1
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Ibadah ketiga yang di wajibkan kepada kita semua adalah menunaikan zakat jika mampu. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib di penuhi oleh setiap muslim.1 Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zaka yang bearti berkah, tumbuh, bersih, dan baik. Menurut Lisan alArab arti dasar dari kata zakat, ditinjau dari segi bahasa, adalah suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Di gunakan kata zaka dengan arti “membersihkan” itu untuk ibadah pokok yang rukun islam itu, karena memang zakat itu diantara hikmahnya adalah untuk membersihkan jiwa dan harta orang yang berzakat.2 Zakat dari segi istilah fiqih berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah di serahkan kepada orang-orang yang berhak, jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat.3 Dalam terminologi fiqih, secara umum zakat di definisikan sebagai bagian tertentu dari harta kekayaan yang di wajibkan Allah untuk sejumlah orang yang berhak menerimanya.4
1
Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), cet,2, hlm1 2 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet,3, Hlm37 3 Sahal Mahfudz, Pesantren Mencari Makna, (Jakarta, Pustaka Ciganjur, 1999), Juz3, hlm94 4 Mujar Ibnu Syarif Khamami Zada, Fiqh Siyasah Doktrin Dan Pemikiran Politik Islam, (Erlangga, 2008 ), hlm.326
1
2
Secara qur’ani, pengertian harta benda yang berkenaan dengan Zakat tertuang dalam firman Allah SWT sebagai berikut :
َوي ِْف أَْم َواِليي ْم َح ٌّق لِّيلسآ ئي يل َوالْ َم ْح ُر يوم “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian( QS. azZariyat: 19 )”.5
Ibn Hazm mengatakan bahwa harta benda sesuai dengan yang di tegaskan oleh ulama’ ushul fiqh adalah sesuatu yang dapat di miliki dan di simpan untuk keperluan dan hal itu terutama menyangkut yang kongkret, dengan demikian tidak termasuk kedalamnya pemilikan manfaat.6 Harta yang di zakatkan ada dua macam, yaitu : Harta yang tampak dan Harta yang tidak tampak. Harta yang tampak adalah harta yang tidak mungkin di sembunyikan, seperti hasil perkebunan, buah-buahan, dan hewan ternak. Adapun harta yang tidak tampak adalah harta yang dapat di sembunyikan, seperti emas, perak, dan barang dagangan. Para imam sepakat bahwa zakat di wajibkan kepada orang islam yang merdeka, baligh dan berakal sehat. Menurut Imam Syafi’idan Imam Hambali jika seseorang memiliki barang yang mencapai nishab maka ia harus mengeluarkan zakatnya.
5 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul ‘Ali Art, 2005), Hlm. 521 6 Yusuf Qardawi, Fiqh Az-Zakat, (Bairot Libanon, 1973), Juz 1, hlm:3
3
Kalau pada pertengahan tahun barang itu di jual atau di tukarkan dengan sesuatu yang lain, maka gugurlah perhitungan haulnya.7 Zakat itu tidaklah merupakan beban berat bagi orang-orang yang berpunya (aghniya). Zakat uang dan zakat perniagaan di keluarkan setiap tahun dan zakat tanaman di keluarkan setiap panen.8 Bagi orang yang mengeluarkan zakat, hati dan jiwanya akan menjadi bersih, selain hati dan jiwanya bersih, kekayaan akan bersih pula. Sebagai kewajiban agama, zakat memberikan kepada pemberi zakat kepuasan batin karena menunaikan kewajiban. Zakat menimbulkan perasaan bahagia dalam mengeluarkan kekayaan dengan mengajarkan kepada kita bahwa hanya kekayaan yang zakatnya sudah di bayarkan, halal untuk di miliki dan di manfaatkan.9 Allah SWT berfirman:
