BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan memerlukan strategi-strategi yang tidak hanya membuat perusahaan dapat bertahan, namun mampu membuat perusahaan tersebut memenangkan persaingan bisnis. Tentu banyak sekali kendala yang dihadapi perusahaan dalam melaksanakan strategi, salah satu diantaranya adalah kebutuhan pendanaan. Pasar modal telah memberikan solusi yang dapat dipertimbangkan dalam hal pendanaan dengan cara mengubah status perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka melalui penawaran saham kepada publik yang biasa disebut go public. Menurut UU No.8 Tahun 1995, penawaran umum (emisi/go public / initial public offering) adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tatacara yang diatur dalam undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.1 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri semen dengan tujuan utamanya mengejar keuntungan. Salah satu strategi untuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk harus dapat terus melakukan ekspansi dengan menggunakan modal yang tersedia. Ekspansi atau pengembangan usaha ini membutuhkan modal yang besar. Demi mendapatkan modal yang besar
1
Departemen Keuangan, “UURI No. 8 Tahun 1995”, diakses dari http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1995/8Tahun~1995UU.htm , pada tanggal 14 Maret 2016 pukul 10.00
1
tersebut, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melakukan go public dan masuk dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013, dengan harapan agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan persaingan di dunia bisnis serta dipercaya oleh masyarakat. Salah satu syarat untuk dapat melakukan go public yaitu memiliki modal sekurang-kurangnya Rp.300.000.000.000. Modal yang dimiliki PT Semen Baturaja (Persero) Tbk pada tahun terakhir sebelum go public yaitu tahun 2012 sebesar Rp.954.138.000.000. Berdasarkan prospektus PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, menunjukkan bahwa perusahaan menawarkan sahamnya dan melaksanakan Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 saham ke publik. Banyak manfaat yang dapat dinikmati oleh perusahaan dengan menjadi perusahaan terbuka atau go public. Perusahaan yang telah go public akan memiliki dana lebih besar dan diharapkan kinerja perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan, dengan begitu perusahaan akan menerima keuntungan yang lebih besar. Oleh karena itu, pemahaman profitabilitas pada perusahaan yang telah go public ini menjadi fokus perhatian bagi para manajer, pemerintah, maupun investor yang sudah menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Profitabilitas merupakan perbandingan antara laba dengan modal atau aktiva yang menghasilkan laba tersebut kemudian dikalikan seratus untuk dijadikan persentase, dengan kata lain profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan membanding modal dan aktiva yang dimiliki.
2
Hasil pemahaman profitabilitas juga dapat digunakan untuk menilai efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola modal, aktiva dan penjualan untuk menghasilkan keuntungan, sehingga pihak manajemen dapat mengambil tindakan dan kebijakan yang tepat demi kelangsungan perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tertarik untuk menganalisis profitabilitas pada PT Semen Baturaja (Persero) Tbk selama beberapa periode sebelum dan sesudah go public, dengan judul: “PROFITABILITAS PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC”
1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Berapa rata-rata profitabilitas PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebelum go public pada tahun 2011-2012? 2. Berapa rata-rata profitabilitas PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sesudah go public pada tahun 2014-2015?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengukur rata-rata Gross Profit Margin (GPM) PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebelum dan sesudah go public.
3
2. Mengukur rata-rata Net Profit Margin (NPM) PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebelum dan sesudah go public. 3. Mengukur rata-rata Return on Assets (ROA) PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebelum dan sesudah go public. 4. Mengukur rata-rata Return on Equity (ROE) PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebelum dan sesudah go public. 5. Mengukur rata-rata Operating Profit Margin Ratio (OPMR) PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebelum dan sesudah go public.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian pada tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi Manajer Perbandingan profitabilitas PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebelum dan sesudah go public pada penelitian ini, dapat menggambarkan kinerja perusahaan sehingga dapat digunakan para manajer untuk menentukan strategi-strategi yang harus di terapkan demi kelangsungan perusahaan dan dapat mengevaluasi penggunaan modal yang dimiliki. 2. Bagi UGM Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literatur tentang analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sebelum melakukan go public dan sesudah go public, serta menambah pengetahuan bagi mahasiswa khususnya jurusan manajemen keuangan.
4
3. Bagi Penulis Adanya penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan teknis serta menambah pengetahuan dan wawasan tentang profitabilitas PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebelum dan sesudah go public.
