BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pesatnya pembangunan pada dunia industri meningkatkan persaingan yang
terjadi antar pelaku usaha dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan harga yang cukup bersaing. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM merupakan salah satu kelompok industri yang turut bersaing di dalamnya. Hal ini secara tidak langsung menjadikan UMKM sebagai kontributor dalam program pembangunan perekonomian Indonesia. UMKM memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian di Indonesia, terutama pada saat UMKM mampu bertahan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998. Menurut Mudrajad Kuncoro, faktor yang menjadikan UMKM kebal terhadap krisis adalah, pertama, UMKM tidak memiliki utang luar negeri. Kedua, UMKM tidak memiliki banyak utang ke perbankan karena mereka dianggap unbankable. Ketiga, UMKM menggunakan input lokal dan keempat, UMKM berorientasi ekspor. Oleh karena itu, tidak heran jika saat ini sektor UMKM menjadi kelompok usaha yang pertumbuhannya sangat pesat di Indonesia (http://unisosdem.org/ diakses pada tanggal 3 Maret 2013). Ketatnya persaingan bisnis di sektor UMKM menuntut setiap pelaku UMKM untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan usahanya. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang cukup bersaing, sehingga mampu bertahan
1
2
di dalam ketatnya persaingan tersebut. Peningkatan efektivitas dan efisiensi juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian perusahaan akan tujuan utamanya, yaitu perolehan laba yang maksimal. Untuk dapat mencapai laba maksimal pada dasarnya setiap pelaku usaha selalu berupaya untuk menekan biaya produksi serendah mungkin, tanpa mengesampingkan kualitas produk yang dihasilkan. Pada UMKM berjenis manufaktur, efektivitas dan efisiensi akan dapat dicapai apabila para pelaku UMKM mampu melakukan perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap biaya produksinya. Hal ini dikarenakan biaya produksi
mempengaruhi
aktivitas
pokok
perusahaan
manufaktur
secara
keseluruhan. Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Mulyadi,2010:13). Biaya produksi merupakan serangkaian komponen biaya yang membentuk harga pokok produksi suatu produk. Sehingga perhitungan untuk setiap komponen biaya produksi tersebut akan berpengaruh terhadap penentuan harga pokok produksi dari produk yang dihasilkan. Harga pokok produksi itu sendiri didefinisikan sebagai total biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan bahan baku menjadi produk (Mulyadi, 2009:16). Perhitungan harga pokok produksi memiliki peranan penting terhadap efektivitas kinerja UMKM. Oleh karena itu, perhitungan atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk harus benar dan harus mencerminkan total biaya produksi yang sesungguhnya dihabiskan oleh produk
3
tersebut. Sehingga penentuan harga pokok produksinya akan tepat dan akurat. Perhitungan harga pokok produksi yang tepat akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi pelaku UMKM dalam menentukan harga jual. Dengan demikian, pelaku UMKM harus mampu melakukan perhitungan harga pokok produksi secara tepat, untuk menentukan harga jual yang cukup bersaing agar dapat memperoleh laba maksimal dan menjamin kelangsungan hidup usahanya di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Tunas Den’s adalah suatu unit usaha kelompok UMKM jenis perorangan yang bergerak dalam bidang industri sandang yang memproduksi dan menjual pakaian jadi. Perusahaan ini melaksanakan kegiatan produksinya berdasarkan atas pesanan yang diterima (Job Order). UMKM yang terletak di kota Bandung ini telah memiliki pelanggan yang cukup banyak mulai dari kalangan masyarakat umum, kalangan mahasiswa, kalangan perusahaan, hingga sektor pemerintahan. Pelanggan UMKM ini tidak hanya berasal dari kota Bandung saja, tetapi telah tersebar hingga ke beberapa kota besar di Indonesia. Dalam praktik usahanya Tunas Den’s belum melakukan perhitungan harga pokok produksi yang sesuai dengan teori akuntansi biaya. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan masih sangat sederhana, dimana perusahaan hanya memperhitungkan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung sebagai unsur yang membentuk harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok produksi yang demikian dianggap tidak tepat, karena tidak mencerminkan total biaya yang sesungguhnya dihabiskan oleh suatu produk dalam proses produksinya. Ketidaktepatan dalam menentukan harga pokok
4
produksi akan menyesatkan manajemen dalam menentukan harga jual dan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan. Memperhatikan pentingnya peranan perhitungan harga pokok produksi bagi suatu perusahaan dan fenomena yang terjadi di perusahaan, maka penulis tertarik untuk membahas topik ini dan melakukan perhitungan harga pokok produksi yang sesuai dengan teori akuntansi biaya pada Tunas Den’s untuk periode Maret 2013. Hal ini bertujuan untuk membantu perusahaan dalam menentukan unsur-unsur biaya yang harus dibebankan dalam perhitungan harga pokok produksi suatu produk, sehingga diperoleh harga pokok produksi yang tepat dan akurat. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian mengenai topik ini dan membahasnya dalam Laporan Tugas Akhir dengan judul “PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TUNAS DEN’S UNTUK PERIODE MARET 2013”.