َواَقيْي ُم ْوا الْصلَوَة َواتُواالْزَكا َة “Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”. (Al-Baqarah: 110).10 Imam Nawawi mengatakan bahwa : “zakat adalah bukti“. Artinya, bahwa seorang akan berlindung pada zakat, sebagaimana berlindung pada dalil-dalil yang memperkuatnya, apabila di tanya pada hari kiamat kelak mengenai pembelanjaan hartanya. Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin ‘Abdurrahman Ad-Dimasyqi, Fiqih Empat Mazhab, (Bandung: Hasyimi, 2012) hlm118-119 8 Mursyid, MSI, Mekanisme Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shadaqah (Menurut Hukum Syara’ dan Undang-Undang), (Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2006), hlm2 9 ibid, hlm3-4 10 Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Al-Jami’ Fii Fiqhi An-Nisa’, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,1998), hlm265 7
4
Imam Nawawi mengatakan: “Burhan itu berarti hujjah dan dalil. Dengan kata lain, bahwa zakat merupakan hujjah bagi pengharap pahala dan bahwa zakat adalah kewajiban yang akan diberikan pahala atasnya”. Zakat merupakan bukti kebenaran iman yang di akui pelakunya. Sebab, tindakan mengeluarkan harta secara tulus karena Allah ‘Azza wa Jalla tidak mungkin terjadi, kecuali jika ada kesungguhan imannya, demikian menurut Al-Sindi.11 Allah SWT berfirman:
يي ي ي ي َ ََ ََن َ َصلَ َوا ت َ ص يِّل ََلَْي يه ْم َ ص َد قَةً تُطَ يِّه ُرُه ْم َوتَُزِّكي يه ْم ِبَا َو َ ُخ ْذ م ْن أ َْم َواِل ْم ِلُْم ‘ َوهللاُ َيَسْيع ََليْيم “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (AtTaubah: 103).12 Rosululloh SAW bersabda:
ي ،ص َدقَةَ تُ ْؤ َخ ُذ يم ْن أَ ْغنييَا ئي يه ْم فَتُ َرديِف فُ َقَرائي يه ْم َ فَأَ َْل ْم ُه ْم أَن هللاَ افْ تَ َر َ ض ََلَْي يه ْم ي ي فَيإنْ ُهم اَطَاَُوا لي َذالي َ ي ي يي ي س ْ ْ َ فَإنهُ لَْي، َواتق َد َْ َوَة الْ َمظْلُ ْوم، فَإّي َك َوَكَرائ َم أَْم َواِل ْم،َ ي هللاي ََزَو َجل يح َجا ب َ ْ َبَْي نَ َها َوب
“Maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat yang di pungut dari mereka yang kaya, lalu di kembalikan kepada mereka yang fakir. Jika mereka mematuhi itu, maka berhati–hatilah kamu/ lindungilah harta mereka yang bernilai, dan takutlah terhadap do’a orang yang di zalimi, karena tidak ada penghalang antara do’anya dengan Allah SAW”.13 11
Ibid, hlm266 Departemen Agama RI, AL-Qur’an Dan Terjemahnya Special For Women, (Bandung: Syaamil Al-Qur’an, 2007), Hlm. 203 13 Imam Al-Mundziri,Mukhtashar Shahih Muslim, (Jakarta: Pustaka Aini, 2003), Hlm. 282 12
5
Dari hadits di atas jika di rumuskan maka zakat adalah bagian dari harta yang wajib di berikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang–orang tertentu dengan syarat–syarat tertentu pula. Syarat–syarat tertentu itu adalah nisab, haul dan kadar zakatnya. menurut hadits yang berasal dari ibnu Abbas, ketika Nabi Muhammad mengutus mu’az bin jabal keyaman untuk mewakili beliau menjadi gubernur di sana, antara lain Nabi menegaskan bahwa zakat adalah harta yang di ambil dari orang–orang kaya untuk di sampaikan kepada yang berhak menerimanya, antara lain kaum fakir dan miskin.14 Bagi orang yang tidak mau memberikan atau menyisihkan sebagian harta dari mereka untuk di berikan kepada orang yang berhak menerimanya maka sama halnya dia telah berbuat dzolim, dan Allah maha mendengar do’a orang-orang yang di dzolimi. Imam Syafi’i mempunyai dua pendapat. Pertama, dalam qaul qadim: Zakat itu wajib dalam pertanggungan dan sebagian dari harta itu tergadai dengannya, kedua, dalam qaul jaded dan yang kuat pada harta itu sendiri. Maka, orang yang wajib membayar zakat memiliki sekadar tertentu harta dan harus menyerahkan sebagian harta yang lain, dan Imam Hanafi juga sependapat dengan masalah ini. Orang yang wajib membayar zakat dan mampu untuk mengeluarkannya, maka ia tidak boleh menundanya.