1.5 Kerangka Penulisan Adapun kerangka penulisan pada Tugas Akhir ini sebagai berikut: HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN HALAMAN ABSTRAK BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latang belakang masalah yang memuat informasi dan alasan yang mendasari pemilihan topik yang menjadi ide dasar penulisan Tugas Akhir. Kemudian berisi tentang rumusan masalah yang menunjukkan masalah-masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini. Bab ini juga berisi tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang mencakup tujuan dan manfaat dilakukannya penelitian di dalam Tugas Akhir ini.
5
Selanjutnya juga terdapat kerangka penulisan yang menjelaskan tentang bagian-bagian dari penulisan Tugas Akhir secara umum. Bagian terakhir dalam bab ini adalah kerangka pikir, yang menggambarkan tentang alur penelitian pada Tugas Akhir ini. Bab ini bertujuan untuk memberikan gambaran singkat dari isi dan maksut penyusunan Tugas Akhir. BAB II: GAMBARAN UMUM PENULISAN Pada bab ini berisi tentang kondisi umum yang memaparkan secara terperinci mengenai perusahaan berupa profil perusahaan, sejarah singkat, visi dan misi, logo, struktur organisasi, serta tugas dan wewenang organisasi yang ada di perusahaan tersebut. Kemudian bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang berupa rangkuman secara garis besar tentang tulisan ilmiah yang terkait pembahasan tentang go public, laporan keuangan, analisis laporan keuangan, analisis rasio keuangan, kinerja keuangan, dan profitabilitas yang melandasi penelitian dalam Tugas Akhir ini. Selain itu, bab ini menguraikan tentang metodologi penelitian yang menjelaskan tentang jenis penelitian, objek dan waktu penelitian, data yang dibutuhkan, sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, variabel penelitian, serta tahap penelitian yang diterapkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. BAB III: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis dan pembahasan yang memaparkan tentang perhitungan rasio-rasio profitabilitas yang disajikan dengan tabel dan grafik
6
serta
penganalisisan
hasil
perhitungan
rasio
profitabilitas
dengan
membandingkan hasil perhitungan rasio tersebut dari tahun ke tahun. BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir dalam Tugas Akhir ini berisi tentang kesimpulan atau rangkuman hasil pembahasan dalam Tugas Akhir dan saran yang dapat disampaikan kepada PT Semen Baturaja (Persero) Tbk yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan berdasarkan kesimpulan penulisan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
7
1.6 Kerangka Pikir Berikut ini adalah skema alur pikir penelitian profitabilitas pada PT Semen Baturaja (Persero) Tbk berdasarkan rasio profitabilitas dan analisis tren: PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
Laporan Keuangan Tahun 2011-2012 dan Tahun 2014-2015
Laba Rugi Tahun 20112012 dan Tahun 2014-2015
Neraca Tahun 2011-2012 dan Tahun 2014-2015
Rasio Profitabilitas: 1. Gross Profit Margin 2. Net Profit Margin 3. Return on Assets 4. Return on Equity 5. Operational Profit Margin
Rata-rata
Profitabilitas PT Semen Baturaja (Persero) Tbk Sebelum dan Sesudah Go Public Sumber: Data diolah, 2016
Gambar 1.1 Kerangka Pikir
8
BAB II GAMBARAN UMUM PENULISAN 2.1 Kondisi Umum 2.1.1 Profil Perusahaan Nama Perusahaan: PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) Alamat
:
1. Kantor pusat: Jl. Abikusno Cokrosuyoso Kertapati, Palembang 30258. Telp: (62-771) 511-261, Fax : (62-771) 512-126 2. Kantor perwakilan: di Gedung Graha Irama, Lantai 9, Ruang B – C, Jl. HR. Rasuna Said Kav. 10, Jakarta Selatan 12950 – Indonesia. Telp : (62-21) 526-1113, 526-1114, Fax : (62-21) 526-1411. Jenis Usaha
: Industri Semen
Produk
: Ordinary Portland Cement Tipe I dan Portland Composite Cement.
