BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Zakat Zakat merupakan kewajiban utama bagi umat islam yang telah ditetapkan dalam Alqur’an, Sunah nabi, dan ijma’ para ulama. Dimana zakat adalah salah satu rukun Islam yang selalu di sebut kan sejajar dengan shalat. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah di atur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia Ditinjau dari segi bahasa zakat merupakan bentuk kata dasar dari zakka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Menurut pengertian fiqih zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Namun menurut pemikir Islam kontemporer zakat didefinisikan sebagai harta yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat wewenang kepada masyarakat umum atau individu yang bersifat mengikat dan final tanpa mendapat imbalan tertentu yang dilakukan pemerintah sesuai dengan kemampuan pemilik harta, yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan delapan golongan yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an, serta untuk memenuhi tuntunan politik bagi keuangan Islam (Daud, 1998).
Universitas Sumatera Utara
Beberapa arti ini memang sesuai dengan arti zakat yang sebenarnya. Dikatakan berkah, karena zakat akan membuat keberkahan pada harta seseorang yang telah berzakat. Dikatakan suci, karena zakat dapat menyucikan pemilik harta dari sifat tama’, syirik, kikir dan akhil. Dikatakan tumbuh, karena zakat akan melipat gandakan pahala bagi muzakki dan membantu kesulitan bagi mustahiq. Seterusnya, apabila dikaji, arti bahasa ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan disyari’atkannya zakat. Mahzab Maliki mendefinisikan zakat dengan mengeluarkan sebahagian dari harta yang khusus yang telah mencapai nisab (batas kuantitas minimal yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya (Wahbah, 2000). Mazhab Hanafi mendefinisikan zakat dengan menjadikan sebahagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh syriat karena Allah. Menurut mazhab Syafa’i zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan cara khusus. Sedangkan menurut mazhab Hambali, zakat itu hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula, yaitu kelompok yang disyariatkan dalam Al-Quran (Zuhayliy, 2000). Menurut Nawawi, jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu “menambah banyak, membuat lebih berarti dan melindungi kekayaan dari kebinasaan”. Sedangkan menurut Ibnu Tsymiysh, jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih dan kekayaannya menjadi lebih bersih pula dan bertambah maknanya (Azhari, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Hal ini berarti bahwa makna tumbuh dan berkembang itu hanya diperuntukkan buat harta kekayaan tetapi lebih jauh dari itu. Dengan mengeluarkan zakat itu menjadi bersih. Adapun landasan hukum zakat baik menurut ajaran Islam maupun kekuatan hukum negara adalah: a.
Al-Qur’an 1. Q.S Al- Baqarah : 43
Artinya: ”Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama orangorang yang rukuk”. 2. Q.S At-Taubah : 103 Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu dapat memberikan ketenangan bagi mereka. Dan Allah lagi Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. 3. Q.S Al-An’am : 141 Artinya: “Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya dihari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berlebih-lebihan”.
Universitas Sumatera Utara
b. As-Sunah Hadis diriwayatkan oleh At-Tabrani dari Ali r.a sesungguhnya Allah mewajibkan zakat atas orang-orang kaya dari umat Islam pada harta mereka dengan batas sesuai kecukupan diantara mereka. Orang-orang fakir tidak akan kekurangan pada saat mereka lapar atau tidak berbaju kecuali karena ulah orangorang kaya diantara mereka. Ingatlah bahwa Allah akan menghisab mereka dengan keras dan menazab mereka dengan pedih. Rasulullah saw bersabda yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar: Artinya: "Islam dibangun atas lima rukun: Syahadat tiada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad saw utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, menunaikan haji dan puasa Ramadhan". c. Ijma’ Ulama baik salaf klasik maupun salaf kontemporer telah sepakat akan kewajiban zakat dan bagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari Islam. d. Landasan Menurut Undang-Undang 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. 4. Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
Universitas Sumatera Utara
Para pemikir kontemporer mendefinisikan zakat sebagai harta yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat berwewenang kepada masyarakat umum atau individu yang bersifat mengikat dan final, tanpa mendapat imbalan tertentu yang telah yang dilakukan oleh pemerinah sesuai dengan kemampuan pemilik harta, yang dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan delapan golongan yang telah ditentukan di dalam Al-Quran. Serta untuk memenuhi tuntunan politik bagi keuangan Islam (Inayah, 2003). 2.1.1 Syarat Zakat Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah 1. Merdeka Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak wajib atas hamba sahaya karna hamba sahaya tidak mempunyai hak milik. Tuannyalah yang memiliki apa yang ada ditangan hambanya. Begitu juga mukatib (hamba sahaya yang dijanjikan akan dibebaskan oleh tuannya dengan cara menebus dirinya) atau yang sama dengan nya tidak wajib mengeluarkan zakat, karna kendatipun dia memiliki harta, harta nya tidak diliki secara penuh. 2. Islam Menurut ijma’. Zakat tidak wajib atas orang kafir karena zakat merupakan ibadah mahdhah yang suci sedangkan orang kafir bukan orang yang suci. Mazhab Syafi’i , berbeda dengan mazhab-mazhab lainnya, yang mewajibkan orang murtad yang mengeluarkan zakat hartanya sebelum riddahnya terjadi, yakni harta yang dimilikinya ketika dia masih menjadi seorang muslim.
