BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pariwisata menjadi industri yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dan
kemajuan suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata terlihat dari munculnya atraksi wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di seluruh negara sehingga memberikan banyak dampak positif dalam berbagai aspek, diantaranya ekonomi, politik dan sosial budaya. Dari aspek ekonomi, pendapatan yang diperoleh dari pengembangan industri pariwisata sangat besar, bahkan pariwisata telah dijadikan sebagai salah satu sektor andalan dalam perolehan devisa di berbagai negara, melebihi ekspor hasil alam maupun hasil tambang (Pitana dan Gayatri, 2005). Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian khusus bagi sektor pariwisata, guna menjaga kesejahteraan negara dan masyarakatnya. Provinsi Bali adalah salah satu ikon pariwisata dunia dimana industri pariwisatanya telah berkembang begitu pesat yang terlihat dari semakin berkembangnya sarana dan prasarana wisata dan daya tarik wisata. Walaupun industri pariwisata di Bali sudah berkembang, berbagai pihak yang berkecimpung di dunia pariwisata tetap terangsang untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemudian diarahkan pada sektor pariwisata. Bali terkenal akan keindahan alam dan budayanya yang menawan dan mempesona. Tidak salah jika Pulau Bali dipilih menjadi tempat berlibur, berwisata, bahkan sebagai lokasi penyelenggaraan event nasional bahkan internasional. Selain terkenal dengan keindahan wisata alam dan wisata budayanya, Bali juga menawarkan wisata minat khusus. Wisata minat khusus diciptakan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat lokal dengan tujuan untuk
melestarikan potensi wisata yang sudah ada, memperkenalkan potensi wisata yang berasal dari luar Pulau Bali, serta menciptakan atraksi wisata baru agar menarik minat wisatawan. Wisata minat khusus merupakan bentuk kegiatan dengan wisatawan individu, kelompok atau rombongan kecil yang bertujuan untuk belajar dan berupaya mendapatkan pengalaman tentang hal di daerah yang dikunjungi (Fandeli, 2002). Wisata minat khusus terfokus pada aspek budaya seperti seni tradisional, sejarah dan arkeologi, dan aspek alam berupa kekayaan flora dan fauna, taman nasional, hutan, sungai, danau dan pantai. Salah satu jenis wisata minat khusus yang saat ini mulai berkembang dan diminati oleh wisatawan adalah wisata edukasi/pendidikan. Wisata edukasi atau educational tourism adalah suatu program dimana wisatawan berkunjung ke suatu lokasi wisata dengan tujuan utama untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di objek wisata tersebut (Rodger, 1998) dalam Sifa (2011). Jenis wisata edukasi ini menjadi tren baru di industri pariwisata untuk menarik minat wisatawan dan memberikan suatu pengalaman wisata yang berbeda kepada wisatawan. Salah satu destinasi wisata di Pulau Bali yang mengusung tema wisata edukasi yaitu Taman Kupu – Kupu Bali (Bali Butterfly Park). Taman Kupu – Kupu Bali merupakan lembaga konservasi Ex-Situ khususnya bagi satwa kupu – kupu dan serangga yang berlokasi di Dusun Sandan Lebah, Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan dengan jarak kurang lebih 7 km dari Kota Tabanan (wawancara dengan pengelola, 2015). Adapun atraksi wisata edukasi yang sudah ada di Taman Kupu – Kupu Bali yaitu ruang penangkaran kupu – kupu, ruang penangkaran jenis – jenis serangga yang berasal dari berbagai daerah di nusantara, terdapat juga museum kupu – kupu dibuat sebagai tempat koleksi kupu – kupu yang sudah mati kemudian diawetkan,
sehingga kupu – kupu yang langka masih dapat dilihat oleh pengunjung serta terdapat toko souvenir yang menjual kerajinan yang bertemakan kupu – kupu. Tujuan didirikan Taman Kupu – Kupu Bali ini bukan hanya sebagai lembaga konservasi, tetapi juga memberikan pengetahuan dan pembelajaran kepada masyarakat umum tentang proses kehidupan kupu kupu khususnya, pengetahuan tentang satwa dan pentingnya melestarikan satwa yang sudah langka. Sesuai dengan kondisi di lapangan, hasil wawancara dengan pihak pengelola yaitu bapak Arbaimun yang menyatakan, “atraksi dan kegiatan wisata disini masih terbatas, salah satu faktor penyebabnya adalah lahan yang kurang luas, tetapi saya selalu mencoba membuat sesuatu yang baru disini agar memiliki atraksi wisata yang sama dengan kebun binatang yang ada di Bali”. Dari hasil wawancara dengan pihak pengelola, terlihat bahwa atraksi wisata yang dimiliki Taman Kupu – Kupu Bali masih terbatas. Sedangkan hasil wawancara dengan salah satu wisatawan mancanegara yaitu Arianna menyatakan, “Put cross the area the breeding to describe each kind of butterfly” Yang artinya, tambahkan papan informasi di area menggambarkan setiap jenis kupu – kupu
