1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Profesi Widyaiswara merupakan profesi yang utama dalam pembinaan
sumber daya manusia di aparat pemerintahan. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Widyaiswara merupakan Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil dan bertugas sebagai fasilitator, narasumber, moderator, konselor dan penegak disiplin yang dimana bertujuan untuk peningkatan kompetensi dari Pegawai Negeri Sipil yang menerima pendidikan dan pelatihan pada lembaga Diklat Pemerintah. Secara sederhana dapat diartikan Widyaiswara memiliki kewajiban yang sama seperti halnya seorang dosen dilingkungan kampus dan guru dilingkungan sekolah. Selain itu dijelaskan juga dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional Widyaiswara dan angka kreditnya bahwa Widyaiswara memiliki 18 kompetensi yang wajib dilaksanakan oleh Widyaiswara dalam menjalankan kewajibannya sebagai aparatur yang bertugas untuk melatih dan mendidik Pegawai Negeri Sipil. Sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 5 tahun 2008, seorang Widyaiswara juga dituntut untuk lebih professional dan memiliki standar kompetensi yang baik. Hal tersebut bertujuan untuk peningkatan kompetensi dari peserta Diklat atau para
2
Pegawai Negeri Sipil agar nantinya kinerja para Pegawai Negeri Sipil dapat lebih baik didalam pemerintahan. Dalam Manajemen Pegawai Negeri Sipil, pengembangan pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil tidaklah hanya pengembangan Diklat struktural yang hanya untuk mendapatkan jabatan struktural saja tetapi lebih mengutamakan peningkatan keahlian dan kecakapan. Hal tersebut sangat memberikan kesan bahwa kegiatan kediklatan hanya sebuah formalitas yang harus dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil dalam memperoleh jabatan struktural. Selain hal tersebut fenomena yang terjadi juga dikatakan bahwa jabatan fungsional Widyaiswara dikatakan sebagai profesi pelarian dari Pegawai Negeri Sipil yang masa jabatannya akan selesai atau yang akan pensiun. Seperti yang kita ketahui saat ini, peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil juga merupakan salah satu program dari pemerintah Provinsi Bali dalam upaya mewujudkan aparatur yang profesional dan mewujudkan reformasi birokrasi bidang aparatur pada pemerintah Provinsi Bali. Peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil tersebut merupakan tugas pokok dari Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali dimana dalam Diklat tersebut peran Widyaiswara menjadi sangat penting karena Widyaiswara berhadapan langsung dengan para peserta Diklat. Badan Diklat Provinsi Bali saat ini memiliki tenaga fungsional Widyaiswara sebanyak 14 orang yang dimana disetiap tahunya melakukan 7-15 kali program kegiatan kediklatan yang terdiri dari Diklat Prajabatan, Diklat Kepemimpinan, Diklat Teknis dan Manajemen Umum serta Diklat Fungsional. Berikut data kegiatan Diklat yang telah terlaksana pada tahun 2012-2013 di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali:
3
Tabel 1.1 Kegiatan Diklat di Badan Diklat Provinsi Bali tahun 2012-2013 Tahun Jenis Diklat Frekuensi Peserta 2012
1. Diklat Prajabatan
-
-
2. Diklat Kepemimpinan
3 kegiatan
80 orang
3. Diklat Teknis dan
6 kegiatan
1.040 orang
4 kegiatan
100 orang
13 kegiatan
1.220 orang
1. Diklat Prajabatan
-
-
2. Diklat Kepemimpinan
1 kegiatan
30 orang
3. Diklat Teknis dan
3 kegiatan
180 orang
3 kegiatan
81 orang
7 kegiatan
291 orang
Manajemen Umum 4. Diklat Fungsional Jumlah : 2013
Manajemen Umum 4. Diklat Fungsional Jumlah :
Padatnya kegiatan kediklatan yang dilaksanakan di Badan Diklat Provinsi bali disetiap tahunnya tersebut pasti sangat memerlukan tenaga pengajar yang lebih ekstra. Tidak hanya dari jumlah pengajarnya atau Widyaiswara saja, tetapi juga sangat memerlukan kualitas Widyaiswara yang lebih baik dalam proses kegiatan kediklatan. Hal tersebut juga bertujuan sebagai peningkatan pencapaian kinerja Badan Diklat Provinsi Bali dalam pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dilingkungan Pemerintah Provinsi Bali. Untuk meningkatkan kualitas dari Widyaiswara harus dilakukan sebuah pengembangan kualitas yang baik juga. Dari informasi yang berhasil diperoleh
4
peneliti di Badan Diklat Provinsi Bali, pengembangan kualitas Widyaiswara yang dilakukan di Badan Diklat Provinsi Bali saat ini
mengikuti Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional Widyaiswara dan angka kreditnya. Dalam pasal 8 tersebut telah dijelaskan bahwa unsur kegiatan Widyaiswara dibagi menjadi dua yaitu unsur utama dan unsur penunjang. Pertama adalah unsur utama yang terdiri dari pendidikan, pengembangan dan pelaksanaan diklat, serta pengembangan profesi Widyaiswara. Kedua adalah unsur penunjang merupakan kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas pokok Widyaiswara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1). Melihat fenomena yang terjadi didalam kegiatan kediklatan Pegawai Negeri Sipil tersebut serta dari informasi yang didapat saat melakukan observasi, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang evaluasi kualitas kinerja Widyaiswara dalam upaya peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil. Penelitian terhadap evaluasi kualitas kinerja Widyaiswara masih sangat kurang dilakukan, padahal kegiatan evaluasi terhadap kegiatan kediklatan tersebut sangat penting untuk dilakukan demi terwujudnya pengembangan kualitas Diklat yang lebih baik. Pada penelitian ini akan lebih memfokuskan pada jenis Diklat Kepemimpinan, hal tesebut dikarenakan Diklat Kepemimpinan merupakan diklat yang harus ditempuh seorang Pegawai Negeri Sipil sebagai persyaratan kompetensi kepemimpinan Pegawai Negeri Sipil sebelum Pegawai Negeri Sipil berhak untuk naik jabatan struktural (Eselon). Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar didalam proses kegiatan kediklatan yang berlangsung dilingkungan Badan
