BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai media massa mempunyai kelebihan dalam menyampaikan pesan jika dibandingkan dengan media massa lainnya. Hal ini karena pesan yang disampaikan melalui suara (bunyi) dan gambar dapat disampaikan secara bersamaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa televisi dapat memberikan pengaruh baik secara kognisi, afeksi maupun konatif kepada konsumennya dari setiap program acara yang ditayangkan baik berita, hiburan, dan yang lainnya. Intensitas dalam mengikuti setiap program acara ditelevisi akan membantu konsumen mendapatkan informasi-informasi yang baru. Acara berita di televisi dapat berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa jam dengan menyajikan perkembanganperkembangan terbaru dari peristiwa lokal maupun internasional. Berita televisi merujuk pada praktek penyebaran informasi terbaru khususnya pada televisi swasta.
Saat ini terdapat sepuluh stasiun televisi swasta terbesar di Indonesia yakni Indosiar, RCTI, SCTV, MNC TV, Anteve, TV One, Trans TV, Trans 7, Metro TV dan Global TV disamping stasiun-stasiun televisi swasta lain yang merupakan saluran televisi lokal diberbagai daerah, seperti Deli TV, JTV, DAAI TV dan lainnya. Berbagai stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan pemberitaan khususnya peristiwa-peristiwa aktual dan isu-isu terhangat yang terjadi dinegeri ini.
TV One adalah sebuah stasiun televisi swasta yang mengudara pertama kali pada tanggal 14 Februari 2008. Meski terbilang pendatang baru, namun TV One mampu berada
Universitas Sumatera Utara
pada level stasiun televisi swasta terfavorit dan terunggul dari stasiun televisi swasta lainnya. Hal ini terbukti pada saat TV One mendapatkan penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) dengan predikat tayangan berita terfavorit tahun 2009. TV One menyajikan 70% berita yang bersifat siaran karya jurnalistik dan 30% hiburan atau siaran karya artistik. Perbandingan persentase ini menunjukkan bahwa TV One berfokus pada program acara yang termasuk pada kategori berita atau news yang menginspirasi masyarakat Indonesia untuk berfikir lebih maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri dan masyarakat pada umumnya. Program acara berita yang disajikan oleh TV One ialah terangkum dalam News One dan Talk Show One yang penayangannya pada jam-jam tertentu dimulai pada pagi, siang hingga malam hari. Setiap program acara di TV One dapat dikatakan sangat gencar dalam menyampaikan sebuah pemberitaan, mengingat TV One berfokus pada penayangan beritaberita terkini dan teraktual yang pernah atau sedang terjadi.
Seperti halnya dengan pemberitaan yang gencar dikabarkan media massa selama periode agustus-oktober khususnya TV One, adalah pemberitaan terkait kasus dugaan suap proyek Wisma Atlet SEA Games dengan tersangka Nazaruddin, mantan bendahara umum Partai Demokrat. Pemberitaan tersebut menitikberatkan pada tanda tanya terhadap sistem dan kinerja KPK dalam upaya menuntaskan masalah yang sudah terbilang kronik di negeri ini. Hal ini terlihat pada setiap program acara news ataupun talk show yang dalam penayangannya selalu menghadirkan topik tentang kinerja KPK dalam menangani kasus korupsi Nazaruddin. Faktanya bukan hanya satu dari program acara berita namun hampir secara keseluruhan mengangkat topik yang sama yakni tentang kinerja KPK dalam menangani kasus korupsi Nazaruddin pada beberapa hari berturut-turut. Selain kabar-kabar berita yang secara lintas ditayangkan juga pada program berita talk show. Salah satunya adalah Apakabar Indonesia Malam yang mengudara secara live setiap hari pukul 19.45 WIB, sebagai pembawa acara, Tina Talisha dan Indiarto Priadi secara bergantian, menghadirkan
Universitas Sumatera Utara
topik mengenai kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin dan mengundang nara sumber dari berbagai pihak yang terkait seperti, Pembicara KPK Johan Budi, mewakili Partai Demokrat Ruhut Sitompul, kuasa hukum Nazaruddin, OC Kaligis dan pihak-pihak lain yang bersangkutan. Dalam selang waktu tertentu Talk Show Apakabar Indonesia Malam kembali mengundang nara sumber yang sama dengan topik pembicaraan yang tidak jauh berbeda. Lewat pemberitaan tersebut, masyarakat luas dapat segera mengetahui sejauh mana perkembangan penanganan atau penyelesaian kasus korupsi Nazaruddin oleh pihak yang berwenang menangani kasus korupsi di negeri ini, yakni KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) (www.tvone.co.id).