1.1.2 Sejarah Perusahaan PT Semen Baturaja didirikan pada tanggal 14 November 1974, dengan akte notaris No. 34 atas nama Jony Frederick Berthol Tumbelaka Sinjal, dengan kepemilikan saham sebesar 45% dimiliki oleh PT Semen Gresik dan PT Semen Padang sebesar 55%. Lima tahun kemudian, pada tanggal 9 November 1979 perusahaan berubah status dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi Persero dengan komposisi saham sebesar 88% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, PT Semen Padang sebesar 7% dan PT Semen Gresik sebesar 9
5%. Pada tahun 1991 berdasarkan PP Nomor 3 tahun 1991, susunan modal PT Semen Baturaja berubah menjadi 100% milik Pemerintah Republik Indonesia dengan mengambil alih saham-saham yang semula dimiliki oleh PT Semen Gresik dan PT Semen Padang. Tahun 2011, Perseroan melakukan pembangunan proyek Cement Mill and Packer dengan kapasitas 750.000 ton semen per tahun dan telah beroperasi komersil pada bulan Juli 2013, sehingga kapasitas Perseroan menjadi 2.000.000 ton semen per tahun. Selanjutnya Perseroan terus mengalami perkembangan sehingga pada tanggal 14 Maret 2013, PT Semen Baturaja (Persero) mengalami perubahan status menjadi Perseroan Terbuka dan berubah nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk berdasarkan: 1. Akte No.21 tahun 2013, pada tanggal 14 Maret 2013 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H., seorang Notaris/PPAT di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia No. AHU-1374.AH.01.02, 2013, tanggal 18 Maret 2013 dan No.55 tanggal 24 Januari 2014, yang disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM dengan surat keputusan Nomor AHU-AH 01.1003080 Tahun 2014, tanggal 29 Januari 2014. 2. Peraturan Pemerintah No.39 tahun 2013, pengesahan pada tanggal 21 Mei 2013 tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Negara melalui Penerbitan dan Penjualan Saham Baru pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Semen Baturaja.
10
Tanggal 28 Juni 2013, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 saham ke publik yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan Pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton semen per tahun. Pada tanggal 26 Maret 2015 dilaksanakan penandatanganan Engineering and Procurement dan tanggal 2 April 2015 dilaksanakan penandatanganan Construction dengan Sinoma Grup untuk pembangunan Pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton semen per tahun, untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 3,85 juta ton semen per tahun yang dijadwalkan akan selesai pada akhir semester pertama 2017. Bahan baku produksi berupa Batu Kapur dan Tanah Liat diperoleh dari pertambangan batu kapur dan tanah liat milik Perseroan yang berlokasi hanya 1,2 km dari pabrik di Baturaja. Sedangkan bahan baku pendukung seperti pasir silika diperoleh dari tambang rakyat di sekitar Baturaja, pasir besi diperoleh dari tambang rakyat di provinsi Lampung, gypsum dibeli dari Petro Kimia Gresik dan impor dari Thailand, sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi di dalam negeri. Lokasi pabrik PT Semen Baturaja (Persero) Tbk tersebar di tiga lokasi yaitu masing-masing di Sumatera Selatan (Baturaja & Palembang) dan Panjang (Lampung). Pusat Produksi terletak di Baturaja yaitu produksi Terak. Sedangkan proses penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik Palembang dan Pabrik Panjang yang selanjutnya siap untuk didistribusikan ke daerah-daerah pemasaran. Dari sisi pemasaran, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki daerah pasar utama yaitu Sumatera Selatan dan Lampung yang
11
merupakan wilayah di Indonesia yang menikmati petumbuhan ekonomi yang cukup baik dan stabil. Hal ini memberi peluang bagi Semen Baturaja untuk meningkatkan penjualan dan mencapai kapasitas terpasang. Dalam menyalurkan produknya Perseroan menggunakan distributor dengan jaringan yang tersebar diseluruh wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu. Sebagian besar penjualan Perseroan dilakukan dalam bentuk tunai, sedangkan untuk penebusan semen secara kredit para distributor diwajibkan untuk menyediakan jaminan dalam bentuk bank garansi dan/atau bentuk jaminan lainnya. Keberadaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk banyak memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung, berupa pajak dan retribusi kepada Pemerintah Pusat dan Daerah, dividen kepada Pemegang Saham, kesempatan kerja, maupun dalam bentuk Kemitraan dan Bina Lingkungan bagi masyarakat sekitar pabrik. 2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Adapun visi dan misi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dalam mencapai tujuannya yaitu: Visi: PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menjadi produsen semen yang efisien, mempunyai daya saing dan tumbuh. Misi: 1. Memproduksi semen yang berkualitas, efisien dan memasarkannya dengan mengutamakan kepuasan pelanggan serta berwawasan lingkungan.
