BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Selama satu dekade terakhir, kebijakan harga BBM jenis Premium sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tanggal 1 Maret 2005, pemerintah menaikkan BBM jenis Premium dari Rp 1.850 menjadi Rp 2.400 per liter. Sementara harga Solar naik dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 per liter. Pada tahun yang sama, yaitu pada 1 Oktober 2005, harga BBM jenis Premium dan Solar kembali dinaikkan. Harga BBM jenis Premium naik dari Rp 2.400 menjadi Rp 4.500 per liter, sedangkan harga Solar dari Rp 2.100 menjadi Rp 4.300 per liter. Kemudian pada 24 Mei 2008, pemerintah kembali menaikkan harga BBM jenis Premium menjadi Rp 6.000 per liter dan Solar Rp 5.500 per liter. Mendekati pemilihan umum (Pemilu) 2009, pemerintah menurunkan harga BBM tiga kali dalam jeda waktu 1,5 bulan yaitu pada 1 Desember 2008, harga Premium turun Rp 500 menjadi Rp 5.500, sedangkan harga Solar tetap yaitu Rp 5.500 per liter. Pada 15 Desember 2008, harga Premium kembali turun Rp 500 per liter menjadi Rp 5.000 per liter dan Solar turun Rp 700 menjadi Rp 4.800 per liter. Kemudian pada 15 Januari 2009, harga Premium dan Solar keduanya turun menjadi Rp 4.500 per liter.
1
Pada Juni 2013, pemerintah kembali menaikkan harga BBM, harga Premium naik menjadi Rp 6.500 per liter dan Solar naik menjadi Rp 5.500 per liter. Kemudian pada 18 November 2014, pemerintah menaikkan harga BBM jenis Premium dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500, sedangkan Solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. Harga terkahir yang berlaku 28 Maret 2015 hingga 31 Desember 2015 adalah Rp 7.400 per liter (daerah Jawa, Madura, dan Bali) dan Rp 7.300 per liter (daerah di luar Jawa, Madura, dan Bali) untuk BBM Premium dan Rp 6.900 per liter untuk Solar. Kondisi di atas menunjukkan bahwa harga BBM jenis Premium mudah mengalami kenaikan dan penurunan karena dipengaruhi oleh peningkatan harga minyak dunia, pembengkakan konsumsi BBM, dan menurunnya produksi. Untuk itu, pemerintah melalui BUMN PT. Pertamina (Persero) perlu melakukan berbagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan konsumsi BBM yang tanpa subsidi dan lebih ramah lingkungan, yaitu salah satunya adalah produk BBM jenis Pertamax. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan Pertamina adalah melakukan kampanye dan sosialisasi konversi konsumsi dari BBM jenis Premium ke Pertamax dengan disertai penambahan outlet Pertamax dan pemasangan stiker yang berisi anjuran kepada konsumen untuk menggunakan BBM nonsubsidi. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan penyaluran BBM bersubsidi menjadi tepat sasaran dan
2
pengguna kendaraan dapat terdorong untuk berpindah dari sebelumnya menggunakan BBM jenis Premium menjadi Pertamax. Berdasarkan uraian di atas, beberapa pertanyaan yang dapat dikemukakan adalah apakah pola konsumsi konsumen akan bergeser dari jenis
Premium
ke Pertamax?
Bagaimana niat seseorang dalam
menggunakan BBM jenis Pertamax? Besaran niat seseorang dalam menggunakan BBM jenis Pertamax tentunya akan dipengaruhi atau ditentukan oleh beberapa faktor. Oleh karena itu, faktor-faktor yang memengaruhi niat seseorang untuk menggunakan BBM jenis Pertamax perlu didentifikasi dan diuji pengaruhnya. Theory of Planned Behaviour (TPB) merupakan salah satu model psikologi sosial yang sering digunakan untuk meramalkan perilaku. TPB diusung pertama kali oleh Icek Ajzen pada tahun 1985 melalui artikel yang berjudul From Intention To Action: A Theory Of Planned Behavior. Ajzen menemukan bahwa sebelum perilaku terjadi, terdapat niat yang mendahuluinya. Model utama TPB dimulai dengan mengukur niat berperilaku sebagai prediktor perilaku. TPB merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang telah dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein pada 1980-an (George, 2004). TRA hanya mencakup dua hal, yaitu sikap terhadap perilaku (attitude towards bahaviors) dan norma subjektif (subjective norm). Pengembangan TPB dilakukan dengan menambahkan satu konstruk yaitu konsep kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral
3
control). TPB mengasumsikan bahwa perilaku seseorang tidak hanya dikendalikan oleh dirinya sendiri (kontrol penuh individual), tetapi juga kontrol terhadap ketersediaan sumber daya, kesempatan, dan keterampilan tertentu, sehingga perlu ditambahkan konsep kontrol perilaku (perceived behavioral control) yang akan memengaruhi niat dan perilaku. TPB menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh niat untuk melakukan perilaku tersebut (George, 2004). Niat merupakan faktor motivasi yang memengaruhi perilaku yang diindikasikan seberapa keras orang akan berusaha atau seberapa banyak usaha yang dikeluarkan untuk melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991). Niat perilaku merupakan ukuran dari kemauan seseorang untuk mengerahkan usaha saat melakukan perilaku tertentu (Lee, 2008). Perilaku aktual seseorang dalam melakukan suatu tindakan tertentu secara langsung dipengaruhi oleh niat perilakunya, yang secara bersama-sama ditentukan pula oleh sikap (attitude), norma subjektif (subjective norm), dan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) terhadap perilaku tersebut.
