BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia dibangun dari berbagai kebudayaan dan berbagai etnis, yang berbeda kualitas dan kuantitasnya. Setiap etnis (kebudayaan-kebudayaan lokal seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu kebudayaan bangsa-bangsa dan etnis-etnis, tradisi baik tertulis dan tidak tertulis masih merupakan salah satu cara memiliki, menerima dan mewarisk kebudayaan. Salah satu contoh tradisi tulis yang sampai saat ini masih dimiliki dan dipelihara oleh kelompok masyarakat yang masih kuat dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma hidup tradisional. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai aspek sosial budaya yang beragam. Keanekaragaman seni dan budaya inilah yang membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup diperhitungkan dimata dunia, banyaknya keunikan kebudayaan Indonesia menarik minat masyarakat dunia untuk mengenalnya bahkan mempelajarinya lebih dalam lagi (Safira, 2012). Penekanan pada masyarakat mengenai pentingnya menggali nilai-nilai luhur yang termuat di dalamnya akan menumbuhkan pemahaman bahwa kekayaan yang tak ternilai harganya tersebut merupakan khasanah kebudayaan
bangsa yang harus
dilestarikan contohnya naskah. Upaya pelestarian perlu dilakukan mengingat naskah-naskah peninggalan zaman dahulu banyak dijumpai dalam kondisi tidak utuh. Sebagai warisan budaya yang memiliki wujud konkret, naskah-naskah kuno
1 Universitas Sumatera Utara
sering dikategorikan sebagai warisan budaya benda (tangible) dan menuntut penanganan khusus karena mudah rusak. Sayangnya, upaya pelestarian warisan
budaya masa lampau yang
termasuk warisan budaya benda (tangible) banyak menghadapi kendala. Terkait dengan hal itu, perpustakaan sebagai tempat untuk menyimpan dan menyebarkan ilmu pengetahuan memainkan peranan yang signifikan. Penyimpanan khasanah budaya bangsa atau masyarakat tempat perpustakaan berada serta peningkatan nilai dan apresiasi budaya dari masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan merupakan fungsi kultural perpustakaan. Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Sulistyo-Basuki dalam Pengantar Ilmu Perpustakaan (1991) tersebut, perluasan fungsi kultural perpustakaan nantinya harus mengarah pada upaya pelestarian nilai-nilai kebudayaan. Dalam konteks globalisasi, dimana teknologi lebih menonjol, rasionalisme lebih dipentingkan dan ketika masyarakat semakin multikultural kebudayaan lokal pun semakin menghilang salah satu contoh bentuk warisan budayanya adalah naskah kuno. Naskah kuno merupakan rekaman informasi tertulis yang mempunyai nilai budaya nasional, sejarah dan ilmu pengetahuan. Maka dari itu diperlukannya pelestarian dari warisan budaya tersebut dengan mengumpulkan, menyimpan dan menjaga sebagai salah satu kekayaan khasanah bangsa. Menurut Erika (2011) “Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam pelestarian naskah yakni preservasi fisik dan teks naskah kuno yaitu dengan melakukan konservasi, restorasi, digitalisasi dan katalogisasi”. Kegiatan penyelamatan fisik naskah kuno sejalan
2 Universitas Sumatera Utara
dengan kegiatan penyelamatan informasi naskah kuno karena naskah kuno mempunyai nilai informasi dan fisik asli yang berharga sebagai warisan budaya bangsa. Jika informasinya diselamatkan maka fisik naskah kuno tersebut digunakan sebagai bukti kebenaran informasi. Minangkabau merupakan salah satu etnik dan keragaman budaya nasional Indonesia yang memiliki bahasa, budaya, kawasan dan suku bangsa dengan nama yang sama yaitu Minangkabau. Masyarakat Minangkabau memiliki banyak warisan budaya lokal salah satunya naskah kuno. Perpustakaan yang melestarikan budaya lokal naskah kuno adalah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah yang mencari, mengumpulkan, mengelola serta melestarikan naskah kuno melalui koleksi perpustakaan Local content (koleksi deposit). Pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat bagian pelestarian bahan pustaka dibagi ke dalam dua bidang kerja yaitu preservasi dan konservasi
bahan pustaka. Preservasi
adalah kegiatan yang mencakup
pemeliharaan fisik dokumen dan informasi yang terkandung didalamnya. Sedangkan konservasi adalah suatu pekerjaan yang dilakukan pustakawan dalam mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat rusak. Dalam hal ini salah satu bentuk kegiatan preservasi naskah kuno yang dilakukan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat adalah dengan cara katalogisasi. Kegiatan katalogisasi ini bertujuan untuk mengurangi intensitas penggunaan naskah asli secara langsung dan sebagai pelestarian nilai-nilai informasi dari naskah kuno. Katalogisasi naskah kuno berbeda dengan katalogisasi bahan pustaka biasa karena katalogisasi naskah kuno tidak hanya sebagai alat temu kembali melainkan juga
