BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun 2010, pendapatan XL meningkat tiga kali lipat dari Rp 6,4 triliun menjadi Rp 17,6 triliun. Selama 4 tahun itu pula jumlah pelanggan naik empat kali lipat dari 9,5 juta pelanggan menjadi 40 juta pelanggan. Saat itu perubahan model bisnis pencapaian jumlah pelanggan yang dilakukan XL mengalami perubahan dari high price low volume menjadi low price high volume. Perubahan ini membawa perubahan citra XL di mata pelanggan yang dikenal sebagai provider mahal mulai pudar berganti menjadi provider yang terjangkau tetapi berkualitas. Tarif murah yang diperkenalkan XL membuat operator telekomunikasi lainnya melakukan hal yang sama. Hal ini dapat terlihat pada iklan telepon murah dan sms murah ataupun gratis yang menjadi proposisi nilai utama yang ditawarkan
oleh
operator
telekomunikasi.
Persaingan
antar
operator
telekomunikasi difokuskan pada persaingan harga sehingga memiliki dampak melemahkan para pemain sendiri karena mengurangi margin laba. Bagi industri telekomunikasi Indonesia di tahun 2010 jumlah operator telekomunikasi atau pemain yang terlalu banyak memberikan dampak masalah menjadi lebih kompleks. Teknologi yang digunakan 10 operator telekomunikasi tersebut adalah lima operator menggunakan GSM dan lima operator menggunakan sistem CDMA, serta satu operator Indosat menggunakan GSM sekaligus CDMA. Karena
1
jumlah pemain yang terlalu banyak mengakibatkan terjadinya persaingan yang tidak sehat untuk memperebutkan pelanggan. Operator telekomunikasi ini membanting harga tanpa memperhitungkan biaya operasional demi mendapatkan pelanggan sehingga menjadi tidak rasional. Pada tahun 2010, XL memprediksi untuk jangka panjang para operator yang tidak rasional ini akan menganggu pasar XL. Karena akan banyak pelanggan yang beralih ke operator ini meskipun kualitas produk dan layanan kurang bagus. Sehingga XL memutuskan untuk melakukan akuisisi terhadap operator yang tidak rasional tersebut untuk menjaga pangsa pasar. Perkiraan untuk lima tahun ke depan akan terjadi pergeseran permintaan dari layanan suara dan sms berubah menjadi layanan data yang dimulai dengan adanya fenomena media sosial. Perubahan permintaan pelanggan akan layanan data mengharuskan XL memiliki tambahan frekuensi yang menyesuaikan dengan teknologi yang ada. Mulai tahun 2012 perubahan perilaku pelanggan yang sangat menyukai media sosial, menonton video dengan menggunakan telepon pintar dan tablet. Kondisi ini yang akan menyebabkan terjadi ledakan permintaan layanan data, karena bandwith yang dibutuhkan lebih besar. Pertumbuhan pelanggan XL yang saat itu sama dengan jumlah pelanggan Indosat, menyebabkan munculnya tantangan baru yaitu spektrum atau pita frekuensi. Kegunaan spektrum bagi operator telekomunikasi bisa diibaratkan sebagai jalan raya, sehingga semakin lebar maka operator dapat menampung traffic yang besar. Dengan minimnya spektrum yang dimiliki XL pada layanan 2G di frekuensi 1800 MHz memiliki traffic sepadat Telkomsel tetapi hanya memiliki
2
pita selebar 7.5 MHz. Sementara Telkomsel di frekeunsi 1800 MHz memiliki pita selebar 22,5 MHz dan Indosat 20 MHz. Dampaknya kualitas layanan XL memburuk yaitu suara yang tidak bagus, sambungan yang terputus-putus, serta pengiriman sms yang lambat diterima oleh nomor tujuan. Meskipun inovasi telah dilakukan XL dengan menggunakan frekuensi yang digunakan berulang (reuse) namun dalam tiga tahun ke depan tanpa tambahan spectrum, XL tidak dapat berkompetisi di industri telekomunikasi seluler. Alasan mengapa XL perlu untuk menambah spektrum seperti yang disampaikan salah satu General Manager XL yaitu Bapak Rahmadi adalah sebagai berikut: 1.
Tanpa penambahan spektrum XL tidak dapat mengakomodasi penambahan jumlah pelanggan yang membuat traffic naik dua kali lipat per tahunnya.
2.
