BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara agraris, artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Penggolongan pertanian terbagi atas dua macam, yakni pertanian tanaman perkebunan (keras) dan pertanian tanaman pangan (palawija). Banyak produk nasional yang berasal dari pertanian, menjadi bukti bahwa sektor pertanian mempunyai peranan penting. Perkembangan sektor pertanian khususnya pertanian tanaman pangan, memiliki kaitan erat dengan masalah ketahanan pangan negara. Beras yang tergolong ke dalam pertanian tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data BPS 2002, bidang pertanian menyediakan lapangan pekerjaan bagi 44,3% penduduk Indonesia dan menyumbang sekitar 17,3 % dari total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org). Umumnya petani di Indonesia merupakan petani subsistensi, yakni mereka yang mengolah sawah atau tanah mereka untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya sendiri. Keberadaan petani dan lahan bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Jika baik dan bernilai positif di satu sisi maka berlaku pula untuk sisi yang lain, begitu juga sebaliknya. Sampai saat ini, di Indonesia, lahan dan petani menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai. Secara spasial, permasalahan lahan terjadi di semua tempat, baik di pedesaan pulau jawa maupun luar pulau jawa.
Universitas Sumatera Utara
Kehidupan di Desa sangat bergantung pada kekuatan-kekuatan alam. Akan tetapi ironisnya, kekayaan alam di Desa saat ini sangat gencar dikonversi dalam berbagai bentuk kegiatan ekonomi yang semakin mengikis peluang kerja. Masalah yang dihadapi petani di Desa adalah ketika lahan yang dimiliki oleh mereka semakin terbatas. Jumlah penduduk pedesaan yang terus bertambah serta maraknya pembangunan, tidak diiringi dengan bertambahnya luas lahan telah menyebabkan semakin berkurangnya pendapatan yang dapat diraih petani kecil, terkadang kekuatan-kekuatan ini mengancam hidup mereka, tidak dapat diperhitungkan dan tidak dapat dikuasai. Bagi petani, terbatasnya lahan berarti berkurangnya lapangan kerja dan berkurangnya sumber-sumber ekonomi untuk kelangsungan hidup mereka. Petani yang bekerja di sektor pertanian karena sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan yang dimilikinya. Keterbatasan sumber daya, khususnya lahan dan biaya, yang dimiliki petani, sehingga petani lebih memilih melaksanakan kegiatan usaha taninya dengan resiko yang paling rendah. Sikap seperti inilah yang oleh Scott (1994) disebut sebagai moral ekonomi petani, khususnya petani kecil, yang hakiki, yaitu rasionalitas yang didasarkan kepada kemampuan sumberdaya yang dimilikinya. Petani diperkirakan hanya mempunyai modal yang sangat terbatas, dan lebih banyak mengandalkan tenaga kerja keluarga. Ketika lahan yang dimiliki oleh petani tidak terlalu luas atau terbatas, maka hasil yang didapatkan dari mengolah lahan pertanian juga tidak mencukupi kebutuhan keluarga. Pada saat hasil usaha tani tidak mampu menutupi kebutuhan, maka rumah tangga petani
Universitas Sumatera Utara
akan dihadapkan pada dua pilihan yaitu menekan konsumsi dan meningkatkan produktifitas kerja untuk menambah pendapatan.
Lahan usaha tani semula dikembangkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pangan dan kemudian beralih menjadi lebih luas bukan hanya memenuhi kebutuhan akan pangan, tetapi juga kesehatan, pendidikan bagi anak serta kebutuhan lainnya. Petani yang memiliki lahan yang luas serta cadangan modal yang kuat dapat mengadopsi modernisasi dan melakukan komersialisasi pertanian, namun petani yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak memilikinya, justru mengalami kemerosotan hidup.
Masyarakat merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa bagian yang memiliki hubungan. Akibat dari perubahan yang terjadi yakni penyempitan lahan yang menyebabkan posisi tawar petani menjadi semakin lemah, dan pada akhirnya akan mempengaruhi struktur sosial. Keberlangsungan hidup petani sangat bergantung pada lahan, karena di situlah mereka selalu berjuang untuk mempertahankan hidup bersama keluarganya, maka jika terjadi perubahan pada fungsi lahannya, hal ini juga akan turut mempengaruhi nilai-nilai keluarga mereka. Chambers dalam (Kurnadi 2007:42) menyebutkan, masyarakat Desa termasuk masyarakat yang dinamis dan pekerja keras, karena jika tidak mereka tidak mungkin akan dapat bertahan dalam memenuhi kebutuhan agar mereka tetap dapat hidup ditengah perubahan serta pembangunan yang mempengaruhi mata pencaharian utama mereka sebagai petani.
Bekerja merupakan salah satu simbol aktivitas seseorang. Bekerja sebagai petani dilakukan agar menghasilkan sesuatu untuk kepentingannnya sehari-hari,
Universitas Sumatera Utara
dan juga menjadi tuntutan kehidupan yang didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan lahan sebagai ruang kerja, sehingga bukan hanya untuk tujuan dan tuntutan kebutuhan jasmani seperti pangan, papan, prestise keluarga maupun individu anggota masyarakat. Oleh sebab itu, sumber-sumber ekonomi sangat penting bagi mereka sebagai lahan kerja, walaupun pada realitanya mereka juga menggantungkan hidup dari hasil mereka bertani.
Pada masa globalisasi ini masyarakat berkembang semakin maju. Masyarakat awalnya bekerja hanya untuk memenuhi tiga kebutuhan pokok yakni, pangan serta sandang dan papan. Semakin berkembangnya masyarakat akibat dari pembangunan, maka masyarakat bekerja bukan hanya untuk memenuhi tiga kebutuhan pokok, tetapi juga kebutuhan yang lainnya yang cukup penting seperti kesehatan,
pendidikan,
dan
sebagainya.
