BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia saat ini masih menjadi perhatian bagi suatu
perusahaan karena sumber daya manusia ini lah yang dapat membuat tujuan serta inovasi yang dapat mengarahkan perusahaan untuk maju dan tercapainya tujuan perusahaan, selain itu sumber daya manusia merupakan peran utama perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat di era gobalisasi ini. Karena pentingnya sumber daya manusia di suatu perusahaan dengan demikian salah satu upaya yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan adalah dengan selalu meningkatkan kualitas kinerja dari sumber daya manusia tersebut. Adapun definisi kinerja menurut Mangkunegara (2011) kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai atau sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepadanya. Hasibuan (2005), berpendapat kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Mathis dan Jackson (2006) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja didalam sebuah perusahaan diantaranya (1) kemampuan meliputi : bakat, minat, faktor kepribadian, (2) usaha yang dicurahkan meliputi : motivasi, etika kerja, kehadiran, rancangan tugas, (3)
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dukungan organisasi meliputi : pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kinerja, serta manajemen dan rekan kerja. Dengan peningkatan kinerja yang baik diharapkan karyawan dapat bekerja secara produktif sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan dan tentunya hal ini diharapkan dapat mencapai tujuan perusahaan. Salah satu faktor yang menjadi penentu didalam meningkatkan kualitas kinerja di suatu perusahaan adalah motivasi, karenanya Munandar (2014) mengatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses dimana kebutuhankebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang dapat mengarahkan ke tercapainya tujuan tertentu jadi apabila motivasi kerjanya rendah maka kinerja yang dihasilkan oleh sumber daya manusia tersebut akan rendah juga meskipun sumber daya manusianya memiliki kemampuan yang sangat baik sekalipun. Menurut Mangkunegara (2009), motivasi adalah suatu kondisi yang dapat menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motif nya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Gitosudarmo (1990) bahwa dengan adanya motivasi didalam diri karyawan maka secara langsung akan terjadi kemauan pada karyawan tersebut untuk bekerja lebih baik dan dengan adanya kemauan kerja yang lebih baik ini maka akan meningkatkan produktivitas kerjanya juga. Selain itu penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Permanasari (2013) yang pada penelitiannya terdapat hasil bahwa variabel motivasi berpengaruh terhadap variabel kinerja yang pada artinya semakin tinggi
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
motivasi pada suatu perusahaan berdampak pada semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut. Menurut Ahmad (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan haruslah memperhatikan karyawannya salah satunya dengan memotivasi karyawannya mengingat di era globalisasi ini perusahaan sedang dalam masa persaingan yang ketat jika perusahaan tidak berhasil memotivasi karyawannya maka perusahaan tidak akan berada di lingkungan yang kompetitif. Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja sumber daya manusia, kemampuan pengetahuan serta keterampilan merupakan komponen yang penting dalam mencapai kinerja, dengan demikian untuk memperoleh kemampuan pengetahuan serta keterampilan yang baik tentunya dibutuhkan pelatihan, hal ini didefinisikan dalam pengertian pelatihan oleh Simamora (2006) bahwa pelatihan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan. Noe (2002) mendefinisikan pelatihan sebagai kegiatan yang direncanakan oleh organisasi dan ditargetkan untuk meningkatkan pengetahuan pekerjaan dan keterampilan serta mengubah sikap dan perilaku karyawan dengan cara yang konsisten dengan tujuan organisasi dan persyaratan pekerjaan. Menurut Sulistiyani (2009) bahwa pelatihan mempunyai andil yang besar dalam menentukan efektivitas dan efisiensi organisasi. Kemudian menurut Noe, Raymond, John, Hollenbeck, Barry, dan Patrick (2008) dengan pelatihan kerja yang baik akan meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya dan pesaing dari luar serta membantu para karyawan untuk memahami bagaimana
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
bekerja secara efektif dalam tim untuk berinovasi menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas serta meningkatkan mutu dan pelayanan produk atau jasa itu sendiri. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Elnaga dan Imran (2013) dimana pada pelatihan kerja memiliki peran penting dalam membangun kompetensi baik untuk karyawan baru maupun lama untuk bekerja secara efektif. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ting, Ying, Salleh (2012) dalam penelitiannya dibidang pendidikan meneliti hubungan antara tingkat efektivitas pelatihan sehubungan dengan reaksi, pembelajaran, hasil perilaku dan prestasi kerja, dalam penelitiannya terdapat hasil bahwa tingkat efektivitas pelatihan memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja perusahaan dan dapat disimpulkan bahwa bidang pendidikan (guru) memang membutuhkan dan menghargai semua program pelatihan yang dirancang perusahaan. Menurut Kirkpatrick (1959) secara khusus efektivitas pelatihan ini menyelidiki efektivitas program pelatihan yang terkait dengan reaksi individu. Di era globalisasi ini persaingan merupakan hal yang biasa terjadi di dalam dunia bisnis, bidang perdagangan, pelayanan atau jasa, serta yang sedang marak terjadi yaitu bidang food and beverage, seiring dengan pentingnya kebutuhan pokok akan makanan dan minuman banyak sekali bermunculan perusahaan bidang restoran baru yang menawarkan konsep restoran yang menarik dan beragam makanan dengan banyak rasa yang ditawarkan. Dalam penelitian yang di lakukan oleh Zameer, Ali, Nisar, Amir (2014) yang juga melakukan penelitian di bidang industri minuman, karyawan merupakan bagian yang terpenting dalam persepsi pelanggan tentang perusahaan