12
2. Membangun Sumber Daya Manusia yang profesional. 3. Memaksimalkan nilai tambah Perusahaan bagi Stakeholder.
2.1.4 Logo PT Semen Baturaja (Persero) Tbk Logo merupakan suatu identitas yang digunakan sebagai tanda pengenal yang akan mengkomunikasikan arti dan memberikan makna jati diri dari perusahaan tersebut.
Sumber: website resmi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
Gambar 2.1 Logo PT Semen Baturaja (Persero) Tbk 2.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan perangkat Perseroan khususnya manajemen untuk mencapai tujuan dan sasaran Perseroan. Struktur organisasi Semen Baturaja saat ini telah ditinjau dan penyusunannya telah diselaraskan kepada visi dan misi Perseroan yang akan dicapai dengan melihat kepada proses bisnis, bakat dan kemampuan yang dimiliki karyawan guna mencapai performa Perusahaan yang optimal.
13
Berikut adalah struktur organisasi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk:
Sumber: website resmi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
Tabel 2.1 Nama dan Jabatan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk Jabatan Dewan Komisaris: Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen Direksi: Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Produksi dan Pengembangan Direktur Umum dan SDM Direktur Pemasaran Sekretaris
Nama Ir. Benny Wachyudi, MBA Kiki Rizki Yoctavian, SE Ir. Anas Rosjidi Ir. Darusman Mawardi Mayjen TNI (Purn) Syahrial BP Peliung Ir. Pramudji Rahardjo Drs. Ageng Purboyo Angrenggono Ir. Agus Wahyudin, MM Romlan Kurniawan, SE Rusniwati Alie, SE Zulfikri Subli
Sumber: website resmi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
14
2.1.6 Tugas dan Wewenang 1. Dewan Komisaris Merupakan organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Berikut uraian tugas dan wewenang dewan komisaris: a. Memerintah organisasi dengan menetapkan kebijakan-kebijakan dan tujuan-tujuan luas dari perusahaan tersebut. b. Memilih, mengangkat, mendukung, dan menilai kinerja dewan eksekutif. c. Memastikan keberadaan dan kecukupan sumber keuangan. d. Mengesahkan anggaran tahunan. e. Bertanggung jawab atas kinerja perusahaan kepada para anggota pemegang saham. f. Menentukan gaji dan kompensasi mereka sendiri. 2. Direksi
Merupakan Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Berikut uraian tugas dan wewenang direksi: a. Menentukan kebijakan tertinggi perusahaan. Bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan.
15
b. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan. c. Memelihara dan mengawasi kekayaan peseroaan terbatas. d. Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efesien. e. Mewakili
perusahaan,
mengadakan
perjanjian-perjanjian,
merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas personalia yang bekerja pada perusahaan. f. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan kebijakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). g. Menetapkan besarnya deviden perusahaan. 3. Sekretaris Sekretaris Perusahaan adalah penghubung Perseroan dengan otoritas jasa keuangan, investor, analis dan masyarakat, dan bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan Perseroan kepada peraturan-peraturan yang relevan dan kepada prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik. Berikut ini uraian tugas dan wewenang sekretaris : a. Menjadi perantara pihak-pihak yang ingin berhubungan dengan pimpinan. b. Menjadi mediator pimpinan dengan bawahan. c. Menghubungkan antara Perseroan dengan otoritas jasa keuangan, investor, analis dan masyarakat umum serta bertanggung jawab untuk persiapan dan diseminasi informasi material kepada pihakpihak tersebut.
16
d. Menjaga hubungan baik dengan pemangku kepentingan eksternal dan memastikan pengungkapan informasi mengenai kinerja, operasi dan hal lain menyangkut perusahaan dengan tepat waktu. e. Memfasilitasi pencatatan, diseminasi dan penyimpanan notulensi rapat-rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Tim Manajemen. f. Menyerahkan laporan wajib ke otoritas yang relevan, termasuk Laporan Kuartalan, Laporan Manajemen dan Laporan Tahunan. g. Membantu menjalankan tugas pimpinan.
