BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Setiap perusahaan saat ini mengejar keunggulan bersaing untuk bisa memberikan pelayanan maksimal terhadap setiap konsumen yang melakukan transaksi dengan perusahaan. Ketika sebuah perusahaan berhasil mendapatkan keuntungan secara finansial di satu industri maka perusahaan tersebut akan tertarik untuk memperluas lini bisnisnya di industri yang berbeda untuk mengejar sumber keuntungan yang baru, sehingga mengarahkan perusahaan bergerak di multi bisnsis industri, namun terdapat beberapa perusahaan yang dari awal berdiri telah bergerak di multi bisnsis industri. Mengelola korporasi multibisnis mungkin merupakan tantangan strategi korporat
yang paling sulit. Mengkonseptualisasikan sebuah strategi dapat
membutuhkan kemampuan analitikal yang tinggi, tapi menempatkan mekanisme pada tempatnya untuk memberikan hasil dan mengoperasikan perusahaan dari hari ke hari dapat lebih menantang (Collis dan Montgomery, 2005). Korporasi multibisnis merupakan hasil dari strategi diversifikasi yang bermain di berbagai jenis industri, kompleksitas perusahaan yang melakukan diversifikasi akan memberikan tantangan bagi pengambil keputusan untuk mengambil kebijakan strategis yang akan menguntungkan korporasi, oleh karena itu sangat penting agar
1
multibisnis korporasi saling terintegrasi. Menurut Jarillo (1988) untuk memahami struktur organisasi perusahaan agar mengetahui aktivitas korporasi mana yang saling terintegrasi dibutuhkan pembedahan kedalam unit analisis yang lebih kecil, Jarillo mengatakan bahwa konsep Value Chain (Porter, 1985) merupakan kerangka yang sangat berguna untuk membedah perusahaan. Hax & Majluf (1996) menyatakan bahwa terdapat dua isu kunci terkait penentuan strategi kompetitif bisnis, yaitu proyeksi keuntungan dari sebuah industri dalam jangka panjang dan faktor-faktor yang mempengaruhi posisi kompetitif dalam rangka meraih keunggulan bersaing. Untuk membedah secara sistematis cara bisnis yang mungkin meraih keunggulan bersaing tidak mungkin melihat aktivitas secara keseluruhan, namun memisahkan unit bisnis ke dalam langkah-langkah strategis untuk melihat aktivitas mana yang dapat memberikan nilai tambah bagi korporasi. Kerangka yang berharga untuk menyelesaikan tujuan ini disebut Value Chain (Porter, 1985) yang implikasinya akan memberikan keunggulan bersaing. Menurut Thompson et al (2012) langkah untuk mengejar keunggulan bersaing dalam menemukan integrasi antar unit bisnis bisa dilewatkan ketika korporasi melakukan diversifikasi yang tidak berhubungan, namun langkah ini sangat penting untuk menemukan hubungan antar unit bisnis pada korporasi yang melakukan diversifikasi yang berhubungan untuk mengejar keunggulan bersaing. Namun bukan hanya sekedar mengidentifikasi, tetapi nilai kompetitif apa yang dapat dimunculkan dari integrasi tersebut. Seberapa banyak biaya yang bisa dihemat dari integrasi,
2
kemudian transfer teknologi, kemampuan, dan sumber daya manusia diantara unit bisnis. Apakah integrasi tersebut akan memperkuat kemampuan kompetitif korporasi untuk memperkuat posisinya di pasar atau memperoleh keuntungan secara finansial. Tanpa menangkap kelebihan hal tersebut, sulit untuk menangkap potensi dari korporasi multibisnis agar bekerja secara terintegrasi antar unit bisnis untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik. Thompson et al (2012) juga menggarisbawahi pentingnya performa setiap unit bisnis untuk memiliki kesesuaian sumber daya (resource fit) yang baik. Kesesuaian sumber daya pada perusahaan dengan strategi diversifikasi yang berhubungan muncul ketika preusahaan mampu memperkuat bisnis dengan keseluruhan campuran sumber daya dan kemampuan pada bisnis mereka dan ketika perusahaan mampu mengalokasikan sumber daya yang tepat kepada setiap aktivitas value chain yang bersifat kritikal pada kesuksesan bisnis di pasar. PT. Gama Multi Usaha Mandiri (Gama Multi / GMUM) merupakan perusahaan holding dan investasi milik Universitas Gadjah Mada (UGM) yang didirikan pada 24 Juni 2000 sebagai upaya UGM mewujudkan kemandirian sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Saat ini Gama Multi memiliki 5 anak perusahaan dan 8 unit bisnis yang bergerak di berbagai industri. Diversifikasi yang dilakukan PT. Gama Multi Usaha Mandiri cukup luas namun dengan performa yang tidak begitu baik di beberapa unit bisnisnya, korporat sebaiknya mencari dan