Universitas Sumatera Utara
3. Baligh dan Berakal Keduanya di pandang sebagai syarat oleh mahzab Hanafi. Dengan demikian, Zakat tidak wajib di ambil dari harta anak kecil dan orang gila sebab kedua nya tidak termasuk dalam ketentuan orang yang wajib mengerjakan ibadah seperti shalat dan puasa. Sedangkan menurut Jumhur, kedua nya bukan merupakan syarat. Oleh karena itu zakat wajib di keluarkan oleh anak kecil dan orang gila. Zakat tersebut dikeluarkan oleh walinya. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati. Harta yang mempunyai kriteria ini ada lima jenis, yaitu: a) uang, emas, perak, baik berbentuk uang kertas maupun uang logam. b) barang tambang dan barang-barang temuan, c) barang dagangan. d) hasil tanaman dan buah-buahan. Menurut Jumhur, binatang ternak yang merumput sendiri, atau menurut mazhab Maliki, binatang yang diberi makan oleh pemiliknya. Harta yang dizakati disyaratkan produktif, yakni berkembang karna salah satu makna zakat adalah berkembang dan produktifitas tidak di hasilkan kecuali dari barang-barang produktif. 4. Harta yang dizakati telah mencapai nisab atau senilai dengannya Maksudnya ialah nisab yang di tentukan oleh syara’ sebagai tanda kayanya seseorang dan kadar-kadar berikut yang mewajibkannya zakat. 5. Harta yang dizakati adalah milik penuh Para fuqaha berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud dengan harta milik. Yang dimaksud dengannya adalah harta milik yang sudah berada ditangan sendiri, ataukah harta milik yang hak pengeluarannya berada ditangan seseorang atau harga yang dimiliki secara asli. Mazhab Hanafi berpendapat bahwa yang
Universitas Sumatera Utara
dimaksud dengannya ialah harta yang dimiliki secara utuh dan berada ditangan sendiri yang benar-benar dimilikinya 6. Kepemilikan harta telah mencapai setahun, menurut hitungan tahun kamariah Pendapat ini berdasarkan hadits : “tidak ada zakat dalam suatu harta sampai umur kepemilikannya sampai setahun” 7. Harta tersebut merupakan bukan harta hasil hutang Adapun hutang yang tidak berkaitan dengan hak para hamba, seperti hutang nazar, kafarat, dan haji, tidak mencegah kewajiban zakat. Begitu juga hutang tidak mencegah kewajiban sepersepuluh (untuk tanaman dan buah-buahan) kewajiban, pajak dan kafarat. 8. Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok (Kartika, 2007). 2.2. Macam-Macam Zakat Zakat terbagi atas dua tipe yakni: 2.2.1. Zakat Fitrah Zakat Fitrah ialah zakat yang dikeluarkan oleh orang-orang muslim sebagai pembersih dirinya dan menjadi tanggungannya, disamping untuk menghilangkan cela yang terjadi selama puasa pada bulan Ramadhan (Ahmad, 1996). 2.2.1.2 Hikmah Zakat Kesenjangan penghasilan rezeki dan mata pencarian di kalangan manusia merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, hal ini dalam penyelesaian nya, memerlukan campur tangan Allah SWT. Adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Pertama, zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan para pendosa dan pencuri. Kedua, zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang sangat memerlukan bantuan. Zakat bisa mendorong mereka untuk bekerja dengan semangat ketika mereka mampu melakukan nya dan bisa mendorong mereka untuk meraih kehidupan yang layak. Ketiga, zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil, ia juga melatih seorang mukmin untuk bersifat pemberi dan dermawan. Mereka dilatih untuk tidak menahan diri dari mengeluarkan zakat melainkan dilatih untuk menunaikan kewajiban sosial, yakni kewajiban untuk mengangkat kemakmuran negara dengan cara memberikan sedikat harta kepada fakir miskin. Keempat, zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan pada seseorang. Dengan demikian harta itu dinamakan dengan Zakat Maal. 2.2.1.3 Hukum Zakat Fitrah Zakat Fitrah adalah shodaqoh yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim pada hari berbuka (tidak berpuasa lagi) dari bulan Ramadhan. Bukti dalil dari wajibnya Zakat Fitrah adalah hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan Zakat Fitrah dengan satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum bagi setiap muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan shalat ‘ied.”