14
Mohammad Daud Ali, SistemEkonomi Islam Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: UI.Press, 1988), Hlm. 39
6
Jika pembayaran zakat ditunda, maka hal itu menjadi tanggungannya sehingga zakat itu tidak gugur jika hartanya hilang atau rusak.15 Beberapa macam jenis harta yang di zakati seperti: -
Emas, nisab 96 gram, haul1thn dan kadar zakat 2½%
-
Perak, nisab 672 gram, haul 1 thn, dan kadar zakat 2½%
Jenis harta yang seperti binatang ternak ketentuan zakatnya sebagai berikut: -
Kambing, nisab 40-120 ekor, haul 1 thn, kadar 1 ekor kambing.
-
Biri–biri, nisab 121-200 ekor, haul 1 thn, kadar 1 ekor biri-biri.
-
Domba, nisab 201-300 ekor, haul 1 thn, kadar 3 ekor domba.
-
Sapi, nisab 30 ekor, haul 1 thn, kadar 1 ekorsapi yang sudahberumur 1 tahun.
-
Sapi, nisab 30 ekor, haul 1 thn, kadar zakat 1 ekor yang sudahberumur 1 tahun. Dan jenis harta yang berupa tumbuh–tumbuhan seperti padi, zakat
yang di keluarkan adalah senilai 1.350 gabah atau 750 kg beras dan kadar zakatnya 5% atau 10% tiap panen. Sedangkan jenis harta perusahaan atau pendapatan seperti usaha-usaha pertanian dan perikanan, seperti tambak garam itu zakatnya sama dengan senilai 96 gram emas murni, dan kadar zakatnya 2,5% setiap 1 thn.16 Garam adalah jenis benda yang larut bila terkena air, beda dengan jenis tumbuhan padi. Oleh sebab itu zakatnyapun berbeda, jika tanaman padi zakatnya tiap kali panen dengan berkisaran 8% sampai 10%. 15 Mursyid MSI, Mekanisme Pengumpulan Zakat, Infaq Dan Shadaqah (Menurut Hukum Syarak), (Yogyakarta: Magistra Insania Press, 2006), hlm2 16 Mohammad Daud Ali, Op. Cit, Hlm. 58
7
Sedangkan jenis usaha pertambakan garam zakatnya harus sudah ada satu tahun dan berkisaran 2,5%. Rata–rata dari usaha pertambakan garam mendapatkan penghasilan Rp.11.000.000 maka zakat yang di keluarkan adalah 2,5% = Rp. 275.000. Ada beberapa penjelasan yang terdapat dalam beberapa kitab salaf bahwasanya garam tidak mempunyai zakat , akan tetapi garam termasuk salah satu zakat barang dagangan, yang di maksud dengan barang dagangan adalah barang–barang yang disiapkan untuk dijual demi mendapat keuntungan. Hal ini karena harta tersebut adalah harta yang berkembang, dengan demikian ia (garam) wajib di zakati.17
B. Penegasan Judul Menghindari terjadinya salah pengertian dalam memahami judul skripsi ini dan untuk membatasi objek kajian permasalahan agar mengarah kepada pokok permasalahan, maka penulis perlu menjelaskan terhadap istilah yang ada dalam judul skripsi ini yaitu: Studi analisis tentang zakat atas tambak garam dalam persepsi petani terhadap kewajiban berzakat (Studi Kasus di Desa Kedungkarang Kecamatan Wedung Kabupaten Demak).
Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari – Hari, (Jakarta: Gema Insani, 2005), Cet. I, Hlm. 268-
17
269
8
Hal-hal yang perlu dijelaskan secara rinci dalam judul tersebut adalah sebagai berikut : Studi
: Penelitian ilmiah, kajian, telaahan18
Analisis
: Penyelidikan
terhadap
suatu
peristiwa
(karangan,
perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).19 Tentang
: Perihal20
Zakat
: Ibadah
yang
bertalian
dengan
harta
benda
dan
mengeluarkan sebagian harta bendanya untuk kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan aturan-aturan alQur’an yang telah di tentukan.21 Atas
: Bagian (Tempat) yang lebih tinggi.22
Tambak
: Kolam yang di tepi laut yang untuk memelihara ikan ataupun proses pembuatan garam.23
Garam
: Benda yang larut di air, berwarna putih dan rasanya asin, yang di peroleh dari endapan air laut.24
18
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), Ed. III, Cet.4, Hlm. 1093 19 Ibid, Hlm 43 20 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), Cet. 4, Hlm. 930 21 Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. 6, Hlm. 129 22 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Op. Cit, Hlm. 55 23 N. A. Baiquni, I. A. Syawaqi, Kamus Istilah Agama Islam Lengkap, (Surabaya: Indah, 1996), hlm118 24 Ibid, Hlm. 495
9
Dalam
: Kata depan untuk menandai sesuatu yang dianggap mengandung isi (kiasan).25 : Ilmu tentang hukum islam.26
Fiqih Islam
Agama yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad saw dengan pedoman kitab suci al-Qur’an.27
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, guna memperoleh gambaran yang konkrit atas permasalahan yang akan menjadi objek penelitian, maka penulis menentukan pokok rumusan masalah untuk memberikan batasan dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pendapat para ulama’ tentang zakat atas tambak garam? 2. Bagaimanakah
pelaksanaan
zakat
atas
tambak
garam
di
Desa
Kedungkarang Wedung Demak?
D. Tujuan Penelitian Dengan memperhatikan pokok rumusan masalah tersebut, maka penulisan penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Diantaranya adalah : 1. Untuk mengetahuibagaimana pendapat para ulama’ tentang zakat tambak garam.
25
27
Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit, Hlm. 232
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer Edisi Lengkap, (Surabaya: Gita Media Press, 2006), Cet. 1, Hlm. 218
10
2. Untuk mengetahui bagaimanakahpelaksanaan zakat tambak garam di Desa Kedungkarang Wedung Demak.
E. Manfa’at Penelitian 1. Manfa’at Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan khususnya ilmu tentang zakat yang termasuk dalam rukun islam yang ketiga, yangsangat penting terhadap ibadah dan kehidupan bagi kita semua sebagai umat islam. 2. Manfa’at Praktis a. Guna mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir yang dinamis serta untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan dan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh selam menuntut ilmu. b. Memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.
F. Telaah Pustaka Untuk mendukung penulisan penelitian, penulis berupaya mencari bahan referensi yang relevan dengan penelitian ini baik dari buku-buku, ataupun karya tulis ilmiah yang lain. Beberapa referensi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : Skripsi milik saudara Muhammad Nasiruddin angkatan Tahun 2014 yang berjudul Studi Analisis Pendapat Imam Hanafi Tentang Keberadaan Mu’allaf Sebagai Mustahik Zakat.
