BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terutama internet dan mobile technology sudah sangat pesat pada saat ini. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan jumlah pengguna internet dan mobile technology dari tahun ke tahun. Data Nielsen ITU dan Internet World Statistik yang dikutip oleh Miniwatss Marketing Group (2012) menunjukkan pengguna internet di Asia meningkat dari 114,304,400 (tahun 2000) menjadi 1,016,799,076 (tahun 2011). Data eMarketer (May 2011) menunjukkan peningkatan signifikan pengguna mobile internet di Asia-Pasifik yaitu 349.1 juta pada tahun 2009 menjadi 623.3 juta pada tahun 2011. Angka ini diprediksi akan mencapai 1,215.3 juta (1,2 milyar) pada tahun 2015. Pengguna internet di Asia merupakan terbesar di dunia (sebesar 44%), sedangkan Eropa hanya 22,11% dan Amerika 12% (Minniwats Marketing Groups, 2012). Data tersebut menunjukkan tingginya potensi pengguna mobile internet dan mobile technology di Asia. Perpustakaan sebagai lembaga yang menjadi bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi harus mampu melihat potensi dan perkembangan teknologi mobile ini. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang selama ini ada di perpustakaan telah tersedia dalam berbagai bentuk yang dapat diakses secara mobile oleh penggunanya. Pemanfaatan teknologi mobile di perpustakaan sudah mulai dilakukan pada beberapa tahun belakangan ini. Hal ini merupakan
1
bentuk peningkatan layanan pengguna perpustakaan, terutama untuk memenuhi kebutuhan generasi digital yang sudah terbiasa dengan teknologi mobile dan digital. Beberapa perpustakaan perguruan tinggi di Singapura terlihat sudah memanfaatkan teknologi mobile untuk memberikan pelayanan terbaik bagi penggunanya.
Perpustakan
National
University
of
Singapore,
Nanyang
Technology University, dan Singapore Management University merupakan perpustakaan perguruan tinggi yang telah menggunakan berbagai implementasi teknologi ‘mobile’ dan ‘digital’. Pemanfaatan teknologi mobile dan digital di perpustakaan ini dikenal sebagai M-library atau Mobile Librarianship atau Mobile Libraries. Kajian dan survei yang dilakukan oleh Lee (2012) pada delapan perpustakaan
perguruan
tinggi
Singapura
menunjukkan
beberapa
jenis
implementasi M-library yakni Mobile databases, OPAC mobile version, Mobile Apps,
QR
Codes,
Mobile
Library
Collections,
Mobile
Social
Media
(Facebook,Twitter, Foursquare), eReference, SMS Alert/Notification, iTunes U or Podcasts, Mobile Tour, Mobile Phone Location Finding (GPS), Mobile Text Surveys dan Mobile Text Quizzes. Sementara itu, perkembangan implementasi M-library di Indonesia belum sebaik di Singapura. Studi awal yang dilakukan oleh peneliti pada beberapa perpustakaan perguruan tinggi negeri di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro dan Universitas Airlangga belum 2
memperlihatkan adanya implementasi M-Library. Hal ini dapat dilihat dari situs web yang dimiliki oleh beberapa perpustakaan perguruan tinggi tidak secara eksplisit memperlihatkan pemanfaatan secara maksimal teknologi mobile atau Mlibrary. Perpustakaan belum mampu memanfaatkan potensi pengguna yang sebagian besar mahasiswa dan merupakan generasi yang sangat ‘terbiasa’ dengan teknologi mobile. Perpustakaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) memiliki pengguna atau pemustaka yang sebagian besar adalah mahasiswa. Mahasiswa FEB UGM merupakan bagian dari generasi digital yang memiliki potensi besar sebagai pengguna teknologi mobile di perpustakaan. Survei awal terhadap 20 pengguna perpustakaan FEB UGM menunjukkan semua pengguna memiliki perangkat mobile baik berupa handphones, smartphones, tabelt pc, blackberry, iphone, ipad atau notebook/laptop. Hasil survei juga memperlihatkan bahwa selama ini mahasiswa menggunakan perangkat mobile tersebut untuk keperluan SMS, telepon, BBM/Whats Up, akses E-journal/Ebooks, Social Network (Facebook/Twitter), dan akses internet lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna perpustakaan FEB UGM sudah terbiasa dengan perangkat mobile walaupun pemanfaatannya bervariasi. Implementasi teknologi bukanlah hal yang mudah, terutama apabila dikaitkan dengan bagaimana keberterimaan pengguna terhadap teknologi yang akan diadopsi. Faktor teknis seringkali tidak menjadi kendala berarti dibandingkan faktor perilaku penggunanya. Perilaku menerima atau menolak teknologi informasi atau sistem informasi seringkali menentukan apakah