Perubahan kebutuhan pasar, yaitu perpindahan permintaan pelanggan dari layanan suara ke layanan data, yang memerlukan pita frekuensi yang lebih lebar. Layanan suara hanya memerlukan bandwith 16 kpbs, namun untuk
browsing internet dibutuhkan 100 kpps sampai 200 kpps. Sehingga dibutuhkan kapasitas jaringan sekitar 10 kali lipat. Kondisi lainnya dibutuhkan kapasitas 1 mbps atau 100 kali lipat penggunaan layanan suara untuk menonton video atau mengunduh content. Oleh sebab itu XL harus mempersiapkan jaringan yang kuat untuk menghadapi perpindahan pelanggan XL yang beralih ke layanan data. Sementara itu dengan adanya perubahan regulasi dari pemerintah (Kemenkoinfo) di akhir tahun 2011 yang menyatakan bahwa teknologi 4G LTE
3
yaitu teknologi terbaik untuk layanan data akan di implementasikan di frekuensi 1800 MHz, yang sebelumnya menggunakan teknologi 4G LTE pada frekuensi 2100 MHz dan 2300 MHz. Penambahan kapasitas jaringan bisa melalui dua metode yaitu vertikal ( melalui cara peningkatan kapasitas dengan menambah kelebaran pita frekuensi ) dan metode horizontal (menambah BTS). Perkiraan untuk dapat melayani kebutuhan pelanggan dalam tiga tahun ke depan, XL harus membangun BTS dua kali lipat lebih dari jumlah BTS yang dimiliki oleh pesaing. Penambahan BTS akan membuat belanja modal dan operational yang harus dikeluarkan sangat besar. Strategi yang dilakukan XL adalah mengajukan permohonan penambahan pita frekuensi di 1800 MHz kepada pemerintah namun sudah tidak diperbolehkan karena
sudah terbagi ke
seluruh operator
telekomunikasi. Dengan kondisi tersebut XL akhirnya melakukan akuisisi operator telekomunikasi AXIS agar dapat mendukung rencana strategis perusahaan. Data dari Kementrian Komunikasi dan Informatika menunjukkan bahwa pengguna seluler sebesar 325,58 juta pelanggan melampui jumlah penduduk Indonesia yaitu 252,16 juta jiwa di tahun 2014. Peningkatan populasi dari penduduk Indonesia ini merupakan peluang besar bagi operator telekomunikasi dan jumlah pelanggan diprediksi akan terus bertambah dari tahun ke tahun. Seiring dengan keterbukaan masyarakat terhadap globalisasi gaya hidup digital dengan meningkatnya penggunakan telepon pintar dengan harga yang semakin terjangkau dan tingginya aktivitas jejaring sosial akan mendorong pertumbuhan layanan
mobile
internet.
Pertumbuhan
ini
menjadi
harapan
operator
4
telekomunikasi melalui layanan mobile internet
untuk mendorong pelanggan
menggunakan layanan yang disediakan dengan mengakses internet. Keputusan strategi yang dilakukan XL sebagai keputusan investasi jangka panjang dengan melakukan akuisisi terhadap PT AXIS Telekom Indonesia yang memutuskan keluar dari pasar telekomunikasi karena memerlukan modal yang kuat untuk mampu bersaing dengan operator telekomunikasi lainnya. Persaingan antar operator telekomunikasi dengan memicu tarif terus turun ke level margin terendah
akan
menjadikan
kondisi
keuangan
operator
telekomunikasi
mengkhawatirkan karena tidak bisa mendapatkan margin keuntungan ideal. Kondisi ini menyebabkan banyak operator telekomunikasi mengalami kerugian yang cukup signifikan dilihat dari laporan keuangan mereka. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini mencari tahu mengenai dampak akuisisi AXIS yang dilakukan oleh XL. Penelitian ini mencari tahu apakah akuisisi yang dilakukan mempengaruhi pertumbuhan dan keunggulan kompetitif/ competitive advantage perusahaan dalam industri telekomunikasi. 1.3.Pertanyaan Penelitian 1. Apakah dengan melakukan akuisisi PT AXIS Telekom Indonesia akan meningkatkan pertumbuhan PT XL Axiata Tbk ? 2. Apakah akuisisi PT AXIS Telekom Indonesia menciptakan competitive advantage bagi XL? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :
5
1. Melakukan analisis atau evaluasi akuisisi terhadap pertumbuhan PT XL Axiata Tbk setelah melakukan akuisisi PT AXIS Telekom. Analisis ini membahas tingkat pertumbuhan teknologi ynng dihasilkan. 2. Melakukan analisis keunggulan kompetitif/competitive advantage dari akuisisi yang dilakukan oleh PT.XL Axiata Tbk. Analisis ini membahas sinergi yang dihasilkan dari akuisisi PT AXIS Telekom dalam industri telekomunikasi seluler. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Penulis, penelitian ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran dalam menganalisa manajemen strategi suatu perusahaan sekaligus sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. 2. Bagi Perusahaan, penelitian ini bisa dijadikan pembanding/benchmark dalam pengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan strategi perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang ada. 3. Bagi Pihak lain, penelitian ini akan menjadi tambahan informasi dan pengetahuan dalam kasus bisnis strategi akuisisi dan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.6. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Berikut adalah batasan atau ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini: 1.
Penelitian membatasi pada kondisi perusahaan setelah proses akuisisi selesai dilakukan yaitu periode tahun 2014 sampai tahun 2015, dengan menganalisa
6
berdasarkan laporan tahunan, laporan per kuartal, serta informasi yang diperoleh melalui wawancara manajemen XL yang terlibat dalam akuisisi AXIS dan paska akuisisi. 2.