11
Yang skripsinya berisi bahwa ibadah zakat merupakan salah satu rukun Islam yang mempunyai kedudukan penting dalam sendi agama bahkan kedudukannya itu sama pentingnya seperti sholat. Imam hanafi berpendapat bahwa bagian zakat golongan mu’alaf telah hilang, berdasarkan pada ijma’ sahabat dan telah tersebar dan kuatnya agama Islam. Hal ini di dasarkan pada perbuatan Umar yang tidak lagi memberikan bagian kepada mu’alaf. Skripsi milik saudara Andi Rahman angkatan Tahun 2007 yang berjudul Studi Analisis Pemikiran Yusuf Qardhawi Tentang Zakat Investasi, penulis mengatakan bahwa meskipun zakat merupakan ibadah wajib, di samping sebagai ibadah sosial, namun dari sisi pelaksanaannya belum bisa di laksanakan secara maksimal. Memberikan pemahaman serta penyadaran secara aktif dan kontinu kepada kaum muslimin untuk melaksanakan perintah zakat adalah salah satu solusi yang tepat untuk proses pelaksanaan zakat. Terlebih bagi lembaga– lembaga maupun badan yang berwenang mengenai masalah zakat seperti BAZ, LAZ, ZIS dan lain sebagainya kiranya dapat secara aktif memberikan pemahaman dan penyadaran di samping sebagai upaya memperkenalkan diri kepada masyarakat. Yusuf Qardawi dalam buku Hukum Zakat: buku ini menguraikan masalah zakat secara luas mulai dari pemikiran statis tradisional hingga pemikiran dinamis rasional, sejalan dengan suasana pembangunan sosial budaya bangsa.
12
Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin ‘Abdurrahman ad-Dimasyqi dalam buku Fiqh Empat Madzhab: buku ini memberi kemanfaatan dalam banyak hal atau masalah yang di perselisihkan dan yang di sepakati oleh beberapa ulama dengan maksud mengetahui pendapat para mujtahit tentang berbagai masalah salah satunya tentang zakat.
G. Metodologi Penelitian Metode merupakan hal yang cukup penting untuk mencapai tujuan penelitian yang diharapkan yaitu untuk menjawab semua permasalahan yang sedang penulis teliti, maka dari itu diperlukan langkah-langkah kerja penelitian atau suatu metode untuk mencapai hal tersebut. Adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas.28 Terutama keterangan tentang zakat yang berhubungan dengan tambak garam.
28
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), Cet. 7, Hlm.
26
13
2. Metode Penelitian a. Metode deskriptif: Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.29 b. Disamping itu juga menggunakan metode wawancara sebagai penunjang data penelitian dari beberapa petani tambak yang bersangkutan untuk mendapatkan data dan menganalisa masalah yang sebenarnya. 3. Sifat penelitian skripsi ini adalah deskriptif, analisis deskriptif adalah suatu metode penyajian data secara sistematis, sehingga dapat dengan mudah di pahami dan di simpulkan.30
H. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran menyeluruh dan memudahkan dalam memahami skripsi ini maka dibuat sistematika sebagai berikut: 1. Bagian Muka a. Halaman Judul b. Nota Pembimbing c. Halaman Pengesahan d. Deklarasi e. Halaman Motto f. Abstrak 29
Ibid, Hlm. 54 Purwanto, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Cet. II, Hlm. 78 30
14
g. Kata Pengantar h. Persembahan i. Daftar Isi j. Daftar Lampiran 2. Bagian Isi Bagian isi merupakan bagian yang paling utama dalam skripsi, yang terdiri atas 5 (lima) babberikutdengan sub babmasing-masing. BAB I : Pendahuluan Dalam bab I berisi tentang: latar belakang masalah, penegasan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : Landasan Teori Dalam bab II berisi tentang: pengertian zakat, hukum zakat, syarat dan rukun zakat, macam–macam harta yang wajib di zakati, zakat menurut pandangan ulama’ dan juga hal–hal yang menyangkut dengan zakat. BAB III : Data Penelitian Dalam bab III ini berisi sekilas tentang kondisi biografis lapangan, dan pendapat ulama’ tentang zakat menurut fiqih Islam terlebih untuk mempermudah mengetahui kejelasan tentang zakat tambak garam.
15
BAB IV : Analisis Data Penelitian Dalam bab IV ini berisi tentang analisis pendapat para ulama’ tentang zakat atas tambak garam, dan juga prosedur analisis zakat tambak garam yang ada di lapangan yaitu di Desa Kedungkarang Kec. Wedung Kab. Demak. BAB V : Penutup Dalam bab V ini berisi kesimpulan, saran–saran, dan penutup. 3. BagianAkhir a. Daftar Pustaka b. Lampiran-lampiran c. Biografi Penulis