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.4 Yang Berkewajiban Membayar Zakat Fitrah Zakat Fitrah ini wajib ditunaikan oleh: (1) setiap muslim karena untuk menutupi kekurangan puasa yang diisi dengan perkara sia-sia dan kata-kata kotor, (2) yang mampu mengeluarkan Zakat Fitrah. Menurut mayoritas ulama, batasan mampu di sini adalah mempunyai kelebihan makanan bagi dirinya dan yang diberi nafkah pada malam dan siang hari ‘ied. Jadi apabila keadaan seseorang seperti ini berarti dia dikatakan mampu dan wajib mengeluarkan Zakat Fitrah. Kepala keluarga wajib membayar Zakat Fitrah orang yang ia tanggung nafkahnya. Menurut Imam Malik, ulama Syafi’iyah dan mayoritas ulama, suami bertanggung jawab terhadap Zakat Fitrah si istri karena istri menjadi tanggungan nafkah suami. 2.2.1.5 Ukuran Zakat Fitrah Para ulama sepakat bahwa kadar wajib Zakat Fitrah adalah satu sho’ dari semua bentuk Zakat Fitrah kecuali untuk qomh (gandum) dan zabib (kismis) sebagian ulama membolehkan dengan setengah sho’. Dalil yang menunjukkan ukuran 1 sho’ adalah hadits Ibnu ‘Umar yang telah disebutkan bahwa Zakat Fitrah itu seukuran satu sho’ kurma atau gandum. Satu sho’ adalah ukuran takaran yang ada di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Para ulama berselisih pendapat bagaimanakah ukuran takaran ini. Lalu mereka berselisih pendapat lagi bagaimanakah ukuran timbangannya. Satu sho’ dari semua jenis ini adalah seukuran empat cakupan penuh telapak tangan yang sedang. Ukuran satu sho’ jika diperkirakan dengan ukuran timbangan adalah sekitar 3 kg. Ulama lainnya mengatakan bahwa satu sho’ kira-kira 2,157 kg. Artinya jika Zakat Fitrah dikeluarkan 2,5 kg, sudah dianggap sah.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.6 Penerima Zakat Fitrah Penerima zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf, yaitu: (a) Fakir; (b) Miskin; (c) Amil; (d) Muallaf; (e) Hamba sahaya; (f) Gharimin; (g) Fisabilillah; (h) Ibnu sabil. Namun menurut beberapa ulama khusus untuk Zakat Fitrah mesti didahulukan kepada dua golongan pertama yakni fakir dan miskin. Pendapat ini disandarkan dengan alasan bahwa jumlah/nilai Zakat yang sangat kecil sementara salah satu tujuannya dikelurakannya Zakat Fitrah adalah agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya. 2.2.1.7 Sumber Hadits berkenaan dengan Zakat Fitrah a. Diriwayatkan dari Ibnu Umar. ia berkata: Rasulullah telah mewajibkan Zakat Fitrah dari bulan Ramadan satu sho' dari kurma, atau satu sho' dari sya'iir. Atas seorang hamba, seorang merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslilmin (H.R : Al-Bukhary dan Muslim). b. Diriwayatkan dari Umar bin Nafi' dari ayahnya dari Ibnu Umar ia berkata: Rasulullah telah mewajibkan Zakat Fitrah satu sho' dari kurma atau satu sho' dari sya'iir atas seorang hamba, merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslimin dan beliau memerintahkan agar di tunaikan/dikeluarkan sebelum manusia keluar untuk shalat 'ied (H. R : AlBukhary, Abu Daud dan Nasa'i). c. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: Rasulullah saw telah memfardhukan Zakat Fitrah untuk membersihkan orang yang shaum dari perbuatan sia-sia dan dari perkataan keji dan untuk memberi makan orang
Universitas Sumatera Utara
miskin. Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum shalat, maka ia berarti Zakat yang di terima dan barang siapa yang mengeluarkannya sesudah shalat 'ied, maka itu berarti shadaqah seperti shadaqah biasa (bukan Zakat Fitrah) (H.R : Abu Daud, Ibnu Majah dan Daaruquthni). d. Diriwayatkan dari Hisyam bin urwah dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw, bersabda: Tangan di atas (memberi dan menolong) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta-minta), mulailah orang yang menjadi tanggunganmu (keluarga dll) dan sebaik-baik shadaqah adalah yang di keluarkan dari kelebihan kekayaan (yang di perlukan oleh keluarga) (H.R : Al-Bukhary dan Ahmad). e. Diriwayatkan dari Ibnu
Umar
ra.
ia
berkata:
Rasulullah saw.
Memerintahkan untuk mengeluarkan Zakat Fitrah untuk anak kecil, orang dewasa, orang merdeka dan hamba sahaya dari orang yang kamu sediakan makanan mereka (tanggunganmu) (H.R : Daaruquthni, hadits hasan). f. Artinya:
Diriwayatkan
dari Nafi't.
berkata:
Adalah
Ibnu
Umar
menyerahkan (Zakat Fitrah) kepada mereka yang menerimanya (panitia penerima Zakat Fitrah/Amil) dan mereka (para sahabat) menyerahkan Zakat Fitrah sehari atau dua hari sebelum 'iedil fitri. (H.R.Al-Bukhary). g. Diriwayatkan dari Nafi': Bahwa sesungguhnya Abdullah bin Umar menyuruh orang mengeluarkan Zakat fitrah kepada petugas yang kepadanya Zakat Fitrah dikumpulkan (amil) dua hari atau tiga hari sebelum hari raya Idul Fitri (H.R: Malik).