KPK sendiri didirikan pada tahun 2003 dengan maksud menanggulangi, mengatasi dan memberantas korupsi di Indonesia yang didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2002. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa KPK dibentuk karena lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak pidana korupsi belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam memberantas tindak pidana korupsi. Diawal berdirinya, KPK dipimpin oleh Taufiequrachman Ruki yang dilantik pada tanggal 16 Desember 2003 bersama empat Pimpinan KPK lainnya, yaitu Amien Sunaryadi, Sjahruddin Rasul, Tumpak H. Panggabean, dan Erry Riyana Hardjapamekas. Diawal masa berdirinya KPK dapat dikatakan telah melaksanakan tugasnya dengan baik, beberapa kasus korupsi yang menyeret namanama oknum pemerintah mulai terkuak. Ada mantan Kepala Polri diadili, ada politisi tertangkap basah, ada jaksa tertangkap tangan sedang memperdagangkan perkara dan lainnya.
Namun karena gebrakan KPK itu pula, KPK pada masa itu menjadi musuh bersama. Pengadilan Korupsi dinyatakan tidak konstitusional oleh Mahkamah Konstitusi sampai 19 Desember 2009. DPR dan pemerintah berkewajiban memberikan landasan hukum soal pengadilan korupsi. Namun alih-alih memperkuat eksistensi pengadilan korupsi, politisi DPR
Universitas Sumatera Utara
dengan dalih ”menata sistem” malah berniat mengamputasi kewenangan KPK, melucuti kewenangan penuntutan.
Berdasarkan data survey dari LSI (Lembaga Survey Indonesia) yang dilakukan pada 18-30 Desember 2010 lalu, ditemukan bahwa kinerja dalam menanggulangi masalah korupsi selama 2010 jauh lebih buruk dibandingkan periode 2009. Sepanjang tahun 2009, kinerja pemerintah dalam bidang ini masih berada di atas 60 persen. Namun pada tahun 2010 turun di bawah 60 persen. Bahkan pada bulan Oktober 2010 mencapai titik terendah yaitu 45 persen. Kemudian naik sedikit pada Desember menjadi 51 persen. Hal ini menyebabkan semakin berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja KPK (Harian Seputar Indonesia, 6 Agustus 2011).
Pemberitaan tentang kinerja KPK di televisi tentu memberi pengaruh terhadap pandangan, pendapat atau opini masyarakat yang menyaksikan berita tersebut terlebih kepada mahasiswa yang dinilai lebih kritis dalam memandang masalah seperti ini. Opini itu sendiri adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Penelitian ini ingin melihat bagaimana opini mahasiswa terhadap tayangan pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin. Apakah mahasiswa dapat menerima pemberitaan secara positif atau negatif terhadap hal tersebut dan bagaimana opini mahasiswa setelah menyaksikan pemberitaan tersebut. Dalam penelitian ini, mahasiswa/i Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara dipilih sebagai objek penelitian karena dinilai mahasiswa yang berada diruang lingkup keilmuan hukum, dapat lebih kritis memandang fenomena pemerintahan saat ini.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana opini mahasiswa/i Fakultas Hukum USU terhadap tayangan pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One.
Universitas Sumatera Utara
I.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah opini mahasiswa Fakultas Hukum USU terhadap tayangan pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One?”
