1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata Kabupaten Sleman saat ini berkembang dengan cukup pesat. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kunjungan wisatawan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 tercatat 3.226.976, 2011 tercatat 3.277.728, 2012 tercatat 3.418.254, 2013 tercatat 3.613.577, dan 2014 tercatat 4.132.933
1
jumlah wisatawan yang berkunjung. Tingginya kunjungan
wisatawan di Kabupaten Sleman cukup dipengaruhi oleh kontribusi kunjungan wisatawan ke desa wisata. Desa wisata kini menjadi alternatif lain bagi wisatawan sebagai tujuan wisata selain wisata konvensional yang sudah ada saat ini. Perkembangan desa wisata di kabupaten Sleman mendapat pengaruh dari kebijakan pemerintah yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata atau PNPM Mandiri Pariwisata. PNPM Mandiri Pariwisata merupakan sebuah program nasional yang diharapakan dapat menanggulangi masalah kemiskinan melalui pengembangan potensi pariwisata di daerah mereka dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri Pariwisata dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang 1
Sumber: Statistik Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Tahun 2014
2
sekarang menjadi Kementerian Pariwisata. Kehadiran program tersebut memunculkan semangat masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki desa mereka yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah desa wisata yang maju. Tercatat sebanyak 24 desa wisata di Kabupaten Sleman yang telah menerima Bantuan Langsung Mandiri (BLM) PNPM Mandiri Pariwisata. Sejak dibentuknya PNPM Mandiri Pariwisata pada tahun 2009 hingga ditutupnya program tersebut pada Januari 2014, sudah kurang lebih 9682 desa wisata yang dikembangkan di seluruh Indonesia. Dengan lebih dari 800 desa wisata yang sudah dikembangkan, PNPM Mandiri Pariwisata diharapkan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan mampu mengurangi masalah perekonomian. Tetapi, tentu tidak semua program dapat berjalan lancar dan sesuai tepat sasaran. Alasan kenapa PNPM Mandiri Pariwisata dihentikan adalah kurang tepatnya penyaluran bantuan dan dianggap kurang memberikan manfaat. Munculnya anggapan tersebut dinilai tidak benar oleh sebagian pihak termasuk pihak Kementerian dan para penerima yaitu desa wisata. Hal ini memunculkan gagasan utama dari penelitian ini. Yaitu, bertujuan untuk menggali apakah BLM PNPM Mandiri Pariwisata berhasil dimanfaatkan dan apakah program tersebut berhasil dilaksanakan di desa wisata – desa wisata penerima bantuan. Penelitian mengambil contoh desa wisata di Kabupaten Sleman, tepatnya di Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Turi. Desa wisata dipilih 2
Sumber: (http://www.antaranews.com/berita/334998/pemerintah-kembangkan-967-desa-wisata) diakses pada 16 Septemer 2015
3
berdasarkan tingkat keberhasilan dengan telah menerima bantuan sebanyak tiga kali. Pemilihan desa wisata tak lepas dari rujukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Setelah merundingkan lokasi yang tepat, berdasarkan hasil pelaporan PNPM Mandiri Pariwisata dan prestasi desa wisata, dipilihlah dua desa wisata yaitu: desa wisata Pentingsari dan desa wisata Tanjung. Berdasarkan prestasi, desa wisata Pentingsari telah menerima penghargaan sebagai Juara II Lomba Desa Wisata se-Kabupaten Sleman tahun 2008, Juara I Lomba Desa Wisata se-Kabupaten Sleman tahun 2009, mendapat penghargaan khusus dari Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai desa wisata dengan Keunikan Alam tahun 2009, Apreciation as Best Practice of Tourism Ethics at Local Level dari WCTE-UNWTO tahun 2011, Citra Pesona Wisata/ Cipta Award Kemenbudpar tahun 2011, dan Tuan Rumah Penghargaan Desa Wisata Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI tahun 2013. Desa wisata Tanjung telah mendapat penghargaan berupa Juara I Desa Wisata Kategori Berkembang Tingkat Kabupaten Sleman tahun 2010 dan Juara III Lomba Desa Wisata Tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2010. Kedua desa wisata tersebut telah meneriman BLM PNPM Mandiri Pariwisata yaitu desa wisata Pentingsari pada tahun 2009, 2010, 2011 dan desa wisata Tanjung pada tahun 2011, 2012, 2013.
