BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perjalanan setiap peradaban unsur yang paling penting adalah kemajauan teknologi, terutama teknologi otomotif. Tidak bisa dibayangkan bagaimana teknologi otomotif telah mengubah kehidupan manusia, apalagi yang namanya sepeda motor. Di antara beragam alat transportasi sekarang, sepeda motor menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat. Untuk menunjang pembangunan dan memenuhi kebutuhan saat ini, Yamaha memutuskan untuk beroperasi di Indonesia tanggal 6 Juli 1974. Riset menunjukkan pasar di Indonesia telah lama diperhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar di dunia. Peluang Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan terbentang luas, karena Yamaha mengutamakan kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk aspek pelayanan pada konsumen. Menapak usia 35 tahun, Yamaha Indonesia bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada setiap dealer dan konsumen agar menjadi "Semakin Di Depan". Investasi dalam fasilitas manufaktur dan fasilitas pendukung yang terus dikembangkan, membuktikan tingginya komitmen kami untuk mencapai sasaran : a. Fasilitas produksi seluas lebih dari 300.000 m2 b. Lebih dari 6000 teknisi dan Staff yang terlatih c. Tiga jalur perakitan yang beroperasi selama 24 jam d. Kapasitas produksi lebih dari 3.500 sepeda motor per hari
Universitas Sumatera Utara
e. Dukungan fasilitas penunjang yang lengkap, misalnya: penelitian dan pengembangan, pelatihan khusus dan fasilitas penunjang modern f. Inventaris suku cadang yang besar dan lengkap
Yamaha Indonesia memiliki komitmen untuk menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Selain mendukung berbagai program sosial juga menyediakan kursus/pelatihan kepada mahasiswa mengenai teknik sepeda motor. Dengan fasilitas yang sama kami juga memberikan pelatihan teknik kepada individu perorangan di luar perusahaan Yamaha, berupa bimbingan bagi mereka yang berminat untuk menjalankan usaha kecil pelayanan dan perawatan sepeda motor (bengkel).
PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) berhasil memenuhi kuota target penjualannya selama tahun 2007 sebanyak 1.880.000 unit. Bahkan jumlah tersebut tercapai sebelum tutu buku tahun 2007. Dengan sukses ini, perusahaan yang telah menjual sepeda motor sejak 33 tahun lalu ini mampu membuktikan kekuatannya dalam persaingan industri automotif Indonesia, khususnya sepeda motor. Yamaha berhasil mencapai puncak prestasi sebagai pemimpin pasar pada tahun 2007. Ini sebuah bukti kerja keras semua pihak. Angka ini berhasil dilampaui dengan komposisi kontribusi penjualan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel I.1. Penjualan Kendaraan Bermotor Roda Dua Merek
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
Unit
Unit
%
Unit
%
%
Honda
2,648,190
52.19
2,340,168
52.85
2,141,041
45.67
Yamaha
1,224,595
24.13
1,458,561
32.94
1,833,506
39.11
Suzuki
1,091,962
21.52
569,041
12.85
637,031
13.59
Kawasaki
74,128
1.46
33,686
0.76
38,314
0.82
Other
35,329
0.70
26,379
0.60
38,397
0.82
Total
5,074,204
100
4,427,835
100
4,688,263
100
Sumber: http://permanas.wordpress.com/2008/03/05 Memasuki awal semester II, pasar sepeda motor domestik kembali mengalami pergeseran. Yamaha berhasil merebut posisi puncak penjualan pada Juli dari Honda dengan selisih angka telak sekitar 17.000 unit. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis dari beberapa anggota Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI), total penjualan Yamaha pada Juli tercatat mencapai 161.016 unit, sedangkan Honda hanya 143.233 unit. Dengan demikian terdapat selisih angka penjualan 17.783 unit. Selisih angka penjualan antara Honda dan Yamaha pada Juli tersebut merupakan yang terbesar sejak kedua produsen motor papan atas ini terlibat saling kejar dalam perolehan penjualan bulanan sejak awal tahun ini. AISI memang belum secara resmi merilis laporan penjualan untuk Juli, termasuk penjualan lima anggota lainnya yaitu Suzuki, Kawasaki, Kanzen, Kymco, dan Piaggio. Secara akumulatif, penjualan sepeda motor selama semester I/2007 mencapai 2.128.387 unit atau naik sekitar 16,34% dibandingkan dengan Januari-Juni 2006 yang hanya 1.829.447 unit. Yamaha pertama kali
