1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara yaitu sebagai lembaga perantara
keuangan (Financial Intermediary). Dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan pasal 1 ayat 2 dalam UU No. 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman dan bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam UUPI juga disebutkan pembagian perbankan di Indonesia berdasarkan kegiatan usahanya, yaitu : 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah. Bila bank konvensional mendasarkan keuntungannya dari pengambilan bunga yang telah ditetapkan, maka Bank Syariah mendasarkan keuntungannya dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-base income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh
2
pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang di haramkan dalam syariat Islam.
Rintisan praktik perbankan Islam di Indonesia dimulai pada awal periode
1980-an, melalui diskusi-diskusi bertemakan bank Islam. Tokoh-tokoh yang
terlibat dalam pengkajian tersebut, beberapa di antaranya adalah Karnaen A Perwataatmadja, M Dawam Rahardjo, AM Saefuddin, dan M Amien Azis. Sebagai uji coba, gagasan perbankan Islam dipraktekkan dalam skala yang relatif
terbatas di antaranya di Bandung (Bait At-Tamwil Salman ITB) dan di Jakarta (Koperasi Ridho Gusti). Prakarsa mengenai pendirian Bank Islam di Indonesia baru dilakukan tahun 1990. Pada tanggal 18-20 Agustus tahun tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta 22-25 Agustus 1990, yang menghasilkan amanat bagi Tim Perbankan MUI untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak yang terkait. Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah berdirinya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang sejak tanggal 1 Mei 1992 resmi beroperasi dengan modal awal sebesar Rp106.126.382.000,-. Perbankan syariah di Indonesia sampai dengan bulan Desember 2011 menunjukan perkembangan yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bank-bank syariah ataupun Unit Usaha Syariah. Data mengenai jumlah bank syariah dapat dilihat pada tabel berikut ini :
3
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah
Jaringan Kantor Perbankan Syariah
2010
2011 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Des
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
1215
1309
1308
1311
1326
1332
1332
1332
1332
1349
1365
1391
1401
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
24
262
298
298
300
300
300
300
300
300
303
327
333
336
Jumlah Bank
150
151
151
152
153
153
154
155
154
154
154
154
155
Jumlah Kantor
286
290
291
292
299
299
300
300
362
362
362
362
364
Bank Umum Syariah
Jumlah Bank Jumlah Kantor
Unit Usaha syariah Jumlah Bank Umum
Konvensional yang
memiliki UUS Jumlah Kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Sumber : Statistik Perbankan Syariah www.bi.go.id (data di olah kembali)
Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus di dukung dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus di perhatikan oleh bank untuk bisa terus bertahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank (Kiki Maharani : 2011). Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi
4
maupun sumber daya manusia. Tujuan analisis kinerja keuangan bank adalah untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi
likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan
maupun tahun sebelumnya (M. Faisal Abdullah : 2005). Kinerja keuangan ini
dapat kita lihat dari informasi mengenai kegiatan operasional bank dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan
perusahaan (Munawir : 2004). Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah suatu alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan akan tetapi selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi atau kondisi keuangan perusahaan tersebut. Ada beberapa teknik dalam menganalisis laporan keuangan, diantaranya analisa perbandingan laporan keuangan, analisa trend, analisa sumber dan penggunaan modal kerja dan analisis rasio keuangan (M. Faisal Abdullah : 2005). Teknik analisis yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah analisa rasio keuangan. Teknik analisa rasio keuangan merupakan teknis analisis untuk mengetahui hubungan di antara pos – pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan. Penelitian yang dilakukan oleh Saepul Mulyana tahun 2009 dengan variabel CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, dan LDR/FDR, hasilnya diperoleh bahwa rata-rata rasio keuangan Bank Syariah Mandiri labih baik pada penyanggaan resiko kegagalan pembayaran kredit oleh debitur