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
karena perusahaan telah menghabiskan sejumlah uang yang besar hanya untuk mendapatkan loyalitas dari pelanggan, mengingat bahwa karyawanlah yang berinteraksi dengan pelanggan maka dari itu sikap dan perilaku karyawanlah yang dapat mempengaruhi citra perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Zameer, Ali, Nisar, Amir (2014) bertujuan untuk menguji dampak dari motivasi terhadap kinerja karyawan dalam metode survei yang di laksanakan di industri minuman dengan menggunakan metode random sampel hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi didalam industri minuman di Pakistan secara signifikan dapat mempengaruhi kinerja karyawan, jadi apabila manajemen menempatkan fokus mereka pada motivasi karyawan maka akan terjadi peningkatan yang positif didalam kinerja karyawan. Hal ini pula yang terjadi direstoran X tentunya situasi ini dapat membuat restoran X bisa terus maju dalam rangka menghasilkan produk makanan dan minuman yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif serta memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggannya. Pelayanan yang baik tentu akan memberikan kenyamanan bagi setiap pelanggan dan baiknya pelayanan tersebut sangat bergantung pada kinerja setiap karyawan (crew) dalam menjalankan tugasnya. Restoran X merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang food and beverage yang sudah berusia lebih dari 40 tahun dan memiliki lebih dari 40 cabang restoran. Namun dalam hal pemenuhan indeks training, beberapa restorannya memiliki indeks training di bawah standar yang telah ditetapkan perusahaan (60%) sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 1 Indeks Training No Nama Cabang Resto 1 Bintaro 2 Tanah Abang 3 Tebet 4 Mall Artha Sumber: Department Training 2016
Total (%) 36,74 29,19 32,19 41,89
Hal ini menunjukkan cakupan tingkat pelatihan karyawan (crew) restoran tersebut masih kurang dari yang diharapkan dan terdapat kemungkinan bahwa kinerja cabang restoran tersebut masih belum memenuhi standar. Menurut Sonnentag (2002), kinerja yang tinggi merupakan gambaran lebih pada perkembangan hasil tujuan apabila dibandingkan dengan kinerja yang lemah, perbedaan kinerja tinggi dan lemah tidak hanya pada pola hasil tetapi pada tujuan. Nilai indeks training merupakan cakupan kelengkapan training setiap crew di suatu restoran sesuai dengan posisinya bekerja. Semakin rendah nilai indeks training yang berarti bahwa berkurangnya tingkat kinerja dari sumber daya manusia yang ada direstoran X tersebut. Setiap crew di restoran X merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting dalam berjalannya kegiatan operasional restoran, perusahaan telah berupaya untuk memperbaiki kinerja karyawannya salah satunya dengan melakukan pelatihan kerja kepada karyawannya. Menurut Mathis (2002) perbaikan kinerja merupakan suatu hal yang baik untuk individu maupun kelompok serta diharapkan menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja. Menurut Noe Raymond dkk (2010) untuk memecahkan masalah terkait dengan
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
peningkatan kinerja karyawan yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain melalui pemberian motivasi dan pelatihan kerja. Peneliti mempunyai pertimbangan untukmelakukan penelitian pada karyawan (crew) restoran X diantaranya karena sulitnya pemenuhan indeks training menjadikan penelitian ini masih dianggap perlu untuk melihat sejauh mana motivasi dan pelatihan berpengaruh terhadap pemenuhan indeks training, yang dapat dikorelasikan dengan kinerja restoran tersebut. Selain itu dari peneltian terdahulu belum banyak penelitian diperusahaan yang bergerak dalam bidang food and beverage.
1.2
Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, dalam penelitian ini yang menjadi
permasalahan adalah Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja dan persepsi efektivitas pelatihan kerja (individual reaction) terhadap kinerja karyawan crew restoran X ?
1.3
Maksud Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap seberapa besar pengaruh
motivasi kerja dan pelatihan kerja terhadap kinerja crew restoran X.
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh motivasi kerja dan persepsi efektivitas pelatihan kerja (individual reaction) terhadap kinerja crew restoran X.
1.5
Manfaat Penelitian
1) Secara teoritis hasil penelitian ini menambah teori yang sudah ada sebelumnya mengenai motivasi kerja dan persepsi efektivitas pelatihan kerja (individual reaction) terhadap kinerja. 2) Secara praktis hasil penelitian ini sebagai bahan masukan : Bagi manajemen restoran X dalam meningkatkan kinerja crew dibidang food and beverage. 3) Bahan masukan untuk manajemen restoran X dalam memberikan program pelatihan yang efektif bagi crew restoran X. 4) Sumber informasi bagi manajemen restoran X dalam rangka meningkatkan kinerja crew di bidang food and beverage. 5) Menambah pengetahuan dan wawasan manajemen perusahaan mengenai motivasi kerja dan persepsi efektifitas pelatihan kerja (individual reaction) di dalam dunia kerja.
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/