Universitas Sumatera Utara
mengungguli Honda dalam perolehan penjualan sepeda motor di Indonesia pada Maret 2007. Peristiwa ini merupakan yang pertama terjadi sepanjang sejarah industri kendaraan roda dua negeri ini, di mana Yamaha unggul atas Honda dengan selisih angka penjualan 9.108 unit. Honda berhasil kembali merebut posisi puncak pasar motor domestik pada bulan berikutnya dengan mengantongi selisih 9.025 unit. Namun, pada Mei Yamaha kembali melampaui kinerja penjualan Honda dengan selisih angka yang sangat tipis, yaitu cuma 936 unit. Di penghujung semester I, Honda makin memperbaiki performa sehingga tetap menjadi jawara di pasar dengan selisih penjualan 4.675 unit terhadap rivalnya itu. Selama semester I, Honda masih memimpin pasar motor domestik dengan angka 923.991 unit atau berselisih hanya 29.328 unit terhadap Yamaha yang berhasil melego 894.663 unit. Posisi ketiga diduduki Suzuki dengan angka penjualan 270.136 unit. Genichi Kawakami adalah anak pertama dari Kaichi Kawakami, Presiden generasi ketiga perusahaan instrument music dan elektronik Nippon Gakki (saat ini dikenal sebagai Yamaha Corporation). Genichi menyelesaikan studinya di Takachiho Higher Commercial School pada bulan Maret 1934. Pada bulan Juli 1937 beliau bergabung dengan Nippon Gaki, dengan demikian beliau adalah keluarga kawakami generasi kedua yang bergabung dengan Nippon Gakki Company. Pada tahun 1953, Genichi memaparkan, “saat perusahaan berjalan dengan baik, dan mempunyai kondisi keuangan yang baik, saya merasakan kebutuhan untuk mencari area bisnis kita yang selanjutnya. Oleh sebab itu saya melakukan riset”. Ia mulai mencoba memproduksi banyak produk, termasuk mesin jahit, sparepart mesin, sekuter,
Universitas Sumatera Utara
kendaraan multifungsi roda tiga, dan sepeda motor. Pasar dan faktor persainganlah yang pada akhirnya membuat beliau berfokus pada pasar sepeda motor. Yamaha yakin akan segera menjadi pusat ekspor CBU, mesin dan komponen ke negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita harus meningkatkan kinerja dalam aktifitas produksi dan penjualan secara domestik maupun global. Untuk menjadi "Semakin Di Depan", Yamaha harus unggul dalam kompetisi produk, kualitas, layanan, serta layanan pasca penjualan. Sehingga citra Yamaha sebagai motor yang nyaman dikendarai dan memberi perasaan bangga dapat terbentuk. Dalam menghasilkan target penjualan tahun demi tahun Yamaha selalu membuat strategi-strategi bagaimana caranya meningkatkan penjualan. Hal ini dibuktikan dengan penganugerahan Sertifikat ISO 9001 pada bulan Agustus 2001 yang lalu. Untuk menjangkau negara yang terdiri lebih dari 13.000 pulau, tentunya membutuhkan jaringan kerja Dealer dan Sub-Dealer yang terpadu. Untuk memastikan bahwa konsumen kami di seluruh pelosok Nusantara dapat menikmati standar kualitas yang sama untuk setiap produk dan pelayanan, maka kami telah menunjuk pihak-pihak yang profesional dan dapat diandalkan sebagai mitra kerja. Melalui jaringan lebih dari 800 Dealer, kami menyediakan dukungan pelayanan yang lengkap, termasuk jasa perawatan dan penyediaan suku cadang. a. Lebih dari 800 Dealer di Indonesia b. Layanan jasa perawatan dan suku cadang yang lengkap c. Lebih dari 140.000 jenis suku cadang Oleh karena itu, para marketing harus meningkatkan kinerja kerja lagi agar dapat mencapai target sesuai yang diinginkan perusahaaan. Dengan melakukan tindakan yang positif dan inisiatif dalam berbagai cara melalui inovasi-inovasi yang dihasilkan sebagai
Universitas Sumatera Utara
fokus utama dalam layanan untuk dapat mempertahankan keberadaannya dipasar yang begitu kompetitif ini. Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di salah satu dealer di kota Medan untuk menggali lebih jauh bagaimana peranan marketing dalam pemasaran produk Yamaha, khususnya di PT. ALFA SCORPII Cabang Setia Budi di kota Medan, terhadap keputusan konsumen membeli produk sepeda motor Yamaha. Peneliti memilih PT. ALFA SCORPII Cabang Setia Budi karena dealer ini cabang II dari PT. ALFA SCORPII Central Yamaha Kota Medan dan termasuk distributor sepeda motor Yamaha Medan, Nangroe Aceh Darussalam, Riau dan Kepulauan
