BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain aktivitas dan kejadian yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara singkat dapat dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Pariwisata merupakan kegiatan yang penting dilakukan dan memiliki banyak tujuan seperti : a. Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan ke tempat ain atau luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan, adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka. b. Wisata olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara. c. Wisata bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai, atau laut.
1
2
d. Wisata cagar alam, yaitu jenis wisata yang biasanya diadakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan atau penelitian e. Wisata kesehatan, yaitu perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani. f. Wisata komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameranpameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, dagang dan lain sebagainya. g. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian. h. Wisata bulan madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi menikmati perjalanan. Hal di atas menunjukan bahwa pariwisata sangat berperan bagi kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pada awalnya hanya segelintir orang kaya saja yang dapat menikmati pariwisata, akan tetapi sekarang sudah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Di zaman yang modern ini, hal
3
tersebut tidak hanya dialami oleh negara-negara maju saja akan tetapi negara berkembang juga merasakannya, termasuk Indonesia sebagai negara berkembang yang kaya akan potensi pariwisatanya. Indonesia adalah negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang di dunia, hal ini merupakan salah satu faktor Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, oleh karena itu Indonesia patut menjadi lima besar negara periwisata di ASEAN, sedangkan Singapura berada di peringkat pertama disusul Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam. Dari begitu banyak daerah di Indonesia yang terdapat potensi pariwisata didalamnya, salah satunya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disebut DIY atau Jogja atau Yogyakarta. Yogyakarta adalah salah satu dari dua daerah istimewa yang ada di Indonesia, hal ini dikarenakan pada masa peperangan memperebutkan kemerdekaan Yogyakarta pernah menjadi ibu kota negara Indonesia, selain itu di Yogyakarta terdapat keraton atau kerajaan yang kental dengan adat dan budaya yang masih aktif sampai sekarang, yaitu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Bowono I pada tahun 1755 dan sekarang menjadi kediaman bagi sultan dan obyek wisata yang terkenal. Selain itu di Yogyakarta juga terdapat lebih dari 100 obyek wisata yang tersebar di enam kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Oleh karenanya Daerah Istimewa Yogyakarta Pantut untuk menjadi daerah unggulan periwisata di Indonesia selain Bali, Raja ampat, dan daerah-daerah lain yang memiliki sumber daya yang potensial untuk pariwisata. Hal ini juga merupakan alasan mengapa banyak wisatawan menjadikan kota ini sebagai tujuan wisata setelah Bali.
4
Wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta pun tidak hanya wisatawan domestik, banyak pula wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota ini, salah satunya adalah wisatawan dari Korea Selatan. Hal ini juga terbukti dengan sedikitnya wisatawan asing asal Korea Selatan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut buku statistik kepariwisataan Dinas Pariwisata DIY 2012, jumlah orang Korea yang berkunjung ke Yogyakarta sejumlah 3.332 orang dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya 2.963 orang. Meskipun demikian dari total 197.751 wisatawan mancanegara yang datang ke Yogyakarta pada tahun 2012. Angka ini terbilang sangat kecil bahkan tidak mencapai peringkat 10 besar daftar negara yang berkunjung ke Yogyakarta. Daftar sepuluh besar negara wisatawan asing yang berkunjung ke DIY tahun 2012 adalah sebagai berikut
Tahun 2012 No
Negara
6 Australia
9225
4,67
7 Amerika Serikat
9136
4,62
Jumlah
%
1 Belanda
32025
16,19
8 Singapura
8343
4,22
2 Malaysia
20729
10,48
9 Thailand
5181
2,62
3 Perancis
19618
9,92
10 Tiongkok
4860
2,46
4 Jepang
19074
9,65
Negara lain
59245
29,96
5 Jerman
10314
5,22
Total
187436
100
Tabel 1. Sepuluh besar wisman 2012 Sumber : Buku statistik kepariwisataan Dinas Pariwisata DIY 2012
5
Tabel 2. Sepuluh besar wisman 2012 Sumber : Buku Statistik Kepariwisataan Dinas Pariwisata DIY 2012
Salah satu faktor penyebab rendahnya tingkat kunjungan dari negara Korea Selatan adalah minimnya informasi tentang Daerah Istimewa Yogyakarta di kalangan orang-orang Korea, pada kenyataannya Daerah Istimewa Yogyakarta telah memenuhi syarat segmen pasar potensial bagi wisatawan asing asal Korea Selatan. Hal ini ditunjukan dengan survei yang dilakukan oleh penulis bahwa delapan dari sepuluh orang Korea tidak mengetahui Daerah IstimewaYogyakarta. Oleh karena itu, penulis ingin memberikan informasi lebih kepada orangorang Korea terhadap Daerah Istimewa Yogyakarta melalui potensi pariwisata yang dimiliki oleh Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga selain memperluas wawasan orang Korea terhadap Daerah Istimewa Yogyakarta, penelitian ini juga bertujuan untuk mempromosikan obyek-obyek wisata unggulan terutama yang sesuai dengan segmen pasar potensial bagi wisatawan Korea Selatan di Daerah
6