2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Go public Perusahaan yang go public berarti pemegang saham mayoritas atau pendiri perusahaan mengajak masyarakat untuk menjadi pemegang saham perusahaan dan perusahaan tersebut siap untuk dinilai oleh publik secara terbuka. Hal ini berarti perusahaan menerbitkan saham baru dan menjualnya ke masyarakat. Dana yang didapatkan dari hasil penjualan saham ke masyarakat ini digunakan untuk kepentingan pengembangan perusahaan. a. Definisi Go Public Penawaran umum atau sering pula disebut go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan melakukan go public) untuk menjual saham atau efek kepada
17
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh undang-undang yang mengatur tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya. 2 b. Syarat-syarat Go Public Menurut UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, persyaratan go public antara lain: 1. Perusahaan harus berbentuk Badan Hukum PT ( Ps.1 angka 20 UUPM ). 2. Modal sekurang-kurangnya Rp.300.000.000.000, dimiliki sekurangkurangnya 300 pemegang saham ( Ps.1 angka 22 UUPM ). 3. Rapat Umum Pemeganag Saham (RUPS). 4. Laporan Keuangan yang diaudit Akuntan Publik. 5. Mendapat Izin Menteri Keuangan. 6. Legal Audit dan Legal Opinion oleh Konsultan Hukum Publik/Proses Due Deligence. 7. Underwritter Aggrement / perjanjian dengan penjamin emisi efek. 8. Mendapat persetujuan dari instansi terkait. 9. Perubahan anggaran dasar. 10. Pembuatan prospektus. 11. Pengajuan permohonan ke Bapepam atau pengajuan pernyataan kehendak (Letter of Intent). 12. Pernyataan pendaftaran di Bapepam. 13. Ekspose terbatas di Bapepam oleh emiten.
2
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 58
18
14. Bapepam melakukan penelaahan atas kelengkapan dokumen/evaluasi kejelasan informasi, keterbukaan manajemen keuangan, penelaahan prospektus. 15. Pendaftaran efektif dalam empat puluh lima hari. 16. Pendaftaran di Bursa Efek. Setelah persyaratan tersebut terpenuhi, maka calon emiten dapat melakukan proses Penawaran Umum yang umumnya hanya memerlukan waktu kurang lebih 10 hari kerja, tergantung berapa lama masa penawaran kepada publik yang ditentukan oleh calon emiten dan penjamin emisi. Setelah masa penawaran umum tersebut berakhir, maka perusahaan resmi menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa. c. Manfaat Go Public Manfaat go public menurut Tjiptono dan Hendy (2011:62) yaitu: 1. Memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tidak dengan termin-termin). 2. Biaya go public relatif murah. 3. Proses relatif mudah. 4. Pembagian dividen berdasarkan keuntungan. 5. Penyertaan masyarakat biasanya tidak masuk dalam manajemen. 6. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme.
19
7. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial. 8. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media promosi) secara gratis. 9. Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham. d. Konsekuensi Go Public Keputusan perusahaan untuk go public selain memberikan manfaat yang sangat besar, juga memberikan konsekuensi yang besar pula. Menurut Tjiptono dan Hendy (2011:62) konsekuensi atas penawaran umum adalah: 1. Keharusan untuk melakukan keterbukaan (full disclosure). 2. Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan Pasar Modal mengenai kewajiban pelaporan. 3. Gaya manajemen perusahaan berubah dari informal menjadi formal. 4. Kewajiban membayar dividen bila perusahaan mendapatkan laba. 5. Senantiasa
berusaha
untuk
meningkatkan
tingkat
pertumbuhan
perusahaan.
2.2.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran keuangan perusahaan secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen. Akuntan mencatat aktivitas operasi usaha perusahaan di sepanjang siklus akuntansi dan ditutup dengan laporan keuangan pada akhir siklus.
20
a. Definisi Laporan Keuangan Menurut PSAK no.1 revisi 2009, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Sedangkan menurut Harahap (2007:105), laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. b. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK no.1 revisi 2009, tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. c. Komponen Laporan Keuangan PSAK no. 1 revisi 2009 menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode. 2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode. 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode. 4. Laporan arus kas selama periode. 5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya. Laporan keuangan dirancang untuk saling berkaitan satu sama lain.
