BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan
didirikannya
suatu
perusahaan
umumnya
adalah
untuk
memperoleh laba, meningkatkan penjualan, memaksimalkan nilai saham, dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Persaingan bisnis yang ketat seiring dengan perkembangan perekonomian mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk terus mengembangkan inovasi, memperbaiki kinerjanya, dan melakukan perluasan usaha agar terus dapat bertahan dan bersaing (Admin, 2009:1). Kemampuan suatu perusahaan untuk dapat bersaing sangat ditentukan oleh kinerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang tidak mampu bersaing untuk mempertahankan kinerjanya lambat laun akan tergusur dari lingkungan industrinya dan akan mengalami kebangkrutan. Agar kelangsungan hidup suatu perusahaan tetap terjaga, maka pihak manajemen harus dapat mempertahankan atau terlebih lagi memacu peningkatan kinerjanya. Secara umum kinerja suatu perusahaan ditunjukkan dalam laporan keuangan yang di publikasikan (Admin, 2009:1) (Soemardi, 2011:1), Seperti halnya pada industri lain, pasar jasa konstruksi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh daya beli dari masyarakat dan pemerintah, dimana daya beli ini berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi
makro
Indonesia yang mengalami gangguan akibat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997/1998 tersebut. Sebelum krisis ekonomi pada tahun 1997, Biro Pusat
Universitas Sumatera Utara
Statistik (BPS, 2006a) mencatat adanya pertumbuhan di sektor konstruksi yang mencapai 13,71% per tahun. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 7,85%. Akan tetapi setelah krisis ekonomi menyerang Indonesia, konstruksi merupakan sektor yang paling merasakan imbas dari krisis ekonomi tersebut dimana sektor konstruksi pada tahun 1998 terpuruk hingga minus 36,4% dan mengalami pertumbuhan yang paling parah dibandingkan sektor ekonomi yang lainnya seperti manufaktur dan pertanian. Dalam kurun waktu tersebut perusahaan-perusahaan jasa konstruksi sangat terpukul pada saat terjadinya krisis ekonomi karena volume pekerjaan konstruksi berkurang drastis, proyek ditangguhkan atau dihentikan sementara oleh pemiliknya dan juga pemilik proyek banyak yang kesulitan melakukan pembayaran kepada kontraktor. Sementara dalam waktu yang bersamaan, kontraktor memiliki kewajiban membayar kepada pihak ketiga, terutama pengusaha golongan ekonomi lemah, disamping harus membayar bunga pinjaman kepada pihak perbankan yang mana pada saat itu suku bunga perbankan melonjak drastis sampai mencapai sekitar 25-26% per tahunnya. (Soemardi, 2011:1), Menurunnya tingkat suku bunga deposito perbankan saat ini (berkisaran antara 8-10% per tahun) dapat mendorong masyarakat untuk bergerak ke sektor riil untuk berinvestasi, terutama ke sektor properti. Demikian juga halnya dengan adanya peningkatan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) rakyat Indonesia yang berarti suatu refleksi mulai pulihnya daya beli masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan permintaan terhadap produk-produk konstruksi seperti misalnya perumahan, perkantoran dan sebagainya. Perbaikan
Universitas Sumatera Utara
beberapa indikator ekonomi makro seperti yang diuraikan di atas membuka peluang bagi pasar swasta untuk berkembang pada tahun-tahun berikutnya. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional, pada saat ini pangsa pasar di sektor konstruksi nasional terus tumbuh hingga kisaran 8,6 % dari PDB nasional, atau setara dengan Rp. 52,3 triliun pada triwulan II 2006 (BPS,2006b). Namun, dalam hal kelangsungan usaha, industri konstruksi telah terus menerus mengalami relatif tingginya proporsi kegagalan bisnis dibandingkan dengan industri lainnya (Yin, 2006). Menurut (Edum-Fotwe et al, 1996), kegagalan industri konstruksi merupakan penomena global. Sebuah studi barubaru ini oleh (Enshassi et al, 2006), menunjukkan bahwa ketergantungan pada pinjaman Bank dan pembayaran bunga yang tinggi (yaitu: biaya dan modal) merupakan faktor utama dibalik kegagalan perusahaan kontraktor. Seperti yang disarankan oleh (Edum-Fotwe, 1996), perusahaan konstruksi harus melakukan evaluasi kinerja secara berkala untuk memastikan strategi tepat waktu dan tepat untuk mempertahankan usaha mereka. (Kangari, 1992), menunjukkan bahwa memahami
penyebab
dan
gejala
kegagalan
bisnis
akan
membantu
mengidentifikasi peringatan awal dari suatu yang akan datang dari krisis keuangan. Menganalisis keuangan informasi yang dapat membantu memberikan jawaban untuk membenarkan kesehatan keuangan perusahaan. Penilaian terhadap tingkat kesehatan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan berupa neraca memberikan informasi kepada pihak diluar perusahaan misalnya masyarakat umum, investor dan pemerintah. Laporan laba rugi menggambarkan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan dan perkembangan perusahaan. Informasi mengenai kondisi suatu perusahaan dapat digunakan oleh pihak-pihak eksternal untuk mengevaluasi kinerja dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, keputusan terhadap ketentuanketentuan yang berlaku, dan manajemen resiko. Kondisi kinerja perusahaan dapat diketahui berdasarkan hasil analisis laporan keuangan. Hasil analisis laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan tersebut dipakai sebagai dasar penentu kebijakan bagi pemilik, menager dan investor. Analisis atas laporan keuangan dan interpretasinya pada hakekatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan dan potensi atau kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan tersebut dan dari laporan keuangan tersebut dapat dilakukan analisis berdasarkan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan (Admin, 2009:1). Ada beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan suatu perusahaan yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas. Rasio Likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya maka perusahaan tersebut dikatakan dalam keadaan likuid. Rasio Solvabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua utang-
Universitas Sumatera Utara
utangnya. Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama satu periode tertentu. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penilaian tingkat kesehatan perusahaan konstruksi melalui analisis rasio dalam sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI YANG
TERDAFTAR
DI
BURSA
EFEK
INDONESIA
DENGAN
MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN”
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka
dapat dirumuskan penelitian yang dilakukan adalah: bagaimana penilaian tingkat kesehatan perusahaan konstruksi dengan menggunakan analisis rasio pada perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun periode 20082010? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penilaian tingkat kesehatan perusahaan konstruksi melalui analisis rasio pada perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga bagi perusahaan, dan peneliti selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
1. Bagi peneliti Penelitian ini di harapkan dapat meningkatkan dan memperdalam pengetahuan serta pemahaman peneliti tentang penilaian tingkat kesehatan perusahaan konstruksi melalui analisis rasio sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan. 2. Bagi perusahaan konstruksi Penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan konstruksi dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan perusahaan konstruksi melalui analisis rasio. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dan bahan referensi tambahan dalam penelitian di bidang lainnya.
Universitas Sumatera Utara