BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan kondisi seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam rahim.Selama kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Oleh sebab itu, seorang ibu hamil pada masa kehamilannya memerlukan terapi obat karena gangguan kesehatan yang diderita, baik yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan dengan proses kehamilannya (Depkes, RI., 2006). Obat yang diminum oleh ibu hamil perlu mendapatkan perhatian, karena obat yang diminum dapat mempengaruhi janin yang dikandungnya.Ini disebabkan hampir sebagian besar obat dapat melintasi plasenta. Obat di dalam plasenta mengalami proses biotransformasi, dimana obat tersebut dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga terbentuk senyawa yang reaktif bersifat teratogenik (Depkes, RI., 2006). Efek teratogenik biasanya hanya muncul pada saat fetus terpapar pada masa kritis perkembangan. Walaupun begitu, tidak semua fetus yang terpapar akan terkena efek. Resiko teratogenik juga sangat ditentukan dari seringnya penggunaan obat.Perkembangan implantasi dari telur yang telah dibuahi membutuhkan waktu 1-2 minggu.Oleh karena itu efek negatif dari penggunaan obat pada waktu ini seringkali menghasilkan aborsi spontan (Sukandar, 2013). Pada umumnya hampir semua obat yang digunakan pada ibu hamil, akan mempunyai efek pada janin yang dikandungnya. Untuk menghindari efek obat
1 Universitas Sumatera Utara
yang tidak diingini terhadap janin yang sedang tumbuh, pemilihan dalam menggunakan obat pada ibu hamil sangat penting untuk diperhatikan (Sartono, 2005). Beberapa ibu hamil belum memperhatikan kondisi mereka dan melanjutkan penggunaan obat selama kondisi akut dan kronis. Secara umum, hingga 86% ibu hamil dilaporkan menggunakan beberapa jenis obat selama kehamilan dengan rata–rata penggunaan obat adalah 2,9 obat tiap pasiennya (Sukandar, 2013). Para ahli di banyak negara telah menyiapkan sistem klasifikasi resiko berdasarkan data dari studi manusia dan hewan untuk membantu dokter menafsirkan resiko yang terkait dengan obat-obatan selama kehamilan. Klasifikasi yang paling terkenal, diperkenalkan oleh US Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 1979, dengan menggunakan huruf A, B, C, D dan X untuk lima kategori yang memerlukan perhatian khusus terhadap kemungkinan efek terhadap janin (Hauser, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Nuraena (2005) dengan acuan Food and Drug Administration (FDA-USA) diperoleh hasil sebagai berikut: penggunaan obat dengan kategori A sebanyak 65,08% (397 obat), kategori B sebesar 18,20% (111 obat), kategori C sebesar 13,44% (82 obat), kategori D sebesar 3,28% (20 obat), dan kategori X tidak ditemukan dalam penelitian ini. Studi penggunaan obat pada pasien ibu hamil di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan diperoleh 539 obat dari 334 kartu rekam medis ibu hamil dengan kategori obat A sebanyak 428 obat (79,40%), kategori obat B sebanyak 25 obat (4,63%), kategori obat C sebanyak 79 obat
2 Universitas Sumatera Utara
(14,65%), kategori obat D sebanyak 7 (1,29%), dan kategori obat X tidak ditemukan (Vela, 2014). Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Penggunaan Obat Pada Pasien Ibu Hamil di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi di RSUD dr. Pirngadi Medan, yang merupakan Rumah Sakit Tipe B (Pendidikan). Selain itu di Poliklinik Obtetri dan Ginekologi RSUD dr. Pirngadi Medan belum pernah dilakukan penelitian tentang penggunaan obat pada pasien ibu hamil. Pada penelitian ini penggunaan obat mengacu pada kategori keamanan obat yang ditetapkan oleh FDA, yang mengkategorikan obatobat menjadi 5 kategori yaitu kategori A, B, C, D, X. Dimana uraian tersebut sampai saat ini masih dipakai sebagai rujukan atau acuan di penjuru dunia, termasuk Indonesia.
3 Universitas Sumatera Utara
I.2 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan obat pada pasien ibu hamil di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2014. Parameter pengamatan yaitu jumlah penggunaan obat, golongan obat yang digunakan dan kategori obat oleh FDA. Kerangka pikir penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.1 dibawah ini: Parameter Pengamatan 1. Jumlah penggunaan obat ada Ibu Hamil 2. Golongan obat yang digunakan 3. Kategori obat oleh FDA
Gambar 1.1 Skema Parameter Pengamatan
1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. b. c.
Berapa jumlah penggunaan obat–obatan pada pasien ibu hamil di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2014? Golongan obat apa saja yang digunakan pada pasien ibu hamil? Bagaimana peresepan obat pada pasien ibu hamil berdasarkan kategori FDA?
4 Universitas Sumatera Utara
I.4 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Jumlah penggunaan obat–obatan pada pasien ibu hamil di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2014 dengan rata–rata penggunaan 1,61 obat perpasien.
b.
Golongan obat yang digunakan pada pasien ibu hamil adalah antianemia.
c.
Peresepan obat yang paling banyak digunakan pada pasien ibu hamil berdasarkan kategori FDA adalah kategori A.
1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Mengetahui jumlah penggunaan obat–obatan pada pasien ibu hamil di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2014.
b.
Mengetahui golongan obat yang digunakan pada pasien ibu hamil.
c.
Mengetahui obat yang diresepkan pada pasien ibu hamil sudah sesuai berdasarkan kategori FDA.
1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat penelitian ini adalah: a.
Memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam upaya mengoptimalkan penggunaan obat pada pasien ibu hamil.
b.
Meningkatkan kebijakan penggunaan obat terhadap peresepan obat pada pasien ibu hamil.
5 Universitas Sumatera Utara