BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dalam pembicaraan mengenai perempuan, akan terlintas beberapa topik
yang menarik untuk diperbincangkan dalam masyarakat umum dan kalangan intelektual, karena keberadaan perempuan memiliki makna tersendiri yang khusus baik dalam perbincangan sehari-hari maupun perbincangan ilmiah. Terutama di Indonesia, perempuan memiliki peranan penting dalam menunjang perkembangan masyarakat. Menurut Wibisono (Dikutip dari majalah Extra Intisari, 2012 : 5), kita tidak dapat mengangkat pembahasan mengenai perempuan hanya dari sudut pandang hak, gender dan emansipasi, karena peran perempuan melingkupi segala bidang dan panggungnya dalam kehidupan. Hak, gender dan emansipasi perempuan mengangkat pembahasan apa yang seharusnya diterima oleh perempuan, bagaimana tingkah laku perempuan di masyarakat sebagai konstruksi sosial, serta kedudukan untuk memberikan aspirasi terhadap masyarakat. Menurut, Setyasih (2006) didalam jurnal yang berjudul Konsep Diri dan Peranan Wanita Dalam Pembangunan, bahwa dalam memahami perempuan dapat dilihat dari sudut pandang citra yang merupakan keharusan bagi setiap individu dalam berbagai sudut pandang kehidupan, terutama dalam konteks pembangunan Indonesia seutuhnya. Didalam konsep gender, sudut pandang citra perempuan telah terkonsep oleh Thamrin Amal Tomagola (dalam artikel Sarah Santi), yakni :
Universitas Sumatera Utara
1. Citra
Pigura
adalah
perempuan
harus
tampil
memikat,
memperlihatkan kecantikkan fisik dan organ tubuh, langsing, muda sehingga memikat. 2. Citra Pilar adalah perempuan mengurus rumah tangga adalah istri ada pembedaan peran. 3. Citra Peraduaan adalah perempuan harus memelihara diri dan akhirnya untuk kepuasaan laki-laki. 4. Citra Pinggan adalah perempuan dilabelkan sebagai tukang masak. 5. Citra Pergaulan adalah perempuan jika mau masuk pergaulan harus menggunakann produk fashion dan kosmetik tertentu. Dewasa ini, bagi seorang perempuan tidak hanya bergelut dalam pengambilan peran sebagai ibu rumah tangga (pekerjaan domestik adalah pekerjaan yang berkecimpung dan terfokus dalam suatu rumah tangga/keluarga), namun juga mengambil peran sebagai perempuan karir (pekerjaan publik adalah pekerjaan yang berkecimpung dengan masyarakat umum dan berada dalam suatu perusahaan) yang bekerja dalam sebuah perusahaan. Ketika seorang perempuan menikah, ia tidak dapat memfokuskan pada dirinya sendiri lagi, akan tetapi ia harus membagi waktu dan tenaganya untuk mengurus keluarga, seperti mengatur keuangan keluarga, mengurus anak, mengurus suami, dan tugas lainnya sebagai seorang ibu. Lain halnya apabila, seorang perempuan yang telah menikah dan memiliki anak, bergelut dalam pengambilan peran dalam pekerjaan publik, yakni menjadi seorang perempuan karir.Ia tidak hanya harus memfokuskan diri, pada tugas rumah saja. Akan tetapi, fokusnya akan terbagi kepada pekerjaannya. Namun, semuanya tergantung bagaimana keputusan yang diambil ketika
Universitas Sumatera Utara
pembagian tugas dengan suami dan sepengetahuan suami.Ketika pra-observasi, penulis melihat bahwa perempuan yang bergelut dalam pengambilan peran sebagai ibu rumah tangga dan perempuan karir memiliki kesibukkan dalam melaksanakan tugas mereka yang tidak memiliki pembantu rumah tangga ataupun sanak saudara yang dapat membantu mereka.Menurut Sudarwati (2003) dalam jurnal yang berjudul Wanita dan Struktur Sosial : Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia, masyarakat Indonesia pada umumnya masih menjunjung nilai patriarkat pada keluarga. Di mana laki-laki mengambil kedudukan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah utama untuk keluarga.Namun, saat ini di masyarakat Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa perempuan telah mengambil peran sebagai pencari nafkah selain