I.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membuat batasan-batasan masalah secara spesifik. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Yang dimaksud dengan tayangan pemberitaan kinerja KPK terbatas pada penyaji berita, nara sumber berita, materi acara dan waktu tayang. 2. Yang dimaksud dengan opini dibatasi pada kepercayaan, nilai-nilai dan pengharapan. 3. Objek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Hukum USU program regular S-1 stambuk 2008 dan yang pernah menonton tayangan pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One minimal satu kali. 4. Penelitian ini akan dilakukan pada awal bulan November 2011 sampai dengan selesai. I.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui isi tayangan pemberitaaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. 2. Untuk mengetahui tanggapan dan pemahaman terhadap pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui bagaimana teknis pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. I.5 Manfaat Penelitian 1. Secara akademis, penelitian ini dapat memperkaya khasanah penelitian di FISIP USU khususnya jurusan ilmu komunikasi. 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan peneliti khususnya yang berkaitan dengan masalah penelitian deskriptif 3. Secara praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan bagi TV One dan pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini. I.6 Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan untuk memecahkan atau menyoroti masalah. Untuk itu diperlukan susunan kerangka teori yang memuat pokokpokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian itu disorot. Uraian didalam kerangka teori merupakan hasil berfikir rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah ataupun sub-sub masalah (Nawawi, 2002,3940). Untuk memberikan kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah komunikasi, komunikasi massa, media massa, televisi, pemberitaan, opini publik dan Teori Agenda Setting.
Universitas Sumatera Utara
I.6.1 Komunikasi Komunikasi (communication) adalah sebuah ilmu yang mempelajari pernyataan antar manusia yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol yang berarti (Santoso, 1990 : 7). Ilmu ini berkembang menjadi sebuah ilmu mandiri yang dianggap penting dalam melihat dampak sosial terhadap perkembangan teknologi. Menurut Effendy (2005 : 3) istilah komunikasi dalam bahasa Latin disebut dengan communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung melalui lisan atau tidak langsung melalui media. I.6.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas (Bungin, 2006 : 71). Komunikasi massa ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim melalui media cetak maupun elektronik sebagai sebuah pesan atau informasi yang dapat diterima secara serempak dan sesaat. Komunikasi massa dewasa ini dianggap sebagai sebuah sistem sosial, karena dalam komunikasi massa terdapat bagian-bagian atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan sebuah keseluruhan (Narwoko dalam Bungin, 2006 : 81). Komunikasi massa sebagai sistem sosial memiliki komponen-komponen penting sebagai berikut : 1. Nara sumber sebagai sumber-sumber informasi bagi media massa
Universitas Sumatera Utara
2. Publik yang mengkonsumsi media massa 3. Media massa, meliputi organisasinya, sumber daya manusia, fasilitas produksi, distribusi, kebijakan yang ditempuh, ideologi yang diperjuangkan dan sebagainya 4. Institusi samping yang tumbuh memberi kontribusi terhadap kegiatan komunikasi massa. 5. Pihak-pihak yang mengendalikan berlangsungnya komunikasi massa, penguasa, kekuatan politik maupun kelompok kepentingan. I.6.3 Media Massa Media massa mempunyai pengertian saluran atau media yang dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) denga menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebar luas dan mengiklankan produk. Media massa merupakan alat-alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain adalah media massa dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nuruddin,2004).
Universitas Sumatera Utara