3
mengembangkan unit bisnis yang sesuai (fit) dengan aktivitas rantai nilai (value chain) yang dimiliki oleh korporasi. 1.2 Rumusan masalah PT. Gama Multi Usaha Mandiri selaku induk korporat yang melakukan diversifikasi di berbagai macam jenis industri dengan beberapa unit bisnis dan anak perusahaan yang beroperasi perlu membedah setiap aktivitas-aktivitas yang dimilikinya untuk mencari dan menciptakan integrasi antar unit bisnis agar tercipta keunggulan bersaing dan menemukan kesesuaian sumber daya (resource fit) pada unit bisnis yang dimiliki korporasi. Untuk mengidentifikasi keunggulan bersaing yang dimiliki korporasi, diperlukan kegiatan untuk membedah setiap aktivitas – aktivitas yang dilakukan oleh unit bisnis yang beroperasi agar bisa diketahui kesamaan aktivitas untuk mencari kesamaan strategis, dan mencari tahu unit bisnis mana yang memiliki kesesuaian sumber daya (resource fit). Pembedahan aktivitas menggunakan kerangka value chain akan membantu korporasi untuk melakukan konfigurasi antar unit bisnis agar bisa tercipta sinergi.
1.3 Pertanyaan penelitian a. Aktivitas Value Chain apa saja yang terdapat dalam setiap unit bisnis perusahaan?
4
b. Unit bisnis apa saja yang memiliki kesesuaian sumber daya (resource fit)?
1.4 Tujuan penelitian a. Mengidentifikasi dan mencari kesamaan aktivitas dari setiap unit bisnis untuk mencari kesesuaian strategis (strategic fit) perusahaan. b. Mengidentifikasi unit bisnis mana saja yang memiliki kesesuaian sumber daya (resource fit).
1.5 Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain : a. Korporasi bisa mengetahui setiap aktivitas yang dikerjakan dari hulu hingga ke hilir dengan skema yang jelas dalam sebuah kerangka value chain di setiap unit bisnis dan anak perusahaan. b. Setiap aktivitas yang dipetakan bisa dikonfigurasikan agar menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. c. Mengetahui unit bisnis mana saja yang memiliki kesesuaian sumber daya (resource fit).
1.6 Ruang lingkup dan batasan penelitian Penelitian ini dilakukan pada unit bisnis PT. Gama Multi Usaha Mandiri (Gama Multi / GMUM) dengan 8 unit bisnis, ruang lingkup penelitan hanya
5
membahas aktivitas value chain dan mencari tahu unit bisnis mana yang memiliki kesesuaian sumber daya (resource fit).
1.7 Sistematika penulisan Penelitian ini ditulis dalam lima bab, dengan sistematika seperti yang dijelaskan di bawah ini. a. Bab I Pendahuluan Pada bab ini terdiri dari tujuh sub-bab, yaitu latar belakang, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. b. Bab II Landasan Teori Pada bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang kemudian teori tersebut akan dipakai untuk membuat analisis yang akan dicantumkan pada Bab IV. c. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan, sumber dan cara memperoleh data, serta langkah – langkah dalam melakukan analisis pada perusahaan.
6
d. Bab IV Analisis dan Pembahasan Pada bab ini akan dijelaskan data-data yang diambil untuk melakukan analisis. Kemudian juga akan dijelaskan hasil analisis dari data yang ada dan teori yang dijelaskan pada bab II sebelumnya. e. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis pada bab IV sebelumnya, dan saran yang bisa diajukan kepada perusahaan yang dijadikan objek di dalam penelitian ini.
7