21
2.2.3 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan menyediakan data yang ‘relatif mentah’. Beberapa pihak tertentu seperti manajer, atasan dan investor membutuhkan informasi yang lebih jelas dengan cara mengolah data mentah tersebut. Informasi apa yang dibutuhkan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai akan tergantung dari siapa yang membutuhkan informasi, dan kapan informasi tersebut dibutuhkan. Pengolahan data mentah dapat dilakukan dengan berbagai cara analisis pada laporan keuangan. a. Definisi Analisis Laporan Keuangan Menurut Brigham dan Houston (2010:51), analisis laporan keuangan adalah proses penentuan ciri-ciri keuangan dan operasi suatu perusahaan yang diperoleh dari data akuntansi dan laporan-laporan keuangan lainnya. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui kondisi dan prestasi yang telah dicapai perusahaan, yang digambarkan melalui catatan-catatan dan laporan keuangan. b. Teknik Analisis Laporan Keuangan Ada berbagai cara yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, menurut Hanafi (2015:36-52), terdapat empat cara yang umum digunakan, yaitu: 1. Analisis Rasio keuangan Merupakan teknis analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasiorasio keuangan. Rasio-rasio keuangan dihitung dengan menggabungkan angka-angka di neraca dengan/atau angka-angka pada laporan laba rugi.
22
2. Analisis Perbandingan yaitu membandingkan angka rasio dengan angka pembanding. Angka pembanding bisa memakai: data historis (data masa lalu), dan angka-angka dari perusahaan lain yang sejenis, yang diringkaskan ke dalam rata-rata industri. 3. Analisis Common Size Yaitu teknik yang menyajikan item-item neraca dan laporan laba rugi dalam bentuk persentase. Teknik common size memudahkan membaca data-data keuangan, khususnya dalam membaca data-data keuangan selama beberapa periode untuk mencari tren-tren tertentu. 4. Analisis Du Pont Yaitu analisis yang bertujuan untuk memisahkan Return on Asset ke dalam dua bagian: perputaran aset dan profit margin. Analisis Du Pont bisa dikembangkan lebih lanjut dengan memasukkan utang/modal untuk menghitung Return on Equity. c. Manfaat Analisis Laporan Keuangan Menurut Harahap (2009:195), manfaat dari analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Memberikan informasi yang lebih luas dan lebih dalam dibandingkan dengan yang terdapat dalam laporan keuangan biasa. 2. Menggali informasi yang tidak nampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan. 3. Mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
23
4. Membongkar hal-hal yang tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori yang terdapat di lapangan seperti prediksi dan peringkat (rating). 6. Memberikan informasi yang di inginkan oleh para pengambil keputusan. 7. Menentukan peringkat (rating) perusahaan kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8. Membandingkan situasi perusahaan yang lain dengan standar industri normal dan ideal. 9. Memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil laba, struktur keuangan dan lain sebagainya. d. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah: 1. Mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. Mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
24
5. Melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
2.2.4 Analisis Rasio Keuangan Hasil kerja perusahaan dideskripsikan dalam bentuk laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh semua pihak yang berkepentingan untuk membuat keputusan ekonomi. Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan, selanjutnya dapat digali informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, struktur permodalan, aliran kas, kinerja keuangan dan informasi lain yang mempunyai relevansi dengan laporan keuangan perusahaan. Di dalam menggali informasi pada laporan keuangan tersebut, dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan a. Definisi Analisis Rasio Keuangan Pengertian rasio keuangan menurut Brigham dan Houston (2010:53) adalah: “Rasio keuangan merupakan pembandingan dari pos-pos atau elemen laporan keuangan yang dalam hal ini adalah neraca dan laporan rugi laba”. b. Jenis-jenis Rasio Keuangan Secara garis besar ada lima jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio pasar.
25
Kelima jenis rasio tersebut dijelaskan menurut Hanafi (2015:36-37) sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. 2. Rasio Aktivitas Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menggunakan asetnya dengan efisien. 3. Rasio Utang / Leverage Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi total kewajibannya. 4. Rasio Keuntungan / Profitabilitas Rasio
yang
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
profitabilitas. 5. Rasio Pasar Rasio yang mengukur prestasi pasar relatif terhadap nilai buku, pendapatan, atau dividen. c. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan Menurut Harahap (2009:298), analisis rasio mempunyai keunggulan dibandingkan teknik analisa lainnya, yaitu : 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
26
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perubahan ditengah industri lain. 4. Sangat
bermanfaat
untuk
bahan
dalam
mengisi
model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi. 5. Menstandarisir ukuran perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang. Dari beberapa keunggulan analisis rasio keuangan yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang diperoleh dari analisis rasio keuangan secara umum yaitu untuk membantu dalam melihat perkembangan perusahaan dari segi kesehatan keuangannya maupun kinerja perusahaannya. d. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2011:117) menyebut kelemahan rasio keuangan adalah sebagai berikut : 1. Kesulitan dalam memilih analisis rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Prosedur pelaporan yang berbeda, mengakibatkan laba yang dilaporkan berbeda pula (dapat naik atau turun) tergantung prosedur pelaporan keuangan tersebut.
