1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Seluruh dunia kini menghadapi era baru yang ditandai kecenderungan globalisasi akibat adanya perkembangan IPTEK. Globalisasi mengakibatkan setiap negara, bahkan setiap usaha bisnis menghadapi persaingan secara global, dimana perusahaan tidak hanya bersaing dengan perusahaan sejenis di negaranya saja tetapi juga perusahaan-perusahaan pendatang dari negara lain. Pasar merupakan tempat bertemunya antara pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli aneka barang yang didalamnya terdapat berbagai macam jenis usaha guna memperoleh laba agar kelangsungan hidup pedagang terjamin. Oleh karena itu pasar tradisional maupun pasar modern memiliki peran yang strategis dalam pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitas nasional. Pasar dan segala perangkat jaringan kerjanya adalah mitra masyarakat yang terpercaya, karena perkembangan dunia usaha sekarang ini menentukan kesigapan dari semua unsur usaha khususnya industri perdagangan dalam memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik dan memadai. Perkembangan dan peningkatan mutu pelayanan pasar dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat, Peranan pasar sebagai tempat bertransaksi menjadi sangat penting bagi dunia, Hal ini dapat dilihat dari persaingan yang tinggi di antara sekian banyaknya pasar-pasar yang ada
2
sehingga menyebabkan tumbuhnya berbagai jenis usaha industri perdagangan baik yang masih tradisional maupun modern. Berkembangnya perekonomian dunia saat ini mengakibatkan banyak sekali pasar modern yang bermunculan dan saling berkompetisi untuk mendapatkan konsumen dan memberikan pelayanan yang terbaik. Hal ini menyebabkan pasar tradisional tumbuh sangat lambat dibandingkan dengan pasar modern.. Berdasarkan Tabel 1.1, mengenai perbandingan pertumbuhan pasar tradisional dan pasar modern. TABEL 1.1 PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN Jenis Pasar Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Pasar tradisional 1.618.160 1.790.000 1.693.340 Pasar modern 5.796 7.606 10.481 Jumlah 1.623.956 1.797.606 1.703.821 Sumber: AC Nielsen, Marketing 05/VII/MEI 2007 Tabel 1.1 menjelaskan pasar tradisional dari Tahun 2005-2006 mengalami kenaikan 9,6% di Tahun 2005 pertumbuhannya sebesar 1.618.160 menjadi 1.790.000 di Tahun 2006, sedangkan Tahun 2007 pasar tradisional mengalami penurunan 5,4% menjadi 1.693.340 dikarenakan, pemerintah menginginkan perubahan pasar tradisional menjadi pasar modern serta banyaknya pasar tradisional yang mengalami musibah kebakaran dan penggusuran. Pasar modern dari Tahun 2005-2007 mengalami peningkatan sebesar 5.796 menjadi 10.481 atau mengalami 3,78% dikarenakan, pasar modern lebih mudah mendapatkan izin dari pemerintah selain itu
3
selera konsumen yang ingin praktis dan cepat menyebabkan pasar modern mengalami pertumbuhan sangat besar. Setiap usaha tidak akan lepas dari peningkatan dan penurunan volume penjualan. Meski demikian baik menurunnya ataupun meningkatnya volume penjualan yang dihadapi harus dapat diatasi, sehingga segala sesuatunya dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Volume penjualan yang mengalami penurunan dapat disebabkan oleh selera konsumen yang terus berubah, bahan baku yang terus naik harganya, persaingan usaha yang semakin kompetitif, dan kondisi perekonomian yang tidak stabil. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus dapat menerapkan jiwa kewirausahaan yang sangat tinggi agar volume penjualan dapat meningkat. Pedagang pasar tradisional merupakan salah satu usaha yang rentan terjadinya penurunan volume penjualan, penurunan yang paling besar terjadi terutama di kotakota besar seperti Kota Bandung. TABEL 1.2 PERBANDINGAN JUMLAH PEDAGANG PASAR TRADISIONAL KOTA BANDUNG Pasar Tradisional Jumlah Pedagang Tahun Jumlah Pedagang 2006 Tahun 2007 Pasar Induk Caringin
1.236
968
Pasar Induk Gede Bage Pasar Ujung Berung Pasar Ciroyom
699 876 545
413 727 344
Pasar Sederhana Pasar Astana Anyar Pasar Cicadas
331 357 391
251 278 342
Pasar Kiara Condong
264
189
4
Pasar Haur Geulis