1.2
Ruang Lingkup Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam
penelitian ini penulis akan membatasi masalah yang akan diteliti yaitu, unsurunsur apa saja yang membentuk harga pokok produksi dan bagaimana perhitungan harga pokok produksi untuk periode Maret 2013 pada Tunas Den’s
5
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mempelajari, mengevaluasi, dan
mengumpulkan data yang sesuai dengan topik yang diambil oleh penulis. Data yang telah dikumpulkan tersebut selanjutnya diolah dan dianalisis untuk kemudian dikemukakan dan dilaporkan. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai bahan penyusunan Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir pada Program Studi Akuntansi Diploma III Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran. Adapun tujuan penulis melakukan penelitian pada Tunas Den’s adalah sebagai berikut: 1.
Untuk menentukan unsur-unsur pembentuk harga pokok produksi periode Maret 2013.
2.
1.4
Untuk menghitung harga pokok produksi periode Maret 2013.
Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat teoritis
maupun manfaat praktis, yaitu sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai perhitungan harga pokok produksi dan dapat menjadi sarana penerapan teori yang telah dipelajari mengenai perhitungan harga pokok produksi dalam dunia usaha yang sesungguhnya. Selain itu hasil
6
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya. 2.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi secara tepat, sehingga dapat menjadi acuan bagi perusahaan pada masa yang akan datang. Selain itu juga diharapkan
dapat
memberikan
saran
dan
masukan
yang
dapat
dipertimbangkan dalam menentukan berbagai kebijakan terkait harga pokok produksi.
1.5
Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif berisi mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengidentifikasi data, mengumpulkan data, mengolah data, dan menyusun ikhtisar hasil penelitian dan rekomendasi (Ahmad Mansyur, 2008).
1.5.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan baik data primer maupun data sekunder, yaitu: 1.
Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumber datanya.
7
Pengumpulan data primer dilakukandengan cara penelitian lapangan (field research), diantaranya yaitu: a.
Observasi Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti, dalam hal ini yaitu perusahaan Tunas Den’s. Observasi dilakukan bertujuan untuk memperoleh data-data dan informasi yang akurat.
b.
Wawancara (Interview) Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan percakapan atau tanya jawab langsung dengan bagian-bagian yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti sehingga diperoleh informasi lebih akurat.
2.
Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai data yang telah ada. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu teknik pengumpulan data dan informasi melalui buku dan literatur-literatur yang kemudian dibaca, ditelaah, dan dirumuskan untuk menjadi suatu dasar analisis data dari masalah yang sedang diteliti.
8
1.5.2 Teknik Pengolahan Data Untuk pengolahan data, penulis melakukan beberapa tahapan yang berkaitan dengan topik penelitian antara lain: 1.
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan produksi pada periode Maret 2013.
2.
Mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk harga pokok produksi periode Maret 2013.
3.
Melakukan perhitungan harga pokok produksi untuk periode Maret 2013 dan menyajikannya dalam laporan harga pokok produksi.
1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Tunas Den’s yang berlokasi di
jalan Surapati nomor 109, Bandung. Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis mulai awal Maret 2013 sampai dengan selesai.