27
3. Adanya manipulasi data, hal ini berarti dalam menyusun data, pihak penyusun tidak jujur dalam memasukkan angka-angka ke laporan keuangan yang mereka buat. 4. Perlakuan pengeluaran untuk biaya antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. 5. Penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan perbedaan. Dari pemaparan mengenai keterbatasan analisis laporan keuangan di atas dapat disimpulkan, inti dari keterbatasan analisis laporan keuangan disebabkan karena adanya perbedaan-perbedaan sudut pandang dalam penafsiran angkaangka pada laporan keuangan. Sehingga dalam hal praktik analisis laporan keuangan seringkali menimbulkan perbedaan dari kenyataan di lapangan.
2.2.5 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan berhubungan dengan laporan keuangan dan kondisi perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang menggambarkan kondisi perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat hasil ukuran pencapaian perusahaan, apakah perusahaan berhasil atau tidak. a. Definisi Kinerja Keuangan Menurut Sutrisno (2009:53) kinerja keuangan adalah “prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut”. Fahmi (2011:2) yang menyatakan bahwa “kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
28
suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar”. Dari definisi kinerja keuangan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah suatu ukuran untuk melihat hasil kerja perusahaan, sejauh mana tujuan suatu perusahaan telah tercapai. b. Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Penilaian kinerja merupakan suatu hal yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian. Melalui penilaian kinerja, perusahaan dapat mempertimbangkan langkah-langkah yang akan diambil guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mulyadi (2001:420), tujuan perusahaan melakukan penilaian kinerja yaitu: 1. Menetapkan kontribusi masing-masing divisi atau perusahaan secara keseluruhan atau atas kontribusi dari masing-masing sub divisi dari suatu divisi atau perusahaan (evaluasi ekonomi atau evaluasi segmen). 2. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kerja masing-masing manajer divisi (evaluasi manajer). 3. Memotivasi para manajer divisi agar konsisten mengoperasikan divisinya sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan (evaluasi operasi). Hasil penilaian kinerja juga dapat dijadikan sebagai alat evaluasi kinerja manajemen apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang ditentukan bisa dikatakan bahwa mereka berhasil bekerja
29
secara efektif. Namun sebaliknya, jika tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode kedepan dengan melakukan perbaikan.
2.2.6 Profitabilitas Profitabilitas keuangan perusahaan sudah tentu merupakan kinerja perusahaan yang ditinjau dari kondisi keuangan perusahaan, khususnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Profitabilitas keuangan perusahaan tercermin dari laporan keuangannya, oleh sebab itu untuk mengukur profitabilitas keuangan perusahaan diperlukan analisis terhadap laporan keuangannya dengan menggunakan alat analisis. a. Definisi Profitabilitas Menurut Husnan (2001:67), Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan
hidupnya
dalam
jangka
panjang,
karena
profitabilitas
menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di
30
masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, semakin besar profitabilitas berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas. b. Alat analisis profitabilitas Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah dengan menggunakan rasiorasio keuangan, khususnya rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dan mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. c. Ukuran Rasio Profitabilitas Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Terdapat beberapa pengukuran kinerja terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang analis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan
31
perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Secara umum ada beberapa ukuran rasio profitabilitas menurut Fahmi (2011:135) yaitu: 1. Gross Profit Margin 2. Net Profit Margin 3. Return on Investmen (ROI) atau Return on Assets (ROA) 4. Return on Equity (ROE) Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah perusahaan telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke depan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan keputusan ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan.
2.3 Metodologi Penelitian 2.3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
32
dilakukan agar dapat mendeskripsikan suatu masalah yang berkaitan dengan latar belakang atau peristiwa yang aktual, dimana hasil penelitian diperoleh dari hasil perhitungan variabel-variabel penelitian dalam bentuk angkaangka
yang
bermakna.