Istimewa Yogyakarta serta mengetahui tingkat ketertarikan orang-orang Korea terhadap obyek wisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah : a. Seberapa tinggi tingkat ketertarikan orang Korea terhadap obyek pariwisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta ? b. Bagaimanakah cara menginformasikan obyek wisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan efektif dan efisien kepada orang Korea ? c. Obyek wisata unggulan manakah yang menjadi favorit orang Korea di Daerah Istimewa Yogyakarta ? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah : a. Mengetahui seberapa tinggi minat orang Korea terhadap obyek pariwisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Mengetahui cara yang efektif untuk mempublikasikan obyek wisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta kepada orang Korea. c. Mengetahui obyek wisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang paling diminati oleh orang Korea.
7
1.4 Pembatasan Masalah Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan obyek tempat-tempat wisata sejarah unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta, penulis membatasi obyek wisata tersebut hanya untuk tiga obyek wisata unggulan yaitu, Candi Prambanan, Malioboro, dan Keraton Kasultanan Ngayogyakarta. Walaupun ada berbagai macam jenis ketertarikan, tetapi yang akan diteliti adalah ketertarikan untuk mengunjungi obyek-obyek wisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.5 Manfaat Penulisan 1.5.1 Manfaat Teoritis a. Penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang sudut pandang orang Korea terhadap potensi wisata unggulan di Yogyakarta, b. Mengetahui hal-hal terkait daya tarik obyek wisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.5.2 Manfaat Praktis a. Dapat meningkatkan jumlah wisatawan asing untuk berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta, b. Memberikan wawasan kepada orang Korea terhadap potensi pariwisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta, c. Menjadi sarana promosi dan publikasi obyek wisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta, d. Dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.
8
1.6 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, responden, dan instrumen yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokoumentasi, dan sebagainya. Sedangkan instrumen pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner, pedoman wawancara, kamera dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi, dan wawancara. 1.6.1 Metode Pengumpulan Data Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
9
angket terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran, dan penampilan fisik. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti terhadap nara sumber. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada responden yang jumlahnya banyak, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif) Dari tiga jenis metode pengumpulan data tersebut dapat diketahui jenis metode pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu metode angket atau kuesioner. Untuk mendapatkan tingkat ketertarikan orang Korea mengunjungi pariwisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta maka diperlukan instrumen angket sebagai alat ukur tingkat ketertarikan tersebut dari skala 1 sampai dengan 10. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
10
1. Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban. 2. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb. 3. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka). Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masingmasing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survei dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
11
Untuk melakukan sebuah penelitian atau survei kita perlu memperhatikan hak dan kewajiban para responden. Salah satu haknya adalah melindungi privasi data pribadi responden, dan berikut merupakan beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data : 1.
Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
1
Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
2
Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan
jika
hal
tersebut
mutlak
diperlukan
untuk
penelitian,
maka
penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian. 3
Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri, dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar
4
Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
5
Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
12
6
Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental.
7
Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama studi. 1.6.2 Metode Pembahasan Data tersebut diolah menggunakan prinsip pengukuran atau levels of
measurement perlu mendapat perhatian untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah tepat untuk menguji hipotesis. Hasil pengolahan data disajikan secara narasi yaitu menuliskan hasilnya dalam bentuk tugas akhir dengan runtut dan dengan bahasa yang formal. Setelah itu, akan ditarik kesimpulan dan saran yang bermanfaat sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti. 1.7 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini terdiri dari empat bab. Bab I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah, manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi landasan teori dan profil obyek wisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bab III berisi pembahasan tentang ketertarikan orang Korea terhadap obyek wisata unggulan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bab IV berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.