4
Desa wisata Pentingsari dan Tanjung dinilai mencukupi syarat sebagai lokasi penelitian. Dipilih dua desa wisata sebagai contoh bahwa PNPM Mandiri Pariwisata berhasil dilaksanakan tidak hanya di satu desa wisata saja tetapi dua desa wisata meskipun dengan tingkat keberhasilan yang berbeda. Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini bisa menghapus anggapan bahwa PNPM Mandiri Pariwisata kurang berhasil dan tidak tepat sasaran. Selain itu, masih banyak manfaat yang didapat dengan adanya PNPM Mandiri Pariwisata. Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai pelaporan pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata di kedua desa wisata, indikator keberhasilan PNPM Mandiri Pariwsata, pencapaian tujuan PNPM Mandiri Pariwisata dan tingkat keberhasilan desa wisata Pentingsari dan Tanjung.
1.2 Rumusan Masalah Masalah yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: 1.2.1
Bagaimana pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Wisata Pentingsari dan Desa Wisata Tanjung?
1.2.2
Apakah pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Wisata Pentingsari dan Desa Wisata Tanjung sudah memenuhi indikator keberhasilan dan tujuan dari PNPM Mandiri Pariwisata?
5
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.3.1
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Wisata Pentingsari dan Tanjung
1.3.2
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata di desa wisata Pentingsari dan desa wisata Tanjung sudah memenuhi indikator keberhasilan dan tujuan PNPM Mandiri Pariwisata
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah: 1.4.1
Manfaat Teoritis Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pikiran dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan pariwisata di bidang Indikator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata dalam pengembangan desa wisata melalui analisis pelaksanaan dan tujuan. 1.4.2
Manfaat Praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta bahan
evaluasi bagi pemerintah dalam pengambilan sebuah kebijakan, terutama kebijakan dalam menanggulangi permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai pemanfaatan PNPM Mandiri Pariwisata yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Sleman.
6
1.5 Tinjauan Pustaka Skripsi dengan judul ”Manfaat PNPM Mandiri Pariwisata Dalam Pengembangan Desa Wisata Studi Kasus: Desa Wisata Tanjung dan Desa Wisata Pentingsari” belum pernah ditulis sebelumnya. Tetapi, penelitian mengenai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata, Desa Wisata Pentingsari dan Desa Wisata Tanjung sebelumnya sudah pernah dilakukan. Berikut beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini, diantaranya adalah: Penelitian dengan judul “Analisis Komponen Daya Tarik Wisata di Desa Wisata Pentingsari, Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY” sebuah skripsi yang ditulis oleh Bahtiar Saiful Hidayat (2014). Penelitian ini membahas analisis komponen daya tarik wisata di Desa Wisata Pentingsari. Metode yang digunakan adalah dengan penilaian beberapa komponen menurut perspektif wisatawan. Penelitian dilakukan dengan menyebar angket secara acak serta melakukan wawancara dengan beberapa tokoh yang dapat mewakili informasi yang dibutuhkan. Hasil dari penelitian berdasarkan analisis komponen daya tarik wisata, Desa Wisata Pentingsari terdiri dari 12 komponen. Penelitian
dengan
judul
“Dampak
Implementasi
Kebijakan
Pengembangan Desa Wisata Terhadap Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Sleman: Studi Kasus di Desa Wisata Tanjung dan Desa Wisata Pajangan”. Sebuah Tesis yang ditulis oleh Dewanto Tri Nugroho (2010). Penelitian ini membahas tentang bagaimana kebijakan pengembangan desa
7
wisata berpengaruh terhadap keberdayaan masyarakat dan faktor apa saja yang mendukung dan menghambat implementasi kebijakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa wisata di kabupaten Sleman. Hasil penelitian tersebut adalah kebijakan pengembangan desa wisata yang diluncurkan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman tidak bisa dikatakan cukup kuat untuk merubah keadaan masyarakat jika tidak dilandasi partisipasi dan antusiasme masyarakat. Tanjung dan Pajangan menjadi contoh faktual. Pajangan tidak beranjak menjadi desa wisata dengan kategori yang lebih baik sejak didirikan pada tahun 2002. Sedangkan Tanjung selalu menjadi langganan juara dan secara regular mendapat kunjungan wisatawan semenjak pertama kali berdiri tahun 2001. Penilitian dengan judul ”Pengukuran Kinerja Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Studi Kasus: Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata Di Desa Wisata Brayut” sebuah Tesis yang ditulis oleh Nisa Agistiani R. (2014). Penilitian ini membahas tentang pengukuran kinerja implemetasi kebijakan publik yang dilakukan di Desa Wisata Brayut Kabupaten Sleman. Berdasarkan pengukuran indicator policy output dan indicator policy costumes didapat hasil bahwa kinerja implementasi PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Wisata Brayut rendah. Dikatakan rendah karena implementasi PNPM Mandiri Pariwisata gagal dalam mencapai long-term outcome yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di desa wisata.