Riau. Maka, peneliti melakukan penelitian ini mengenai strategi
komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha dan tindakan membeli kosumen di PT. ALFA SCORPII Cabang Setia Budi.
I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah (research question) adalah, sebagai berikut: “Sejauhmanakah pengaruh strategi komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha terhadap tindakan membeli konsumen di PT. ALFA SCORPII Cabang Setia Budi?”
I.3. Pembatasan Masalah Untuk menghindari salah pengertian dan memperjelas masalah yang dibahas dalam penelitian, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Penelitian ini bersifat menjelaskan hubungan antara strategi komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha dengan tindakan membeli konsumen PT. ALFA SCORPII Cabang Setia Budi. b. Penelitian ini berfokus pada strategi komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha terhadap tindakan membeli kosumen. c. Objek penelitian merupakan konsumen di PT. ALFA SCORPII Cabang Setia Budi. d. Penelitian dilakukan mulai bulan April – Mei 2009.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui tentang daya tarik strategi komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha. b. Untuk mengetahui tindakan membeli konsumen terhadap produk Yamaha. c. Untuk mengetahui sejauh mana strategi komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha mempengaruhi tindakan membeli kosumen PT. ALFA SCORPII Cabang Setia Budi.
I.4.2. Manfaat Penelitian a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan
referensi,
bahan
penelitian
serta
sumber
bacaan
bagi
yang
menginginkannya.
Universitas Sumatera Utara
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang teknologi informasi. c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
I.5. Kerangka Teori Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori digunakan untuk memecahkan suatu masalah atau persoalan yang timbul dan untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 2006: 37). Dengan adanya kerangka teori ini akan semakin mudah peneliti dalam menganalisa masalah penelitian. Adapun teori yang dianggap relevan dengan masalah penelitian ini adalah: Teori Komunikasi, Pemasaran dan Komunikasi Pemasaran, Strategi Komunikasi Pemasaran, Merek dan Ekuitas Merek dan Teori AIDDA.
I.5.1. Teori Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris communication yang berasal dari bahasa lain communication dan bersumber dari communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna. Jika kita mengadakan komunikasi dengan orang lain, berarti kita sedang mengadakan kesamaan makna dengan orang tersebut (Effendy, 2005: 9).
Universitas Sumatera Utara
Banyak para ahli yang memberikan pengertian komunikasi, diantara adalah Menurut Everet M. Rogers (Cangara, 2006: 6), mendefenisikan komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Menurut Carl I. Hovland, medenfenisiskan komunikasi sebagai proses untuk mengubah tingkah laku, yakni masalah bagaimana caranya agar seseorang atau sejumlah orang berperilaku tertentu, melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, atau melakukan tindakan-tindakan tertentu (Effendy, 2002: 49). Menurut Harold D. Lasswell, menerangkan bahwa cara terbaik dalam menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan, sebagai berikut: Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect (Siapa mengatakan Apa melalui Saluran Apa kedapa Siapa dengan Efek Apa). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik Lasswell merupakan unsure-unsur proses komunikasi yang meliputi komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Dalam penelitian ini dapat dijelaskan yang menjadi unsur-unsur komunkasi menurut paradigma Laswell sebagai berikut: a. Siapa yang menyampaikan pesan b. Pesan apa yang disampaikan c. Media melalui apa pesan disampaikan d. Kepada siapa disampaikan e. Apa pengaruh pesan tersebut Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi seseorang.