dan likuiditas, sedangkan system
5
konvensional pada Bank Mandiri lebih baik pada permodalan dan profitabilitas. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Abustan di tahun yang sama dengan
variabel CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR diperoleh hasil bahwa rata-rata
kinerja Bank Syariah memiliki kinerja yang lebih besar yaitu 87,96% bila
dibandingkan dengan Bank Konvensional yaitu sebesar 81,84%. Penelitian ini menggunakan Uji Beda T-Test. Ini berarti hampir dari semua rasio keuangan yang
diuji bank syariah lebih baik dari bank konvensional. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Maria Husnun Nisa pada tahun 2009 menunjukkan hasil yang berbeda. Untuk CAR di dapat bahwa bank konvensional (21,712%) lebih tinggi daripada bank syariah (13,277%). ROE bank konvensional sebesar 19,355% lebih baik daripada bank syariah yaitu 13,438%. Begitu pula untuk ROA bank konvensional (2,020%) lebih tinggi dari bank syariah (1,182%). Quick ratio bank syariah 25,904% lebih besar daripada bank konvensional 11,695%. Kesimpulan dari
penelitiannya
Maria
menyebutkan
bahwa
kinerja
keuangan
bank
konvensional lebih baik dari pada bank syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Widya pada tahun 2011 menyebutkan bahwa kinerja keuangan bank konvensional lebih baik daripada bank syariah. Rata-rata rasio CAR bank syariah sebesar 11,94% lebih kecil daripada bank konvensional yaitu 16,915%. Untuk LDR bank syariah (86,089%) lebih besar daripada bank konvensional (55,548%). NPL bank konvensional (1,379%) lebih baik dari bank syariah (3,262%).
BOPO bank
konvensional (79,481%) lebih baik dari bank syariah (80,221%). Sementara ROA pada bank syariah (2,33%) lebih besar dari bank konvensional (2,126%). Secara sederhana hasil dari beberapa penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut:
6
Tabel 1.2 Penelitian-Penelitian Sebelumnya
No
Peneliti
Tahun
Judul
Variabel yang Diteliti
Saepul Mulyana
C A R
LDR/ LDF
NPL/ NPF
R O E
R O A
B O P O
Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan syariah dengan Perbankan Konvensional (Pada bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri Periode 2002 - 2008)
CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, dan LDR/LDF
K
S
S
K
K
-
Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan syariah dengan Perbankan Konvensional (Pada bank Muamalt Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BTPN, Bank Mizuho Indonesia, BPD Sumatera Utara, BPD Kalimnantan Timur, BPD DKI Jakrta dan BPD Daerah Aceh Periode 2002 - 2008 )
CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, dan BOPO
S
-
S
S
S
S
2009
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional (Dengan sample Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI, Bank Danamon, BII, Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah Periode 2003-2006)
CAR, ROE, ROA, CR, dan NPM
K
-
-
K
K
-
2011
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia (Studi kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Mandiri dan Bank Mega Periode 2007 - 2011)
CAR, LDR/LDF, NPL/NPF, BOPO, dan ROA
K
S
K
-
S
K
1.
Hasil
2009
2.
3.
4.
Abustan
Maria Husnun Nisa
Widya Wahyu Ningsih
2009
Ket : S = Rasio Perbankan Syariah lebih baik K = Rasio Perbankan Konvensional lebih baik Sumber : Data diolah sendiri
7
Dari beberapa penelitian tersebut dapat dilihat bahwa terdapat hasil
penelitian yang bertolak belakang. Saepul Mulyana menyatakan kinerja keuangan
perbankan konvensional dan syariah sebanding. Abustan menyebutkan bahwa
kinerja keuangan Bank Syariah lebih baik dari Bank Konvensional. Sementara
dua penelitian lain (Maria dan Widya) menyatakan bahwa kinerja keuangan Bank Konvensional lebih baik dari Bank Syariah. Hal tersebut menjadi faktor utama membuat penulis meneliti kembali perbandingan antara kinerja keuangan yang
bank syariah dan bank konvensional. Berdasar pada latar belakang tersebut, penulis memilih judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Perbankan Konvensional dengan Perbankan Syariah periode 2007 – 2011 (Studi Kasus Pada Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, dan Bank Syariah Mega Indonesia)”.