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.8 Hikmah disyari'atkannya Zakat Fitrah Di antara hikmah disyari'atkannya Zakat Fitrah adalah: a. Zakat Fitrah merupakan zakat diri, dimana Allah memberikan umur panjang baginya sehingga ia bertahan dengan nikmat-Nya. b. Zakat Fitrah juga merupakan bentuk pertolongan kepada umat Islam, baik kaya maupun miskin sehingga mereka dapat berkonsentrasi penuh untuk beribadah kepada Allah Ta'ala dan bersukacita dengan segala anugerah nikmat-Nya. c. Hikmahnya yang paling agung adalah tanda syukur orang yang berpuasa kepada Allah atas nikmat ibadah puasa. d. Di antara hikmahnya adalah sebagaimana yang terkandung dalam hadits Ibnu Abbas radhiAllahu 'anhuma di atas, yaitu puasa merupakan pembersih bagi yang melakukannya dari kesia-siaan dan perkataan buruk, demikian pula sebagai salah satu sarana pemberian makan kepada fakir miskin (Kartika, 2007). 2.2.2 Zakat Maal (Zakat Harta) Pengertian Maal (harta) Menurut bahasa adalah segala sesuatu yang diinginkan
sekali
oleh
manusia
untuk
memiliki,
memanfaatkan
dan
menyimpannya Menurut syar'a, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dapat digunakan atau dimanfaatkan menurut ghalibnya (lazim). Zakat Maal adalah Zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara
Universitas Sumatera Utara
harfiah berarti 'harta'. Mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi) dan Zakat saham atau obligasi. Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendirisendiri (Kartika, 2007). 2.2.2.1 Harta (maal) yang Wajib Di Zakati A. Zakat Hasil Ternak Zakat Hasil Ternak (salah satu jenis Zakat Maal) meliputi hasil dari peternakan hewan baik besar (sapi, unta) sedang (kambing, domba) dan kecil (unggas, dll). Perhitungan zakat untuk masing-masing tipe hewan ternak, baik nisab maupun kadarnya berbeda-beda dan sifatnya bertingkat. Sedangkan haulnya yakni satu tahun untuk tiap hewan (Ridwan, 1988). 1. Kambing dan Domba Kambing baru wajib dizakatkan apabila pemilik memiliki sedikitnya 40 ekor kambing. Di bawah jumlah ini tidak wajib dizakatkan. Jumlah Kambing:
Besar Zakat
40-120
1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)
121-200
2 ekor kambing/domba
201-399
3 ekor kambing/domba
400-499
4 ekor kambing/domba
500-599
5 ekor kambing/domba
Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka Zakatnya bertambah 1 ekor.
Universitas Sumatera Utara
2. Sapi & Kerbau Sapi dan kerbau baru wajib dizakatkan apabila pemilik memiliki sedikitnya 30 ekor sapi. Di bawah jumlah ini tidak wajib dizakatkan Jumlah Sapi:
Besar Zakat:
30-39
1 ekor sapi jantan/betina tabi'
40-59
1 ekor sapi jantan/betina musinnah'
60-69
2 ekor sapi jantan/betina tabi'
70-79
1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'
80-89
2 ekor sapi musinnah
90-99
3 ekor tabi' (sapi berumur satu tahun atau memasuki tahun kedua)
100-109
2 ekor tabi' dan 1 ekor musinnah (sapi berumur satu tahun atau memasuki tahun ketiga)
110-119
2 ekor musinnah dan 1 ekor tabi'
120-129
3 ekor musinnah atau 4 ekor tabi'
130-160 s/d >>
setiap 30 ekor, 1 tabi' dan setiap 40 ekor, 1 musinnah
Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi'. Dan jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinnah. keterangan : a. Tabi'
: sapi berumur 1 tahun (masuk tahun ke-2)
b. Musinnah : sapi berumur 2 tahun (masuk tahun ke-3)
Universitas Sumatera Utara
3. Unta Nisab unta adalah 5 ekor, di bawah jumlah itu peternak tidak wajib mengeluarkan zakat atas ternak tersebut. Jumlah Unta:
Besar Zakat:
5-9
1 ekor kambing
10-14
2 ekor kambing
15-19
3 ekor kambing
20-24
4 ekor kambing
25-35
1 ekor bintu makhad betina (unta genap 1 tahun sampai 2 tahun)
36-45
1 ekor bintu labun (genap 2 tahun masuk 3 tahun)
46-60
1 ekor hiqqoh (genap 3 tahun masuk 4 tahun)
61-75
1 ekor jadz'ah (genap 4 tahun masuk 5 tahun)
76-90
2 ekor bintu labun
91-120
2 ekor hiqqoh
121-129
3 ekor bint labun
130-139
1 ekor hiqqah dan 1 ekor bint labun
140-149
2 ekor hiqqah dan 1 ekor bint labun
150-159
3 ekor hiqqah
160-169
4 ekor bint labun
170-179
3 ekor bint labun dan 2 ekor hiqqah
180-189
2 ekor bint labun dan 2 ekor hiqqah
190-199
4 ekor hiqqah
200-209
4 ekor bint labun dan 1 ekor hiqqah
210-219
3 ekor bint labun dan 2 ekor hiqqah
220-229
2 ekor bint labun dan 3 ekor hiqqah
Universitas Sumatera Utara
230-239
1 ekor bint labun dan 4 ekor hiqqah 240-249 Dan seterusnya mengikuti kelipatan di atas.
