BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Memaksimalkan kekayaan pemegang saham adalah tujuan umum manajemen keuangan, namun kenyataan yang biasanya terjadi dalam sebuah perusahaan adalah adanya perbedaan kepentingan atau ketidaksejajaran kepentingan yang menyebabkan ketidakoptimalan dalam mewujudkan tujuan tersebut, perbedaan kepentingan yang dimaksud adalah antara pemegang saham (stockholders) dengan manajer, kondisi inilah yang biasa dikenal dengan istilah masalah keagenan (agency problem). Agency problem dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan manajerial yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap kinerja perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan yang disebabkan karena adanya kontrol yang mereka miliki. Menurut Iturriaga dan Sanz (1998) dalam Suranta dan Miadastuty (2003) peran struktur kepemilikan perusahaan dapat dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu: pendekatan keagenan (agency approach) dan pendekatan informasi asimetri (asymmetric information approach). Menurut pendekatan keagenan (Jensen dan Meckling1976, dalam Eddy Suranta dan Pratana Puspa Miadastuty 2003) struktur kepemilikan perusahaan merupakan suatu alat untuk mengurangi konflik kepentingan dianatara pemegang claim (claimholders) utama yang ada dalam perusahaan. Sedangkan menurut pendekatan kedua, informasi asimetri mengangap sturktur kepemilikan manajerial sebagai salah satu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insiders dan outsiders melalui pengungkapan informasi di pasar modal (Leland dan Pyle 1997, dalam Eddy Suranta dan Pratana Puspa Miadastuty 2003 ).
1
Keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French, 1998, dalam Untung Wahyudi dan Hartini Prasetyaning Pawestri 2006). Penelitian tentang keputusan keuangan sebagaimana kerangka pikir di atas pernah dilakukan oleh Hasnawati (2005) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menemukan bahwa keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan dividen dan keputusan pendanaan (Untung Wahyudi dan Hartini Prasetyaning Pawestri 2006). Para investor menanamkan modal dengan tujuan mendapatkan return, return didapat dari capital gain dan dividen, investasi yang menghasilkan laba semakin tinggi maka semakin tinggi pula return yang diharapkan oleh investor. Oleh karena itu perusahaan yang investasinya profitable, sahamnya akan diminati oleh investor sehingga akan berdampak pada nilai atau kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suranta dan Midiastuty (2006) yang menemukan bahwa semakin tinggi nilai investasi maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Adanya kepemilikan saham oleh institusional investor (seperti bank, asuransi, perusahaan investasi maupun institusi lain) dan insiders ownership atau manajerial mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajerial, salah satunya yaitu pengawasan pada pengambilan keputusan investasi yang kemudian akan berdampak pada nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial mempengaruhi keputusan investasi dimana pengaruhnya terjadi dalam jangka pendek. Jika seorang manajer diberikan saham (adanya kepemilikan manajerial) maka akan berpengaruh terhadap keputusan investasi. Bertolak dari kepentingan (peningkatan gaji dan status atau jabatan) seorang manajer dalam perusahaan, menyebabkan manejer cenderung 2
mengambil keputusan (dalam hal ini keputusan investasi) yang intinya untuk memenuhi kepentingannya tanpa memperdulikan kepentingan pemegang saham (stokholders). Kepemilikan manajerial bertujuan untuk mengontrol keputusan investasi. Dengan adanya kepemilikan manajerial maka akan menimbulkan rasa memiliki sehingga manajer dalam pengambilan keputusan cenderung bertindak hati-hati, karena segala hasil dari investasi yang dilakukan baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan akan berimbas pada manajer. Keputusan investasi juga mempengaruhi kepemilikan manajerial dimana hal tersebut
terjadi
pada
saat
yang
bersamaan,
ketika
kepemilikan
manajerial
mempengararuhi keputusan investasi maka sebaliknya keputusan investasi akan mempengaruhi kepemilikan manajerial. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang digambarkan dengan Return On Investment (ROI) yang semakin besar atau adanya peningkatan pada total asset karena investasi yang profitable menyebabkan manajer cenderung meningkatkan kepemilikannya dengan tujuan kekayaannya akan bertambah, akan tetapi ketika adanya peningkatan terhadap kepemilikan manajerial secara langsung akan berpengaruh terhadap keputusan investasi, dimana manajer akan lebih berhati-hati karena sebagian besar resiko kerugian dari investasi yang tidak menguntungkan akan ditanggung oleh manajer (kekayaan akan berkurang). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putu Anom (2003) dalam Almilia dan Silvy (2006) memberikan bukti kesempatan investasi perusahaan yang di proksikan dengan book to market value dapat digunakan untuk memprediksi kepemilikan manajerial. Penelitian Putu Anom (2003) dalam Almilia dan Silvy (2006) memberikan bukti bahwa kesempatan investasi perusahaan memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap kepemilikan manajerial, hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah book to market ratio atau semakin tinggi kesempatan investasi akan meningkatkan keinginan manajer untuk meningkatkan kepemilikannya dalam 3
perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul analisis hubungan simultan antara kepemilikan manajerial dan investasi
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan larat belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan simultan antara kepemilikan manajerial dan investasi 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan simultan antara kepemilikan manajerial, dan investasi
1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis untuk menerapakan atau mengaplikasikan pengetahuan teori yang telah didapatkan selama study serta menambah wawasan pengetahuan atau memahami hubungan simultan antara kepemilikan manajerial dan investasi.
b. Bagi perusahaan Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan terutama bagi manajer sebagai bahan atau usulan secara teoritis, yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga menciptakan keputusan yang baik dan tepat guna dalam mencapai tujuan perusahaan, sekaligus sebagai sarana untuk mengatasi masalah keagenan (agency problem) yang muncul dalam perusahaan.
4
c. Bagi pihak lainnya Penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan guna menambah pengetahuan atau sebagai referensi pengembangan penelitian. 1.5. Batasan Masalah Agar pembahasan yang diteliti tidak ter:lalu luas maka perlu adanya fokus penelitian sehingga menjadi lebih terarah terhadap permasalahan yang ada. Penelitian ini difokuskan pada: a. Menggunakan investasi, kepemilikan manajerial, firm size, leverage, likuiditas, profitabilitas sebagai variable kontrol. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di BEJ yang melaporkan laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan pada ICMD. Perusahaan yang diamati adalah perusahaan manufaktur selama 5 tahun dari tahun 2001-2005.
5