BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya selalu merespons alam sekitar.
Misalnya ketika ia lapar dan ingin makan dan minum, maka ia berusaha
menggunakan bahan-bahan makanan dan minuman di sekitarnya. Manusia juga menginginkan ilmu pengetahuan, maka terbentuklah lembaga pendidikan, baik yang sifatnya formal maupun informal atau nonformal. Dalam rangka memenuhi akan rasa keindahan, maka manusia akan menciptakan kesenian. Kesenian juga dalam proses transmisinya dari satu generasi ke generasi lain memerlukan proses pendidikan. Sehingga berdirilah berbagai institusi pendidikan kesenian di seluruh dunia. Selain itu, karena adanya hubungan secara global, maka sekelompok manusia sudah terbiasa meminjam dan memakai kebudayaan kelompok manusia lainnya. Misalnya, kelompok masyarakat budaya Barat meminjam dan menggunakan ilmu-ilmu matematika ari kebudayaan masyarakat Timur, sebaliknya masyarakat Timur meminjam dan menggunakan berbagai pemikiran demokrasi dari budaya Barat dan menggunakan teknologi yang berasal dari dunia Barat. Termasuk di bidang kesenian masyarakat di seluruh dunia menggunakan satu alat musik dari Barat yang begitu popular yaitu gitar. Dengan kepopulerannya, maka masyarakat di seluruh dunia, perlu belajar memainkan gitar, baik dari aliran popular, klasik, sampai jazz. Begitu pula, teknik memainkan gitar dalam konteks ensambel yaitu gitar melodi, gitar ritme (rhythm), maupun gitar bas. Berkat perkembangan teknologi kini dikenal pula selain gitar akustik juga gitar elektrik
Universitas Sumatera Utara
atau gitar listrik. Alat music gitar elektrik ini dapat diklasifikasikan sebagai elektrofon, yaitu alat music yang penggetar utamanya sinyal listrik dan kemudian diransmisikan menjadi gelombang bunyi. Saat ini gitar termasuk ke dalam salah satu instrumen musik yang paling populer di dunia. Gitar adalah alat musik yang paling terkenal si seluruh dunia. Alat musik ini dimainkan menurut tipe atau jenisnya. Di antara sekian banyak tipe gitar, jenis gitar klasik adalah salah satu alat musik yang cukup banyak diminati. Gitar juga sangat menarik untuk dibicarakan terutama dalam konteks persebarannya. 1 Jika kita bandingkan dengan alat musik dawai lainnya di dunia, gitar
1
Dalam ilmu etnomusikologi, dikenal dua teori yang berkaitan dengan perubaan dan persebaran kebudayaan. Mengenai perubahan biasanya selalu dikaji melalui teori evolusi dan persebaran melalui teori difusi, yang diambil dari disiplin biologi, sejarah, atau arkeologi. Bukti pentingnya ilmu arkeologi dan sejarah dalam disiplidin etnomusikologi adalah dengan digunakan teori-teori dalam disiplin arkeologi dan sejarah dalam etnomusikologi. Di antaranya adalah teori evolusi. Seperti diketahui bahwa teori evolusi ini awalnya dikembangkan di dalam ilmu biologi, terutama oleh Charles Darwin. Teori ini mengemukakan bahwa dengan perubahan-perubahan yang lambat laun, nenek moyang manusia adalah kera. Awalnya berbulu lebat, berjalan dengan kaki dan tangan, bentuk kepala seperti kera, kemudian berjalan membungkuk, dan kemudian menjadi manusia modern (homo sapiens) yang berjalan dengan kedua kaki dan tangan digunakan untuk mengerjakan berbagai bidang pekerjaan manusia. Sementara itu di bidang antropologi teori ini dikonsepkan sebagai perubahan unsur-unsur kebudayaan dari yang sederhana menuju ke bentuk yang lebih kompleks. Dalam ilmu sejarah dan arkeologi, teori ini dikonsepkan sebagai perubahan manusia dan kebudayaannya secara lambat-laun menurut dimensi waktu dan ruang yang dilaluinya. Dalam kedua disiplin ini selalu pula dilakukan pembabakan atau periodesai berdasarkan kejadian-kejadian arkeologis dan sejarah yang berubah. Dalam etnomusikologi, teori evolusi digunakan untuk mengkaji perubahan musik (alat musik, genre musik, melodi, ritem, tangga nada, dan lainnya) dari bentuknya yang sederhana menjadi lebih kompleks. Pembabakan dalam sejarah dan arkeologi juga digunakan dalam etnomusikologi dan musikologi (Barat). Turunan dari teori ini adalah teori monogenesis, yang konsepnya adalah satu alat musik lahir dari satu kebudayaan tertentu. Lawannya teori poligenesis yang menyatakan beberapa unsur kebudayaan atau musik memiliki bentuk dan fungsi yang sama, namun itu kebetulan sama fungsi universalnya dalam kebudayaan manusia. Misalnya dayung perahu di seluruh dunia ini bentuk dan fungsinya adalah sama, namun tidak ada satu kawasan sumber dari dayung perahu ini. Selain itu digunakan pula teori difusi, yaitu persebaran kebudayaan dari satu tempat ke tempat lainnya. Teori difusi ini berhubungan erat dengan teori monogenesis. Selain itu digunakan pula teori floating terms, yang dapat dikonsepkan penggunaan istilah yang sama namun bentuknya berbeda. Misalnya hasapi Batak Toba adalah alat musik lute petik berleher pendek, sedangakan kacapi Sunda alah alat musik zither. Banyak lagi teori lainnya yang menunjukkan adanya hubungan saintifik antara arkeologi dan sejarah dengan etnomusikologi dan musikologi.