3
implementasi sistem informasi atau teknologi informasi dapat dikatakan sukses atau tidak. Penelitian dan studi sistem informasi keperilakuan memperlihatkan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku keberterimaan atau adopsi terhadap implementasi teknologi informasi (termasuk teknologi mobile). Penelitian yang dilakukan oleh Tan et al. (2011) terhadap mahasiswa di Malaysia terkait faktor penentu adopsi mobile learning memperlihatkan bahwa faktor kegunaan persepsian (perceived usefulness), kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use), dan norma subjektif (subjective norms) merupakan prediktor bagi niat untuk mengadopsi mobile-learning. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mallat et al. (2009) terhadap pengguna mobile ticketing memperlihatkan bahwa faktor perceived ease of use dan compatibility merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap niat penggunaan mobile ticketing. Selain itu, Mallat et al. (2009) membuktikan satu konstruk yakni use context merupakan faktor yang memediasi efek faktor perceived usefulness dan mobility terhadap niat penggunaan mobile ticketing. Kedua penelitian tersebut mengadopsi teori Technology Acceptance Model, the Diffusion of Innovation Theory, dan menambahkan faktor Mobility dan use context sebagai dasar teorinya. Studi empiris yang dilakukan oleh Hidayati (2010) terhadap 120 mahasiswa FEB UGM terkait penggunaan mobile web menunjukkan ada perbedaan dan persamaan dengan dua penelitian di atas. Hidayati (2010) menemukan hanya faktor perceived ease of use yang mempunyai pengaruh positif langsung terhadap niat menggunakan mobile web, sementara variabel perceived usefulness dan compatibility tidak terbukti berpengaruh langsung. Hidayati (2010)
4
juga menemukan bahwa variabel use situation memediasi efek variabel perceived usefulness dan mobility terhadap niat untuk menggunakan mobile web. Berdasarkan ketiga penelitian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian implementasi teknologi mobile di perpustakaan FEB UGM dengan memodifikasi model yang digunakan sebelumnya. Hal ini terutama digunakan sebagai dasar untuk mencermati faktor-faktor yang mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap niat adopsi M-library oleh pengguna perpustakaan FEB. 1.2. Rumusan Masalah Perpustakaan FEB UGM harus dapat memanfaatkan potensi dan mengantisipasi tantangan teknologi mobile. Perpustakaan harus dapat melihat kebutuhan dan niat pengguna perpustakaan terutama mahasiswa FEB UGM saat ini dalam mengakses informasi, melakukan transaksi perpustakaan dan koleksi melalui perangkat mobile yang dimilikinya. Saat ini mahasiswa FEB UGM memiliki akun SINTESIS (Sistem Informasi Terintegrasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis) yang digunakan untuk keperluan akademik. SINTESIS ini juga memungkinkan mahasiswa FEB UGM melihat dan melakukan transaksi online serta mendapatkan informasi melalui SMS Broadcast terkait layanan perpustakaan. Hal ini merupakan satu indikator bahwa penggunaan internet dan perangkat mobile menjadi kebiasaan bagi mahasiswa FEB UGM. Hal ini juga yang menjadi pendorong bahwa implementasi teknologi mobile di perpustakaan FEB UGM adalah sebuah keniscayaan.
5
Hasil pre-eliminary survey menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan memiliki perangkat mobile dan berharap dapat melakukan transaksi atau akses informasi ke perpustakaan melalui perangkat mobile.