5
Diklat Provinsi Bali serta dapat memberikan masukan yang dapat meningkatkan kualitas dari Widyaiswara itu sendiri. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan beberapa pendapat para ahli di atas, maka adapun perumusan masalah yang penulis ajukan adalah : 1. Bagaimanakah kualitas kinerja dari Widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali dalam upaya peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil? 1.3
Batasan Masalah Mensukseskan kegiatan kediklatan demi meningkatkan kompetensi dari
Pegawai Negeri Sipil dapat dipengaruhi oleh kualitas kinerja dari Widyaiswara, panitia Diklat, Materi Diklat serta dari peserta Diklat itu sendiri. Dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Kualitas Kinerja Widyaiswara dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil ini lebih memfokuskan pada kualitas kinerja dari Widyaiswara itu saja dalam upaya peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil. Penelitian ini juga lebih memfokuskan pada jenis Diklat Kepemimpinan, hal tesebut dikarenakan Diklat Kepemimpinan merupakan diklat yang harus ditempuh seorang Pegawai Negeri Sipil sebagai persyaratan kompetensi kepemimpinan Hal tersebut dikarenakan dalam kegiatan Diklat yang menjadi ujung tombak dan bertatapan langsung dengan peserta diklat dalam memberikan bahan ajar adalah seorang Widyaiswawa. Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa kualitas kinerja
6
Widyaiswara yang baik tentu akan sangat berpengaruh dengan kompetensi dari Pegawai Negeri Sipil yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali, hal tersebut dikarenakan Widyaiswara merupakan jabatan fungsional yang hanya terdapat di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali yang memiliki kewajiban untuk mendidik dan melatih Pegawai Negeri Sipil. 1.4
Tujuan Penelitian Melihat dari rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini yaitu
mengetahui bagaimana kualitas kinerja dari Widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Bali dalam upaya peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nantinya sangat diharapkan dapat berguna baik yang bersifat teoritis maupun praktis sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya pada bidang Administrasi Negara terkait dengan evaluasi kualitas kinerja Widyaiswara di Badan Pendidikan dan Pelatihan dalam upaya peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil.
7
2. Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik utuk pemerintah, masyarakat maupun Universitas khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Adapun manfaat yang dimaksudkan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pemerintah atau dalam hal ini Badan Diklat Provinsi Bali hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi dan dasar pertimbangan untuk mengkaji bagaimanakah kualitas kinerja Widyaiswara dalam upaya peningkatan kompetensi Pegawai Negeri Sipil 2. Bagi Pegawai Negeri Sipil hendaknya mendapat sebuah gambaran tentang bagaimanakah dan apa sajakah yang harus mereka pelajari dalam pendidikan dan pelatihan sebelum mereka menjabat, karena hal tersebut dapat mereka gunakan untuk peningkatan kompetensi mereka dalam menjalankan tugas kepemerintahan 3. Bagi Universitas Udayana Khususnya pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Hasil penelitian ini merupakan sumbangan untuk menambah koleksi materi perpustakaan kampus dan diharapkan mampu menggugah minat mahasiswa untuk melanjutkan penelitian ini secara lebih dalam yang masih keterkaitannya dengan kinerja Widyaiswara dalam diklat. 4. Bagi
Mahasiswa penelitian ini
dilakukan sebagai
memperoleh gelar Sarjana Sosial di Universitas Udayana.
syarat
untuk
8
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini dilakukan secara sistematis yang dimana terdiri dari lima bab. Pada bab pertama merupakan bab pendahuluan dimana pada bab ini memberikan informasi tentang latar belakang pengambilan topik penelitian baik itu dari fenomena-fenomena yang terjadi hingga berujung pada rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian dan batasan masalah. Kemudian pada bab kedua merupakan bab dari tinjauan pustaka yang dalam bab ini menjelaskan mengenai kajian pustaka yang membahas penelitian sebelumnya yang memiliki sebuah topik yang hampir sama dengan penelitian ini, serta menjabarkan tentang kerangka konsep yang digunakan dan kerangka pemikiran dari penelitian ini. Pada bab ketiga merupakan metodelogi penelitian dimana dalam bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan yang terdiri dari jenis penelitian, teknik penentuan informan, teknik analisis data, teknik pengumpulan data dan teknik penyajian data. Pada bab keempat merupakan bab pembahasan yang akan menjelaskan tentang gambaran umum dari obyek penelitian serta akan menjelaskan bagaimana hasil temuan dan analisa penelitian yang terkait dengan rumusan masalah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Kemudian yang yang terakhir adalah bab lima dimana bab lima merupakan bab penutup yang akan menjelaskan kesimpulan dan saran dari penelitian ini terkait dengan apa yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini.