BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah untuk
memperoleh laba dalam rangka memaksimalkan nilai pemegang saham (shareholders’ value). Setiap kebijakan manajemen dalam mengatur operasional perusahaan tentu harus sejalan dengan usaha memaksimumkan shareholders’ value
tersebut
(goal
congruent).
Setiap
bagian
di
perusahaan
harus
memaksimalkan pengelolaan aset dan memanfaatkan setiap peluang yang dapat menghasilkan return dalam meningkatkan shareholders’ value perusahaan, termasuk dalam hal pengelolaan kas. Melalui pengolaan kas yang baik, disamping dapat menjaga atau menjamin kelancaran kegiatan operasional (working capital management), seharusnya juga dapat memaksimalkan setiap potensi penghasilan atau return bagi perusahaan (fungsi asset management). Perusahaan harus menyimpan kas dalam jumlah dan komposisi yang optimal yang akan memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan. PT Eka Dharma Jaya Sakti (“Perusahaan”),berkantor pusat di Balikpapan, merupakan Authorized Dealer truk merek Volvo - principal asal Swedia, untuk wilayah Kalimantan. Perusahaan didirikan pada tahun 1983 dan telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun.
1
Merek “Volvo Truck” dikenal pelanggan khususnya perusahaan-perusahaan tambang yang merupakan pelanggan utama perusahaan sebagai truk yang paling tangguh, awet, aman dan juga nyaman. Perusahaan tambang memerlukan truk yang dapat beroperasi dengan jumlah hours yang tinggi dan rendah breakdown time. Kekuatan brand Volvo Truck ada pada aspek ini, meskipun diakui harganya sedikit lebih mahal dibandingkan truk sejenis seperti Scania, Renault dan Mercedez. Untuk menarik pelanggan, perusahaan mengandalkan ketepatan waktu pengiriman dari pabrik dan sampai ke kustomer. Pengiriman yang tepat waktu tentu harus didukung oleh track record perusahaan yang bagus dalam pembayaran LC jatuh tempo. Perusahaan menjual unit truk Volvo berdasarkan pesanan pelanggan dan tidak membentuk persedian (inventory). Perusahaan memilih kebijakan ini karena keterbatasan modal kerja untuk investasi dalam persediaan. Harga unit truk Volvo cukup tinggi rata-rata sebesar USD 200,000 per unit atau setara dengan Rp 2 miliar per unit. Sehingga diperlukan modal kerja yang lebih besar jika perusahaan menyimpan unit truk sebagai persediaan. Sebagai mana lazimnya dealer atau importir, maka transaksi utama perusahaan sebagian besar didenominasi dalam mata uang asing. Mata uang US Dollar (USD) dan Swedis Krona (SEK) merupakan mata uang dominan dalam transaksi perusahaan. Perusahaan membayar pembelian produk berupa truk dan suku cadang yang diimpor dari principal menggunakan mata uang SEK, dan menjual ke pelanggan dalam mata uang USD. Untuk menjamin kelancaran operasionalnya dan pengamanan transaksi (operating cash flows), perusahaan 2
menyimpan kas dalam kedua mata uang asing tersebut (foreign currency account) dalam jumlah yang banyak untuk memelihara high liquidity. Sebagai gambaran, jumlah pembayaran rata-rata mingguan perusahaan berkisar antara USD 4.000.000 – USD 8.000.000, suatu jumlah yang cukup signifikan. Fungsi manajemen kas harus dapat menjamin kas tersebut tersedia ketika diperlukan, karenanya pengelolaan kas perusahaan benar-benar fokus pada usaha menjamin ketersediaan kas ini. Perusahaan menetapkan saldo kas safety cash dalam jumlah yang cukup tinggi sebesar USD 2.500.000. Faktor utama yang dipertimbangkan manajemen dalam menentukan dan mempertahankan jumlah safety cash pada bulan tersebut adalah rata-rata outstanding PO bulanan dan jumlah tersebut merupakan jumlah yang dianggap cukup untuk mengcover pengiriman sebanyak 10-15 unit truk per bulan. Safety cash biasanya akan digunakan ketika suatu LC sudah jatuh tempo sedangkan pencairan giro dari kustomer yang bersangkutan belum terjadi atau kredit yang diajukan kustomer masih dalam proses menunggu persetujuan. LC biasanya akan jatuh tempo dalam waktu 6 minggu (1,5 bulan) sejak pesanan disetujui. Karena saat LC yang akan jatuh tempo bervariasi maka manajemen cenderung tidak menempatkan kas dan safety cash yang tersedia ke dalam bentuk deposito ataupun investasi jangka pendek lainnya. Meskipun deposito dibawah 3 bulan masih memenuhi definisi setara kas secara akuntansi, namun dianggap manajemen akan mengurangi likuiditas kas. Disamping itu alasan ketidakpraktisan dan bunga deposito yang rendah menjadi alasan bagi manajemen.
