BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Selain berupa pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroidi, kekurangan iodium jika terjadi pada wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. Jika terjadi pada bayi yang lahir akan mengakibatkan gangguan perkembangan syaraf, mental dan fisik yang disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar anak usia sekolah, rendahnya produktifitas kerja pada orang dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang dapat menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ). Wanita Usia Subur (WUS) yang tidak mendapat kecukupan iodium akanmengakibatkan bayi atau janin yang dikandung kelak akan mengalami gangguan perkembangan otak, gangguan perkembangan fetus dan pasca lahir, kematian perinatal atau abortus meningkat (Picauly, 2002). Salah satu cara untuk menanggulangi GAKI pada wanita usia subur adalah penambahan iodium pada garam yang dikonsumsi, karena telah disepakati sebagai cara yang aman, efektif dan berkesinambungan untuk mencapai konsumsi iodium yang optimal bagi semua rumah tangga dan masyarakat (Depkes RI, 2005). Namun kadar iodium dalam garam akan turun bila terjadi kerusakan, sehingga tidak bisa mempertahankan mutunya hingga ke tingkat konsumen. Kerusakan ini dapat terjadi selama penyimpanan di gudang atau di warung (Arisman, 2004). 0
2
Penyimpanan dan teknik penyimpanan yang kurang memadai akan mempengaruhi kualitas garam beriodium. Bila kualitas garam beriodium (kadar iodium) menurun maka mempengaruhi konsumsi iodium dan pada akhirnya mempengaruhi status iodium pada seseorang (Noviani, 2007). Selain itu, perilaku ibu dalam memilih garam akan menentukan konsumsi iodium pada rumah tangga (Sumarno, 1997). Rendahnya tingkat konsumsi garam beriodium pada rumah tangga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap status iodium yang dilakukan berdasarkan pemeriksaan seluruh sampel dengan metode tes cepat yaitu dengan meneteskan iodine ke garam (Rikesdas, 2013) Persentase pencapaian konsumsi garam beriodium di Provinsi Bali baru mencapai 45,1% dan terbilang masih sangat rendah dengan target pencapaian nasional 77,1%. Provinsi Bali merupakan daerah terendah kedua setelah Daerah Istimewa Aceh (Rikesdas, 2013). Pencapaian konsumsi garam beriodium pada rumah tangga di Kota Denpasar belum memenuhi target pencapaian yaitu sebesar 95%. Dari seluruh wilayah di Kota Denpasar wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat yang memiliki persentase terendah yaitu hanya mencapai 76% (Dinkes, 2014). Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan garam beriodium pada rumah tangga yaitu dapat dilihat dari perilaku seseorang. Perilaku seseorang dipengarui oleh 3 faktor meliputi faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Faktor predisposisi yang di maksud adalah faktor seperti pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, tradisi, nilai rasa, dan unsur lainnya. Teori ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Lawrence Green 1980 dalam (Notoatmodjo, 2010). Mengenai faktor predisposisi ibu rumah tangga terhadap perilaku dalam mengkonsumsi garam beriodium terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiarini pada tahun 2010 menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu
3
rumah tangga tentang GAKI dengan cara menyimpan dan menggunakan garam beriodium. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Hariyanti pada tahun 2010 menunjukan bahwa ada hubungan antara sikap terhadap penggunaan garam beriodium terhadap kejadian gondok pada wanita usia subur. Bedasarkan penelitian diatas, maka perlu diteliti mengenai karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga serta penggunaans garam beriodium di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana karakteristik pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga serta penggunaan garam beriodium di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga serta penggunaan garam beriodium. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakterististik ibu rumah tangga 2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga mengenai garam beriodium 3. Mengetahui sikap ibu rumah tangga mengenai penggunaan garam beriodium 4. Mengetahui penggunaan garam beriodium di rumah tangga
4
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Bagi perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan pada masyarakat khususnya masalah GAKI dan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi instansi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat agar meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya garam beriodium guna menurunkan kejadian GAKI di masyarakat. 2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menjadi tambahan dan wawasan tentang pentingnya konsumsi garam beriodium dan pencegahan terjadinya GAKI.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah gizi kesehatan masyarakat untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan dan sikap serta penggunaan garam beriodium di masyarakat.
5