203
155
Pasar Geger Kalong Tengah Pasar Sarijadi Pasar Sadang Serang Pasar Andir Pasar Pamoyanan Pasar Cibogo
291 246 254 239 231 102
143 136 167 120 187 50
Jumlah
6265
4470
Sumber: Dinas Pasar Kota Bandung Tahun 2007 Berdasarkan Tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhan pasar tradisional Geger Kalong Tengah dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2007 cenderung Turun dari 291 pedagang menjadi 143 pedagang. Pasar tradisional Geger Kalong Tengah merupakan salah satu pasar tradisional yang mengalami penurunan jumlah pedagang yang cukup tinggi, sedangkan yang mengalami penurunan jumlah pedagang yang paling tinggi adalah pasar induk caringin, pada Tahun 2006 jumlah pedagang yaitu 1.236, dan tahun 2007 yaitu 968. Volume penjualan pedagang pasar Geger Kalong Tengah Bandung mengalami banyak penurunan, hal ini di sebabkan karena setiap pedagang tidak mempunyai jiwa seorang wirausahawan. Mereka lebih banyak mementingkan keuntungan dan tidak memikirkan masa depan usahanya. Berubahnya selera konsumen terhadap pasar tradisional menyebabkan jumlah pedagang tradisional semakin sedikit, hal ini di akibatkan oleh kualitas produk yang semakin menurun seperti banyaknya komoditi pasar tradisional yang tidak mengutamakan desain kemasan produk yang menarik, serta pedagang tradisional banyak yang kurang peduli terhadap kemasan produk yang di jual kepada pembeli.
5
Penurunan volume penjualan yang paling tinggi dihadapi oleh pedagang pasar tradisional disebabkan oleh lokasi atau lingkungan tempat pedagang melakukan usaha dimana, lokasi atau lingkungan pedagang sangat kotor, hal ini menyebabkan penurunan para pembeli yang datang berbelanja di pasar tradisional sehingga mengakibatkan pedagang tradisonal khususnya di pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung akan mengalami kemunduran usaha karena ditinggalkan oleh para pembelinya.
No
TABEL 1.3 PERBANDINGAN JUMLAH PEMBELI PEDAGANG BERDASARKAN LOKASI USAHA PADA PASAR TRADISONAL GEGER KALONG TENGAH BANDUNG Jenis Pedagang Lokasi Rata-rata Pembeli A B C D E F G (Per Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sayuran Daging Sembako Buah-buahan Peralatan Rumah Tangga Pakaian Assesoris Ikan Makanan Ringan Perhiasan
1-3
3-6
2-7
3-5
2-5
1-6
1-7
4-5
-
-
6-7
-
-
-
1 2 3 4 5 6 7 8
Sayuran Daging Sembako Buah-buahan Peralatan Rumah Tangga Pakaian Assesoris Ikan
6-8
2
-
1-2
6-9
7-8
8
9
1
-
-
7
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
-
-
-
-
-
9
8
-
-
-
-
7-8
-
-
-
-
9-10
10
9-10
10
10
10
-
-
-
-
1
-
1
-
Tambahan
11-15
12-17
13-17
-
-
-
-
-
-
-
12-15
11-16
13-15
11-14
-
11
11-12
11
-
11-12
15-18
70 65 90 40 20 20 55 75 20
Los Depan
16-18
-
-
-
-
-
-
-
18 -
18
16-17
-
-
-
-
-
-
18
-
-
-
-
-
-
19-20
-
16-17
19
60 50 55 25 20 15 20 40
6
9 10
Makanan Ringan Perhiasan
19-20
-
-
-
17-19
18-20
20
-
-
-
-
-
-
-
Sayuran Daging Sembako Buah-buahan Peralatan Rumah Tangga Pakaian Assesoris Ikan Makanan Ringan Perhiasan
21
21-23
21
-
-
-
-
-
-
-
21
21
-
-
-
-
-
-
-
21-22
-
22-23
24-25
22-23
22-23
-
-
-
24
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
25
-
24-25
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
50 -
Los Tengah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Los Belakang Sumber: Dinas Pasar Kota Bandung Tahun 2007 Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa pedagang yang berada di lokasi depan dan dekat dengan masuk keluarnya konsumen memiliki banyak pembeli atau pelanggan. Banyaknya kios pedagang yang berada di depan pintu masuk, disebabkan karena lokasi kios yang berada di belakang sangat sepi sekali pembelinya sehingga banyak sekali pedagang yang pindah ke lokasi depan pasar. Apabila di lihat dari jumlah pengunjung antara pedagang yang lokasinya di depan, tengah dan belakang sangat berbeda sekali. Pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung sebagai salah satu pasar tradisional di Kota Bandung saat ini belum ada perubahan yang begitu berarti dalam perubahan perubahan lokasi usaha. Tabel 1.4 menyajikan data jumlah pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung.