I.6.4 Televisi Televisi sebagai media komunikasi massa berasal dari dua suku kata yaitu tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Jadi kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh (Helena, 2007 : 69). Televisi dapat dikatakan sebagai media komunikasi massa yang banyak dimiliki oleh masyarakat dibandingkan dengan media massa lainnya. Dengan modal audio visual yang dimiliki, siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesan. Karena itulah televisi bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap perilaku dan sekaligus perubahan pola berfikir (Effendy, 2005:21). Adapun fungsi televisi sebagai media komunikasi adalah untuk menginformasikan, mengedukasi atau mendidik, dan menghibur. Menurut Baskin (2006 :79) pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi terbagi menjadi dua yakni siaran karya jurnalistik dan karya artistik. Siaran karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas, atau peristiwa yang terjadi seperti berita aktual, berita nonaktual dan penjelasan yang bersifat aktual yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan atau siaran langsung. Sedangkan siaran karya artistik merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika sebagai daya tarik acaranya. Lebih lanjut Baskin mengutarakan beberapa unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas dari televisi yakni sebagai berikut : a. Penampilan penyaji berita Seorang penyaji berita lebih dikenal dengan presenter atau pembawa acara. Mereka biasanya juga menjadi aktor dan penyanyi namun lebih dikenal dengan pembawa
Universitas Sumatera Utara
acara suatu program tertentu. R.M. Hartoko dalam Baskin (2006 :63) menyebutkan beberapa prasyarat untuk menjadi seorang presenter televisi yang baik, yaitu : 1. Berpenampilan baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman 2. Cerdas dalam berfikir dalam pengetahuan umum dan daya ingat 3. Keramahan yang wajar dan tidak berlebih 4. Jenis suara yang tepat dengan pengucapan dan enak didengar 5. Penguasaan bahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa yang mudah dipahami b. Nara sumber Nara sumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Seorang nara sumber harus memiliki hal sebagai berikut : 1. Kapabilitas, yaitu kemampuan dalam bidang akademis dan pengalaman 2. Kredibilitas, merupakan kualitas dan kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan 3. Akseptabilitas, meliputi latar belakang pribadi maupun profesi. c. Materi Acara Materi
acara
menyuguhkan
topik
yang
dibahas
termasuk
didalamnya
permasalahan, hiburan dan sebagainya. Materi acara harus dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menarik perhatian pemirsanya. Materi berita mencakup kategori sebagai berikut : 1. Menyajikan permasalahan yang dianggap penting untuk diberitakan kepada masyarakat. 2. Merupakan permasalahan yang sedang hangat dibicarakan d. Waktu tayang
Universitas Sumatera Utara
Waktu tayang sangat diperhitungkan agar informasi yang disebarkan dapat mencapai segmentasi khalayak. Waktu penayangan memperhitungkan : 1. Frekuensi penayangan diperlukan untuk memudahkan penonton untuk mengingat acara tersebut 2. Durasi tayang yaitu lamanya tayangan itu berlangsung, untuk menghindari kebosanan penonton. I.6.6 Pemberitaan
Pemberitaan atau reportase adalah laporan lengkap ataupun interpretatif (telah disajikan sebagaimana dianggap penting oleh redaksi pemberitaan) ataupun berupa pemberitaan penyelidikan (investigatif reporting) yang merupakan pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trend/kecenderungan, yang mungkin terjadi di masa mendatang (Wikipedia).
Walaupun sukar untuk memberi batasan tentang defenisi pemberitaan, namun kita dapat menentukan sesuatu yang dapat dikategorikan dengan pemberitaan yang memiliki watak berita. Adapun kualitas dasar untuk digolongkan sebagai berita ialah:
1. Harus akurat (Accurate) 2. Harus menarik (Interesting) 3. Bersifat baru (Actual) 4. Mengandung suatu penjelasan (Explanation)
Universitas Sumatera Utara
I.6.7 Opini Publik Opini (opinion) menurut Cutlip & Center adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda (Helena Olii, 2007:20-25). Adapun karakteristik dari opini adalah mempunyai arah, mempunyai isi informasi, bersifat stabil, dan mempunyai intensitas. Sikap opini mencerminkan suatu kumpulan yang terdiri dari tiga komponen sebagai berikut : 1. Kepercayaan Kepercayaan berkaitan erat dengan unsur kognitif dimana menurut Mann (dalam Syaifuddin, 1969 : 24) unsur kognitif terdiri dari pengetahuan, persepsi dan kerangka berfikir yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Kepercayaan juga mengacu kepada sesuatu yang diterima khalayak, benar atau tidaknya berdasarkan masa lalu, pengetahuan dan informasi sekarang dan persepsi yang berkembang. 