BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang pesat selalu diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan pertumbuhan pasar modal yang menunjukan grafik peningkatan, terhitung pada tanggal12 Februari 1997 IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) mencapai 701,005 yang merupakan rekor yang cukup menggembirakan. Rekor ini tidak saja dianggap sebagai terobosan, tetapi juga merupakan ancang-ancang bagi bursa untuk bangkit dengan indeks yang lebih tinggi. Pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjangyang diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbikan oleh pemerintah, public authorithies, maupun perusahaan swasta (Suad Husnan, 2001).Sedangkan menurut Sunariyah (2000), pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan 1
2
surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan. Pengertian klasik pasar modal adalah suatu sarana dimana-mana surat-surat berharga yang berjangka panjang diperjualbelikan dan melakukan kegiatan perdagangannya di bursa. Dalam pengertian ini pasar modal memiliki tujuan normative mencapai keuntungan yang optimal dengan kata lain memiliki tujuan yang sama dengan perusahaan yaitu memperoleh laba sebesar-besarnya. Dalam hal ini selalu dinilai dengan nilai saham yang beredar dibursa efek. Semakin tingginya laba maka semakin naik pula nilai saham, sebaliknya semakin rendah laba yang didapatkan mengakibatkan nilai suatu harga saham yang beredar dibursa semakin menurun. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pasar modal merupakan suatu sistem keuangan yang terorganisir yang dimanfaatkan oleh bank komersial dan lembaga perantara di bidang keuangan maupun perusahaan dengan memperjualbelikan surat berharga baik yang bersifat hutang maupun yang bersifat kepemilikan. Untuk menerbitkan sekuritas dan terdaftar dibursa, perusahaan harus memenuhi persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan.Hanya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang mungkin menerbitkan sekuritas di pasar modal, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) diklasifikasikan ke dalam Sembilan sektor
3
yang ditetapkan.Saham-saham tersebut diantaranya pertanian, pertambangan, industry dan kimia, aneka industry, industry barang konsumsi, transektor, transportasi, utilitas dan infrastruktur, keuangan dan perdagangan serta jasa dan investasi. Harga-harga sekuritas mencerminkan informasi yang relevan sehingga dapat tercipta pasar modal yang efisien (Suad Husnan, 2001 : 264). Artinya bahwa harus tersedianya informasi yang mempengaruhi harga saham yang akan dibeli investor sebagai pertimbangan dan pedoman dalam melakukan investasi. Informasi yang mempengaruhi harga saham diantaranya tingkat suku bunga (SBI), nilai kurs dollar,tingkat inflasi, kinerja dibursa, dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan pasar modal di Indonesia dari periode ke periode, tiba-tiba pada pertengahan tahun 1997 terjadi krisis financial yang berdampak pula menjadi krisis politik dan ekonomi. Krisis yang mengakibatkan tingkat inflasi yang tinggi membuat harga-harga menjadi naik tidak terduga, uang yang beredar dimasyarakat pun meningkat. Nilai tukar dollar terhadap rupiah juga mengalami peningkatan yang tinggi tidak terkendali hinga mencapai level sepuluh ribuan sama halnya juga dengan tingkat suku bunga dikeluarkan oleh Bank Indonesia (SBI). Hal ini menyebabkan harga saham mengalami penurunan karena banyak para investor yang meminjam uang untuk berinvestasi beramai-ramai membeli dollar pada saat mereka membayar hutang. Pasar modal dan perekonomian perlahan-lahan mulai bangkit saat ini, meskipun bertolak belakang dengan apa yang diharapkan masyarakat. Untuk itu dalam skripsi ini penulis ingin melakukan penelitian bagaimana pengaruh antara nilai
4
tukar mata uang asing, dalam penelitian ini menggunakan Dollar Amerika (USD) dan tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI) terhadap harga saham Perusahaan Transektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Terjadinya krisis global di tahun 2008 membuat lesunya transaksi jual beli saham, krisis yang terjadi awalnya pada Negara Amerika Serikat ini telah merambah ke semua sektor, mulai dari perbankan sektor riil hingga pasar modal. Hal ini bisa dilihat dari kepanikan investor dunia dalam usaha menyelamatkan uang di pasar saham. Para investor menjual saham sehingga bursa saham turun drastis. Sektor yang dianggap bisa bertahan dalam terjangan krisis global adalah sektor konsumsi terutama Industri makanan dan minuman. Alasannya, sejak krisis global yang terjadi pada pertengahan 2008, hanya industri makanan dan minuman yang dapat bertahan dikarenakan daya beli dan kebutuhan masyarakat atas industri tersebut. Alasan pengambilan perusahaan transektor sebagai sampel adalah karena transektor merupakan sektor yang sangat dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi seperti kenaikan suku bunga kredit dan inflasi yang imbasnya pada peningkatan permintaan transektor. Hal lain yang mendasari penulisan ini dalam pengambilan indeks harga saham properti adalah sangat berkembangnya sektor ini yang diprediksikan akan mengalami pertumbuhan berkisar 5‐6%, terutama didorong oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan level suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) (Hendra, 2009).
5
Berdasarkan latar belakang dan perbedaan hasil dari penelitian terdahulu di atas, maka studi ini menganalisis pengaruh nilai tukar uang, tingkat suku bunga terhadap harga saham dengan mengambil kasus perusahaan transektor yang mana dalam penelitian ini penulis mengambil sampel perusahaan properti dan real estate serta perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2010. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Rangga Nugraha Ramadhan (2006) yang berjudul Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Asing (USD) dan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Asing (USD) dan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Transektor yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah besarnya nilai tukar mata uang asing (USD) berpengaruh terhadap harga saham Perusahaan Transektor yang terdaftar di BEI? 2. Apakah besarnya tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI) berpengaruh terhadap harga saham Perusahaan Transektor yang terdaftar di BEI?
6
3. Apakah besarnya nilai tukar mata uang asing (USD) dan tingkat suku bunga berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga Perusahaan Transektor yang terdaftar di BEI?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari skiripsi ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh nilai tukar mata uang asing (USD) dan tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI) terhadap harga saham perusahaan transektor di BEI. Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis Melalui penelitian ini penulis mencoba mengetahui apakah nilai tukar mata uang asing (USD) dan tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI) mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap harga saham, yang nantinya penulis akan bandingkan dengan ilmu yang telah diperoleh dibangku perkuliahan 2. Bagi perusahaan Penelitian ini merupakan sumbangan penulis berupa bahasan dan saran-saran yang
merupakan
masukan
(input)
bagi
perusahaan
yang
dapat
dipertimbangkan dan digunakan untuk kebaikan dan kemajuan perusahaan di masa yang akan datang.
7
3. Bagi Pembaca Sebagai dasar informasi maupun bahan pemikiran yang diharapkan dapat menunjang penelitian selanjutnya ataupun tujuan-tujuan lainnya sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 4. Bagi Investor Dapat memberikan gambaran tentang keadaan saham perusahaan publik terutama pengaruh nilai tukar (kurs) dolar, tingkat suku bunga SBI jumlah uang terhadap Harga Saham sehingga dapat menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal
8