35 40 40 20 15 15 -
7
TABEL 1.4 KOMPOSISI JUMLAH PEDAGANG PASAR TRADISIONAL GEGER KALONG TENGAH BANDUNG Komoditi Jenis Komoditi Jumlah Pedagang Sayuran Bayam, selada, sawi, brokoli, 46 dan sebagainya Daging Ayam 15 Sapi 6 Sembako Beras, minyak kelapa, gula, dan 23 sebagainya. Buah-buahan Jeruk, apel, melon, semangka, mangga, dan sebagainya. 14 Peralatan Rumah Tangga Piring, gelas, sendok, mangkok, panci, kompor, wajan, ember, 2 dan sebagainya Pakaian Baju, celana, kaos dalam, dan 4 sebagainya Assesoris Kalung, gelang, anting, dll. 3 Ikan Tawar 5 Laut 3 Asin 4 Makanan Ringan Kacang garing, snack chiki, dll. 15 Perhiasan Emas 2 Perak 1 Jumlah 143 Sumber: Dinas Pasar Kota Bandung Tahun 2007 Tabel 1.4 menjelaskan bahwa jumlah pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah tahun 2007 sebanyak 143 pedagang, sedangkan pedagang yang paling banyak di pasar tradisonal Geger Kalong Tengah adalah pedagang sayuran sebanyak 46 pedagang, pedagang sayuran pasar tradisional Geger Kalong Tengah kebanyakan tidak menyadari dan kurang peduli terhadap kualitas barang yang mereka tawarkan kepada pembeli, sehingga kebanyakan pembeli lebih memilih untuk berbelanja di pasar modern karena semua produk yang di tawarkan semuanya memiliki kualitas yang sangat menarik dan higienis.
8
Perkembangan pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung tidak akan mengalami perubahan apabila pedagangnya tidak dapat merubah semua keinginan yang di harapkan oleh para pembeli, sehingga memungkinkan para pedagang akan banyak yang mengalami kerugian. Persaingan pedagang yang ada di pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung ini membuat konsumen memiliki kebebasan dalam memilih kios yang menyediakan barang kebutuhan sesuai dengan keinginan. Di lain pihak, pedagang harus mengambil langkah untuk menjaga konsumen yang sudah ada dan mencoba untuk mempengaruhi konsumen baru agar mau membeli barang kebutuhan dari kiosnya. Mengingat segala akibat yang akan terjadi pada pedagang pasar tradisional maka, setiap pedagang harus memikirkan lokasi tempat usaha mereka agar dapat menarik para pembeli untuk datang membeli dagangannya. Lokasi usaha yang dekat dengan pintu masuk akan memudahkan para pembeli dan juga dapat menarik perhatian mereka. Setiap pembeli pasti akan melewati pintu masuk pasar tradisional. untuk itu pedagang yang lokasinya dekat dengan pintu masuk pasar, mereka akan selalu ramai didatangi oleh pembelinya karena dengan dekatnya lokasi usaha dengan pintu masuk maka akan banyak pembeli yang mengetahui dan melihat barang-barang dagangan mereka. Begitu pun dengan pedagang yang lokasi usahanya berada di belakang pasar, mereka akan sepi di datangi oleh konsumennya. Persaingan yang semakin tinggi membuat margin keuntungan masing-masing kios yang ada di pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung semakin menurun.