2. Nilai Nilai melibatkan kesukaan dan ketidaksukaan, setuju dan tidak setuju, cinta dan kebencian, hasrat dan ketakutan, bagaimana seseorang menilai sesuatu dan kuat atau lemahnya intensitas penilaian yang diberikan. 3. Pengharapan Pengharapan didalamnya mengandung citra seseorang tentang bagaimana keadaanya setelah bertindak. Pengharapan ditentukan dari pertimbangan terhadap sesuatu yang terjadi pada masa lalu, keadaan sekarang, dan sesuatu yang akan terjadi jika suatu perbuatan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Opini seseorang atau pendapat seseorang merupakan ekspresi dari sikap yang dinyatakan untuk menanggapi sesuatu hal atau masalah. Sementara istilah publik (public) lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti pembicaraan pribadi yang berantai, melalui desas-desus, melalui surat kabar, radio, televisi dan film. Alat-alat penghubung ini memungkinkan”publik” mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih besar jumlahnya. Publik dapat didefenisikan sebagai sejumlah orang yang mempunyai minat, kepentingan, atau kegemaran yang sama. Pada awalnya opini yang terbentuk berasal dari personal opinion atau opini persona, yaitu penafsiran individual mengenai berbagai masalah dimana terhadapnya tidak terdapat suatu pandangan yang sama. Opini yang dimiliki seseorang adalah merupakan suatu bagian dari group opinion (opini kelompok) yang terdiri atas mayoritas opini dan minoritas opini. Dari situlah publik yang membentuk opini memiliki kepentingan-kepentingan umum yang mempersatukan anggota-anggotanya, menciptakan suatu kesamaan pandangan dan mengarah pada kebulatan pendapat tentang suatu persoalan, sehingga terbentuklah opini publik (Sunarjo,1984 : 1). Istilah opini publik dapat dipergunakan untuk menandakan setiap pengumpulan pendapat yang dikemukakan individu-individu. Menurut Santoso Sastropeotro (1990) istilah opini publik sering digunakan untuk menunjuk kepada pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah besar orang. Wiliam Albiq dalam Helena Olii (2007 : 20) menyimpulkan bahwa opini publik adalah suatu jumlah atau kumpulan pendapat yang dikemukakan oleh individuindividu terhadap suatu isu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Opini mahasiswa sebagai suatu bentuk pendapat baik individu atau kelompok terhadap suatu persoalan yang kontroversial, menuntut kejelian dalam menarik kesimpulan terhadap permasalahan agar relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. I.6.5 Teori Agenda Setting
Teori yang dicetuskan oleh Walter Lipmann (1922) ini menyatakan bahwa media berperan sebagai mediator antara “the world outside and the pictures in our heads”. McCombs dan Shaw juga sependapat dengan Lipmann bahwa ada korelasi yang kuat dan signifikan antara apa yang diagendakan oleh media massa dan apa yang menjadi agenda publik.
Kita cenderung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan menganggapnya penting. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak penting bagi diri kita, bahkan menjadi tidak terlihat sama sekali.
Dua asumsi mendasar dari teori agenda setting ini adalah:
(1) Khalayak tidak hanya mempelajari isu-isu pemberitaan, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik berdasarkan cara media massa memberikan penekanan terhadap isu atau topik tersebut.
(2) Media massa mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Pers mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa yang perlu dipikirkan. (http://enggiagarcia.wordpress.com).
I.7 Kerangka Konsep Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 2001: 33). Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari kelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (Bungin, 2006: 104). Agar konsep-konsep dapat diuji secara empiris, maka harus dioperasioalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu variabel lain (Kriyantono, 2006 : 21). Variabel bebas dalam penelitian ini ialah tayangan pemberitaan kinerja KPK terkait kasus Nazaruddin di TV One.
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel tak bebas (Y) Variabel tak bebas adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul sebagai akibat adanya variabel bebas bukan karena variabel lain (Kriyantono, 2006 : 21). Variabel terikat dalam penelitian ini ialah opini mahasiswa Fakultas Hukum USU.