3
Dalam praktik, jika dana safety cash tidak mencukupi untuk membayar LC jatuh tempo maka perusahaan akan memanfaatkan fasilitas kredit dari bank atas LC jatuh tempo, fasilitas ini biasanya dalam USD dengan jangka waktu selama 6 bulan dengan bunga rata-rata 6% pertahun. Namun berdasarkan data histroris, hal tersebut jarang terjadi dan perusahaan cenderung mempertahankan likuiditas kas yang tinggi dan menyimpan kas jauh melebihi safety cash yang sudah ditetapkan yang menyebabkan timbulnya idle cash.
1.2.
Rumusan Masalah Pengelolaan kas yang cenderung fokus pada pengamanan likuiditas ini
telah menyebabkan perusahaan mengabaikan peluang investasi yang tersedia dari idle cash yang timbul, yang seharusnya dapat memberikan return bagi perusahaan. Fungsi kas benar-benar fokus dalam menjamin pembayaran kewajiban jatuh tempo dapat dipenuhi dan agar perusahaan terhindar dari financial distress untuk transaksi atau order yang terjadinya bersifat mendadak. Perusahaan tidak melakukan penempatan deposito karena disamping suku bunga simpanan yang rendah, penempatan sementara dalam bentuk deposito dianggap manajemen akan mengurangi likuiditas kas jika terjadi kebutuhan yang bersifat mendadak. Tabel berikut memperlihatkan posisi kas perusahaan berdasarkan neraca perusahaan yang telah diaudit per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 dan 2010 dalam US Dolar:
4
Tabel 1.1: Saldo Kas Perusahaan pada Tanggal Neraca 31 Desember 2010, 2011 dan Tanggal Neraca Interim 30 Juni 2012 Akun
30 Juni 2012
Kas dan Bank Total Aset Lancar % dari Total Aset Lancar Total Aset % dari Total Aset
31 Desember 2011 31 Desember 2010
5,987,200 66,350,158 9% 72,101,472 8%
9,943,349 65,225,128 15% 70,933,276 14%
3,501,507 40,520,765 9% 46,130,279 8%
sumber: laporan keuangan auditan
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki kas pada tanggal-tanggal neraca dalam jumlah cukup besar atau signifikan, jumlah tersebut merepresentasikan lebih dari 8% dari total aset dan berdasarkan rincian dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan semuanya disimpan dalam bentuk kas dan bank (current account) dan sama sekali tidak disimpan dalam bentuk deposito yang dapat menghasilkan return bagi perusahaan. Jika digunakan data historis perusahaan, maka kelebihan saldo kas setelah dikurangi safety cash merupakan idle cash yang sesungguhnya terjadi. Tabel berikut merupakan ikhtisar rata-rata idle cash perusahaan selama 6 bulan sejak 1 januari 2012 sampai dengan 30 Juni 2012 dalam US Dolar, yang diolah dari laporan kas harian perusahaan selama periode tersebut:
5
Tabel 1.2: Rata-rata Saldo Idle Cash Harian Januari – Juni 2012 2012
Rata-rata Saldo Kas Harian
Safety Cash
Idle Cash
Januari Februari Maret April May Juni
7,972,044 8,986,249 9,520,008 8,192,230 7,397,316 6,711,825
2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000
5,472,044 6,486,249 7,020,008 5,692,230 4,897,316 4,211,825
Rata-rata
8,129,945
2,500,000
5,629,945
Sumber: diolah dari data laporan kas harian perusahaan 1 Januari - 30 Juni 2012
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki atau menyimpan idle cash rata-rata dalam jumlah yang cukup besar setiap harinya. Idle cash tersebut sebagian besar terdapat dalam dua foreign currency account USD dan SEK. Kas ini benar-benar menganggur (idle) dan tidak menghasilkan return karena tidak diinvestasikan. Secara strategic, dalam pengelolaan kas ini perusahaan dihadapkan pada kondisi trade off liquidity risk and return, dimana manajemen perusahaan memilih mempertahankan high liquidity dan mengambil risiko tidak mendapatkan yield atau return dari aset idle cash yang ada. Perusahaan mengesampingkan aspek goal congruent dalam pengelolaan kas, ketika peluang menghasilkan return dari idle cash tidak dimanfaatkan oleh perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan permasalahan yang akan diteliti oleh penulis dalam penelitian ini adalah bagaimana solusi pengelolaan idle cash yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi yang mendasari tersebut sehingga perusahaan dapat memaksimalkan peluang menghasilkan return, namun tetap dapat mempertahankan likuiditas kas yang tinggi.