9
Selain itu, para pedagang yang berada di luar area pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung sangat banyak sekali dan harga dagangannya pun di bawah pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung, sehingga membuat persaingan semakin tinggi. Biaya-biaya operasional dalam pengelolaan kios semakin tinggi dimana, biaya-biaya seperti kebersihan dan keamanan, listrik, gaji, dan sewa kios mengalami kenaikan. Lokasi usaha yang dapat dilihat dari tepi jalan mempunyai kelebihan dimana, kios pedagang dapat terlihat oleh para pembeli karena lokasinya yang sangat strategis. selain merupakan akses keluar masuknya pembeli juga akan menjadi daya tarik tersendiri oleh pejalan kaki yang melewati jalan raya. Pedagang pasar tradisional harus dapat bersaing dengan pedagang yang lainnya karena lokasi usaha yang berada didepan tentunya akan banyak sekali persaingannya dibandingkan dengan lokasi usaha yang berada dibelakang pasar. Tentunya pedagang harus lebih dapat menarik pembelinya dengan cara apapun agar dapat mempertahankan pembelinya. Lokasi strategis yang dimiliki oleh pasar tradisional Geger kalong Tengah Bandung haruslah di manfaatkan oleh pedagang karena lokasinya yang mudah dijangkau oleh para pembeli, juga dengan banyaknya kendaraan transportasi yang tersedia seperti becak dan ojek membuat pembeli merasa tenang dalam berbelanja tanpa memikirkan kendaraan transportasi yang akan mereka gunakan. Selain kendaraan transportasi yang banyak juga pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung berada di pinggir jalan yang dapat terlihat oleh para pejalan kaki. Bagi
10
pembeli yang membawa kendaraannya sendiri tidak perlu cemas memarkir kendaraannya karena sudah disediakan oleh pihak pengelola pasar, bahkan tempat parkir disediakan dapat menampung lebih banyak kendaraan. Menyadari hal tersebut pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung sebagai seorang wirausahawan harus terus berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan pembelinya dari tahun ke tahun. pedagang harus mempunyai jiwa kewirausahaan. TABEL 1.5 SIFAT PEDAGANG PASAR GEGER KALONG TENGAH BANDUNG BERDASARKAN JENIS KOMODITI Jenis Pedagang Sifat Pedagang Alasan Sayuran
Selalu berpikir panjang
Daging
Berani mengambil resiko
Sembako Buah-buahan
Mampu memimpin bawahannya Selalu berpikir panjang
Peralatan Rumah Tangga
Percaya diri
Pakaian
Percaya diri
Assesoris
Percaya diri
Ikan
Berani mengambil resiko
Makanan Ringan
Selalu berpikr panjang
Perhiasan
Selalu berpikir panjang
Pedagang takut barang dagangannya tidak habis dalam satu hari Pedagang selalu menyediakan barang dagangannya dalam jumlah yang sangat banyak Bawahannya dapat bekerja dengan baik Pedagang takut barang dagangannya tidak habis dalam satu hari Pedagang mempunyai keyakinan bahwa barang dagangannya akan laku Pedagang mempunyai keyakinan bahwa barang dagangannya akan laku Pedagang mempunyai keyakinan bahwa barang dagangannya akan laku Pedagang selalu menyediakan barang dagangannya dalam jumlah yang sangat banyak Pedagang takut barang dagangannya tidak habis dalam satu hari Pedagang takut barang dagangannya tidak habis dalam satu hari
11
Bedasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa setiap pedagang mempunyai sifat yang berbeda berdasarkan jenis barang dagangannya. Walaupun demikian setiap pedagang mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing sesuai dengan sifatnya. percaya diri merupakan salah satu sikap yang paling utama yang harus dimiliki oleh setiap pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung karena pedagang yang tinggi percaya dirinya tidak akan mudah terpengaruh oleh pedagang yang lainnya. Pribadi pedagang yang percaya diri termasuk ke dalam pribadi independen yang sudah mencapai tingkat maturity atau kepribadiannya sudah dewasa. Oleh karena itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan terhadap pedagang yang lain.keberanian yang tinggi dalam mengambil resiko dan perhitungan yang matang serta diikuti dengan optimisme harus disesuaikan dengan kepercayaan diri karena, setiap pedagang yang ingin tinggi percaya dirinya harus mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam membuka dan menjalani setiap usahanya. Pedagang yang berorientasi pada tugas dan hasil akan melahirkan suatu pandangan bahwa pedagang harus terlebih dahulu memikirkan prestasinya dalam berdagang baru kemudian memikirkan prestisenya. Karena untuk memulai suatu usaha diperlukan niat dan tekad yang kuat agar prestasi yang diharapkan oleh pedagang akan bertambah, sehingga usahanya semakin maju dan berkembang. Setiap usaha tidak akan pernah lepas dari segala resiko yang merugikan, oleh karena itu setiap pedagang harus mempunyai keberanian dalam mengambil segala
12
resiko dalam segala usahanya. Pedagang yang pernah mengalami kerugian akan mempunyai motivasi tersendiri dibandingkan dengan pedagang yang tidak pernah mengalami kerugian. karena usaha yang sukses adalah usaha yang di mulai dari bawah dimana, usaha tersebut banyak mengalami segala rintangan dan hambatan. Jiwa kepemimpinan sangat dibutuhkan sekali oleh pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah agar pedagang dapat menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan atau lokasi tempat pedagang melakukan usaha, sehingga setiap pedagang yang satu dengan yang lainnya tidak saling mengikuti. Seorang wirausaha tentunya mempunyai sifat yang berbeda antar satu sama lainnya. Pedagang yang berjiwa pemimpin akan memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai yang lebih diantara pedagang yang lainnya.dimana pedagang tersebut selalu bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritikan dan saran yang kemudian hari dijadikan peluang. Banyak hasil produk baik makanan dan minuman yang berbeda dan dipandang baru oleh konsumennya. Berorientasi pada masa depan harus dimiliki oleh setiap pedagang karena sebuah usaha bukan didirikan hanya untuk sementara, melainkan untuk selamanya. Sedangkan untuk mempertahankan pembelinya, seorang wirausaha dituntut untuk berkreativitas dalam pelaksanaan tugasnya sehingga menimbulkan suatu kemampuan dalam menciptakan suatu produk yang baru. Bagi kalangan pedagang, tingkat
13
kreativitas akan sangat menunjang sekali kemajuan perdagangannya karena seorang pembeli menginginkan adanya produk-produk komoditi yang baru. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha Terhadap Volume Penjualan Pada Pedagang Pasar Tradisional Geger Kalong Tengah Bandung” (Survei pada pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung).
