BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada Zaman globalisasi seperti saat ini, manusia tidak hanya dituntut untuk cerdas secara intelektual, tetapi juga dituntut untuk memiliki perilaku, karakter, dah akhlak yang baik. Suatu negara akan dihargai dan disegani oleh negara lain karena akhlak atau perilaku penduduk negara tersebut. Apabila seluruh penduduknya memiliki perilaku atau akhlak terpuji, maka negara itu akan aman, terbebas dari segala bentuk kejahatan, dan akan menjadi suatu bangsa yang maju. Begitu sebaliknya apabila penduduk suatu negara berperilaku dan berakhlak buruk, maka lambat laun akan hancur dengan sendirinya akibat ulah para penduduknya. Kejahatan, penipuan, dan korupsi akan terjadi dimana-mana, jika penduduknya tidak mempunyai akhlak dan perilaku mulia. Akhlak mulia merupakan karakter yang diharapkan oleh semua orangtua dari anaknya. Anak yang memiliki akhlak mulia akan memberikan rasa bangga dan bahagia kepada orangtuanya. Kebahagiaan yang diperoleh orangtua tidak sebatas di dunia saja, tetapi juga di akherat. Seorang anak yang mempunyai akhlak mulia akan selalu patuh, berbakti, dan mendoakan kedua orangtuanya. Dengan demikian orangtua tidak hanya bahagia di dunia saja, tetapi di akherat juga akan bahagia. Begitu juga sebaliknya, anak yang
2
mempunyai akhlak buruk akan selalu membuat orangtuanya susah dan sengsara dunia dan akherat (Helmawati, 2014 : 155). Anak sebagai generasi penerus bangsa haruslah sejak usia dini diajarkan tentang pendidikan karakter dan kepribadian, selain pendidikan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Hal ini dimaksudkan agar nantinya terbentuk generasi yang cerdas dan berkhlak mulia. Dalam proses pembentukan karakter dan kepribadian tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor lingkungan, keluarga, agama, budaya, ekonomi, sosial-politik, dan pendidikan
merupakan
faktor-faktor
yang dapat
mempengaruhi
pembentukan karakter dan kepribadian anak. Dari faktor-faktor tersebut, faktor keluarga merupakan faktor terpenting dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Surbakti, 2009 : 30). Di dalam keluargalah anak tumbuh dan berkembang mengikuti pola asuh yang diterapkan orangtua. Jika orangtua menginginkan anaknya cerdas, terampil, dan memiliki akhlak mulia harus mampu memberikan pola asuh yang tepat bagi anaknya. Kesalahan dalam memberikan pola asuh kepada anak akan membuat anak tidak tenang, menyebabkan kekacauan dalam jiwanya, dan perkembangannya akan terhambat (Jamaludin, 2001 : 50). Namun pada kenyataannya masih banyak anak-anak di negara ini yang memiliki akhlak kurang baik. Contoh perbuatan yang menunjukkan betapa rendahnya akhlak anak Indonesia pada umumnya, yaitu maraknya tawuran dikalangan pelajar, geng motor, kekerasan antar siswa di dalam sekolah, kekerasan seksual, dan tindak kriminalitas lainnya. Aksi brutal siswa SD di
3
Bukittinggi yang terekam dalam sebuah video menjadi bukti nyata betapa bobroknya akhlak anak jaman sekarang. Dalam tayangan video tersebut terlihat seorang siswi dianiaya oleh 6 orang temannya sendiri. Lebih memprihatinkan lagi karena kekerasan yang terjadi pada 18 September 2014 tersebut dilakukan di sebuah ruang kelas SD tersebut (www.detik.com). Perilaku anak atau remaja di atas merupakan contoh akhlak yang dikategorikan sangat buruk atau berat. Tindakan sepele yang menunjukkan akhlak kurang baik juga masih muncul di dalam sekolah-sekolah yang berbasis agama maupun sekolah negeri. Misalnya masih terdapat anak yang dengan santainya makan minum sambil berdiri, melakukan corat-coret meja, saling ejek antar teman, bahkan ada yang tidak patuh terhadap peraturan sekolah maupun kepada guru. Berdasarkan hasil observasi, peneliti masih menemukan beberapa permasalahan tersebut di Sekolah Dasar (SD) Unggulan Aisyiyah Bantul khususnya pada siswa kelas V. Masih terdapat beberapa siswa yang kurang taat dan patuh kepada guru, berbuat gaduh ketika di dalam kelas, makan dan minum berdiri, dan masih saling ejek antar teman. Timbul sebuah pertanyaan, apakah akhlak anak yang seperti itu diakibatkan oleh faktor pola asuh orangtua ataukah ada faktor lain yang mempengaruhi akhlak anak tersebut? Seperti yang diungkapkan oleh pakar sosiolog Robertus Robert bahwa hal-hal yang menyebabkan anak mempunyai karakter yang demikian karena disebabkan kondisi keluarga dalam melakukan pengasuhan kepada anak.
4
Faktor lainnya berasal dari lingkungan seperti tayangan di media televisi (www.liputan6.com). Sebagai sekolah berbasis agama Islam dan telah memiliki banyak prestasi akademik maupun non akademik, menjadikan SD Unggulan Aisyiyah sebagai sekolah favorit bagi orangtua. Hal ini terlihat dari banyaknya orangtua yang mendaftarkan anaknya di SD Unggulan dari tahun ke tahun. Tujuan sekolah yang ingin menciptakan generasi akhlakul karimah, berkembang Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ), dan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) secara seimbang, akan tetapi pada kenyataannya masih terdapat beberapa anak yang belum mempunyai sikap dan perilaku akhlakul karimah menjadikan alasan peneliti memilih SD Unggulan Aisyiyah sebagai tempat penelitian. Sedangkan alasan pemilihan siswa kealas V sebagai subyek penelitian dikarenakan pada usia tersebut anak berada pada masa transisi kanak-kanak ke masa remaja. Pola pemikiran anak juga sudah mencapai tahap yang optimal, sehingga nantinya dapat memperoleh informasi secara maksimal. Merujuk dari persoalan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah akhlak anak kelas V SD Unggulan Aisyiyah tersebut dipengaruhi oleh faktor pola asuh orangtua ataukah ada faktor lainnya?Dengan demikian peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Akhlak Anak Kelas 5 Sekolah Dasar Unggulan Aisyiyah Bantul”.
5
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana akhlak anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah? 2. Bagaimana pola asuh orangtua pada anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah? 3. Adakah pengaruh pola asuh orangtua terhadap akhlak anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a. Mengkaji akhlak anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah. b. Mengetahui pola asuh orangtua pada anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah. c. Menganalisis pengaruh pola asuh orangtua terhadap akhlak anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini adalah : a. Secara Teoritis Sebagai sumbangan bagi pengembangan keilmuan bidang psikologi pendidikan. b. Secara Praktis Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi orangtua dalam menerapkan pola asuh yang tepat bagi anak.
6
D. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam memahami hasil penelitian pada karya tulis ilmiah ini, maka peneliti membuat sistematika pembahasan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori, membahas tentang telaah penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini, dan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, variabel dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, teknik analisis data, dan gambaran umum SD Unggulan Aisyiyah Bantul. Bab IV Hasil dan Pembahasan, memuat hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang pola asuh orangtua dan akhlak anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah Bantul. Bab V Penutup, menyajikan kesimpulan penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran.