BAB I PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau
lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan keuntungan. Disamping itu ada pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) dalam persaingan, berkembang (growth) serta dapat melaksanakan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat (Gitosudarmo, 2002:5). Ketidakmampuan mengantisipasi perkembangan global akan mengakibatkan pengecilan dalam volume usaha yang pada akhirnya mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Risiko kebangkrutan bagi perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Harahap (2002: 69) menyatakan bahwa prinsip going concern (kelangsungan usaha) menganggap bahwa perusahaan akan terus melaksanakan operasinya sepanjang proses penyelesaian proyek, perjanjian, dan kegiatan yang sedang berlangsung. Perusahaan dianggap tidak akan berhenti, ditutup, atau dilikuidasi dimasa yang akan datang. Perusahaan dianggap akan hidup dan beroperasi untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Kemakmuran diartikan sebagai kesejahteraan, dan kesejahteraan merupakan nilai sekarang dari perusahaan terhadap prospek masa depannya. Nilai masa depan merupakan keberlanjutan usaha bagi suatu perusahaan. Keberlanjutan usaha dapat dicapai, bila pengelolaan perusahaan dijalankan dengan sebaik-baiknya dan semaksimal 1
mungkin sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara efektif. Keberlanjutan usaha sangat penting bagi perusahaan dan bagi investor. Salah satu dampak dari krisis moneter adalah ditutupnya sejumlah perusahaan karena tidak mampu mempertahankan going concernnya (kelangsungan usahanya). Ketidakmampuan atau kegagalan perusahaan tersebut dapat disebabkan oleh dua hal, pertama yaitu kegagalan ekonomi, dan yang kedua yaitu kegagalan keuangan. Kegagalan ekonomi berkaitan dengan ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Selain itu, kegagalan ekonomi juga bisa disebabkan oleh biaya modal perusahaan yang lebih besar dari tingkat laba atas biaya historis investasi. Perusahaan dikategorikan gagal keuangannya jika perusahaan tersebut tidak mampu membayar kewajibannya pada waktu jatuh tempo meskipun total aktiva melebihi total kewajibannya (Weston dan Brigham, 1993: 474). Jatuh bangunnya perusahaan merupakan hal yang biasa. Kondisi yang membuat para investor dan kreditor merasa khawatir jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress) yang bisa mengarah kebangkrutan. Tingkat kekhawatiran investor ini makin bertambah dengan munculnya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 1 tahun 1998 yang mengatur kepailitan. Menurut Perpu No. 1, debitur yang terkena default (gagal bayar) dapat dipetisikan bangkrut oleh dua kreditur saja. Terjadinya likuidasi atau kebangkrutan pada sejumlah perusahaan tentu saja akan menimbulkan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pemilik maupun karyawan yang harus kehilangan pekerjaannya. Hal ini sebenarnya tidak akan menimbulkan masalah yang lebih besar kalau proses kebangkrutan pada sebuah perusahaan dapat diprediksi lebih dini. Adanya tindakan untuk memprediksi terjadinya kebangkrutan
2
tersebut, tentu saja akan dapat menghindari atau mengurangi risiko terjadinya kebangkrutan tersebut. Secara empiris prediksi kebangkrutan atau likuidasi ini dapat dibuktikan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan rasiorasio keuangan. Analisis diskriminan dilakukan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan dengan menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dua sampai dengan lima tahun sebelum perusahaan tersebut diprediksi bangkrut. Resiko kebangkrutan sebuah perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, dengan cara melakukan analisa terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang kebangkrutan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan, serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilih strategi perusahaan yang telah dilaksanakan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan perusahaan maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan financial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai waktu lampau dan di waktu yang sedang berjalan. Dalam prakteknya dan dalam penelitiannya empiris, kesulitan keuangan sulit untuk didefinisikan; kesulitan semacam ini bisa berarti mulai dari kesulitan liquiditas (jangka pendek) yang merupakan kesulitan keuangan yang paling ringan sampai kepernyataan kebangkrutan yang merupakan kesulitan paling berat. Untuk menganalisa kebangkrutan perusahaan diperlukan prosedur perhitungan melalui laporan keuangan. Salah satu teknik analisa kebangkrutan perusahaan yang dilakukan adalah menggunakan analisa diskriminan yang pertama kali di kembangkan oleh “Edward I Altman” yang digunakan untuk meramalkan apakah suatu perusahaan akan bangkrut dalam beberapa tahun mendatang. Altman telah mengkombinasikan 3