4. Ayam/Unggas/Ikan Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan jumlah (ekor), sebagaimana halnya unta, sapi, dan kambing. Tapi dihitung berdasarkan skala usaha. Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar atau setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5%. Contoh : harga emas 1 gram = 100.000 nisab = 85 gram X 100.000 = 8.500.000 Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu, pada akhir tahun (tutup buku) terdapat laporan keuangan sebagai berikut: -
Ayam broiler 5600 ekor seharga
Rp. 15.000.000
-
Uang Kas/Bank setelah pajak
Rp. 10.000.000
-
Stok pakan dan obat-obatan
Rp. 2.000.000
-
Piutang (dapat tertagih)
Rp. 4.000.000 + Jumlah Rp. 31.000.000
-
Utang yang jatuh tempo
Rp. 5.000.000 _ Saldo Rp. 26.000.000
Universitas Sumatera Utara
Karena saldo lebih besar dari nisab (26.000.000 > 8.500.000) maka peternak tersebut wajib membayar Zakat Besar Zakat = 2,5% x Rp. 26.000.000,= Rp. 650.000. B. Zakat Hasil Pertanian Padi salah satu hasil pertanian yang dizakatkan Zakat Hasil pertanian merupakan salah satu jenis Zakat Maal, obyeknya meliputi hasil tumbuhtumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan (Didin, 2002). 1. Nisab Nisab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kg. Apabila hasil pertanian termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma, dll, maka nisabnya adalah 750 kg dari hasil pertanian tersebut. (pendapat lain menyatakan 815 kg untuk beras dan 1481 kg untuk yang masih dalam bentuk gabah). Tetapi jika hasil pertanian itu bukan merupakan makanan pokok, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun, bunga, dll, maka nisabnya disetarakan dengan harga nisab dari makanan pokok yang paling umum di daerah (negeri) tersebut (di negeri kita = beras/sagu/jagung). 2. Kadar Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau sungai/mata/air, maka 10%, apabila diairi dengan cara disiram / irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%. Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya 5%. Artinya 5% yang lainnya didistribusikan
Universitas Sumatera Utara
untuk biaya pengairan. Imam Az Zarqoni berpendapat bahwa apabila pengolahan lahan pertanian diairi dengan air hujan (sungai) dan disirami (irigasi) dengan perbandingan 50;50, maka kadar zakatnya 7,5% (3/4 dari 1/10). Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada biaya lain seperti pupuk, insektisida, dll. Maka untuk mempermudah perhitungan zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya diambil dari hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan zakatnya 10% atau 5% (tergantung sistem pengairannya) C. Zakat Emas dan Perak Seorang muslim yang mempunyai emas dan perak wajib mengeluarkan zakat bila telah mencapai nisab dan haul. 1. Emas Adapun nisab emas sebesar 20 Dinar (85 gram), dengan haul selama satu tahun dan kadar 2,5%. Artinya bila seorang muslim memiliki emas sebesar setidaknya 20 Dinar (85 gram) selama satu tahun ia wajib membayar zakat sebesar 2,5% dari jumlah emasnya tersebut minimal 1/2 Dinar. 2. Emas yang tidak terpakai Yang termasuk dalam kategori ini adalah emas yang tidak digunakan sehari-hari baik sebagai perhiasan atau keperluan lain (disimpan). Contoh perhitungan zakatnya sebagai berikut: Fulan memiliki 100 gram emas tak terpakai, setelah genap satu tahun maka ia wajib membayar zakat setara dengan 100 X 2,5% = 2,5 gram emas. Jika harga emas saat itu adalah Rp. 100.000 maka ia dapat membayar dengan uang sebanyak 2,5 X 100.000 = Rp. 250.000.
Universitas Sumatera Utara
3. Sebagian emas terpakai Emas yang dipakai adalah dimaksudkan dalam kondisi wajar dan jumlah tidak berlebihan. Atas bagian yang terpakai tersebut, tidak diwajibkan membayar zakat. Contoh perhitungan zakatnya sebagai berikut: Seorang wanita mempunyai emas 120 gr, dipakai dalam aktivitas sehari-hari sebanyak 15 gr. Maka zakat emas yang wajib dikeluarkan oleh wanita tersebut adalah 120 gr - 15 gr = 105 gr. Bila harga emas Rp. 70.000,- maka zakat yang harus dikeluarkan sebesar : 105 x 70.000 x 2,5% = 183.750. 4. Perak Nisab perak adalah 200 Dirham (595 gram), haul selama satu tahun dan kadar 2,5% atau sekurang kurangnya 5 Dirham. Adapun tatacara perhitungannya sama dengan zakat emas (Ridwan, 1988). D. Zakat Harta Perniagaan Zakat Perdagangan atau Zakat Perniagaan adalah zakat yang dikeluarkan atas kepemilikan harta yang diperuntukkan untuk jual-beli. Zakat ini dikenakan kepada perniagaan yang diusahakan baik secara perorangan maupun perserikatan (CV, PT, Koperasi dan sebagainya). Hadits yang mendasari kewajiban menunaikan Zakat ini adalah : "Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan Zakat dari semua yang kami persiapkan untuk berdagang." (HR. Abu Dawud).