3 Universitas Sumatera Utara
sebagai rujukan awal dalam menilai sebuah naskah kuno salah satu contohnya pada katalog naskah kuno terdapat ikhtisar teks atau isi ringkas naskah atau anotasi. Kegiatan katalogisasi naskah dilakukan penyususnannya oleh mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang. Sumber daya manusia (SDM) yang melakukan katalogisasi naskah berjumlah 2 orang staf dari Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera barat sebagai pengawas dan 2 orang mahasiswa dari IAIN Imam Bonjol. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan
peneliti pada Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera terdapat 150 naskah kuno cetak yang tersimpan dilemari penyimpanan naskah. Dari 150 naskah kuno hanya 73 naskah kuno yang ada katalognya sedangkan 72 naskah kuno tidak dapat dibuat katalognya namun, banyak dari naskah-naskah yang telah dibuat katalognya tersebut tidak terdapat informasi asal naskah, nilai-nilai informasi naskah, ringkasan naskah atau anotasi beserta deskripsi lengkap naskah yang menyulitkan peneliti, mahasiswa, atau siapapun pengunjung untuk mengetahui isi naskah secara ringkas dan tidak dapat melakukan penilaian sebelum membaca naskah, sementara bahasa yang digunakan pada naskah sangat sulit diterjemahkan apalagi di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat naskah kuno banyak menggunakan bahasa arab melayu sehingga hanya orang-orang yang pandai bahasa arab melayu saja yang dapat membacanya. Adapun jenis naskah yang tersimpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat secara garis besar yaitu al-qur‟an, tafsir, fikih, sastra, tasauf, kumpulan doa, pegadaian, pengobatan tradisional, tarekat
4 Universitas Sumatera Utara
naqsabandiyah, tambo, israk mikraj Nabi Muhammad, catatan khutbah, azimat, syair dan bahkan ada yang tidak mempunyai judul. Koleksi naskah-naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat berisi informasi tentang kehidupan masyarakat Minangkabau. Naskah kuno yang disimpan menggunakan bahasa Melayu, bahasa Minangkabau maupun bahasa Arab serta menggunakan aksara Arab Melayu (Jawi), Arab maupun Latin. Pembuatan katalog naskah lebih dikenal sebagai katalogisasi naskah, yang merupakan kegiatan pelestarian untuk pengaksesan informasi keberadaan naskah dengan tujuan agar para peneliti, mahasiswa atau siapapun yang ingin mengkaji suatu naskah yang dibutuhkan dapat dengan mudah melakukan penilaian sebelum melihat naskah asli. Hal ini dilakukan agar informasi dari naskah asli yang ada pada pemiliknya maupun yang telah diperoleh oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat dapat dimanfaatkan atau didayagunakan oleh masyarakat luas sebagai sumber pengetahuan tentang kebudayaan Minangkabau. Selain itu, katalogisasi naskah juga memberikan dampak yang baik dalam upaya penyelamatan bentuk fisik asli dari suatu naskah kuno serta penyebaran kandungan
nilai-nilai
informasi
keberadaan
kebudayaan
Minangkabau.
Berdasarkan penjelasan akan pentingnya penyelamatan terhadap naskah-naskah kuno Minangkabau, maka perlunya dilakukan penelitian tentang “Pelestarian Naskah Kuno Minangkabau dalam Bentuk Katalogisasi pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Sumatera Barat (BPAD)”.
5 Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah pelestarian naskah kuno dalam bentuk katalogisasi pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Sumatera Barat? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelestarian naskah kuno dalam bentuk katalogisasi pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Sumatera Barat. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini, antara lain bagi: 1. Bagi Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Padang Sumatera Barat dapat dijadikan masukan dalam penetapan kebijakan pelestarian naskah kuno Minangkabau. 2. Bagi peneliti lanjutan sebagai bahan rujukan dalam meneliti subjek yang sama tetapi dalam aspek yang berbeda. 3. Sebagai memperkaya khazanah penelitian secara global terutama dibidang perpustakaan dan informasi. 4. Peneliti agar dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan pelestarian warisan budaya yaitu naskah kuno.
6 Universitas Sumatera Utara
1.5
Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pelestarian naskah yang dibatasi
oleh proses pengatalogan naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat terdiri dari deskripsi bibliografi, Tajuk Entri Utama dan Tambahan, menentukan subjek dan susunan katalog naskah kuno.
7
7 Universitas Sumatera Utara