lakilaki. Menurut Lina Sudarwati, pengambilan peran oleh perempuan ini dikarenakan untuk menambah keuangan keluarga. Berdasarkan beberapa hasil penelitian para ahli sosiologi pada sebuah emagazine Medan Tribun.com, perempuan Asia memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan domestik dan publik dengan kekuasaan dan kecerdasan yang semakin meningkat dan dapat dikaitkan dengan konsep sosiologi.Penelitian ini dilakukan oleh Universal Networks International bekerjasama dengan Synovate dengan meneliti perempuan modern dan membuat istilah High Heeled Warriors untuk fenomena.Istilah High Heeled Warriors menggambarkan sosok perempuan yang sukses dan modern dan ini dapat dilihat pada beberapa perempuan karir saja. Dari hasil penelitian tersebut dikatakan bahwa, kemampuan yang dimiliki oleh para perempuan tersebut dilakukan untuk kesejahteraan keluarga, tanpa harus melepaskana nilai dan identitas yang telah melekat dalam diri mereka, dengan
Universitas Sumatera Utara
kata lain bahwa perempuan modern Asia memiliki sifat yang khusus dibandingkan dengan yang lain, diantaranya : 1. Memiliki keterkaitan yang kuat dengan keluarga dan masyarakat, sehingga merasa bahwa ia mempunyai tanggung jawab yang penting untuk memperhatikan keluarganya. 2. Kesuksesan bagi perempuan modern, tidak hanya dalam rumah tangga atau kantor. Mereka berusaha untuk dapat menyeimbangkan antara keluarga dan karir, sehingga menghasilkan produk yang unggul. 3. Diskusi mengenai kesejahteraan keluarga bagi perempuan modern Indonesia dengan suami mereka adalah hal yang harus dilakukan, mengingat bahwa individu tersebut memiliki peran yang berbeda. Hal ini juga dilakukan agar dalam pengambilan keputusan baik yang telah disepakati bersama ataupun di luar dari pada itu, dapat diterima untuk kehidupan yang lebih baik. 4. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa perempuan modern Indonesia mengakui bahwa teknologi modern mempengaruhi setiap aktivitasnya. Walaupun perempuan modern Indonesia identik memiliki kesibukkan yang padat, mereka juga tidak melupakan pentingnya kesehatan. Bahkan itu menjadi salah satu dari gaya hidup mereka, seperti fitnes, aerobik, yoga, dan lain sebagainya. Sebagai individu modern dengan kepadatan yang penuh, para perempuan modern Indonesia, memanjakan diri dan relaksasi seperti berlibur ke luar kota atau pergi ke salon dan spa adalah bagian yang penting. Hal ini dilakukan sebagai apresiasi untuk diri sendiri ataupun untuk keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Kota Medan adalah salah satu kota terbesar di Indonesia. Di kota ini, kita juga dapat menemukan penduduk perempuan yang dapat disimbolkan dengan High Heeled Warriors. Penulis tertarik mengangkat topik tersebut dalam penelitian ini.Sebagai subjek penelitian yakni karyawati Bank Negara dan Bank Swasta di Kota Medan sebagai informan yang merupakan salah satu contoh dari perempuan karir. Penulis melihat bahwa beberapa karyawati memiliki alasan yang berbeda dalam pengambilan peran sebagai ibu rumah tangga dan sebagai perempuan karir dan salah satu alasannya adalah untuk menambah keuangan keluarga serta terdapat gaya hidup yang berbeda, yang disebabkan kesibukkan para karyawati, sebagai bentuk dari kebutuhan hidup mereka. Sebagai seorang makhluk hidup, para perempuan karir pasti melakukan berbagai aktivitas serta membutuhkan dan menggunakan barang selain pangan untuk menunjang setiap aktivitas. Karyawati BNI dan BCA juga merupakan individu yang akan melakukan aktivitas ekonomi, seperti mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Konsumsi suatu barang adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk menggunakan atau menghabiskan barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, asumsi bahwa karyawati BNI dan BCA sebagai bagian dari perempuan karir memiliki gaya hidup yang berbedabeda, baik di dalam kantor, rumah, bahkan dengan lingkungan yang berada di luar akses rumah dan kantor, sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan barang dan jasa. Barang ataupun jasa yang akan dikonsumsi sebagai suatu gaya hidup oleh individu ataupun suatu kelompok, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan ekonomi, lingkungan dan budaya. Misalnya pada aspek ekonomi,
