang digagas oleh pemuda bersama PUSTEK UGM. Stagnasi pengembangan eduwisata energi terbarukan yang dimotori oleh pemuda tentu saja terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, baik itu kondisi internal pemuda maupun eksternal. Menurut asumsi peneliti, kondisi internal pemuda merupakan faktor determinan atau yang mendasari stagnasi eduwisata, sedangkan kondisi eksternal merupakan faktor pendorong atau penguat tidak berjalannya eduwisata energi terbarukan. Maka dari itu, fokus penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah tentang “Peran Pemuda dalam Pengembangan Eduwisata Energi Terbarukan dan Implikasinya terhadap Ketahanan Ekonomi Wilayah: Studi di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta”.
10
1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian, sebagai berikut: 1.2.1
Bagaimana konsep dan peran pemuda dalam pengembangan kawasan Eduwisata Energi Terbarukan di Desa Poncosari?
1.2.2
Bagaimana implikasi peranan pemuda dalam mengembangkan kawasan Eduwisata Energi Terbarukan Poncosari terhadap ketahanan ekonomi wilayah?
1.3. Keaslian Penelitian Topik tentang ketahanan ekonomi wilayah bukanlah suatu hal baru dalam kajian ilmu di Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada (UGM). Penelitian tentang ketahanan ekonomi wilayah telah banyak dilakukan, seperti yang dilakukan oleh Wiranto (2011) yang mencoba untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang implikasinya terhadap ketahanan ekonomi keluarga. Selanjutnya, penelitian yang berkaitan dengan Desa Wisata telah dilakukan oleh Arsanti (2012) yang melakukan penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata Dusun Sambi, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui apakah masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi membantu dan mendukung pengelolaan desa wisata di Dusun Sambi. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sulistiawati (2013) yang mencoba untuk mengetahui partispasi masyarakat pada tahap perencanaan, pedesaan serta
11
mengetahui bagaimana efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan dapat menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga. tidak hanya itu, Kusumasari (2014) juga melakukan penelitian tentang peran karang taruna Widya Taruna dalam usaha ekonomi produktif (UEP). Penelitian tersebut juga telah mengukur sejauh mana Karang Taruna Widya Taruna memberikan kontribusi dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga. Penelitian lain, telah dilakukan oleh Oktavianti (2014), mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi budidaya ikan dengan menggunakan kolam atau karamba, menghitung dan menganalisis besarnya pendapatan dari kelompok maupun perorangan, dan juga untuk mengetahui implikasinya terhadap ketahanan ekonomi keluarga. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan akan melanjutkan penelitian ini. Penelitian ini didasarkan pada relevansi keilmuan, namun lokasi penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini membahas tentang peran pemuda yang tergabung dalam kelompok kerja (POKJA) dalam pengembangan Eduwisata Energi Terbarukan Poncosari yang berimplikasi pada ketahanan ekonomi wilayah. Peneliti menyusun karya ilmiah ini dalam rangka menyelesaikan tesis pada Program Studi Ketahanan Nasional Universitas Gadjah Mada.
12
1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1
Untuk mengetahui konsep dan peran pemuda dalam mengembangkan kawasan Eduwisata Energi Terbarukan di Desa Poncosari.
1.4.2
Untuk mengidentifikasi peranan pemuda dalam mengembangkan kawasan Eduwisata Energi Terbarukan Poncosari yang berimplikasi terhadap ketahanan ekonomi wilayah.
1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan pada berbagai pihak. Terdapat dua (2) manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu manfaat secara teoritis akademis dan manfaat secara praktis. Manfaat secara teoritis akademis dibagi menjadi dua, yaitu manfaat bagi Program Studi Ketahanan Nasional dan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Manfaat bagi Program Studi Ketahanan Nasional adalah penelitian ini diharapkan menjadi tambahan referensi bagi keilmuan ketahanan nasional, khususnya bagi ketahanan ekonomi wilayah, sedangkan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan adalah penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan dalam pengembangan ilmu, khususnya mengenai pengembangan partisipasi pemuda dalam pembangunan ketahanan ekonomi wilayah melalui studi yang di analisis pada penelitian ini. Manfaat yang kedua adalah manfaat secara praktis, yang dibagi menjadi dua (2), yaitu manfaat bagi pemerintah dan manfaat bagi pemuda di Desa Poncosari. Manfaat bagi Pemerintah adalah penelitian ini diharapkan dapat
13
memberikan informasi kepada penentu kebijakan mengenai perkembangan pengembangan kawasan eduwisata energi terbarukan di Desa Poncosari. Penelitian ini juga diharapkan menjadi bahan masukan atau bahan pertimbangan kepada penentu kebijakan dalam rangka pengembangan kawasan eduwisata energi terbarukan di Desa Poncosari. Manfaat bagi pemuda Desa Poncosari adalah dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para pemuda dalam rangka pengembangan kawasan Eduwisata Energi Terbarukan Poncosari ke depannya.