BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan pada hakekatnya adalah memaksimalkan kinerja perusahaan dalam
memenuhi aktivitas operasinya. Banyak faktor yang dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Proses manajemen salah satunya merupakan faktor penting dan menjadi perhatian penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen merupakan koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Unsur-unsur manajemen yang terdiri dari men, money, methods, materials, machine, and market, disingkat dengan 6M dan semua aktifitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen. Manajemen keuangan perusahaan memiliki peranan penting dalam mengelola keuangan (money) perusahaan. Manajemen keuangan dituntut untuk dapat mengelola rasiorasio keuangan perusahaan dengan maksimal agar tentunya perusahaan akan tumbuh dengan memiliki nilai perusahaan yang tinggi. Perusahaan tentunya memiliki tujuan untuk dapat berkembang dalam meningkatkan laba perusahaan. Peningkatan laba perusahaan itu dapat ditempuh dengan berbagai cara salah satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan atau peningkatan atas nilai investasi awal (modal) yang bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat diterima untuk tiap investor (Jogiyanto, 2000). Namun banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih saham yang akan diinvestasikan. Tujuan utama dari aktivitas di pasar modal adalah untuk memperoleh keuntungan (return). Para investor menggunakan berbagai cara untuk memperoleh return yang
diharapkan, baik melalui analisis sendiri terhadap perilaku perdagangan saham, maupun dengan memanfaatkan saran yang diberikan oleh para analis pasar modal seperti broker, dealer, manajer investasi dan lain-lain. Kegiatan investasi ini, perusahaan
harus memperhatikan faktor-faktor untuk dapat
menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan. Apabila diasumsikan calon investor ini memiliki pemikiran yang rasional yaitu memiliki pikiran dan pertimbangan yang logis tentunya calon investor ini sangat memperhatikan aspek fundamental untuk menilai imbal hasil yang diperolehnya apabila ingin membeli perusahaan tersebut. Dengan asumsi pemikiran calon investor seperti itu, maka perusahaan harus aktif dalam memperhatikan faktor-faktor yang dapat menarik minat investor. Perusahaan harus memperhatikan atau fokus pada internal perusahaan apabila ingin memperjualkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Tujuan para pemodal atau investor menanamkan modalnya pada sekuritas saham adalah untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang tinggi tapi dengan tingkat risiko tertentu atau mendapatkan return tertentu dengan tingkat risiko yang rendah. Oleh karena itu, dalam melakukan investasi sekuritas, investor akan lebih menyukai perusahaan yang dapat memberikan return yang cenderung lebih tinggi. Untuk memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan sebagai parameter, salah satunya dengan menghitung rasio keuangan perusahaan. Investor yang tidak berspekulasi tentu akan memperhitungkan dan menilai kinerja keuangan yang terdiri dari rasio-rasio keuangan dalam menjatuhkan pilihannya terhadap suatu saham. Rasio profitabilitas yang berfungsi dan sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah return on asset (ROA). return on total sset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. Jika return on total assets semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga semakin membaik, karena tingkat kembalian semakin meningkat (Hardiningsih et.al., 2002). Bahkan Ang (1997) mengatakan bahwa return on total asset merupakan rasio yang terpenting di antara rasio profitabilitas yang ada untuk memprediksi return saham. Debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio struktur modal yang menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar debt to equity ratio mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai debt to equity ratio yang tinggi. Sofiati (2000) dalam Suwandi (2003) menyatakan bahwa penggunaan hutang oleh suatu perusahaan akan membuat risiko yang ditanggung pemegang saham meningkat. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolut maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan, yang selanjutnya akan berdampak dengan menurunnya nilai (return) saham perusahaan. Likuiditas perusahaan merupakan kemampuan finansial dari suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, sebaliknya jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih maka perusahaan itu dalam keadaan tidak likuid. Bagi perusahaan, likuid merupakan masalah yang sangat penting karena mewakili kepentingan perusahaan dalam berhubungan dengan pihak lain, baik pihak intern ataupun pihak ekstern. Adapun rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio (CR). Current ratio merupakan rasio perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar (Cahyati, 2006). Semakin besar current ratio yang
dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga performance kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi performance harga saham. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham. kenyataannya, tidak semua teori yang telah dipaparkan diatas sejalan dengan bukti empiris yang ada. Banyak penelitian terdahulu telah meneliti pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap return saham. Beberapa penelitian tentang pengaruh atau hubungan ROA dengan return saham menunjukkan bahwa return on total assets mempunyai pengaruh positif dengan return saham (Natarsyah, 2000; Hardiningsih, et.al., 2002 dan Ratnasari, 2003). Sedangkan Bachri (1997) menemukan bahwa return on total asset berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Widodo (2007) menemukan bahwa return on total asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hernendiastoro (2005) menemukan bahwa return on total asset tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap return saham. Ulupui (2005) menemukan bahwa return on total asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Beberapa bukti empiris tentang pengaruh debt to equity ratio terhadap return saham menunjukkan adalah penelitian yang dilakukan Santoso (1998) dan Liestyowati (2002) yang menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan, sedangkan Ratnasari (2003) memperlihatkan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. Prihantini (2009) menemukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap retun saham. Ulupui (2005) menemukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap return saham. Restiyani (2006)