6
Penulis akan memfokuskan analisa dan membatasi pada permasalahaan pengelolaan idle cash dalam foreign currency account yang dimiliki perusahaan tersebut sebagai kondisi spesifik yang mendasari. Struktur atau komposisi kas yang dimiliki perusahaan yang dominan dalam mata uang asing atau foreign currency account tersebut menjadi perhatian penulis karena didalamnya terdapat peluang menghasilkan return dari fluktuasi kurs yang terjadi yang selama ini belum dimanfaatkan oleh perusahaan. Peluang tersebut dapat dijadikan sebagai pilihan ketika penempatan dalam deposito tidak dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, penulis juga ingin menganalisis seberapa besar potensi return yang dihasilkan jika dijadikan sebagai alternatif hedging bagi perusahaan sehingga diharapkan juga dapat menjadi solusi bagi permasalahan lain yang juga dihadapi perusahaan selain permasalahan trade off liquidity risk and return.
1.3.
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan
di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Ketika perusahaan dihadapkan pada kondisi harus mempertahankan likuiditas kas yang tinggi,
bagaimana perusahaan seharusnya mengelola dan
memaksimalkan return dari idle cash yang timbul sebagai pilihan pengganti pendapatan bunga dari penempatan deposito yang tidak dilakukan oleh perusahaan? 2. Seberapa besar potensi return yang dihasilkan dari alternatif pilihan tersebut, apakah dapat diharapkan menjadi alternatif pengganti hedging (financial
7
hedging) di dalam meminimumkan risiko fluktuasi nilai tukar terhadap transaksi pembayaran perusahaan?
1.4.
Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis
dan
mengusulkan
cara
memaksimalkan
return
dalam
pengelolaan idle cash yang dapat dilakukan perusahaan khususnya idle cash dalam foreign currency account sebagai alternatif pengganti pendapatan bunga dari penempatan idle cash dalam deposito yang tidak dapat dilakukan perusahaan karena kondisi mempertahankan likuiditas kas yang tinggi. 2. Menganalisis return yang dihasilkan dari cara alternatif memaksimalkan return dalam pengelolaan idle cash tersebut dan membandingkannya dengan pendapatan bunga seandainya penempatan dilakukan dalam bentuk deposito. 3. Menganalisis besarnya potensi return berdasarkan simulasi yang dibuat dari cara alternatif memaksimalkan return tersebut dan menilai apakah dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti hedging dalam meminimumkan risiko fluktuasi mata uang asing yang dihadapi perusahaan.
1.5.
Manfaat Penelitian Penelitian ini untuk memberikan manfaat kepada:
1.
PT Eka Dharma Jaya Sakti Memberikan manfaat bagi PT Eka Dharma Jaya Sakti, khususnya bagian keuangan (atau Terasury) perusahaan alternatif cara yang dapat dilakukan
8
untuk mengoptimalkan return dari pengelolaan idle cash dalam foreign currency
ketika
perusahaan
dihadapkan
pada
kondisi
harus
mempertahankan likuiditas kas yang tinggi, melalui pemanfaatan peluang arbitrage yang diusulkan penulis. 2.
Akademisi Memberikan manfaat bagi para akademisi dalam hal terdapat masukan baru dari proses penelitian ini dan akan memperkaya khasanah pengetahuan dan praktik yang sudah ada.
1.6.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut: Bab I – Pendahuluan Di dalam bab ini diuraiakan latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan dan tujuan penelitian, penjelasan metoda penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II – Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan teor-teori yang penulis gunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi
kebijakan
pengelolaan
kas
perusahaan
khususnya
pengelolaan kas dalam mata uang asing dengan kondisi yang cenderung mempertahankan likuiditas kas yang tinggi untuk kelancaran operasional namun tidak mengoptimalkan peluang menghasilkan return bagi perusahaan dari idle cash yang ditimbulkan.
9
Bab III – Metoda Penelitian Bab ini berisi tentang metode penelitian, sumber data, asumsi yang digunakan, dan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan idle cash perusahan yang merupakan objek penelitian.
Bab IV – Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi analisis atas peluang arbitrage sebagai alternatif pilihan yang dapat dilakukan perusahaanuntuk memaksimalkan return dari idle cash berdasarkan simulasi perhitungan yang dibuat dari sampling data keuangan primer perusahaan (laporan kas harian selama 6 bulan sejak 1 Januari 2012 sampai dengan 30 Juni 2012) dan membandingkan perkiraan hasil arbitrage selama waktu tersebut dengan kondisi tanpa melakukan arbitrage dan atau seandainya dalam penempatan deposito. Penulis juga menganalisa potensi return hasil arbitrage berdasarkan simulasi yang dibuat sebagai alternatif yang mungkin dilakukan perusahaan dalam meminimumkan risiko fluktuasi mata uang asing tanpa perlu melakukan financial hedging.
Bab V – Simpulan dan Saran Bab ini berisi hasil penelitian evaluasi manajemen kas perusahaan khususnya dalam pengelolaan idle cash dalam foreign currency account dan memanfaatkan peluang return dari arbitrage yang dilakukan namun
10
tetap menjaga likuiditas kas yang tinggi dan membandingkan hasil simulasi yang dibuat antara seandainya perusahaan melakukan arbitrage atau tidak melakukan arbitrage atas idle cash yang tersedia.
11