Sifat
penelitian
ini
merupakan
replikasi
pengembangan yang berarti bahwa penelitian ini serupa dengan penelitian terdahulu namun dengan objek, variabel, dan periode yang berbeda.
2.3.2 Objek dan Waktu Penelitian Objek penelitian ini adalah PT Semen Baturaja (Persero) Tbk yang beralamat di Jl. Abikusno Cokro Suyoso Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan selesainya penyusunan Tugas Akhir ini.
2.3.3 Data yang Dibutuhkan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melakukan go public pada tahun 2013, maka data yang dibutuhkan adalah laporan keuangan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, khususnya laporan neraca dan laporan laba rugi selama empat tahun yaitu dua tahun sebelum go public (2011-2012) dan dua tahun sesudah go public (2014-2015). Selain itu juga gambaran umum tentang PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dan data lain yang menunjang penelitian ini.
33
2.3.4 Sumber Data Data yang digunakan dan diolah dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu jenis data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama (perusahaan). Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebelum go public dan laporan keuangan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sesudah go public, yang diperoleh dari laporan tahunan yang dipublikasikan oleh perusahaan dan Bursa Efek Indonesia melalui situs resminya www.idx.com.
2.3.5 Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui metode dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis laporan keuangan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk yang diperoleh dari website resmi IDX.
2.3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menghitung, membandingkan dan menganalisis data. Penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis rasio keuangan kemudian menghitung rata-ratanya. Perhitungan data pada laporan keuangan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk sebelum go public tahun 2011-2012 dan sesudah go public tahun 2014-2015 menggunakan rumus-rumus rasio profitabilitas dan mencari rata-ratanya. Hasil perhitungan rasio tersebut
34
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik untuk mempermudah melihat kondisi
perusahaan
apakah
perusahaan
mengalami
kenaikan
atau
penurunan. Kemudian membandingkan dan menganalisis hasil perhitungan rasio-rasio profitabilitas dari periode ke periode sehingga dari analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan sesuai dengan makna masingmasing rasio tersebut.
2.3.7 Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. 3 Rasio profitabilitas terdiri dari: 1. Gross Profit Margin Ratio (Rasio Margin Laba Kotor) Yakni perbandingan antara laba kotor dengan penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari penjualan. Gross Profit Margin (GPM) = (Halim dan Sarwoko, 2013:62)
3
Eugene F Brigham dan Houston, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2010, hlm.42.
35
2. Net Profit Margin Ratio (Rasio Margin Laba Bersih) Yakni perbandingan antara laba bersih (laba setelah biaya bunga dan pajak/EAT) dengan penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari penjualan. Net Profit Margin (NPM) = (Halim dan Sarwoko, 2013:62) 3. Return on Asset (ROA) Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA sering juga disebut sebagai ROI (Return on Investment). Return on Asset (ROA) = (Hanafi, 2015:42) 4. Return on Equity (ROE) Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. Return on Equity (ROE) = (Hanafi, 2015:42)
5. Operating Profit Margin Ratio (OPMR) Yakni perbandingan antara laba operasi (laba sebelum biaya bunga dan pajak/EBIT) dengan penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengukur
36
kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi (laba sebelum bunga dan pajak) yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Operating Profit Margin Ratio (OPMR) = (Halim dan Sarwoko, 2013:62)
2.3.8 Tahap Penelitian 1. Menyusun rancangan penelitian 2. Pengajuan judul dan penyusunan proposal 3. Mengumpulkan data laporan keuangan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk periode sebelum go public tahun 2011-2012 dan periode setelah go public 2014-2015. 4. Menyiapkan rumus-rumus rasio profitabilitas yang akan digunakan 5. Memilih pos-pos yang ada di laporan keuangan, yang diperlukan dalam perhitungan sesuai rumusnya. 6. Melakukan perhitungan angka dari pos-pos pada laporan keuangan dengan menggunakan rumus rasio profitabilitas dari tahun ke tahun dan disajikan ke dalam bentuk tabel dan grafik. 7. Mencari rata-rata dari hasil perhitungan rasio profitabilitas. 8. Membandingkan dan menganalisis hasil rasio profitabilitas dari periode ke periode. 9. Menarik kesimpulan atas hasil analisis rasio keuangan yang telah dilakukan. 10. Melakukan evaluasi.
37
11. Penyusunan tugas akhir. 12. Menyajikan hasil penelitian.
38