Universitas Sumatera Utara
1. Ketentuan zakat perdagangan Berikut adalah ketentuan terkait tipe zakat ini : a.
Berjalan 1 tahun (haul), Pendapat Abu Hanifah lebih kuat dan realistis yaitu dengan menggabungkan semua harta perdagangan pada awal dan akhir dalam satu tahun kemudian dikeluarkan zakatnya.
b.
Nisab zakat perdagangan sama dengan nisab emas yaitu senilai 85 gr emas.
c.
Kadarnya zakat sebesar 2,5%.
d.
Dapat dibayar dengan uang atau barang.
e.
Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.
f.
Pada badan usaha yang berbentuk serikat (kerjasama), maka jika semua anggota serikat tersebut beragama Islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang berserikat. Tetapi jika anggota serikat terdapat orang yang non muslim, maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota serikat muslim saja (apabila jumlahnya lebih dari nisab). 2. Perhitungan Zakat Perhitungan besaran zakat perniagaan dalam rumus sederhana adalah
sebagai berikut: Besar Zakat = [(Modal diputar + Keuntungan + piutang yang dapat dicairkan) (hutang + kerugian)] x 2,5% Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri, agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu maupun badan usaha (seperti PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll) nisabnya adalah 20 dinar (setara dengan 85 gram emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir tahun (tutup buku)
Universitas Sumatera Utara
memiliki kekayaan (modal kerja dan untung) lebih besar atau setara dengan 85 gram emas (asumsi jika per-gram Rp. 75.000,- = Rp. 6.375.000,-), maka ia wajib mengeluarkan Zakat sebesar 2,5% Contoh : Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan keadaan sebagai berikut : - Sofa atau Mebel belum terjual 5 set Rp. 10.000.000 - Uang tunai
Rp. 15.000.000
- Piutang
Rp. 2.000.000 +
- Jumlah
Rp. 27.000.000
- Utang & Pajak
Rp. 7.000.000 _
- Saldo
Rp. 20.000.000
- Besar Zakat = 2,5% x Rp. 20.000.000,- =
Rp. 500.000,-
Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau lemari, etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab termasuk kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang). 3. Perhitungan untuk perusahaan jasa Untuk usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan apartemen, taksi, penyewaan mobil, bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, terdapat dua cara perhitungan zakat: a.
Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan perusahaan dihitung, termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti taksi, kapal, hotel, dll, kemudian keluarkan zakatnya 2,5%.
b.
Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil bersih yang diperoleh usaha tersebut selama satu tahun, kemudian zakatnya
Universitas Sumatera Utara
dikeluarkan 10%. Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat hasil pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada hasil pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya. E. Zakat Hasil Tambang Zakat pertambangan adalah segala yang dikeluarkan dari hasil bumi yang dijadikan Allah di dalamnya dan berharga, seperti timah, besi dan sebagainya (Teungku, 2006). Harta makdin (pertambangan) yang berupa besi, baja, tembaga, kuningan, timah, minyak, batubara, dan lain-lain di Indonesia dikuasai oleh negara. Adapun yang berupa batu-batuan, emas dan perak, oleh pemerintah masyarakat masih diperbolehkan menambangnya. Makdin inilah yang dikenakan zakat, ialah dua setengah persen. Adapun nishabnya seharga nisab emas ialah 20 dinar atau 94 gram (Syukri, 2001). Zakat makdin tidak mempergunakan syarat haul. Artinya, zakatnya wajib dikeluarkan pada saat didapatkan, seperti zakat hasil pertanian (Syaikh, 2005). F. Zakat Barang Temuan Zakat Barang Temuan (Rikaz) wajib dikeluarkan untuk barang yang ditemukan terpendam di dalam tanah, atau yang biasa disebut dengan harta karun. Zakat barang temuan tidak mensyaratkan baik haul (lama penyimpanan) maupun nisab (jumlah minimal untuk terkena kewajiban zakat), sementara kadar zakatnya adalah sebesar seperlima atau 20% dari jumlah harta yang ditemukan. Jadi setiap mendapatkan harta temuan berapapun besarnya, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar seperlima dari besar total harta tersebut. Hadits yang mendasari kewajiban
Universitas Sumatera Utara
mengeluarkan zakat ini adalah Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: " ...dan pada rikaz (diwajibkan zakatnya) satu perlima ". G. Zakat Profesi Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi (hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta. Adapun orang orang yang mensyariatkan zakat profesi memiliki alasan sebagai berikut: Berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan perdagangan, sumber pendapatan dari profesi tidak banyak dikenal di masa generasi terdahulu. Oleh karena itu pembahasan mengenai tipe zakat profesi tidak dapat dijumpai dengan tingkat kedetilan yang setara dengan tipe zakat yang lain. Namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari zakat, karena zakat secara hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaan golongan yang memiliki kelebihan harta untuk diberikan kepada golongan yang membutuhkan. Referensi dari Al-Qur'an mengenai hal ini dapat ditemui pada surat Al Baqarah ayat 267: Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
Universitas Sumatera Utara
1. Waktu Pengeluaran Berikut adalah beberapa perbedaan pendapat ulama mengenai waktu pengeluaran dari zakat profesi: a.
Pendapat As-Syafi'i dan Ahmad mensyaratkan haul (sudah cukup setahun) terhitung dari kekayaan itu didapat.
b.
