BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Antenatal care (ANC) adalah pelayanan kesehatan profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) pada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu, timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri, dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan (Depkes, 1997). Kualitas pelayanan ANC merupakan faktor utama yang bertanggung jawab terhadap tingginya angka kematian ibu (AKI). Pelayanan ANC yang baik memberikan peluang untuk menilai status kesehatan serta memberikan informasi yang memadai tentang kehamilan dan persalinan. Selain itu ANC dapat mengidentifikasi dan mengantisipasi sedini mungkin kehamilan risiko tinggi dan memantau perkembangan kehamilan, serta melakukan intervensi yang relevan untuk mencegah berbagai komplikasi kehamilan dan persalinan. Sebaliknya pelayanan ANC yang tidak memadai mengakibatkan kehamilan risiko tinggi yang tidak teridentifikasi yang menyebabkan angka kematian ibu yang tinggi (Depkes RI, 1998). Penelitian pada ibu hamil di Jawa Tengah Tahun 1989-1990 menemukan bahwa ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya pada tenaga medis akan mengalami risiko kematian 3-7 kali dibandingkan dengan ibu yang memeriksakan kehamilannya. Menurut Hanafiah pada penelitiannya di RS Dokter Pirngadi Medan menemukan kematian maternal sebanyak 93,9% kelompok ibu hamil yang tidak
1
2
ANC sesuai standar. Sedangkan Tobing pada tahun 1984-1989 menemukan kematian maternal pada 67,9% kelompok ibu hamil yang tidak ANC sesuai standar (Haryono, 2004). Tingginya angka kematian ibu antara lain disebabkan oleh pelayanan pemeriksaan kehamilan belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga menyebabkan masih banyak ibu-ibu tidak memeriksakan kehamilannya dan banyak ibu tidak menerima pemeriksaan kehamilan sesuai standar program kesehatan ibu (Amiruddin, 2007). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi diantara negara-negara Association South East Asian Nation (ASEAN). AKI di Indonesia tahun 2006 sebesar 290,8 per 100.000 kelahiran hidup, di Bali jauh lebih rendah dari angka nasional yaitu 59,9 per 100.000 kelahiran hidup, sementara di daerah Badung pada tahun 2007 AKI sebanyak 3 orang (Dinkes Provinsi Bali, 2008). Cakupan pelayanan Antenatal dapat dipantau dengan pemberian pelayanan terhadap ibu hamil saat kunjungan pertama (KI) dan kunjungan ulangan yang ke-4 kali pada trimester ke-3 kehamilan (K4) (Armasyah, 2006). Jumlah cakupan yang dikenal dengan K1–K4, dapat digunakan sebagai indikator akses perempuan terhadap pelayanan KIA. K1 menunjukan jumlah kunjungan ibu hamil untuk pertama kali dan K4 menunjukan kunjungan ibu hamil yang keempat (lengkap) selama kehamilan. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah memberikan salah satu bentuk pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilaksanakan di puskesmas karena puskesmas merupakan unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat
3
yang bertempat tinggal di wilayah tertentu, dengan salah satu programnya adalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan salah satu kegiatannya adalah pemeriksaan kehamilan / ANC. (Azwar, 1996). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standar pelayanan kesehatan minimal di bidang kesehatan kabupaten atau kota khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target tahun 2010 berupa cakupan kunjungan ibu hamil K1 (100%) dan K4 (95%). K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Sedangkan K4 kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang terdiri atas minimal satu kali kontak pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III (Dinkes Kab.Badung, 2007). Berdasarkan data Tahun 2007 jumlah cakupan KI di Propinsi Bali sebesar 97,79%, Kabupaten Badung sebesar 94,62%, dan Puskesmas Kuta Utara sebesar 91,6%. Sedangkan cakupan K4 untuk Provinsi Bali sebesar 90,08%, Kabupaten Badung sebesar 91,44%, dan Puskesmas Kuta Utara sebesar 90,94%. Baik K1 maupun K4 masih di bawah target nasional (Dinkes Kab.Badung, 2007). Beberapa faktor yang terkait dengan ANC diantaranya adalah peran suami dan pengetahuan ibu tentang kehamilan. Berdasarkan penelitian Purnomo (2002) di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi pada bulan September - Oktober 2001 menyatakan bahwa peran suami dalam pemeriksaan kehamilan / ANC sebesar 98,7%. Menurut Indah (2008) menyatakan bahwa pengetahuan bumil yang rendah sebagian besar mempunyai status ANC buruk sebesar 92,30%. Rendahnya cakupan ANC seperti uraian di atas serta belum adanya penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi cakupan ANC di Puskesmas Kuta Utara Kabupaten Badung, maka diperlukan penelitian mengenai pembuktian /konfirmasi
4
faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya cakupan ANC seperti faktor pengetahuan ibu tentang kehamilannya, pekerjaan ibu hamil, jarak rumah ibu dengan fasilitas pelayanan kesehatan, serta peran suami selama ibu hamil sampai melahirkan. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: “Faktor apakah yang mempengaruhi cakupan ANC di Puskesmas Kuta Utara? 1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi cakupan ANC di puskesmas
Kuta Utara 1.3.2
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh jarak rumah ibu ke fasilitas pelayanan kesehatan terhadap cakupan ANC 2. Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan ibu terhadap cakupan ANC 3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu tentang kehamilan terhadap cakupan ANC 4. Untuk mengetahui pengaruh peran suami terhadap cakupan ANC
1.4
Manfaat Penelitian
5
1.4.1
Manfaat Praktis
1. Bagi Tenaga Kesehatan Melalui penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan mengetahui faktor yang mempengaruhi cakupan ANC sehingga bisa dijadikan acuan untuk mencapai target yang diinginkan 2. Bagi Ibu Hamil dan Keluarga Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi cakupan ANC dan melaluii penelitian ini diharapkan ibu hamil dan keluarga mengetahui pentingnya pemeriksaan ANC selama kehamilan. 1.4.2
Manfaat Teoritis: Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pembendaharaan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan ANC dan sebagai bahan acuan untuk peneliti selanjutnya.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dalam bidang disiplin ilmu KIA dan
Kependudukan mengenai faktor yang mempengaruhi cakupan ANC di Pusksmas Kuta Utara.