Universitas Sumatera Utara
konsumen akan melakukan pertimbangan terlebih dahulu dari sisi keuangan, sebelum mengonsumsi suatu barang atau jasa. Sehingga dengan demikian konsumen dapat membeli barang atau jasa yang sesuai dengan daya belinya. Begitu juga faktor budaya, lingkungan dan lain sebagainya juga cukup berpengaruh bagi konsumen dalam menentukan barang atau jasa apa yang akan dikonsumsinya.Menurut Suwarto (Suwarto dan Agus Sumali, 2012), besarnya konsumsi barang atau jasa dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini, yaitu: 1. Kemampuan masyarakat dalam usaha menyediakan barang-barang konsumsi. 2. Besar kecilnya penghasilan seseorang, terutama dana yang disediakan untuk dibelanjakan. 3. Tingkat harga barang/jasa. Konsumsi terbentuk karena adanya selera, gaya hidup dan identitas. Konsumsi dapat membentuk identitas seseorang dari barang-barang simbolis yang dikonsumsi. Hubungan antara konsumsi dan gaya hidup terbentuk ketika kita melihat seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang maka akan terlihat bagaimana gaya hidup mereka. Hubungan antara gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat adalah setiap pemilihan gaya hidup yang akan mempengaruhi pola konsumsi pada masyarakat. Gaya hidup secara sederhana dapat diartikan sebagai pola dimana seseorang hidup dan menggunakan uang serta waktu yang dimilikinya. Sehingga gaya hidup seseorang menggambarkan pola konsumsi seseorang. Perubahan gaya hidup akan mengubah pola konsumsi seseorang. Ketika seorang konsumen merubah gaya hidup sederhana menjadi gaya hidup yang glamour, maka barang-barang, yang dikonsumsinya juga akan disesuaikan dengan gaya hidup yang telah dipilihnya. Begitu juga ketika konsumen merubah
Universitas Sumatera Utara
gaya hidup menjadi gaya hidup yang sederhana, maka ia akan mengkonsumsi barang-barang yang tidak mewah juga. Menurut Setiadi (2003) dalam jurnal Gaya Hidup Konsumtif Perempuan Kota Muda Single Bekerja, gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya. Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak lahir. Bahkan gaya hidup akan membentuk identitas bagi diri seseorang atau kelompok dan akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman juga elektronik sebagai media perubahan budaya masyarakat. Menurut Dick Hebdige (1979), gaya hidup merupakan karakteristik yang dapat diamati, yang menandai sistem nilai serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Hal ini dilihat dari sisi waktu, uang, ruang dan objek-objek yang berkaitan dengan cara berpakaian, cara makan, cara berbicara, kebiasaan di rumah, kebiasaan di kantor, kebiasaan belanja, pilihan hiburan, dan sebagainya. Selain itu, menurut Dick Hebdige, gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas dari cara, tata, kebiasaan, pilihan serta objek-objek yang mendukungnya, yang pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu. Sedangkan menurut Nicos Hadjinicolaou, gaya hidup merefleksikan kesadaran kelas kelompok masyarakat tertentu yang merupakan bentuk ideologi kelas. Di dalam buku Yasraf Amir Piliang, yang berjudul Dunia yang Di Lipat, gaya hidup dapat di sorot secara sekilas, dengan dua pendekatan yang membahas mengenai gaya hidup, diantaranya pandangan Marxisme yang menyatakan bahwa gaya hidup dilandasi oleh satu ideologi tertentu yang menentukan bentuk dan arahnya.