beberapa rasio menjadi model prediksi dengan alat statistik, yaitu analisis diskriminan yang digunakan untuk memprediksi model yang dinilai Z–score adalah nilai yang ditentukan dari tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Z-score pertama kali diperkenalkan oleh Edward Altman yang dikembangkan untuk menentukan kecenderungan kebangkrutan perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai ukuran dari keseluruhan kinerja keuangan. Dalam penelitian tersebut,ia menemukan lima rasio yang dapat dikombinasikan dalam suatu rumus matematis yang akurat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Prediksi kebangkrutan ini dapat membantu perusahaan mengatasi gejala-gejala awal sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan dan atau mungkin sebaliknya perusahaan dapat bertahan setelah dilakukan evaluasi. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang semen, yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Holcim Indonesia Tbk, dan PT Semen Gresik Tbk selama periode 2006-2010, oleh karena itu penulis ingin hasil dari penelitian ini menjadi lebih akurat dan dapat mewakili perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang semen, sehingga dari uraian diatas maka penulis mencoba mengadakan penelitian tentang “ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN ZSCORE PADA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK, PT HOLCIM INDONESIA TBK DAN PT SEMEN GRESIK TBK PERIODE 2006-2010”
I.2
Ruang Lingkup Penelitian Penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada analisis kebangkrutan dengan
menggunakan model Altman yang dikombinasikan dalam suatu rumus matematis yang akurat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Analisis laporan keuangan ini 4
merupakan alat yang sangat penting untuk mengetahui kinerja perusahaan apakah sedang mengalami penurunan. Serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang telah dilaksanakan. Analisis laporan keuangan tersebut meliputi perhitungan dan interpretasi rasio. Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kebangkrutan perusahaan meliputi rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas. Dan perhitungan kombinasi dari metode Altman ini memperlihatkan bahwa laporan keuangan pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik Tbk. masuk dalam kategori bangkrut atau tidak. Periode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan adalah lima periode terakhir yaitu tahun 2006-2010. Dalam melakukan analisis, penulis mengabaikan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan secara langsung seperti peraturan pemerintah, situasi keamanan, iklim politik, kondisi sosial budaya, dan lain-lain.
I.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis prediksi kebangkrutan dengan menggunakan model Atman Zscore pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik Tbk. 2. Untuk melakukan analisis terhadap laporan keuangan pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik Tbk dengan menggunakan analisis vertikal dan horizontal pada bagian neraca dan laporan laba rugi.
5
Manfaat Penelitian 1. Untuk mengidentifikasikan gejala-gejala kebangkrutan awal pada perusahaan dan menentukan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik Tbk masuk dalam kategori bangkrut atau tidak. 2. Untuk membandingkan presentase dan pergerakan setiap akun pada laporan keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik Tbk. 3. Untuk
mengantisipasi
keputusan
jual
beli,
keputusan
manajemen
dalam
memaksimalkan biaya atau meminimalkan biaya guna memperbaiki kinerja PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik Tbk.
I.4.
Ringkasan Metodologi Penelitian
1. Metode analisis datanya adalah analisis rasio Altman Z-Score. 2. Analisis laporan keuangan yang digunakan menggunakan analisis vertikal dan horizontal 3. Jenis riset dari penelitian ini adalah kualitatif. 4. Metode pengumpulan datanya adalah tidak langsung (data arsip, analytical procedures). 5. Dimensi waktu risetnya melibatkan urutan waktu (time series). 6. Kedalaman risetnya mendalam tetap hanya melibatkan satu objek (studi kasus). 7. Lingkungan penelitiannya adalah lingkungan riil (field setting). 8. Unit analisisnya adalah PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Gresik Tbk. 6
I.5
Sistematika Pembahasan Sistematika dari uraian mengenai pembagian atau pembabakan pembahasan
skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I :
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara singkat mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan yang menggambarkan garis besar pokok pembahasan skripsi secara menyeluruh.
BAB II :
LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori, referensi, dan pemahaman yang berasal dari sumber-sumber literatur yang berhubungan dengan topik skripsi. Dari teori tersebut penulis menguraikan kerangka teori yang relevan, lengkap, dan mutakhir, sejalan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi.
BAB III :
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini membahas profil perusahaan yang diteliti secara umum seperti sejarah perusahaan, bidang usaha, produk-produk, struktur organisasi, ringkasan laporan keuangan perusahaan, dan isu-isu yang terjadi yang berhubungan dengan perusahaan.
BAB IV :
PEMBAHASAN Bab ini merupakan inti dari penulisan skripsi yang berisi seluruh pembahasan
mengenai
perhitungan-perhitungan
topik
skripsi.
analisis
Bab
keuangan
ini
akan
membahas
perusahaan
dengan
7
menggunakan analisis vertikal horizontal dan analisis rasio dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. BAB V :
SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menampilkan hasil kesimpulan dari berbagai temuan yang didapat dari hasil evaluasi dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab empat, serta saran-saran perbaikan spesifik yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan.
8