menemukan hasil bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Fitria Widyarani (2006) menemukan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Penelitian terdahulu tentang pengaruh current ratio (CR) terhadap return saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Auliyah dan Hamzah (2006) dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa current ratio
tidak bepengaruh secara signifikan terhadap return
saham. Sedangkan Ulupui (2007) memperlihatkan hasil bahwa current ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Retiyani (2006) menemukan bahwa current ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Widyarani (2006) menemukan bahwa current ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Tausikal (2001) menemukan bahwa current ratio tidak berpengarh secara signifikan terhadap return saham. Prihantini (2009) menemukan bahwa current ratio berpengaruh positif dan sgnifikan terhadap return saham. Hernendiastoro (2005) menemukan bahwa current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil fenomena gap tersebut, ditemukan hasil yang berbeda-beda mengenai pengaruh Profitabilitas (ROA), Struktur Modal (DER), dan likuiditas (CR) pada return saham. Di satu sisi variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, namun di sisi lain variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Berdasarkan perbedaan hasil penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada kekonsistenan dalam penelitian tersebut. Perusahaan yang memiliki nilai likuiditas yang baik atau likuid, yaitu perusahaan yang mampu membagikan deviden yang tinggi kepada pemegang saham. Likuiditas perusahaan yang berhubungan langsung atau memiliki pengaruh terhadap perusahaan dalam memperoleh laba
dan dibayarkan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham. Manajemen keuangan perusahaan akan menggunakan laba tersebut untuk mendanai aktifitas operasional perusahaan atau membagikan dividen berupa return saham kepada pemegang saham. Jadi rasio likuiditas dapat mempengaruhi pengaruh profitabilitas pada return saham. Debt to equity ratio (DER) merupakan penggunaan hutang yang relatif tinggi dibandingkan jumlah modal (ekuitas) yang dimiliki perusahaan dalam melangsungkan aktifitas operasional untuk meningkatkan laba perusahaan. Dengan nilai debt to equity ratio yang tinggi memunculkan indikasi atau kekhawatiran dari pemegang saham karena semakin besar resiko manajemen perusahaan untuk tidak mampu mengendalikan jumlah hutang dan kewajibannya kepada kreditur, sehingga para pemegang saham sering mengesampingkan perusahaan yang memiliki nilai debt to equity ratio yang tinggi. Namun apabilia manajemen perusahaan sangat disiplin untuk menngendalikan jumlah hutang dengan baik, atau menjaga nilai likuiditas dengan baik untuk pengembangan aktifitas perusahaan untuk meningkatkan laba maka itu akan menjadi sinyal positif bagi pemegang saham. Dengan nilai debt to equity ratio yang tinggi belum tentu akan menurunkan nilai perusahaan atau menurunkan jumlah return yang dihasilkan. Dengan nilai debt to equity ratio yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan perluasan usaha (ekspansi) untuk meningkatkan laba perusahaan. Jadi rasio likuiditas dapat mempengaruhi pengaruh struktur modal pada return saham. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Likuiditas Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas dan Struktur Modal Pada Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Apakah profitabilitas (ROA) berpengaruh pada return saham pada perusahan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 2) Apakah struktur modal (DER) berpengaruh pada return saham pada return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 3) Apakah likuiditas (current ratio) memoderasi pengaruh profitabilitas pada return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 4) Apakah likuiditas (current ratio) memoderasi pengaruh struktur modal pada return saham pada perusahaan manufatktur di Bursa Efek Indonesia?
1.2
Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1.2.1 Tujuan Penelitian 1) Menguji pengaruh profitabilitas pada return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. 2) Menguji pengaruh struktur modal pada return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. 3) Menguji pengaruh likuiditas dan profitabilitas pada return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. 4) Menguji pengaruh likuiditas dan struktur modal pada return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. 1.2.1
Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka diharapkan penelitian
ini bermanfaat bagi kegunaan teoritis dan praktisis. 1) Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat memberikan wawasan dan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu
bahan referensi dalam mengembangkan penelitian. 2) Sebagai perbandingan dengan penelitian dari penelitian-penelitian sebelumnya 1.2.1 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pelaku pasar modal yaitu calon investor maupun investor dalam bagian memprediksi dan menganalisis rasio-rasio keuangan perusahaan terhadap kinerja return saham. Sehingga keputusan dalam berinvestasi tepat pada sasaran. 1.3 Bab I
Sistematika Penulisan Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah dari penelitian yang dilakukan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta pada akhir bab ini menguraikan sistematika penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan landasan teori dan konsep yang relevan guna menunjang pembahasan terhadap masalah dalam penelitian ini yaitu teori sinyaling, rasio keuangan profitabilitas (ROA), rasio struktur modal (DER), rasio likuiditas (CR) dan faktor-faktor yang memengaruhi return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Bab III Metode Penelitian Bab ini menyajikan metode penelitian yang mencangkup berbagai hal seperti lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini terdiri dari deskripsi sampel penelitian, analisis statistik deskriptif, hasil uji moderated regression Analysis (MRA), dan pembahasan hasil penelitian yang merupakan jawaban dari permasalahan yang ada. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menyajikan tentang simpulan serta saran-saran yang dapat diberikan atas hasil pembahasan yang nantinya diharapkan dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan dan bagi penelitian berikutnya.