BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya.Pembangunan ekonomi Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada masalah kemiskinan. Pada umumnya di negara berkembang seperti Indonesia pendapatan yang rendah dan kemiskinan merupakan permasalahan dalam pembangunan ekonomi. Dengan demikian dalam tujuan ekonomi kedua masalah tersebut dinyatakan bersamaan sehingga menjadi satu kalimat yaitu peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan (Suharjo, 1997). Salah satu indikator keberhasilan pembangunan nasional adalah penurunan jumlah penduduk miskin. Efektivitas dalam menurunkan jumlah penduduk miskin merupakan pertumbuhan utama dalam memilih strategi atau instrumen pembangunan. Hal ini berarti salah satu kriteria utama pemilihan sektor titik berat atau sektor andalan pembangunan nasional adalah efektivitas dalam penurunan jumlah penduduk miskin (Simatupang dan Saktyanu, 2003). Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain tingkat pendapatan masyarakat, pengangguran, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan lokasi lingkungan.Berikut ini kondisi tingkat kemiskinan di Indonesia dibandingkan dengan negara lain di Asia:
1
Grafik 1.1 Tingkat Kemiskinan di Berbagai negera di Asia
Sumber: Data Olahan (2016)
Kondisi kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tidak jauh berbeda dengan kondisi di pemerintah pusat. Jumlah penduduk miskin di Provinsi JawaTengah masih tinggi jika di bandingkan dengan Provinsi lain di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah memiliki jumlah penduduk miskin tertinggi kedua setelah Provinsi Jawa Timur. Hal tersebut bisa dilihat dari grafik dibawah ini: Grafik 1.2 Jumlah Penduduk Miskin menurut Provinsi di Indonesia tahun 2008-2013 (dalam ribuan)
Sumber: Badan Pusat Statistik (data diolah)
2
Kemiskinan merupakan isu strategis dan mendapatkan prioritas utama untuk ditangani. Hal tersebut dibuktikan dalam dokumen perencanaanjangka panjang (RPJPD) Jawa Tengah tahun 2005-2025, pengurangan kemiskinan juga menjadi salah satu isu strategis dan prioritas dalamRenstra Provinsi Jawa Tengah sejak tahun 2003 (Perda No. 11/2003). Tahun 2006 Gubernur provinsi Jawa Tengah menetapkan Pergub 19 tahun 2006 tentang Akselerasi Renstra, dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Gubernur No. 412.6.05/55/2006 tentang pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK). Salah satu faktor yang mempengaruhi kemiskinan adalah IPM. Berikut ini grafik yang menunjukkan IPM di Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013. Grafik 1.3Indeks Pembangunan Manusia menurut Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013 (dalam persen)
Sumber: Badan Pusat Statistik (data diolah)
Berdasarkan grafik diatas Provinsi Jawa Tengah memiliki IPM lebih tinggi dibanding dengan IPM di Indonesia. IPM yang tinggi disertai peningkatan jumlah 3
penduduk miskin, menjadikan fenomena tersebut relatif tidak sesuai dengan beberapa pendapat pakar (Loujouw, 2001)yang menyatakan jika IPM tinggi akan mengakibatkan penurunan kemiskinan. Rendahnya IPM akan berakibat pada rendahnya produktivitas kerja dari penduduk. Produktivitas yang rendah berakibat pada rendahnya perolehanpendapatan. Sehingga dengan rendahnya pendapatan menyebabkan tingginya jumlah penduduk miskin (BPS, 2016). Selain faktor di atas, indikator lain yang digunakan untuk mengukur Jumlah Penduduk Miskin pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah yaitu seberapa besar Jumlah Pengangguran yang ada pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tersebut. Penyebab pengangguran salah satunya disebabkan oleh bertambahnya angkatan kerja baru yang terjadi tiap tahun, tetapi penyerapan tenaga kerja tidak bertambah. Hal ini berarti, semakin tinggi jumlah pengangguran maka akan meningkatkan jumlah penduduk miskin. Grafik 1.4Jumlah Pengangguran di Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013 (dalam persen)
Sumber: Badan Pusat Statistik (data diolah)
4
Grafik diatas menunjukkan rata-rata tingkat pengangguran di Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2008-2013. Dilihat dari rata-rata nasional, jumlah pengangguran di Provinsi Jawa Tengah berada dibawah rata-rata jumlah pengangguran di Indonesia, namun Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah masih tinggi dari tahun 2008-2013. Menurut Tambunan (2001), pengangguran dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan dengan berbagai cara, diantara (1) konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan saat ini, maka pengangguran akan secara langsung mempengaruhi tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi. (2) konsumsi saat ini tidak terlalu dipengaruhi oleh pendapatan saat ini, maka peningkatan pengangguran akan menyebabkan peningkatan kemiskinan dalam jangka panjang, tetapi tidak terlalu berpengaruh dalam jangka pendek. 1.2
Rumusan Masalah Kemiskinan merupakan salah satu tolak ukur kondisi sosial ekonomi
dalam menilai keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah di suatu daerah. Banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan akibat tingginya tingkat kemiskinan. Provinsi Jawa Tengah di tahun 2008 menduduki peringkat kedua dengan jumlah penduduk miskin terbesar di Indonesia setelah provinsi Jawa Timur. Kondisi IPM tahun 2008-2013pada Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah juga menunjukkan adanya peningkatan IPM tetapi tidak diimbangi dengan penurunan jumlah penduduk miskin. Selain masalah kemiskinan dan IPM, Jumlah Pengangguran di Provinsi Jawa Tengah juga menjadi masalah karenajika dibandingkan dengan rata-rata jumlah pengangguran di Indonesia, rata-rata
5
jumlah pengangguran di Jawa Tengah lebih rendah tetapi tidak diimbangi dengan penurunan
kemiskinan.
Berdasarkan
latar
belakang
diatas
dirumuskan
permasalahan apakah ada pengaruh IPM dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013. 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013. 2. Pengaruh Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013.
1.4
Manfaat Penulisan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
senantiasa membacanya maupun yang berkaitan secara langsung dengan penelitian ini, diantaranya: 1. Bagi Penulis, mengetahui pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013. 2. Bagi Pembaca, memberikan informasi tambahan pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Jumlah Pengangguran terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah periode tahun 20082013.
6
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas
mengenai penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan berisi informasi mengenai materi dan hal yang dibahas dalam tiap-tiap bab. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertamadijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Pada bab keduadijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan sebagai dasar dari analisi penelitian, penelitian terdahulu, dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ketiga dijelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, sampel, teknik pengambilan sampel, jenis dan sumber data, serta metode analisis yang dipakai dlam penelitian. BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab keempat diuraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan atas hasil pengolahan data. BAB V KESIMPULAN Pada bab terakhir merupakan kesimpulan dari seluruh penelitian dan juga saran yang direkomendasikan oleh peneliti kepada masyarakat.
7