1.2
Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian pada niat seseorang untuk menggunakan BBM jenis Pertamax.
4
1.3
Pertanyaan dan Tujuan Penelitian Untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan di atas, maka pertanyaan penelitian akan terfokus pada apakah faktor sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian dapat memengaruhi niat seseorang untuk menggunakan BBM jenis Pertamax? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Untuk menguji pengaruh sikap terhadap perilaku terhadap niat seseorang untuk menggunakan BBM jenis Pertamax.
b.
Untuk menguji pengaruh norma subjektif terhadap niat seseorang untuk menggunakan BBM jenis Pertamax.
c.
Untuk menguji pengaruh kontrol perilaku persepsian terhadap niat seseorang untuk menggunakan BBM jenis Pertamax.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan dan kajian lebih lanjut dalam menentukan kebijakan korporat dan strategi penjualan BBM jenis Pertamax oleh Pertamina dengan memahami niat seseorang untuk menggunakan BBM jenis Pertamax.
5
1.5
Metodologi Penelitian Penelitian
ini
bersifat
eksplanatif
yang
bertujuan
untuk
mengidentifikasi alasan dari suatu fenomena. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal yang bertujuan untuk menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah. Dengan kata lain, penelitian kausal bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, yang disebut sebagai variabel bebas adalah sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian, sedangkan variabel terikatnya adalah niat seseorang untuk menggunakan BBM jenis Pertamax.
1.5.1
Sumber, Pengumpulan Data dan Objek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer, yang merupakan data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan metode kuesioner. Data primer dihasilkan dari kuesioner yang disebarkan kepada responden dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden yang memiliki niat untuk menggunakan BBM jenis Pertamax. Setiap responden dimintai
pendapatnya
dengan
memberikan
jawaban
dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan data
6
tentang indikator-indikator dari variabel-variabel yang sedang dikembangkan dalam penelitian ini. Objek penelitian yang akan digunakan adalah konsumen yang memiliki kendaraan bermotor yang melakukan pengisian BBM di SPBU wilayah Jakarta Pusat.
1.5.2
Alat Analisis Analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif. Dalam metode ini, tanggapan atau jawaban responden merupakan data kualitatif yang akan diukur dengan suatu skala sehingga hasilnya berbentuk angka. Selanjutnya angka atau skor tersebut diolah dengan metode statistik. Pengukuran metode ini adalah untuk mempermudah proses analisis data. Dari berbagai macam alat analisis, peneliti menentukan beberapa alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan guna pembuktian hubungan hipotesis penelitian. Pengolahan
data
dilakukan
dengan
menggunakan
bantuan
sotftware statistik SPSS.
1.5.3
Variabel Penelitian Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas yaitu variabel sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian, serta variabel terikat yaitu variabel niat menggunakan BBM jenis Pertamax.
7
1.6
Sistematika Penulisan Bab I: Pendahuluan Bab Pendahuluan berisi sub-bab: (a) latar belakang (landasan konseptual dan landasan kontekstual), (b) rumusan masalah, (c) pertanyaan dan tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) metode penelitian, dan (f) susunan penelitian. Bab II: Tinjauan Pustaka Bab Tinjauan Pustaka merupakan pengembangan dari tinjauan pustaka yang telah ditulis pada proposal tesis. Bab tinjauan pustaka berisi sub-bab: (a) Theory of Planned Behavior (TPB), (b) pengertian niat, (c) Kerangka pemikiran penelitian, dan (d) hipotesis penelitian Bab III: Metode Penelitian dan Profil Perusahaan Bab Metode Penelitian dan Profil Perusahaan berisi pengembangan metode penelitian yang telah dipaparkan pada proposal tesis, ditambah dengan pemaparan profil perusahaan. Bab metode penelitian dan profil perusahaan berisi sub-bab: (a) metode penelitian, (b) sumber data, (c) metode pengumpulan data, (d) responden, (e) Instrumentasi dan pengumpulan data, (f) teknik analisis data, dan (g) profil objek penelitian. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu. Hasil penelitian disajikan
8
dalam bentuk daftar (tabel), grafik, atau bentuk lain, dan ditempatkan dekat dengan pembahasan. Pembahasan berisi tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoretis baik secara kualitatif, kuantitatif, atau statistika dan juga perbandingan dengan hasil penelitian terdahulu yang sejenis. Bab V: Simpulan dan Saran Bab Simpulan dan Saran dinyatakan secara terpisah. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Saran yang dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan ditujukan kepada Pertamina atau para peneliti dalam bidang sejenis yang ingin mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan.
9