1.2
Identifikasi Masalah 1. Bagaimana kinerja keuangan perbankan konvensional (Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Central Asia) periode 2007 - 2011 ? 2. Bagaimana kinerja keuangan pada perbankan syariah (Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, dan Bank Syariah Mega Indonesia) periode 2007 - 2011? 3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara kelompok perbankan Konvensional dan Syariah periode 2007-2011?
8
4. Kelompok pebankan mana yang memiliki kinerja lebih baik periode
2007- 2011?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan konvensional
(Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Central Asia) periode 2007 – 2011 dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan. 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan pada perbankan syariah (Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, dan Bank Syariah Mega Indonesia) periode 2007 – 2011 dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja keuangan antara Perbankan Konvensional dengan Perbankan Syariah periode 2007-2011. 4. Untuk mengetahui kelompok perbankan mana yang memiliki kinerja keuangan lebih baik periode 2007-2011. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Bagi penulis, Sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang penulis peroleh selama dibangku kuliah maupun dari hasil membaca literatur – literatur dengan kenyataan praktis yang ada pada industri perbankan.
9
1.3.2.2 Bagi Bank syariah, dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
kinerjanya,
sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan.
1.3.2.3 Bagi bank konvensional, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan acuan atau pertimbangan untuk membentuk atau
menambah Unit Usaha Syariah atau bahkan mengkonversi
menjadi bank syariah.
1.4
Kerangka Pemikiran Bank menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan
adalah : “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Dilihat dari segi fungsinya dibagi menjadi Bank Umum dan BPR. Bank Umum, yaitu Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada (Kasmir : 2008). Bank umum ini kembali terbagi menjadi dua berdasarkan pada cara penetapan harganya yaitu Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah. Bank harus membuat laporan keuangan untuk setiap periode tertentu. Laporan keuangan pada perbankan menunjukkan kinerja keuangan yang telah dicapai perbankan pada suatu periode tertentu.
10
Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada
suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator rasio keuangan bank
yaitu permodalan, likuiditas, rentabilitas, resiko usaha, dan efisiensi usaha (M.
Faisal Abdullah : 2005). Rasio-rasio keuangan ini dapat kita hitung berdasar pada pos-pos yang tercantum dalam laporan keuangan. Perbedaan-perbedaan yang mendasar antara perbankan konvensional dan
perbankan syariah dapat menciptakan kinerja keuangan yang berbeda pula. Dalam penelitian ini penulis membandingkan kinerja keuangan perbankan konvensional yang diwakili oleh Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Central Asia dengan perbankan syariah yang diwakili Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari masing-masing bank, dan untuk mengetahui bank manakah yang memiliki kinerja keuangan yang lebih baik (Widya : 2011). Kerangka pemikiran penulis untuk penelitian ini dapat dilihat dari bagan dibawah ini :
11
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
BANK
BANK UMUM
BANK UMUM KONVENSIONAL
BANK UMUM SYARIAH
Laporan Keuangan
Rasio-Rasio Keuangan
Permodalan
Likuiditas
Kualitas Aktiva Produktif
Efisiensi Efisiensi
Rentabilita s
Kinerja Keuangan
Sumber : Data diolah sendiri
1.5
Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : β = 0 (Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan konvensional dengan perbankan syariah).
12
H1 : β ≠ 0 (Ada perbedaan
perbankan konvensional dengan perbankan syariah, dilihat dari
rasio permodalan).
H2
yang signifikan antara kinerja keuangan
:
β ≠ 0 (Ada perbedaan
yang signifikan antara kinerja keuangan
perbankan konvensional dengan perbankan syariah dilihat dari
rasio likuiditas).
H3
:
β ≠ 0 (Ada perbedaan
yang signifikan antara kinerja keuangan
perbankan konvensional dengan perbankan syariah dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif). H4
:
β ≠ 0 (Ada perbedaan
yang signifikan antara kinerja keuangan
perbankan konvensional dengan perbankan syariah dilihat dari rasio rentabilitas (ROA)). H5
:
β ≠ 0 (Ada perbedaan
yang signifikan antara kinerja keuangan
perbankan konvensional dengan perbankan syariah dilihat dari rasio rentabilitas (ROE)). H6 : β ≠ 0 (Ada perbedaan
yang signifikan antara kinerja keuangan
perbankan konvensional dengan perbankan syariah dilihat dari rasio efisiensi (BOPO))
1.6
Metode Penelitian 1.6.1
Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kinerja
13
keuangan bank yang menjadi objek penelitian ini dengan membaca rasio-
bank mana yang memiliki kinerja keuangan lebih baik. 1.6.2
Data Penelitian
1.6.2.1 Jenis dan Sumber Data
rasio keuangannya, sehingga pada akhirnya dapat dibandingkan kelompok
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder yaitu data yang telah diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal ini penulis mendapatkan data-data laporan keuangan kedua bank dari website resmi Bank Mandiri
(www.bankmandiri.co.id),
Bank
Rakyat
Indonesia
(www.bri.co.id), Bank Central Asia (www.bca.co.id), Bank Rakyat Indonesia(www.bri.co.id), Bank Syariah Mandiri (www.bsm.co.id), Bank Muamalat (www.muamalatbank.com), dan Bank Syariah Mega Indonesia (www.bsmi.co.id). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1.
Neraca Keuangan Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia periode 20072011.
2.
Laporan Laba Rugi Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia periode 20072011.
14
3.
Indonesia, Bank Central Asia, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia periode 2007-2011.
1.6.2.2 Populasi dan Sample
Ikhtisar Laporan Keuangan Bank Mandiri, Bank Rakyat
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5
besar Bank Umum Konvensional dan 5 besar Bank Umum Syariah berdasarkan total aset sampai dengan Desember 2011. Adapun metode yang digunakan dalam penentuan sampling adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel ditarik berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang diketahui sebelumnya (Neneng Nuryati : 2010). Kriteria untuk pemilihan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bank
umum
(konvensional
dan
syariah)
yang
menduduki peringkat tiga teratas berdasarkan
total
asset terbesar dari masing-masing kelompok bank periode 2007-2011. 2.
Bank umum (konvensional dan syariah) yang minimal secara tiga tahun berturut-turut memenuhi kriteria yang tersebut pada poin pertama.
15
Berdasarkan kriteria pemilihan sample di atas, diperoleh
jumlah sample sebanyak 6 bank, 3 bank untuk Bank Umum
Konvensional (Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank
Central Asia), dan 3 bank untuk Bank Umum Syariah (Bank
Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah
Mega Indonesia). Posisi total asset dari ke enam bank tersebut di
atas dibandingkan beberapa bank lain sebagai berikut : Tabel 1.3 Data Total Aset Beberapa Bank Konvensional (Dalam Miliar) Tahun
Nama Bank
2007
2008
2009
2010
2011
PT Bank Mandiri Tbk
Rp 306.563
Rp 340.181
Rp 375.239
Rp 410.619
Rp 493.050
PT BRI (Persero) Tbk.
Rp 204.009
Rp 250.134
Rp 318.447
Rp 395.396
Rp 456.382
PT BCA (Persero) Tbk.
Rp 218.615
Rp 246.702
Rp 283.182
Rp 323.345
Rp 380.927
PT BNI (Persero) Tbk.
Rp 184.463
Rp 200.974
Rp 226.911
Rp 241.169
Rp 289.458
PT Bank CIMB Niaga Tbk
Rp
Rp
Rp 106.889
Rp 142.932
Rp 164.247
54.733
69.305
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 2011, Bank Indonesia
Tabel 1.4 Data Total Aset Beberapa Bank Syariah (Dalam Miliar) Tahun
Nama Bank PT Bank Syariah Mandiri Tbk PT
Bank
Muamalat
Indonesia Tbk. PT Bank Syariah Mega Indonesia Tbk.