Universitas Sumatera Utara
Cara berpakaian, gaya makan, jenis bacaan dikatakan merupakan ekspresi dari cara kelompok masyarakat mengkaitkan hidup mereka dengan kondisi eksistensi mereka, yang kombinasinya membentuk ideologi kelas sosial mereka (Yasraf Amir Piliang, 2006: 301). Dalam jurnal Safitri (2011), pada masyarakat Indonesia telah tumbuh beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme konsumsi. Pusat perbelanjaan bergaya seperti shopping mall, industri waktu luang, industri mode atau fashion, industri kecantikan, industri kuliner, industri kesehatan, perumahan elite, apartemen, makanan siap saji merupakan bagian dari perkembangan kapitalisasi yang saat ini telah merambat ke pelosok tanah air. Kita sebagai masyarakat tidak memungkiri bahwa pada kenyataannya keberadaan produk-produk yang tersedia mempengaruhi gaya hidup kita. Berkaitan dengan pembahasan mengenai gaya hidup perempuan karir, peneliti melihat bahwa ada perubahan pada ibu yang bekerja dalam memilih suatu persalinan. Dimana, pada masyarakat kita sebelum mengikuti arus perkembangan zaman modernisasi, persalinan normalmasih dimaknai sebagai suatu kodrat utuh sebagai seorang ibu. Namun, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin maju, calon ibu ditawarkan dengan berbagai teknik dan metode persalinan (Jurnal Salfriani).Teknik dan metode persalinan merupakan bagian dari monopoli teknologi yang dilakukan oleh ahli medis.Dalam hal ini, tesis medikalisasi umum diberikan fokus yang lebih tajam dengan pendapat bahwa perempuanlah, yang secara khusus, yang menjadi objek kontrol patriarkat atas obat-obatan dan teknik kedokteran dan bedah (Kevin, 2012: 57).Bahkan dokter
Universitas Sumatera Utara
sebagai ahli medis mereproduksi situasi yang mendorong perempuan agar dioperasi pada tataran pertama, tanpa mempertimbangkan kondisi sosial. Oleh karena itu, penulis juga ingin membahas bagaimana gaya hidup perempuan karir dan pengaruhnya terhadap pemilihan persalinan, baik teknik persalinan dan lokasi persalinan (Rumah Sakit / Klinik Persalinan). Secara umum, gaya hidup merupakan bagian dari salah satu faktor seorang ibu dalam memilih suatu persalinan yang akan dijalaninya, selain dari pada faktor lainnya, seperti faktor kesepakatan suami, pengetahuan, sosial, kepercayaan, kecemasan, ekonomi dan pekerjaan, media elektronik ataupun media massa.