Universitas Sumatera Utara
I.5.2. Pemasaran dan Komunikasi Pemasaran Menurut Philip Kotler (Kotler, 2002: 4), pemasaran merupakan proses sosial individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran yang bebas atas produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Menurut Sunarto, SE. MM (2006: 4), pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Komunikasi pemasaran merupakan uraian dari dua unsur pokok yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antara individu atau antara organisasi dengan individu. Singkat kata, komunikasi bukan sekadar berbicara, menulis, berbusana atau melakukan demonstrasi. Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan pertukaran. Pemasaran adalah penjualan yang dilakukan lewat sebuah sistem. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran mempresentasikan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat suatu kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran (feedback) timbal balik antara produk dan nilai dengan orang lain (Kotler, 1997: 8).
I.5.3. Strategi Komunikasi Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
Universitas Sumatera Utara
untuk berkembang dan mendapatkan keuntungan. Menurut William J. Stanton, menyatakan Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan
untuk
merencanakan,
menentukan
harga,
mempromosikan
dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang adan maupun pembeli potensial (Swastha, 1997: 5). Berbagai kegiatan dan upaya dilakukan dalam pemasaran, semuanya itu dilakukan dalam meningkatkan penjualan yang mengutungkan pihak perusahaan begitu juga dengan pihak konsumen. Oleh sebab itu, bauran komunikasi pemasaran disebut juga dengan bauran promosi (promotion mix) merupakan perpaduan khusus, antara lain: 1. Personal selling, penyajian pribadi oleh tenaga penjual perusahaan dengan tujuan menjual dan membina hubungan dengan pelanggan. 2. Advertising, segala bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor. 3. Sales promotion, insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa. 4. Publisitas, bentuk komunikasi non-personal dalam bentuk berita atau newstory from yang berhubungan dengan organisasi tertentu ditransmisi melalui perantara media massa dan tidak dipungut bayaran sama sekali.
I.5.4. Merek dan Ekuitas Merek Merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barangbarang dan jasa yang dihasilkan para competitor (Aaker, 1997: 9).
Universitas Sumatera Utara
Ekuitas merek adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah dan mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan (Aaker, 1997: 22-23). Agar aset dan liabilitas mendasari ekuitas merek, keduanya mesti berhubungan dengan nama atau symbol sebuah merek. Walau begitu, keduanya bisa dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori, yaitu: 1. Loyalitas merek (Brand Loyalty) 2. Kesadaran merek (Brand Awareness) 3. Kesan kualitas (Perceived Quality) 4. Asosiasi-asosiasi merek (Brand Association) 5. Aset-aset merek lainnya (Other Proprierty Brand Assets) Empat elemen brand equity di luar aset-aset merek lainnya dikenal dengan elemen-elemen utama dari brand equity. Elemen brand equity yang kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari empat elemen utama tersebut. Bagi perusahaan, ekuitas merek memiliki potensi untuk menambah nilai dengan cara, yaitu: 1. Ekuitas merek dapat memperkuatkan program memikat para konsumen baru, atau merangkul kembali konsumen lama. 2. Empat dimensi ekuitas merek yang terakhir dapat menguatkan loyalitas merek. Persepsi kualitas, asosiasi merek, dan nama yang terkenal dapat memberikan alasan untuk membeli dan dapat mempengaruhi kepuasan penggunaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Ekuitas merek memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan menjual produk pada harga optimum (premium pricing) dan mengurangi ketergantungan pada promosi. 4. Ekuitas merek dapat memberikan landasan pertumbuhan dengan melakukan perluasan merek. 5. Ekuitas merek dapat memberikan dorongan bagi saluran distribusi.