2007
2008
2009
2010
2011
Rp
12.885
Rp
17.065
Rp
22.036
Rp
32.481
Rp
48.671
Rp
10.569
Rp
12.610
Rp
16.064
Rp
21.442
Rp
32.479
Rp
2.561
Rp
3.096
Rp
4.381
Rp
4.637
Rp
5.565
16
PT
Bank Syariah BRI
Tbk.
Rp
261
Rp
482
Rp
3.178
Rp
6.856
Rp
11.200
Sumber : Data diolah sendiri
1.6.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data,
yaitu :
a. Studi Pustaka
Penelitian ini mengumpulkan data dan teori yang relevan
terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku dan penelitian terdahulu. b. Studi Dokumenter
Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan masing – masing Bank yang diperoleh dari website masing-masing bank.
1.6.2.4 Operasional Variabel Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar
dari
suatu
operasionalisasi
penelitian
variabel
ilmiah
penelitian.
yang
tercantum
Secara
lebih
operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut :
dalam rinci,
17
Tabel 1.5
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Permodalan (CAR) X1
Kualitas Aktiva Produktif (NPL?NPF) X2
Likuiditas (LDR/FDR) X3
Rentabilitas (ROA) X4
Rentabilitas (ROE) X5
Konsep CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Aturan dari BI,CAR minimum bagi setiap bank adalah ≥ 8% . NPL adalah untuk melihat seberapa besar tingkat kredit bermasalah yang telah disalurkan oleh Bank.BI memberikan aturan baku untuk NPL maksimal ≤ 5%. LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank. Aturan dari BI adalah antara 85% sampai dengan 110%. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dari total asset yang dimiliki. BI menetapkan bahwa ROA yang baik adalah ≥ 1,5%. ROE digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dari total
Indikator
CAR =
Skala
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
NPL =
LDR =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
x 100%
x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝐼ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
Rasio
Rasio
x 100% Rasio
Rasio
ROA =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
ROE =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
x 100%
x 100% Rasio
18
Efisiensi Operasional X6
ekuitas yang dimiliki. Aturan BI menetapkan bahwa ROE yang baik adalah ≥ 5%. BOPO untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Aturan BI mengenai BOPO adalah ≤ 96%.
BOPO =
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
x 100% Rasio
1.6.2.5 Teknik Analisis Data Kemudian
rasio-rasio
keuangan
tersebut
akan
di
uji
menggunakan program SPSS. 18 yaitu dengan uji beda menggunakan Independent Sample T-Test. Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sample yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai ratarata dengan standar error dari perbedaan dua sample. Menurut Imam Ghozali dalam bukunya Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS tahun 2002, ada tiga tahap analisis, yaitu : 1. Group Statistik Pada output ini kita bisa membaca nilai rata-rata dari kedua sample apakah memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak. 2. Levene Test Hipotesisnya sebagai berikut : H0 : variance kedua sample sama
19
H1 : variance kedua sample tidak sama
Pengambilan keputusan : Jika probabilitas (Sig.) ≥ 0,05, maka H0 diterima Jika probabilitas (Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak.
3. Uji t-test
Hasil dari levene test akan digunakan dalam membaca hasil
pengujian t-test ini. Yaitu asumsi yang digunakan apakah variance yang sama atau tidak. Pengambilan keputusan : Jika probabilitas (Sig.) ≥ 0,05, maka H0 diterima Jika probabilitas (Sig.) < 0,05, maka H1/2/3/4/5 diterima.
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk penelitian ini penulis menganalisis data berupa laporan keuangan dari
masing-masing bank periode 2007 – 2011. Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bank Mandiri (www.bankmandiri.co.id), Bank Rakyat Indonesia (www.bri.co.id), Bank Central Asia (www.bca.co.id), Bank Syariah Mandiri (www.bsm.co.id), Bank Muamalat (www.muamalatbank.com), dan Bank Syariah Mega Indonesia (www.banksyariahmega.co.id). Adapun waktu penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 4 bulan, terhitung sejak bulan Maret 2012 sampai dengan Juni 2012.