1.2 Identifikasi Masalah Arah dan aksentuasi permasalahan yang telah diuraikan berkaitan dengan fenomena jiwa pedagang dalam berwirausaha, dan lokasi usaha pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung serta penurunan penjualan produk komoditi pedagang . Jumlah volume penjualan yang dialami oleh pedagang dari waktu ke waktu selalu mengalami naik turun, keadaan ini tentunya akan berpengaruh terhadap laba pedagang. Oleh karena itu peneliti melihat faktor-faktor apa yang menyebabkan naik turunnya volume penjualan. Semakin tingginya persaingan antar pasar tradisional mengakibatkan pasarpasar tradisional yang ada harus benar-benar tanggap. Jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha terhadap volume penjualan sangat dibutuhkan sekali demi terciptanya peningkatan penjualan. Karena volume penjualan di pengaruhi oleh jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha, sehingga jiwa kewirausahaan tertanam dalam
14
pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung sebagai tolak ukur keunggulan daya saing dan lokasi usaha merupakan strategi pedagang dalam mendapatkan pelanggannya karena dengan adanya lokasi usaha yang strategis akan meningkatkan volume penjualan yang diinginkan setiap pedagang. Melihat kondisi tersebut, maka masing-masing pasar tradisional itu berusaha untuk memperlihatkan kelebihannya. Peneliti hanya memilih dua faktor yang mempengaruhi volume penjualan, yaitu jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha sebagai variabel bebas atau independent untuk diteliti. Hal ini disebabkan karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu dalam melakukan penelitian. Dalam rangka meningkatkan volume penjualan maka setiap pedagang pasar tradisional Geger kalong Tengah Bandung harus memiliki sikap dan perbuatan yang mencerminkan seorang wirausaha yang sukses dan memiliki lokasi usaha yang strategis dimana, lokasi tersebut berada didepan pasar yaitu tempat keluar masuknya pembeli ataupun pengunjung pasar.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan
penelitian
yang
diuraikan
di
atas,
maka
penulis
mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran jiwa kewirausahaan pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 2. Bagaimana gambaran lokasi usaha pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung.
15
3. Bagaimana gambaran volume penjualan pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha terhadap volume penjualan pada pedagang Pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung.
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian di atas maka dirumuskan beberapa tujuan penelitian untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran jiwa kewirausahaan meliputi percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan dan berorientasi pada masa depan pada pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 2. Untuk mengetahui Bagaimana gambaran lokasi usaha meliputi akses, vasibilitas, lalu lintas, tempat parkir, ekspansi, dan persaingan pada pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 3. Untuk mengetahui gambaran volume penjualan meliputi keuntungan penjualan, jumlah produk yang terjual, efektivitas penjualan, dan target penjualan pada pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung. 4. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha terhadap volume penjualan pada pedagang Pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung.
16
1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut : 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu kewirausahaan, khususnya pada bidang industri pasar tradisional, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali jiwa kewirausahaan, lokasi usaha dan volume penjualan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori kewirausahaan, lokasi usaha dan volume penjualan khususnya. 2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi industri perdagangan dalam menerapkan jiwa kewirausahaan terhadap pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung 3. Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang jiwa kewirausahaan dan lokasi usaha mengingat masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat volume penjualan pedagang pasar tradisional Geger Kalong Tengah Bandung itu sendiri yang belum terungkap dalam penelitian ini.