Namun
walaupun potensi pengguna teknologi mobile cukup besar, dan M-library telah digunakan di beberapa perpustakaan, beberapa isu tetap muncul. Beberapa orang masih menganggap bahwa M-library belum terlalu berguna dan mudah digunakan melihat beragamnya jenis perangkat mobile. Penelitian yang selama ini dilakukan memperlihatkan pengukur-pengukur belum secara konsisten mampu menjadi pengukur terhadap niat perilaku penggunaan atau adopsi teknologi mobile. Hal ini mendorong peneliti menguji kembali model penelitian yang menggunakan pengukur-pengukur yang sudah ada dengan sedikit melakukan modifikasi model. Pengukur-pengukur diambil dari model penelitian Mallat et al. (2009), Hidayati (2010), dan Tan et al. (2011) yang menggunakan dasar teori TAM 2 dan mobility. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan permasalahan di atas, maka pertanyaan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah: “Apakah faktor perceived usefulness, perceived ease of use, subjective norms, mobility dan use context/situation berpengaruh terhadap niat penggunaan M-library?” 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji niat perilaku penggunaan M-library di perpustakaan FEB UGM dengan memodifikasi model penelitian
6
sebelumnya yang dilakukan oleh Mallat et al. (2009), Hidayati (2010) dan Tan et al. (2011) dengan mempertimbangkan faktor-faktor TAM 2 seperti faktor perceived usefulness, perceived ease of use, subjective norms dan ditambah faktor mobility dan use situation/context. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bagian dari kontribusi terhadap perkembangan teori keperilakuan sistem informasi terutama yang berhubungan dengan penerimaan teknologi mobile bagi pengguna perpustakaan perguruan tinggi. 2. Penelitian ini diharapkan dapat membantu Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Gadjah
Mada
dalam
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi keberterimaan implementasi M-library di Perpustakaan FEB UGM. 3. Bagi perpustakaan secara umum, penelitian ini diharapkan dapat membantu pengelola dalam memahami bagaimana teknologi mobile yakni M-library dapat diterima atau tidak oleh pengguna perpustakaan. 4. Penelitian ini juga diharapkan menjadi media pembelajaran bagi peneliti (penulis) untuk lebih memahami bagaimana teori keperilakuan sistem informasi dan implementasi M-library, serta memperluas wawasan dalam manajemen sumber daya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
7
1.6. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini mencoba menguji faktor-faktor penentu adopsi M-library yang didasarkan pada model TAM 2 dan teori mobility dalam penelitian Mallat et al. (2009). Model yang dibangun dalam penelitian memfokuskan pada beberapa variabel penentu yakni perceived usefulness, perceived ease of use, subjective norms, mobility sebagai variabel independen, intention to use sebagai variabel dependen, dan use context/situations sebagai variabel pemediasi efek mobility dan perceived usefulness terhadap intention to use. Variabel sikap terhadap penggunaan M-library (attitude toward use) tidak digunakan karena menurut Tan et al. (2011) dapat dijelaskan dari variabel perceived usefulness dan perceived ease of use. Sedangkan untuk penggunaan aktual (actual use) juga tidak digunakan dikarenakan menurut Agarwal dan Prasad (1999) membutuhkan data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Selain itu menurut Tan et al. (2011) bahwa keinginan atau niat untuk menggunakan M-library (intention to use) akan memprediksi penggunaan aktual. Penelitian dilakukan di Perpustakaan FEB UGM dengan responden pengguna perpustakaan yang merupakan mahasiswa FEB UGM.
Pemilihan
perpustakaan FEB UGM sebagai tempat penelitian dikarenakan pengguna perpustakaan FEB UGM adalah mahasiswa yang terbiasa menggunakan perangkat teknologi informasi termasuk teknologi mobile dalam aktifitas akademisnya, sehingga dapat mewakili hasil penelitian.
8
1.7. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Pada pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup dan batasan penelitian. Bab II. Tinjauan Pustaka Pada bab ini dijelaskan teori-teori dan penelitian sebelumnya yang mendukung dan relevan dengan penelitian yang dilakukan, serta hipotesishipotesis yang diajukan. Bab III. Metode Penelitian Pada bab ini peneliti menjelaskan desain penelitian, definisi istilah atau operasional,
populasi
dan
sampel,
instrumen
penelitian,
metode
pengumpulan data dan metode analisis data. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini peneliti mendeskripsikan data, melakukan uji hipotesis dan menjelaskan pembahasan hasil penelitian. Bab V. Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi Pada bab ini peneliti memberikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian, implikasi hasil penelitian dan saransaran yang diperlukan bagi penelitian selanjutnya. Daftar Pustaka Lampiran
9