1.2
Perumusan Masalah Kota Medan adalah salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai salah
satu kota terbesar di Indonesia, maka kita akan menemukan karyawati yang bekerja dalam sebuah perbankan yang merupakan salah satu gambaran perempuan masa kini yang tidak hanya bekerja di sektor rumah tangga saja, akan tetapi mampu menjalankan aktivitas di dalam rumah. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui sejauh mana gaya hidup perempuan karir yang bekerja sebagai karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan dan hubungannya terhadap pemilihan persalinan. Hal ini dikarenakan, pada pra-observasi penulis melihat adanya beberapa faktor dalam pemilihan persalinan dan salah satu faktornya berkaitan dengan gaya hidup pada perempuan karir. Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini, diantaranya :
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimana gaya hidup karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung Rejo Medan? 2. Apa faktor yang mempengaruhi gaya hidup seorang karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung RejoMedan? 3. Bagaimana gaya hidup karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung RejoMedan dalam memilih persalinan sebagai perempuan karir?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas tujuan penulisan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai gaya hidup perempuan karir dan pengaruhnya terhadap pilihan persalinan. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan lebih dalam mengenai bagaimana gaya hidup perempuan karir yang bekerja sebagai karyawati BNI Cabang USU dan BCA Tanjung RejoMedan. 3. Serta mengetahui dampak gaya hidup mereka terhadap pemilihan persalinan.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan kajian ilmiah dan memperluas cakrawala pengetahuan terkait kajian gaya hidup, kosmopolitan, perempuan karir perbankan bagi mahasiswa dan akademis umumnya terutama bagi mahasiswa sosiologi yang akan melakukan penelitian selanjutnya. Serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi
Universitas Sumatera Utara
bagi ilmu sosial dan masyarakat yang melakukan penelitian mengenai gaya hidup perempuan karir dan pilihan persalinan. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis berupa fakta-fakta di lapangan dalam meningkatkan daya, kritis dan analisis penulis sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penulis tersebut.Serta memberikan manfaat bagi penyedia jasa persalinan.
1.5
Definisi Konsep Penelitian mengenai gaya hidup perempuan karir dan pilihan persalinan
pada beberapa karyawati BNI Cabang USU dan BNI Tanjung RejoMedan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana gaya hidup para karyawati mempengaruhi pilihan persalinan sebagai bagian dari beberapa faktor pendukung pemilihan suatu persalinan. Agar penelitian ini tetap pada fokus penelitian dan tidak menimbulkan penafsiran ganda pada kemudian hari maka penelitian ini perlu dibuat defenisi konsep. Konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian agar tidak terlalu melebar dan lari dari sasaran utama, untuk menjelaskan maksud dan konsep-konsep yang terdapat dalam proposal penelitian.Adapun yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini antara lain,adalah: 1. Gaya hidup adalah pola penggunaan ruang, waktu, dan objek yang khas kelompok masyarakat tertentu (Yasraf Amir Piliang, 2006 : 18). Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari sekelompok manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengkordinir
Universitas Sumatera Utara
kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambanglambang sosial. Gaya hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat tertentu. Karakteristik, kekhususan dan tata cara yang dimaksudkan dalam hal ini, adalah sifat yang berada dalam diri seseorang, sehingga mempengaruhi tingkah laku dalam mengonsumsi suatu barang atau jasa secara tidak biasa. Dengan kata lain, setiap orang memiliki cara tersendiri dalam mengonsumsi dan mempergunakan suatu barang dan jasa. Gaya hidup dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasat mata, yang menandai sistem nilai, serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Dalam penelitian ini, gaya hidup ditujukkan kepada gaya hidup perempuan karir. Gaya hidup perempuan karir dengan perempuan yang tidak berkarir pastinya memiliki perbedaan. Gaya hidup perempuan karir yang bekerjapada umumnya dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaan ditambah lagi lingkungan diluar dari lingkungan pekerjaan. 2. Perempuan karir adalah perempuan yang menekuni suatu pekerjaan dalam suatu instansi negara atau swasta yang dilandasi oleh keahlian, penghasilan, pendidikan tertentu yang dimilikinya untuk mencapai suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan. Perempuan karir yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mereka yang melakukan pertimbangan dalam dunia perkantoran BNI Cabang USU dan
BCA Tanjung Rejo
Medan.
Universitas Sumatera Utara
3. Istilah persalinan secara medis adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan adalah serangkaian kejadian pada ibu hamil yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh si ibu (dalam skripsi Yenita, 2011). Namun, persalinan yang dimaksudkan secara sosial adalah interaksi yang dilakukan ahli medis dengan seorang ibu yang akan melakukan persalinan dan menggunakan metode dan teknik yang disesuaikan dengan kondisi ibu dan calon bayi, baik kondisi materi dan fisik.
Universitas Sumatera Utara