I.8 Model Teoritis Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut : Gambar 1 Model Teoritis
Pemberitaan Kinerja KPK
Opini mahasiswa
I.9 Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Operasional Variabel Variabel Teoritis Tayangan Pemberitaan Kinerja KPK Terkait Kasus Korupsi Nazaruddin di TV One
Opini Mahasiswa Fakultas Hukum USU program regular S-1 stambuk 2008
Karakteristik Responden
Variabel Operasional 1. Penyaji atau pembawa berita a. Penampilan b. Kecerdasan c. Keramahan d. Jenis Suara e. Penguasaan bahasa 2. Narasumber berita a. Kapabilitas b. Kredibilitas c. Akseptabilitas 3. Materi acara a. Topik pembahasan b. Aktualisasi Topik 4. Waktu Tayang a. Frekuensi penayangan b. Durasi tayang 1. Kepercayaan a. Pengetahuan b. Pemahaman c. Persepsi yang berkembang dimasa depan 2. Nilai a. Setuju b. Tidak Setuju 3. Pengharapan a. Pertimbangan masa lalu b. Pertimbangan keadaan sekarang c. Kecenderungan bertindak 1. Jenis Kelamin 2. Usia 3. Departemen 4. Frekuensi menonton
I.10 Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995;46). Maka variabel-variabel dalam operasional ini didefenisikan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One 1. Penyaji atau pembawa berita adalah orang yang membawakan atau membaca berita tentang kinerja KPK terkait kasus Nazaruddin di TV One a. Penampilan, yaitu kepribadian yang tercermin dari penampilan dan gestur atau bahasa tubuh seorang pembawa acara berita maupun talk show tentang kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. b. Kecerdasan, yaitu kemampuan pembawa acara atau berita dalam menyampaikan dan membahas mengenai kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. c. Keramahan, yaitu keramahan yang tercermin pada diri seorang pembawa acara yang ditunjukkan sebagai sikapnya dalam membaca atau membawakan berita tentang kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. d. Jenis Suara, yaitu kejelasan suara dan artikulasi pembawa acara atau berita dalam menyampaikan pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. e. Penguasaan bahasa, yaitu kemampuan pembawa acara atau berita dalam menggunakan bahasa formal dan informal yang mudah dipahami. 2. Nara sumber adalah orang yang menjadi sumber informasi dalam pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. a. Kapabilitas, yaitu kemampuan dalam bidang akademis maupun pengalaman yang dimiliki nara sumber dalam pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. b. Kredibilitas, yaitu kualitas yang dimiliki nara sumber dalam pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. c. Akseptabilitas, yaitu kesesuaian latar belakang pribadi maupun profesi seseorang nara sumber terhadap permasalahan.
Universitas Sumatera Utara
3. Materi acara adalah materi acara atau berita dan topik berita yang menyita perhatian publik karena sangat sering diberitakan dan dikupas sampai mendalam. a. Topik pembahasan, yaitu topik yang diangkat dalam pemberitaan tentang kinerja KPK dalam menyelesaikan kasus korupsi Nazaruddin di TV One. b. Aktualisasi topik, pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa aktual terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. 4. Waktu tayang adalah waktu penayangan setiap pemberitaan tentang kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. a. Frekuensi tayangan, yaitu frekuensi penayangan setiap pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. b. Durasi penayangan, yaitu lamanya waktu yang dihabiskan untuk menayangkan pemberitaan tentang kinerja KPK dalam menangani kasus korupsi Nazaruddin. b. Opini Mahasiwa 1. Kepercayaan yaitu merupakan komponen mengenai apa yang diketahui dan dianggap menjadi sebuah kebenaran oleh manusia. a. Pengetahuan: informasi yang diperoleh melalui pemberitaan kinerja KPK dalam menangani kasus korupsi di TV One. b. Pemahaman: kerangka berfikir mendasar mahasiswa Fakultas Hukum USU setelah menonton tayangan pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. c. Persepsi yang berkembang di masa depan: keinginan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris yang diperoleh dari pemberitaan tentang kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One.
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai yaitu komponen yang menyangkut emosional seseorang dalam melihat bagaimana seseorang tersebut menilai dan kuat atau lemahnya intensitas penilaian yang diberikan. a. Setuju: pernyataan yang dinilai menerima atau mendukung pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One b. Tidak Setuju: pernyataan yang dinilai menolak atau tidak mendukung pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One 3. Pengharapan yaitu komponen opini yang didalamnya mengandung citra seseorang tentang bagaimana keadaanya setelah bertindak. a. Pertimbangan masa lalu: kecenderungan untuk membandingkan harapan yang ada pada masa lalu sebelum adanya pemberitaan tentang kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. b. Pertimbangan keadaan sekarang: kecenderungan untuk memberikan harapan terhadap penyelesaian kasus korupsi di Indonesia, setelah menyaksikan tentang pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. c. Kecenderungan bertindak: Keinginan mahasiswa/i Fakultas Hukum USU untuk memberikan aspirasi dan menyatakan aksi terhadap pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin di TV One. b. Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin mahasiswa/i 2. Usia mahasiswa/i 3. Departemen mahasiswa/i
Universitas Sumatera Utara
4. Frekuensi menonton tayangan pemberitaan kinerja KPK terkait kasus korupsi Nazaruddin sdi TV One.
Universitas Sumatera Utara