8
Penelitian dengan judul “Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata Dalam Pengembangan Agrowisata Di Desa Koanara Kabupaten Ende” sebuah Tesis yang ditulis oleh Beata Maria Kurniawati Apu (2010). Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui proses implementasi PNPM Mandri Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, tepatnya
di
Desa
Koanara
dan
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan responden beranggapan bahwa dana PNPM Mandiri Pariwisata sangat penting, sangat dibutuhkan dan perlu dipertahankan untuk menjaga kelanjutan program tersebut. PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Koanara Kabupaten Ende telah berhasil diimplementasikan dengan baik, walaupun hasil dan tujuan yang dicapai belum maksimal. Penelitian dengan judul “Efektifitas Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pariwisata di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember” pada tahun 2013 oleh Moch Arie Ardiansyah, Sutomo, dan M. Hadi Makmur sebuah artikel ilmiah hasil penelitian mahasiswa 2013 jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa komunikasi dalam program PNPM Mandiri Pariwisata di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, sudah berjalan dengan baik. Masyarakat memahami betul mengenai tujuan dan manfaat dari program PNPM Mandiri Pariwisata, serta terdapat kesesuaian pedoman dengan kenyataan di lapangan. Meskipun terjadi beberapa kendala seperti minimnya
9
staf pelaksana yang tidak diimbangi dengan penerima manfaat yang relatif banyak. Dukungan dan komitmen masyarakat cukup baik, diketahui respon yang cepat apabila mengalami kendala. Dari beberapa penelitian terdahulu yang sudah dipaparkan di atas, ada beberapa kesamaan ditemukan, yaitu lokasi penelitian dan bahasan mengenai PNPM Mandiri Pariwisata. Yang membedakan penelitian di atas dengan skripsi ini adalah objek tempat penelitian yang berfokus pada desa wisata di Kabupaten Sleman yaitu, desa wisata Pentingsari dan desa wisata Tanjung. Beberapa kesamaan yang ditemukan akan dijadikan referensi dalam melakukan penelitian.
1.6 Landasan Teori Sebelum melaksanakan penelitian, perlu diketahui apakah yang dimaksud dengan desa wisata dan PNPM Mandiri Pariwisata. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, desa wisata adalah suatu wilayah dengan luasan tertentu dan memiliki potensi keunikan daya tarik yang khas dengan komunitas masyarakatnya yang mampu menciptakan perpaduan berbagai daya tarik wisata dan fasilitas pendukungnya untuk menarik kunjungan wisatawan. Menurut Pariwisata Inti Rakyat (PIR) dalam Hadiwijoyo (2012:68), desa wisata adalah: Suatu kawasan perdesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian perdesaan baik dari kehidupan social ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau
10
kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi, makanan-minuman, dan kebutuhan wisata lainnya. Menurut Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor: KM.18/HM.001/MKP/2011
Tentang
Pedoman
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan programprogram penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Sedangkan PNPM Mandiri Pariwisata adalah bagian dari PNPM Mandiri yang pelaksanaannya melalui pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan dan pemberian bantuan langsung masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pembangunan kepariwisataan di desa wisata, desa sekitar daya tarik wisata dan desa disekitar usaha pariwisata. PNPM Mandiri Pariwisata dilaksanakan dengan
menggunakan
konsep
pemberdayaan
masyarakat.
Menurut
Kartasasmita dalam Sumodiningrat (1999:133) pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan dengan kata lain, memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup
11
yang lebih baik bagi seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya (Hadiwijoyo, 2012:28). Tujuan
utama
PNPM
Mandiri
Pariwisata
adalah
meningkatkan
kemampuan, menciptakan lapangan kerja dan usaha masyarakat di bidang pariwisata yang secara khusus dijabarkan sebagai berikut: 1. Meningkatkan
keberdayaan
dan
kemandirian
masyarakat,
dan
keswadayaan setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya melalui usaha kepariwisataan. 2. Meningkatkan kemampuan kreatifitas masyarakat seperti kesadaran kritis, potensi sosial dan budaya serta kearifan lokal untuk memberdayakan dirinya sendiri. 3. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat
miskin
melalui
kebijakan
pembangunan
kepariwisataan yang terintregasi dan berbasis masyarakat. 4. Membangun kemitraan lintas sektor untuk melakukan akselerasi pembangunan kepariwisataan di wilayah binaan.