Pendapat Abu Hanifah, Malik dan ulama modern, seperti Muh Abu Zahrah dan Abdul Wahab Khalaf mensyaratkah haul tetapi terhitung dari awal dan akhir harta itu diperoleh, kemudian pada masa setahun tersebut harta dijumlahkan dan kalau sudah sampai nisabnya maka wajib mengeluarkan zakat.
c.
Pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Umar bin Abdul Aziz dan ulama modern seperti Yusuf Qardhawi tidak mensyaratkan haul, tetapi zakat dikeluarkan langsung ketika mendapatkan harta tersebut. Mereka mengqiyaskan dengan zakat pertanian yang dibayar pada setiap waktu panen (haul: lama pengendapan harta). 2. Nisab Zakat Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat
tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520 kg beras. Hal ini berarti bila harga beras adalah Rp. 4.000/kg maka nisab zakat profesi adalah 520 dikalikan 4000 menjadi sebesar Rp. 2.080.000. Namun mesti diperhatikan bahwa karena rujukannya pada zakat hasil pertanian yang dengan frekuensi panen sekali dalam setahun, maka pendapatan yang dibandingkan dengan nisab tersebut adalah pendapatan selama setahun.
Universitas Sumatera Utara
3. Kadar Zakat Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia berbeda dengan tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh karena itu kadar zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari seluruh penghasilan kotor. Hadits yang menyatakan kadar zakat emas dan perak adalah: “Bila engkau memiliki 20 dinar emas, dan sudah mencapai satu tahun, maka zakatnya setengah dinar (2,5%)”. 4. Perhitungan Zakat Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara: a.
Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor secara langsung, baik dibayarkan bulanan atau tahunan. Metode ini lebih tepat dan adil bagi mereka yang diluaskan rezekinya oleh Allah. Contoh: Seseorang dengan penghasilan Rp. 3.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayar zakat sebesar: 2,5% X 3.000.000=Rp. 75.000 per bulan atau Rp. 900.000 per tahun.
b.
Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, Zakat dihitung 2,5% dari gaji setelah dipotong dengan kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil diterapkan oleh mereka yang penghasilannya pas-pasan. Contoh: Seseorang dengan penghasilan Rp. 1.500.000,- dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok Rp. 1.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayar zakat sebesar : 2,5% X (1.500.000-1.000.000)=Rp. 12.500 per bulan atau Rp. 150.000,- per tahun.
Universitas Sumatera Utara
5. Zakat Hadiah dan Bonus Berikut adalah jenis zakat hadiah/bonus/komisi yang erat kaitannya dengan zakat profesi: a.
Jika hadiah tersebut terkait dengan gaji maka ketentuannya sama dengan zakat profesi/pendapatan. Dikeluarkan pada saat menerima dengan kadar zakat 2,5%.
b.
Jika komisi, terdiri dari 2 bentuk : pertama, jika komisi dari hasil prosentasi keuntungan perusahaan kepada pegawai, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 10% (sama dengan zakat tanaman), kedua, jika komisi dari hasil profesi seperti mengikuti zakat profesi.
c.
Jika berupa hibah, terdiri dari dua kriteria, pertama, jika sumber hibah tidak di duga-duga sebelumnya, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 20%, kedua, jika sumber hibah sudah diduga dan diharap, hibah tersebut digabung kan dengan kekayaan yang ada dan zakat yang dikeluarkan sebesar 2,5%.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Jenis Zakat, Haul, Nishab, serta Kadar Zakat Jenis Zakat
Haul
Nishab
Kadar
Zakat Fitrah
Akhir Ramadhan
kelebihan makanan
2.5 Kg
Zakat Emas
Setiap Tahun
senilai 85 gram emas
2.5%
Zakat Pertanian
Setiap Panen
senilai 520 Kg beras
5 - 10 % kambing Zakat Peternakan
40
ekor/sapi
Setiap Tahun
1 ekor 30ekor
Zakat Profesi
Setiap Menerima
senilai 85 gram emas
2.5%
Zakat Perniagaan
Setiap Tahun
senilai 85 gram emas
2.5%
Setiap Tahun
senilai 85 gram emas
2.5%
Zakat Kekayaan Laut Zakat Rikaz
KetikanMemperoleh -
10%
Zakat simpanan
Setiap Tahun
2.5%
senilai 85 gram emas
Sumber: BAZIS (Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah)
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.3. Yang Berhak Menerima Berdasarkan firman Allah QS At-Taubah ayat 60, bahwa yang berhak menerima zakat/mustahik sebagai berikut: a.
Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
b.
Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.
c.
Pengurus zakat : orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan & membagikan zakat.
d.
Muallaf : orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.
e.
Memerdekakan budak : mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.
f.
Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan ma'siat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.
g.
Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit, madrasah, masjid, pesantren, ekonomi umat, dll.
Universitas Sumatera Utara
h.
Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan ma'siat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya. Atau juga orang yg menuntut ilmu di tempat yang jauh yang kehabisan bekal. 2.3 Tujuan Zakat Secara umum zakat bertujuan untuk menata hubungan dua arah yaitu
hubungan vertikal dengan tuhan dan hubungan horizontal dengan sesama manusia. Secara zakat vertikal, zakat sebagai ibadah dan wujud ketakwaan dan kesyukuran seseorang hamba Allah atas nikmat berupa harta yang diberikan Allah kepadanya serta untuk membersihkan dan menyucikan dari dan hartanya itu. Tujuan ini didasarkan pada pesan yang dikandung surat At-Taubah ayat 103: Artinya:
“Ambillah
(himpunlah/kelola)
dari
sebahagian
harta
mereka
sedekah/zakat; dengan sedekah itu kamu membesihkan mereka dan menyusikan mereka, dan berdoalah untuk mereka, karena sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka; dan Allah maha mendengar dan maha mengetahui.”(QS. At-Taubah: 103). Dalam kontes ini zakat bertujuan untuk menata hubungan seseorang hamba dengan tuhannya sebagai pemberi rezeki. Sedangkan secara inilah zakat bertujuan mewujudkan rasa keadilan sosial dan kasih sayang diantara pihak yang berkemampuan dengan pihak yang tidak mampu dan dapat memperkecil problema dan kesenjangan sosial serta ekonomi umat. Dalam kontes ini zakat diharapkan dapat mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial di antara sesama manusia. Tujuan ini tergambar dalam surat Al-Hasyr ayat 7.(QS. Al-Hasyr: 7).
Universitas Sumatera Utara
Jadi dapat dikatakan bahwa secara horizontal zakat berperan dalam mewujudkan keadilan dan kesetiakawanan sosial dan menunjang terwujudnya keamanan dalam masyarakat dari berbagai perbuatan negatif seperti pencurian atau tindakan kriminal lainnya, karena harta hanya beredar diantara orang-orang kaya saja. Tujuan secara horizontal ini tampak secara jelas, karena didalam zakat telah ditetapkan ketentuan dan proseduralnya seperti batas nisab, haul dan kadar zakat yang harus dikeluarkan serta kriteria para mustahiq yang berhak menerimanya. Kewajiban zakat menjadi tujuan yang bersifat agamis, moralspiritual, finansial, ekonomis, sosial dan politik, yang pada akhirnya untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan yang bersifat agamis, moral-spiritual, finansial, ekonomis sosial dan politik ini, dapat dirinci kepada dua aspek yaitu aspek kebaktian terhadap Allah dan amal shaleh kepada masyarakat. Aspek kebaktian terhadap Allah SWT, ialah bahwa menunaikan zakat itu adalah mempersembahkan “ketakwaan” dengan melaksanakan perintahnya sedangkan aspek amal soleh kepada masyarakat mengandung segi sosial dan ekonomi segi sosial adalah untuk kemaslahatan pribadi-pribadi dan kemaslahatan umum. Segi ekonomis adalah harta benda itu harus berputar diantara masyarakat, menjadi daya dorong untuk perputaran ekonomi dalam masyarakat. Dalam kotes ini zakat bertujuan melindungi nasib orang fakir miskin serta untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia (Asnaini, 2008).
Universitas Sumatera Utara
2.4 Muzakki Muzakki adalah seorang muslim yang dibebani kewajiban mengeluarkan zakat disebabkan terdapat kemampuan harta setelah sampai nisab dan haulnya. Dimana nisab adalah jumlah minimal harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya sedangkan cukup haul adalah masa waktu zakat yang dapat dihitung atas masa kepemilikan harta kekayaan selama 12 bulan qhamaryah, panen, atau pada saat menemukan rikaz. Dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat. 2.6 Penelitian Terdahulu 2.6.1 Penelitian Niken Fidyah Ramadhani (2011) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2011) yang berjudul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengumpulan Zakat, Infaq dan Shoddaqoh pada Badan Amil Zakat Daerah SUMUT ” metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif, yang menunjukkan bahwa perkembangan pengumpulan zakat, infaq dan shoddaqoh mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi pengumpulan tersebut adalah moment bulan keagamaan, pendapatan dan usia Muzakki. Alasan Muzakki lebih memilih membayar zakat, infaq dan shoddaqoh di Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara karena BAZDA SUMUT adalah institusi yang resmi atau legal milik Pemerintah. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berzakat, berinfaq dan bershoddaqoh, BAZDA SUMUT harus terus melakukan sosialisasi zakat.
Universitas Sumatera Utara