Proses akuisisi membahas alasan XL memilih AXIS, dampak setelah akuisisi terhadap pertumbuhan dan competitive advantage perusahaan.
3.
Penelitian dibatasi pada periode sesudah proses akuisisi dilakukan yaitu tahun 2014-2015.
1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Sumber Data Penelitian dilakukan secara deskriptif analisis untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai fakta dan permasalahan yang berhubungan dengan obyek penelitian, selanjutnya dilakukan analisa terhadap masalah tersebut berdasarkan teori-teori yang sesuai dengan tindakan akusisi yang dilakukan. Sumber data atau informasi akusisi PT. AXIS Telekom Indonesia oleh PT. XL Axiata Tbk dengan berdasar pada: 1. Data Primer. Merupakan data serta informasi yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan manajemen PT. XL Axiata Tbk. Data yang diteliti adalah keadaan perusahaan,
struktur
organisasi,
laporan
keuangan serta
data
yang
berhubungan dengan rumusan masalah yang diteliti. 2. Data sekunder yaitu data diperoleh dari berbagai sumber data yang terkait dengan penelitian yang dapat berasal dari:
7
a. Data internal, data yang tersedia dalam perusahaan yaitu laporan tahunan
dan kuartal PT. XL Axiata Tbk untuk periode tahun 2014 sampai dengan 2015. b. Data eksternal, data yang diperoleh dari berbagai sumber lain di luar perusahaan yang terkait dengan penelitian, misalnya data dari literatur yang mendukung topik penelitian yaitu industri telekomunikasi seluler.
1.7.2 Metode Pegumpulan Data Metode
pengumpulan
data
sebagai
langkah
sistimatis
untuk
mengumpulkan bahan dan fakta yang akan dianalisis dan sebagai pembuat kesimpulan atas objek penelitian. Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara: 1. Penelitian lapangan (Field Research). Penelitian ini dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung terhadap objek yang sedang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan
penulis yaitu:
a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan VP, General Manager, PT. XL Axiata, Tbk. b. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan studi terhadap data-data perusahaan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sekunder yang
mendukung penelitian dengan cara
mengumpulkan keterangan serta data yang bersifat teoritis melalui literatur-literatur, buku referensi, bahan kuliah dan bahan lainnya yang
8
berhubungan dengan penelitian yang
berfungsi sebagai bahan
perbandingan. 1.8. Kerangka Analisis Kerangka analisis (framework analysis) dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Profil Perusahaan
Latar Belakang Perusahaan
Visi dan Misi Perusahaan
Analisis Strategi Akuisisi AXIS
SWOT Analisis
Analisis Dampak Akuisisi AXIS
Pertumbuhan Perusahaan
Competitive Advantage
Analisis persaingan industri telekomunikasi seluler
Kesimpulan & Saran Paska Akuisisi AXIS Gambar 1.1. Kerangka Analisis Berbagai analisis yang dilakukan dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut: 1. Analisis strategi akuisisi AXIS. Analisis ini membahas strategi akuisisi AXIS dengan menggunakan analisis SWOT.
9
2. Analisis dampak akuisisi AXIS. Analisis ini membahas dampak akuisisi AXIS terhadap XL dengan melakukan analisis tingkat pertumbuhan perusahaan dan competitive advantage dengan menggunakan analisis infrakstruktur, analisis rata-rata penggunaan pelanggan atau ARPU (average revenue per user), analisis persaingan industri telekomunikasi seluler 3. Analisis persiangan industri telekomunikasi seluler Indonesia. Analisis ini merupakan analisis industri telekomunikasi Indonesia dibanding negara lain, serta analisa pemain utama dalam industri telekomunikasi seluler. 1.9 Sistematika Penyusunan Laporan Penelitian Sistematika penyusunan penelitian ini terdiri dari lima bab, dimana setiap bab akan berisi sub bab sebagai penjelasan tiap bab yang bersangkutan yaitu sebagai berikut: BAB 1
PENDAHULUAN Bab ini berisi latar masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, metode pengumpulan data, batasan dan kerangka analisis, sistematika penulisan, serta sumber data yang dipakai dalam penelitian.
BAB II
LATAR BELAKANG TEORI Membahas mengenai teori yang akan dipaparkan merupakan konsep dasar yang digunakan sebagai pembahasan masalah.
10
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini juga akan menjelaskan profil perusahaan mengenai sejarah, visi misi perusahaan dan struktur organisasi dan objek penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan memaparkan analisis dampak akuisisi AXIS terhadap
pertumbuhan
berdasarkan
perusahaan,
parameter
yang
competitive
digunakan
advantage,
dalam
industri
telekomunikasi. BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab ini merupakan simpulan dari hasil analisis penelitian yang dilakukan penulis dalam menjawab permasalahan yang diteliti. Dari simpulan ini akan merangkum saran kepada PT XL Axiata Tbk sebagai evaluasi paska melakukan akuisisi.
11