111
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescence” yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang di maksud adalah bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologi. Menurut WHO, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa remaja, di mana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan baik fisik, mental, maupun peran sosial (Kumalasari, 2013; p 13). Menstruasi terjadi sebagai akibat terlepasnya endometrium yang iskemia akibat pengaruh hormonal. Pelepasan endometrium disertai perdarahan yang di sebut menstruasi yang berlangsung antara 2-8 hari (Fairus, 2010; p 20). Mengingat pada proses menstruasi terjadi pengelupasan endometrium disertai perdarahan, maka sudah barang tentu gizi pada saat menstruasi harus mendapat perhatian. Gizi pada saat menstruasi diperlukan untuk mengganti komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga diperlukan untuk proliferasi jaringan endometrium (Fairus, 2010; p 21).
Pada masa remaja kebutuhan zat besi juga meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Pada wanita kebutuhan zat besi tinggi, karena kehilangan zat besi selama masa menstruasi. Kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi belajar dan prestasi kerja selain turunnya ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi (Badriyah, 2011; P 102-105). Setiap bulan seorang wanita mengalami kehilangan darah haid yang berarti merupakan kehilangan zat besi harian lebih kurang 1,0 mg atau kehilangan zat besi 28 mg setiap bulannya (Fairus, 2010; P 21). AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 19-26 mg setiap hari (Proverawati, 2009; P 144). Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal. Pada wanita, hemoglobin normal adalah 12-16 gr% dengan eritrosit normal 3,5-4,5 jt/mm3 (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2012; p 26). Pada umumnya, anemia lebih sering terjadi pada wanita dan remaja putri. Yang sangat disayangkan adalah kebanyakan penderita tidak tahu atau tidak menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun masih menganggap anemia sebagai masalah sepele. Remaja putri mudah terserang anemia karena pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan makanan. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg
yang diekskresi, khususnya melalui feses (tinja), remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ± 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2012; p 26). Anemia pada remaja dapat berdampak pada menurunnya produktivitas kerja ataupun kemampuan akademis di sekolah, karena tidak adanya gairah belajar dan konsentrasi. Anemia juga dapat mengganggu pertumbuhan dimana tinggi dan berat badan menjadi tidak sempurna. Selain itu, daya tahan tubuh akan menurun sehingga mudah terserang penyakit, sehingga pada saat akan menjadi calon ibu dengan keadaan beresiko tinggi (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2012; p 27). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Prastika (2011) tentang hubungan lama menstruasi dengan kadar Hemoglobin, menyebutkan rata-rata lama menstruasi adalah sekitar 6 hari dengan nilai terendah yaitu 4 hari dan nilai tertinggi 12 hari sedangkan rata-rata dari kadar hemoglobin remaja siswi adalah sebesar 12,06 gr% dengan nilai terendah sebesar 9,3 gr% dan nilai tertinggi sebesar 13,8 gr%. Berdasarkan rentang data yang didapat selama penelitian dapat dilihat siswi dengan lama menstruasi terendah memiliki kadar hemoglobin sebesar 13,6 gr% sedangkan siswi dengan lama menstruasi sepanjang 12 hari memiliki kadar hemoglobin sebesar 9,3 gr%. Hasil dari sampel Kabupaten Demak atas pemeriksaan hemoglobin pada remaja putri
Tahun 2011, rata-rata kadar Hb pada remaja putri di
Kabupaten Demak adalah 11,6 gr%. Dari 200 sampel remaja putri yang
diperiksa kadar hemoglobinnya, 105 remaja putri (52,5%) mengalami anemia, sedangkan 95 remaja putri lainnya (47,5%) tidak mengalami anemia. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMA N 1 Karangtengah Demak pada tanggal 4 April 2014 kepada 10 remaja putri, 7 diantaranya mengalami tanda dan gejala anemia yaitu lelah, letih, lesu, lunglai, lemah (5L), gangguan belajar, mudah mengantuk, susah berkonsentrasi dan pusing. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Anemia Pada Remaja Putri Kelas XII IPS Saat Menstruasi di SMA Negeri 1 Karangtengah Demak”. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan “ Bagaimanakah gambaran anemia pada remaja putri kelas XII IPS saat menstruasi di SMA Negeri 1 Karangtengah Demak?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mendiskripsikan gambaran anemia pada remaja putri kelas XII IPS saat menstruasi di SMA N 1 Karangtengah Demak. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendiskripsikan gambaran karakteristik responden remaja putri di SMA N 1 Karangtengah Demak b. Untuk mendiskripsikan gambaran kadar Hb remaja putri pada saat menstruasi di SMA N 1 Karangtengah Demak.
c. Untuk mendiskripsikan gambaran anemia pada remaja putri saat menstruasi di SMA N 1 Karangtengah Demak. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Remaja Putri Dapat menambah wawasan dan pengetahuan remaja mengenai anemia saat menstruasi. 2. Bagi Peneliti Membuka wawasan dan pengetahuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai kejadian anemia pada remaja saat menstruasi. 3. Bagi Instansi Kesehatan Hasil penelitian dapat membantu dalam menentukan kebijakan terkait dengan
penyusunan program gizi bagi remaja putri khususnya siswi
sekolah. 4. Bagi Instansi Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi untuk studi mengenai anemia pada remaja putri saat menstruasi dan menjadi landasan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No
Judul, Nama, Tahun
Sasaran
Variabel yang di teliti
Jenis Penelitian Kualitatif
1
Gambaran Kejadian Anemia Pada Remaja Putri SMP Negeri 18 Kota Bogor. Tahun 2009. Dilla Nursari.
1. Siswi SMP N 18 Kota Bogor sebanyak 15 orang 2. Informan pendukung yaitu orang tua siswi sebanyak 6 orang 3. Teman dekat siswi 6 orang
Gambaran Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
2
Determinan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. 2006. Ida Farida.
Remaja putri usia 13-18 tahun sebanyak 163 orang yang diambil dari 4 desa di kecamatan Gebog kabupaten Kudus.
Determinan kejadian anemia pada remaja putri.
Observasi onal secara cross sectional dengan metode survey.
3
Faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia
1. Siswi kelas X sebanyak 54 orang. 2. Siswi kelas XI sebanyak 24 orang.
Faktorfaktor Anemia pada remaja
Analitik dengan desain cross
Hasil
Seluruh informan mengalami anemia tingkat sedang dengan kadar Hb antara 8,7 gr% sampai 10,8 gr% memiliki beberapa gejala dan tanda anemia, yaitu 5L, pusing, mudah mengantuk, pucat pada kuku, bibir dan kelopak mata. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia remaja putri di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus sebesar 36,8%. Sebagian besar remaja putri mempunyai orangtua dengan tingkat pendapatan dan pendidikan rendah. Sebagian besar remaja putri mempunyai pengetahuan yang baik tentang anemia, tetapi sikap kurang baik terhadap anemia. Sebagian besar remaja putri mempunyai IMT dan pola menstruasi yang normal, dan tidak menderita infeksi dalam satu bulan terakhir. 1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan anemia
pada remaja putri di SMA Negeri 11 Banda Aceh. 2013. Nurbaiti.
3. Siwi kelas XII sebanyak 25 orang.
putri.
sectional.
pada remaja putri di SMA Negeri 11 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. 2. Ada hubungan antara gaya hidup dengan anemia pada remaja putri di SMA Negeri 11 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,000. 3. Ada hubungan antara pola makan dengan anemia pada remaja putri di SMA Negeri 11 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,001.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Nonprobability Sampling dengan pendekatan Purposive Sample.