I.5.5. Teori AIDDA Menurut Effendy (1999: 89), AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention (perhatian),
Interest
(minat),
Desire (hasrat),
Descision
(keputusan),
Action
(tindakan/kegiatan). Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak membaca dan melakukan action apa yang dianjurkan pihak penyusun berita atau tajuk artikel, maka pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya (attention). Sebuah iklan akan memberikan efek bagi responden yang mendengarkan, atau menyaksikan sebuah iklan. Adapun efek sebuah iklan menurut Frank Jefkins (1996: 234-235), adalah: a. Perhatian (Attention) Suatu iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain bila iklan tersebut menarik pembaca. Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi, atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan itu diletakkan pada posisi yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
b. Ketertarikan (Interest) Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa keterkaitan mereka. c. Keinginan (Desire) Pembaca harus dibuat dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan. d. Keyakinan (Decision) Iklan akan sangat bagus bila mampu menciptakan untuk membeli, memiliki, atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan. Namun juga perlu menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan. e. Tindakan (Action) Iklan mampu menimbulkan respon. Iklan cetak bersifat statis dan tidak mudah untuk membuat pembaca untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada pentahapan ini mengandung maksud bahwa komunikasi itu hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini komunikator harus dapat menimbulkan daya tarik. Oleh karena itu, iklan harus mempergunakan trik-trik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli (Jefkins, 1996: 82), seperti: 1. Menggunakan headline yang mengarah. 2. Menggunakan slogan yang mudah diingat. 3. Menonjolkan selling point suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
4. Menggunakan huruf tebal.
I.6. Kerangka Konsep Di dalam suatu penelitian terdapat beberapa variable-variabel yang ditetapkan dengan jelas oleh seorang peneliti sebelum memulai pengumpulan data. Penentuan aspek-aspek atau faktor-faktor di dalam setiap variabel itu, berarti semaikn mudah menetapkan data yang akan dikumpulkan (Nawawi, 2001: 56). Menurut Suyanto dan Sutinah (2005: 49), konsep adalah suatu makna yang berada di alam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan atau kata-kata. Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel-variabel. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah, sebagai berikut: a. Variabel Bebas (Independent Variabel) Yaitu variabel yang memberikan pengaruh atau menentukan perubahan pada variabel berikutnya. Dalam penelitian ini yang dtetapkan menjadi variabel bebas yaitu strategis komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha. b. Variabel Terikat (Dependent Variabel) Yaitu variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel lainya. Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel terikat yaitu tindakan membeli.
Universitas Sumatera Utara
I.7. Model Teoritis Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk suatu model teoritis sebagai berikut: Variabel Bebas ( X ) Strategis Komunikasi Pemasaran Sepeda Motor Yamaha
± Variabel Terikat ( Y ) Tindakan Membeli
Gambar I.1. Model Teoritis
Keterangan: X : variabel bebas Y : variabel terikat
± : kuat-lemahnya hubungan
I.8. Operasional Variabel Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan, variabelvariabel teoritis tersebut sebagai acuan untuk memecahkan masalah. Agar vaiabelvariabel teoritis lebih jelas penggunaannya, maka dioperasikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel I.2. Operasional Variabel Variabel Teoritis
Variabel Operasional
1. Variabel Bebas ( X )
a. Personal Selling
Strategis Komunikasi Pemasaran
b. Advertising
Sepeda Motor Yamaha
c. Sales Promotion d. Publisitas
2. Variabel Terikat ( Y )
a. Perhatian (Attention)
Tindakan Membeli
b. Ketertarikan (Interest) c. Keinginan (Desire) d. Keyakinan (Decision) e. Tindakan (Action)
I.9. Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberikan cara mengukur variabel penelitian. Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai variabel yang akan diteliti adalah, sebagai berikut: 1. Variabel Bebas (strategis komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha), terdiri dari: a. Personal Selling Bentuk
komunikasi
antarindividu
dimana
tenaga
penjual/wiraniaga
menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahan
Universitas Sumatera Utara
b. Advertising Yang terdiri dari komunikasi massa melalui : surat kabar, majalah, radio, televisi dan media lain seperti: papan reklame, internet dan lain sebagainya; atau komunikasi langsung yang didesain khusus untuk pelanggan antarbisnis maupun pemakai akhir. c. Sales Promotion Yang terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu singkat. d. Publisitas Seperti halnya iklan, menggambarkan komunikasi massa; namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang iklan. Biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau jasa dari perusahaan yang dimuat dalam media cetak atau televisi secara gratis. 2. Variabel Terikat (tindakan membeli), terdiri dari: a. Perhatian (attention) Konsumen memperhatikan setiap produk yang keluar. Perhatian konsumen dapat diraih dengan memanfaatkan iklan yang terus-menerus, baik dari segi frekuensi penayangan maupun peletakan billboard yang strategis. b. Ketertarikan (Interest) Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertarik pada suatu produk kecuali bahasa konsumen yang persuasif dan juga pengemasan (packaging) yang menarik.