penangkaran
untuk
Dalam wawancara dengan salah satu wisatawan tersebut menyampaikan bahwa di area Taman Kupu – Kupu Bali perlu dicantumkan atau dipasang papan informasi tentang berbagai jenis kupu – kupu yang ada di area taman. Dari hasil wawancara tersebut memperlihatkan bahwa produk wisata edukasi yang dimiliki Taman Kupu – Kupu Bali saat ini masih terdapat kekurangan bila dikaitkan dengan kegiatan wisata edukasi. Kekurangan tersebut berupa lahan yang kurang luas dan kurangnya informasi yang detail pada atraksi wisata, sehingga wisatawan kurang mendapatkan
edukasi/pembelajaran. Melihat keterbatasan tersebut, maka upaya yang dapat dilakukan yaitu mengidentifikasi produk eksisting wisata edukasi dan melihat karakteristik pasar terhadap produk wisata edukasi. Identifikasi produk eksisting dan pasar wisata edukasi dilakukan sebagai dasar dan pertimbangan untuk mengembangkan suatu produk wisata edukasi yang baru, agar tidak mengurangi nilai dan fungsi dari Taman Kupu – Kupu Bali. Setelah melakukan identifikasi produk wisata, maka dilakukan pengembangan untuk produk eksisting wisata edukasi dan untuk produk wisata edukasi yang baru. Pengembangan produk wisata adalah pengembangan yang mencakup pengembangan produk wisata baru yaitu usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis produk wisata tersebut agar dapat dijual (Yoeti, 1997). Tujuan pengembangan produk wisata edukasi adalah agar wisatawan memperoleh kepuasan pengalaman wisata edukasi serta mendapat pengetahuan baru di Taman Kupu – Kupu Bali. Pengembangan ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan produk eksisting wisata edukasi yang ada dan melengkapi produk wisata yang sudah ada di Taman Kupu – Kupu Bali. Selain itu, pengembangan suatu kegiatan wisata edukasi ini menjadi penting bagi wisatawan ataupun masyarakat umum dalam mempelajari, mengenal, dan menjaga dengan baik suatu atraksi wisata baik itu alam, budaya dan atraksi wisata buatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi potensi wisata edukasi yang ada di Taman Kupu – Kupu Bali dan kemudian melakukan tahap pengembangan untuk produk wisata edukasi di Taman Kupu – Kupu Bali, dengan tujuan untuk memperoleh hasil bahwa Taman Kupu – Kupu Bali memiliki produk wisata edukasi yang mendidik khususnya di Kabupaten Tabanan. 1.2
Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : 1.2.1 Bagaimana produk eksisting dan karakteristik pasar wisata edukasi di Taman Kupu – Kupu Bali? 1.2.2 Bagaimana pengembangan produk wisata edukasi di Taman Kupu – Kupu Bali? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1.3.1 Untuk mengetahui produk eksisting dan karakteristik pasar wisata edukasi di Taman Kupu – Kupu Bali. 1.3.2 Untuk mengetahui pengembangan produk wisata edukasi di Taman Kupu – Kupu Bali. 1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Akademis Secara akademis penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu, konsep dan teori yang diperoleh di bangku kuliah, khususnya pada bidang kajian manajemen pariwisata dan pengembangan pariwisata. Menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang masalah yang dikaji, dan memberikan sumbangan pemikiran bagi para akademis lainnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam pengambilan kebijakan bagi masyarakat, pihak swasta, dan pemerintah untuk mengambil keputusan yang bermanfaat bagi perkembangan Taman Kupu – Kupu Bali sebagai daya tarik wisata edukasi.
1.5
Sistematika Pembahasan Dalam penelitian ini, menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut. BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini akan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian sebelumnya dan deskripsi landasan konsep tentang produk pariwisata, wisata minat khusus, wisata edukasi, konsep pasar wisata dan konsep pengembangan produk wisata edukasi.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini akan menguraikan lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan sampel, teknik penentuan informan, dan teknik analisis data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menguraikan gambaran umum lokasi penelitian serta hasil dan pembahasan dari pokok permasalahan yang diteliti.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab penutup yang menguraikan simpulan dari hasil dan pembahasan tentang pokok permasalahan yang diteliti serta saransaran atas penelitian yang dilakukan.