Adapun indikator keberhasilan PNPM Mandiri Pariwisata sebagai berikut: 1. Masyarakat
memahami
tentang
PNPM
Mandiri
Pariwisata
dan
pembangunan pariwisata berkelanjutan. 2. Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) mampu merumuskan secara partisipatif dokumen perencanaan desa/kelurahan/kampung dan atau melakukan reorientasi perencanaan desa/kelurahan/kampung (RPJM
12
desa/kelurahan/kampung)
yang
memuat
program
penanggulangan
kemiskinan melalui sektor pariwisata. 3. Pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan dana Bantuan Desa Wisata (BDW) secara transparan dan akuntabel serta diprioritaskan kepada kelompok miskin yang bergerak di sektor pariwisata. 4. Pemerintah daerah telah menyusun kebijakan pembangunan pariwisata yang terintegrasi dan berpihak kepada masyarakat miskin (pro poor) 5. Meningkatnya jumlah kunjungan, lama tinggal dan jumlah pembelanjaan wisatawan pada DTW 6. Terbukanya lapangan kerja dan usaha di desa wisata.
1.7 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat berupa data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan tehnik pengambilan data yang dapat berupa interview dan observasi. Data sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. 1.7.1
Teknik Perolehan Data Teknik memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan studi pustaka. 1) Observasi
13
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan (Bungin, 2007:118). Metode ini digunakan untuk mengobservasi pemanfaatan dana PNPM Mandiri Pariwisata di desa wisata Tanjung dan Pentingsari. Observasi dilakukan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2015 dengan melakukan pengambilan data berupa gambar. 2) Wawancara Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2012: 216) wawancara adalah “a meeting of two persons to exchangen information and idea through question and responses, resulting in communication and join construction of meaning about a particular topic”. Pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui pertanyaan dan jawaban, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Metode ini digunakanan untuk mengetahui lebih dalam mengenai pelaksanaan dan manfaat dari dana PNPM Mandiri Pariwisata yang diterima oleh pengelola dan masyarakat di desa wisata Tanjung dan Pentingsari. Wawancara dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2015 dengan mewawancarai antara lain masyarakat, pengelola desa wisata, anggota PKK dan perangkat desa. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai masyarakat, pengelola desa wisata, dan anggota PKK sebagai penerima dan pelaksana PNPM
14
Mandiri Pariwisata. Dilakukan juga wawancara dengan perangkat desa sebagai penengah antara masyarakat dan pengelola desa wisata. 3) Studi Pustaka Studi Pustaka dilaksanakan untuk memperoleh data dari buku, artikel, jurnal, thesis, dan arsip-arsip yang telah diterbitkan secara resmi. Data mengenai PNPM Mandiri Pariwisata diambil dari buku, data, dan laporan yang telah diterbitkan oleh Kementerian Pariwisata RI. Selain itu, digunakan juga jurnal, karya tulis, thesis, dan skripsi tentang PNPM Mandiri Pariwisata yang telah diterbitkan sebagai pedoman dalam penelitian ini. Studi pustaka juga dilakukan untuk menemukan teori dan pengertian metode penelitian seperti observasi dan wawancara. Studi pustaka juga dilakukan melalui perpustakaan, artikel, berita, browsing internet untuk mendapatkan data soft file maupun hard file.
1.7.2
Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode analisis kualitatif deskriptif yaitu dengan mendiskripsikan hasil penelitian berupa laporan pelaksanaan PNPM Mandiri Pariwisata, menganalisis tingkat keberhasilan dan pemenuhan tujuan PNPM Mandiri Pariwisata, dan menganalisis tingkat keberhasilan PNPM Mandiri Pariwisata di desa wisata Pentingsari dan desa wisata Tanjung.
15
1.8 Sistematika Penulisan Skripsi ini dibagi menjadi empat bab. Bab pertama akan membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, metode perolehan data, dan sistematika penulisan. Bab kedua akan membahas tentang Kabupaten Sleman, desa wisata Pentingsari, desa wisata Tanjung dan profil PNPM Mandiri Pariwisata. Bab ketiga akan membahas tentang pelaksanaan, indikator keberhasilan, pencapaian tujuan dan tingkat keberhasilan PNPM Mandiri Pariwisata di desa wisata Pentingsari dan desa wisata Tanjung. Bab keempat akan membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.