BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada dunia pemasaran, persaingan merupakan hal yang lumrah dan wajar. Maka dari itu berbagai usaha dilakukan dalam upaya memenangkan persaingan tersebut. Salah satu strategi industri untuk menarik minat konsumen adalah membuat produk yang menonjolkan ciri khas suatu daerah. Strategi ini dapat membuat konsumen yang berkunjung ke daerah tersebut memiliki keinginan atau bahkan keharusan untuk membeli produk tersebut sebagai oleh-oleh. Menurut Cenadi (1998), daya tarik suatu produk tidak bisa terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan “silent sales person” karena berhadapan langsung dengan konsumen. Oleh karena itu, kemasan harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif. Keripik tahu merupakan produk olahan berbahan baku tahu. Produk keripik tahu memiliki bentuk setengah bulat. Karakteristik utama dari produk keripik tahu adalah renyah dan bertekstur kering sehingga membutuhkan perlindungan terhadap udara, uap air, dan benturan supaya sampai ke tangan konsumen dalam keadaan terjamin kualitasnya. Industri keripik tahu Yuka merupakan industri pengolahan bahan pertanian yang sedang berkembang, terletak di kota Magelang, Jawa Tengah. Dalam pemasarannya, industri keripik tahu Yuka mengemas produk dengan dua jenis kemasan yaitu kemasan bal dengan berat 2 kg tiap kemasan dan
1
2
kemasan ekonomis dengan berat 200 gram tiap kemasan. Sebagian besar konsumen untuk kemasan bal adalah para tengkulak yang akan menjual kembali produk dengan kemasan mereka sendiri. Sedangkan untuk kemasan ekonomis hanya dipasarkan di outlet Yuka sendiri dan banyak dibeli oleh konsumen dengan tujuan oleh-oleh maupun dikonsumsi sendiri. Gambar 1.1 berikut ini menunjukkan data penjualan produk keripik tahu dengan kemasan bal dan ekonomis.
Gambar1.1 Data Penjualan Produk Keripik Tahu Berdasarkan gambar 1.1 di atas, jumlah penjualan produk kemasan ekonomis lebih banyak dibandingkan kemasan bal, sehingga hal ini menunjukkan bahwa produk kemasan ekonomis lebih diminati oleh konsumen. Produk kemasan ekonomis cocok untuk dikembangkan sebagai produk oleh-oleh karena memiliki konsumen besar serta pemasaran yang luas dengan konsumen berasal dari berbagai daerah. Kemasan ekonomis keripik tahu Yuka sekarang menggunakan plastik PE (Polyethylene) 0,80 mm. Kemasan ini berperan sebagai kemasan primer yang melekat langsung pada
3
produk dalam melindungi. Untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas
produk keripik tahu diperlukan tambahan kemasan sekunder. Kemasan sekunder merupakan kemasan tambahan yang tidak bersentuhan langsung dengan produk akan tetapi mampu melindungi produk tersebut dan kemasan primernya. Menurut Julianti dan Nurminah (2006), beberapa kemasan sekunder pangan antara lain kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kue kering dan keripik, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, serta keranjang untuk tempe. Selain sebagai pelindung produk, kemasan juga berfungsi sebagai daya tarik terhadap minat konsumen untuk membeli suatu produk. Pencantuman informasi pada kemasan keripik tahu Yuka sekarang menggunakan kertas marga yang terletak pada bagian atas kemasan. Informasi tentang produk yang tersedia sebatas nama produk, merek, logo, slogan, berat produk, tempat produksi, dan tanggal kadaluarsa. Desain kemasan keripik tahu Yuka sekarang dapat dilihat pada gambar 1.2. Dari desain kemasan tersebut masih terdapat kekurangan berupa minimalnya informasi, kurang tebalnya kemasan serta kurang menariknya penampilan desain kemasan yang sering dikeluhkan konsumen kepada produsen.
4
Gambar1.2 Kemasan Ekonomis (200 gram) Keripik Tahu Yuka Pada penelitian ini menggunakan pendekatan metode value analysis. Pendekatan metode tersebut pada penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menyeleksi alternatif-alternatif kemasan baru yang memiliki value tertinggi. Dengan metode value analysis dapat meningkatkan value suatu produk tanpa mengurangi kinerja, kualitas dan kepuasan konsumen. Metode value analysis terdiri dari tahapan informasi, kreativitas, analisis dan evaluasi, serta tahapan presentasi. Tahap informasi bertujuan untuk merumuskan masalah dan memperoleh fungsi–fungsi kemasan. Tahap kreativitas bertujuan untuk menghasilkan berbagai alternatif yang memenuhi fungsi utama suatu kemasan. Kreativitas seseorang sangat berperan dalam mendapatkan alternatif kemasan. Pada tahap analisis dan evaluasi, alternatif-alternatif yang dihasilkan dari tahap kreativitas, akan ditentukan bobot prioritas dengan perbandingan berpasangan. Kelebihan dari perbandingan berpasangan yaitu mampu untuk mengukur tingkat kepentingan ordinal dari indikator yang berbeda. Hasil dari tahap analisis dan evaluasi berupa nilai (value) alternatifalternatif kemasan tersebut. Pada tahap presentasi, produk dengan kemasan
5
baru dan kemasan lama akan dijual kepada konsumen selama 5 hari. Hasil penjulan
produk
dengan
konsep
kemasan
baru
terbanyak
akan
direkomendasikan sebagai kemasan keripik tahu baru kepada produsen. Melalui uji coba pasar akan diketahui tingkat willlingnes to buy (kesediaan untuk membeli) terhadap masing-masing desain kemasan tersebut. Semakin tinggi tingkat willlingnes to buy konsumen maka tingkat penjualan produk pun akan semakin meningkat pula.
1.2 Rumusan Masalah Produk keripik tahu merupakan produk olahan berbahan utama tahu yang aktif dipasarkan sejak tahun 2004. Kemasan saat ini berupa plastik PE 0,80 mm sebagai kemasan primer. Informasi yang dicantumkan pada kertas marga ukuran 3,5 x 16 cm yang terpasang pada bagian atas kemasan sebatas nama produk, merek, logo, slogan, berat produk, tempat produksi, dan tanggal kadaluarsa. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu : a. Bagaimana menciptakan desain kemasan keripik tahu yang mampu untuk melindungi produk dari keutuhannya. b. Bagaimana menghasilkan desain kemasan keripik tahu yang sesuai dengan keinginan konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualan.
6
1.3 Batasan Masalah a. Objek penelitian adalah kemasan sekunder keripik tahu Yuka ukuran ekonomis di Kota Magelang, Jawa Tengah. b. Penelitian dilakukan dengan responden kuesioner yang merupakan konsumen yang membeli langsung ke outlet keripik tahu Yuka, di Kota Magelang, Jawa Tengah dengan minimal pembelian sebanyak 2 kali.
1.4 Tujuan Penelitian a. Menghasilkan konsep desain kemasan keripik tahu. b. Menentukan konsep desain kemasan berdasarkan uji coba pasar.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya desain kemasan baru yang lebih baik dalam melindungi produk dan lebih menarik sehingga dapat meningkatkan willingnes to buy terhadap produk tersebut.