BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, sehingga padi termasuk tanaman prioritas. Hampir diseluruh wilayah Indonesia tersebar ribuan hektar lahan sawah yang digunakan sebagai media untuk menanam padi. Melihat
kondisi
negara
Indonesia
didapati
realita
yang
cukup
memprihatinkan, dimana negara Indonesia yang memiliki lahan yang cukup luas untuk menanam padi tetapi masih mengimpor beras dari negara lain. Hal ini terjadi dikarenakan proses mulai dari penanaman, perawatan hingga proses memanen padi yang kurang efektif. Menurut Purwanto (2011) dalam Iswari (2012), kehilangan hasil panen dan pascapanen mencapai 20,51%, yang terdiri atas kehilangan saat pemanenan 9,52%, perontokan 4,78%, pengeringan 2,13% dan penggilingan 2,19%. Jika dikonversikan terhadap produksi padi nasional yang mencapai 54,34 juta ton, kehilangan hasil tersebut setara dengan Rp 15 triliun lebih. Masalah kehilangan gabah pada proses panen dan pascapanen yang masih tinggi akhirnya memunculkan pemikiran untuk menemukan cara dalam mengatasi permasalahan tersebut, salah satu alternatifnya yaitu dengan cara membuat alat dan mesin pertanian. Dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, akan sangat memungkinkan untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini.
1
Dari sekian banyak proses pengolahan padi, proses pemanenan merupakan proses yang cukup penting dalam menjaga kualitas dan kuantitas padi yang baik. Dalam proses pemanenan terdapat proses perontokan, dimana proses perontokan merupakan tahap proses panen dan pascapanen yang mendapatkan peringkat kedua untuk kehilangan hasil setelah kehilangan karena proses panen. Perontokan yang dilakukan secara manual maupun secara mekanis akan menghasilkan persentase kehilangan yang besar apabila proses perontokan dilakukan dengan menggunakan metode yang salah. Menurut Nugraha (2011), penyebab utama kehilangan hasil pada perontokan padi adalah: (1) perilaku petani yang bekerja kurang hati-hati, (2) cara penggebotan dan frekuensi pembalikan padi, (3) kecepatan silinder perontok dan (4) besarnya alat dan plastik yang digunakan pada saat merontok. Dalam proses perontokan padi banyak metode yang bisa dilakukan antara lain dengan cara gebot, diinjak, pedal thresher dan power thresher. Banyaknya cara yang bisa dilakukan ketika perontokan padi terkadang membuat petani sulit untuk menentukan metode perontokan yang tepat bagi padi mereka, kesulitan pemilihan metode perontokan padi ini terkait tentang jumlah persentase gabah yang hilang akibat penggunaan alat perontokan, keefektifan waktu perontokan dan biaya perontokan yang minimum. Pemilihan metode perontokan juga dilihat dari segi jumlah luas lahan padi yang akan dirontok serta varietas padi yang akan dirontok sebab setiap varietas padi memiliki tingkat ketahanan rontok yang berbeda-beda. Teknologi yang semakin maju tentunya akan mampu menganalisa
2
waktu yang dibutuhkan untuk pemanenan, biaya yang dikeluarkan serta kehilangan gabah karena perontokan. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang ada saat ini memiliki sebuah kemampuan yang bisa membantu para petani menentukan cara yang tepat untuk melakukan proses perontokan. Salah satu Teknologi Informasi dan Komunikasi yang telah berkembang saat ini adalah program sistem pakar. Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik termasuk didalamnya bidang pertanian. Dengan menggunakan basis ilmu pertanian maka program ini diharapkan mampu untuk memecahkan permasalahan petani dalam menentukan metode perontokan padi yang tepat. Desa Srimartani merupakan desa yang terletak di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis desa ini terletak di Kecamatan Piyungan yang berada 80 meter diatas permukaan laut. Dibagian utara kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Prambanan dan Berbah, bagian timur berbatasan dengan Patuk, bagian selatan berbatasan dengan Pleret dan bagian barat berbatasan dengan Banguntapan. Ibukota Kecamatan Piyungan berjarak 25 Km dari pusat pemerintahan Kabupaten Bantul. Di Desa Srimartani terdapat tiga cara perontokan yang biasa dilakukan oleh para petani, antara lain dengan cara gebot, pedal thresher dan power thresher. Varietas padi yang ada di Desa Srimartani ada sekitar kurang lebih 15 varietas. Pada tahun 2010 produksi Gabah Kering Giling (GKG) jenis padi sawah Kabupaten Bantul sebanyak 189.869 ton sedangkan Gabah Kering Giling (GKG)
3
jenis padi ladang sebanyak 473 ton, dari data ini diketahui bahwa gabah yang dihasilkan di Kabupaten Bantul cukup tinggi. Apabila proses perontokan gabah dilakukan dengan sistem perontokan yang tepat baik itu menggunakan cara manual maupun cara mekanis akan mengurangi persentase kehilangan gabah yang hilang dan memberikan keuntungan bagi para petani dalam hal keefektifan waktu dan biaya.
1.2 Tujuan Penelitian berjudul Pemilihan Metode Perontokan dengan Menggunakan Sistem Pakar yang dilaksanakan di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul bertujuan untuk: a. Menganalisa biaya perontokan padi b. Menganalisa waktu yang digunakan untuk perontokan c. Menganalisa metode perontokan padi yang tepat berdasarkan varietas padi d. Menganalisa perencanaan hasil panen padi berdasarkan luasan padi e. Menganalisa perencanaan waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk perontokan berdasarkan luasan padi
1.3 Manfaat Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para petani untuk menentukan sistem perontokan padi yang tepat yang disesuaikan dengan kemampuan petani sehingga proses perontokan menjadi lebih efektif dan efisien.
4
1.4
Batasan Penelitian Penelitian ini hanya dibatasi pada proses perontokan tanaman padi,
walaupun di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul terdapat tanaman kedelai yang cara perontokannya hampir sama dengan padi. Dalam penentuan hasil dari penelitian hanya akan ditentukan dengan menggunakan program sistem pakar.
5