Semakin
banyaknya
kebutuhan
masyarakat juga mempengaruhi kehidupan petani, sehingga bekerja bagi petani bukan hanya untuk memenuhi tiga kebutuhan pokok sandang serta pangan dan papan saja tetapi juga kebutuhan lainnya. Ketika pendapatan dari hasil pengolahan lahan miliknya tidak mencukupi, maka petani akan melakukan berbagai usaha lain dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.
Tekanan terhadap lahan juga berwujud penyempitan rata-rata penguasaan lahan oleh petani, baik sebagai implikasi pewarisan maupun berbagi pengusahaan dan kemiskinan (shared poverty), keadaan tersebut jelas semakin mempertajam suasana tidak kondusif bagi keberlangsungan pertanian. Lahan merupakan salah satu sarana produksi bagi petani di Desa, tetapi karena semakin berkembangnya masyarakat, maka fungsi lahan semakin berkembang. Perkembangannya tidak
Universitas Sumatera Utara
hanya sebagai lahan pertanian saja, tetapi juga dipergunakan sebagai perumahan, pusat bisnis dan industri. Pembangunan yang berjalan menguras sumber daya yang ada di Desa dan memberi dampak pada sektor pertanian, berkembangnya fungsi lahan ini membuat ketersediaan lahan sebagai sarana produksi bagi petani semakin berkurang, seperti yang terjadi pada petani di Sumatera Utara. Daerahnya yang strategis memiliki kekayaan alam beragam dengan luas daratannya mencapai 71.680 km², sehingga pertanian dapat berkembang pesat dan banyak masyarakat yang mengandalkan kehidupan dari sektor ini, bahkan sektor pertanian juga menjadi salah satu komoditi andalan daerah ini (id.wikipedia.org). Kabupaten Deli Serdang termasuk dalam bagian wilayah Sumatera Utara. Masyarakat Desa di Kabupaten Deli Serdang sebagian mengandalkan hidup mereka pada sektor pertanian. Pertanian yang berkembang di daerah ini adalah padi, palawija, ubi kayu, sayur mayur seperti cabai, dan lainnya serta coklat, sawit, dan tebu dari sektor perkebunannya (id.wikipedia.org). Kabupaten Deli Serdang memiliki 22 Kecamatan yang tersebar di dalam wilayahnya, salah satunya adalah Kecamatan Pantai Labu. Kecamatan Pantai Labu mempunyai potensi dari sektor pertanian, perikanan, peternakan unggas serta pariwisata karena letak daerahnya yang berada pada garis pantai. Denai Kuala merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Pantai Labu. Hal menarik dari Desa ini adalah keadaan masyarakat yang beragam etnik, agama, dan budaya yang dibawa oleh etnik tersebut, selain itu, dengan kontur bumi yang termasuk datar, tanah Desa cukup subur untuk ditanami dengan berbagai jenis tumbuhan yang dapat menopang kehidupan
Universitas Sumatera Utara
masyarakatnya, sehingga sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Bermacam-macam jenis tanaman yang ditanam, tetapi umumnya padi dan tanaman palawija yang mereka tanam, serta sebagian kecil yang menanam sayur mayur dan jenis tanaman keras seperti sawit atau coklat.
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diformulasikan “Bagaimana strategi adaptasi petani pemilik lahan terbatas dalam memenuhi kebutuhan keluarganya?”
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian tersebut adalah:
1. Mengetahui bagaimana realita kehidupan petani di di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu kabupaten Deli Serdang. 2. Memberikan gambaran tentang bagaimana para petani harus bertahan dan melakukan bermacam-macam strategi agar dapat beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai hal-hal apa saja yang menjadi gambaran kehidupan petani dan strategi apa saja yang akan dilalukan oleh petani dalam mempertahankan keberlangsungan
Universitas Sumatera Utara
kehidupan keluarganya. Dan dapat menjadi kontribusi yang positif secara akademis bagi kajian sosiologis.
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi masyarakat, khususnya pemerintah dalam pengambilan keputusan guna peningkatan kepedulian dan tingkat kesejahteraan kehidupan petani, khususnya petani yang memiliki lahan terbatas di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
I.5. Defenisi Konsep
Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah definisi, suatu abstraksi mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala (Moleong, 1997:67). Disamping agar tidak menimbulkan kesalah pahaman konsep yang dipakai dalam penelitian ini, maka dibuat batasanbatasan makna dan arti konsep yang dipakai yaitu:
1. Strategi adalah rencana atau cara yang dilakukan untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan. Strategi yang dimaksudkan adalah strategi adaptasi yakni cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang terjadi. 2. Petani musiman adalah individu yang memiliki mata pencaharian sebagai petani dan hanya dapat melakukan aktifitas bertaninya pada musim-musim
Universitas Sumatera Utara
tertentu saja. Petani musiman yang dimaksudkan adalah petani padi yang hanya dapat melakukan aktifitasnya bercocok tanam padi, pada masa-masa tertentu saja berkaitan dengan musim atau cuaca yang berlangsung. 3. Masyarakat Desa adalah masyarakat yang umumnya tinggal di daerah terpencil dan biasanya masyarakat Desa memiliki ciri-ciri umum hidup sederhana dan memiliki rasa kekerabatan yang sangat erat dengan sesamanya dan kehidupannya bergantung dengan kekayaan alam.
Universitas Sumatera Utara