Universitas Sumatera Utara
c. Keinginan (Desire) Konsumen harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik, mereka juga harus didorong untuk menginginkan produk Yamaha d. Keyakinan (Decision) Suatu produk sudah sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan konsumen untuk membeli, memiliki atau menikmati produk Yamaha. Namun perlu juga menciptakan kesadaran yang mampu memunculkan keyakinan bahwa produk Yamaha memang layak untuk dibeli dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan.
e. Tindakan (Action) Bagaimana strategi penjualan sepeda motor ini mampu menimbulkan respon konsumen untuk segera membeli produk Yamaha. 3. Karakteristik responden, terdiri dari: a. Usia, yaitu umur responden b. Jenis kelamin, yaitu pria dan wanita c. Status, yaitu belum nikah atau sudah nikah d. Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan e. Penghasilan, yaitu jumlah penghasilan
I.10. Hipotesa Hipotesa merupakan jawaban sementara atas rumusan permasalahann diajukan. Dari ciri-ciri hipotesis yang baik adalah:
Universitas Sumatera Utara
Harus sesuai dengan teori dalam bidang yang diteliti.
Harus mempunyai konsistensi secara logis.
Usahakan bersifat ringkas agar mudah dipahami.
Harus dapat diuji.
Harus dapat dihubungkan dengan teknik riset yang ada (Kriyantono, 2006: 30-31)
Adapun hipotesis yang diajukan terhadap rumusan masalah diatas yaitu: Ho
: Tidak terdapat hubungan antara strategi komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha terhadap tindakan membeli kosumen PT. ALFA SCORPII Cabang Setia Budi.
Ha
: Terdapat hubungan antara strategi komunikasi pemasaran sepeda motor Yamaha terhadap tindakan membeli kosumen PT. ALFA SCORPII Cabang Setia Budi.
I.11. Sistematika Penulisan Sistematika Laporan Penelitian nantinya akan terdiri dari 5 bab sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. BAB I, berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kerangka konsep, model teoritis, operasionalisasi variabel, defenisi operasional, hipotesis dan sistematika penulisan. BAB II, berisikan tentang landasan teori yang terdiri dari ruang lingkup dan definisi komunikasi, pengertian pemasaran dan komunikasi pemasaran, strategi komunikasi pemasaran, merek dan ekuitas merek, tindakan membeli dan teori AIDDA.
Universitas Sumatera Utara
BAB III, berisikan tentang metodologi penelitian yang terdiri deskripsi lokasi penelitian, waktu penelitian populasi dan sampel, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. BAB IV, membahas tentang hasil dan pembahasan yang terdiri dari analisa tabel tunggal yang memaparkan data-data yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan analisa tabel silang melalui metode korelasional dan akhirnya pengujian hipotesa. BAB V, sebagai penutup atau bagian akhir skripsi yang berisikan kesimpulan dan saran.
Universitas Sumatera Utara