Universitas Sumatera Utara
merupakan satu-satunya alat musik dawai yang banyak diminati oleh berbagai bangsa di dunia (Harahap:105). Pendidikan seni tidak hanya dapat diperoleh dari pendidikan formal saja melainkan bisa dari pendidikan nonformal, contohnya seperti les privat ataupun lembaga kursus musik. Karena itu sekarang banyak pendidikan seni yang menawarkan berbagai pilihan dari alat-alat musik yang ditawarkan untuk dipelajari, seperti: vokal, piano, biola, drum, bass, gitar elektrik, dan gitar klasik. Lembaga kursus musik di berbagai kota di Indonesia, dalam rangka meningkatkan daya saing sesama mereka ada yang menggunakan merek dagang ternama seperti Yamaha Musik, atau mengikutkan nama kota Medan menjadi Medan Musik. Namun ada pula yang mengikutkan nama orang terkenal seperti Purwacaraka Musi Studio. Ada pula yang menggunakan nama tokoh peradaban dunia, seperti Al-Farabi, seorang tokoh musik Dunia Islam, yang digunakan oleh lembaga kursus musik yang dibina oleh Dwiki Darmawan. Semua ini adalah untuk membuat spesifikasi dan popularitas lembagalembaga pendidikan nonformal tersebut. Menurut UU No. 22 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pendidikan dibagi ke dalam 3 kategori yaitu: (1) informal adalah pendidikan di rumah tangga; (2) formal
adalah
pendidikan yang berjenjang dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi; (3) nonformal adalah pendidikan luar sekolah seperti lifeskill.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Robert V. Tarigan dalam tulisannya berjudul Peranan Pendidikan Nonformal Memberdayakan Ekolem, disebutkan bahwa: Pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah merupakan usaha sadar untuk menyiapkan, meningkatkan, dan mengembangkan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan daya saing. Dengan demikian mampu merebut peluang dan tumbuh berkembang serta mengoptimalkan sumber-sumber di lingkungan masing-masing.
Beberapa alasan orang untuk kursus musik klasik adalah untuk prestisi, karena bila seseorang belajar musik klasik adalah orang yang cukup terpandang atau terpelajar. Namun ada juga yang sekedar hobi ataupun untuk sekedar mengisi waktu luang saja. Manusia juga memerlukan pendidikan yang membedakannya dengan makhluk hewan. Berkat pendidikan ini, menusia memiliki peradaban ( sivilisasi ) dan berkembang dari masa ke masa. Selain itu, pada dasarnya manusia memerlukan keindahan dalam kehidupannya. Keperluan terhadap keindahan ini dipenuhi oleh unsur budaya yang disebut kesenian, seni atau lazim disebut seni budaya. Dalam rangka kegiatan berkesenian ini, manusia yang terlibat di dalamnya perlu sebuah sistem pengelolaan, agar prosesnya terjadi secara teratur, terarah, terpadu, dan mencapai sasaran. Mengingat begitu orang yang menikmati gitar klasik maka saat ini sudah banyak kursus-kursus (Muhammad Ali, 2006) musik yang membuka jurusan gitar klasik. Untuk Kota Medan saat ini ada banyak kursus musik yang membuka jurusan gitar klasik antara lain: Medan Musik 2, Era Musika (Yamaha Music School), Lembaga Pendidikan Musik Farabi, Purwacaraka Music Studio, dan masih banyak lagi.
2
Saat ini Medan Musik sudah mempunyai cabang di Jalan Ahmad Yani (Kesawan), Deli Plaza (Lantai 3 ), Jalan Orion, Jalan Setia Budi, dan Jalan Cirebon Medan.
Universitas Sumatera Utara
Pengenalan akan sistem notasi akan sangat menunjang, menurut Soewita (1993: 5) notasi musik adalah “ suatu sistem yang digunakan untuk menulis dan mencatat musik diatas kertas agar kita dapat membaca, menyimpannya untuk dokumen, atau disampaikan kepada orang lain. “ Kebanyakan orang yang mempelajari gitar secara otodidak 3, namun kelemahan yang dihadapi dari hal semacam ini adalah lemahnya penguasaan teori-teori penting yang harus didapatkan dari musik itu. Pengetahuan yang hanya sebatas mengenal akord dan teknik meminkan yang sederhana tentu akan kurang mempunyai daya tarik yang baik. Hal ini berbeda jika kita mempunyai pengetahuan praktik dan teori yang didapatkan lebih baik karena ditunjang oleh pengetahuan teori musik dan praktik dasar dan format kurikulum yang teratur dari lembaga kursus musik atau privat yang ada. Beberapa hal juga mendukung dalam metode pengajaran gitar juga meliputi pengajarannnya. Misalnya, bagaimana kualitas dan keahlian yang dimiliki oleh pengajar sehingga mampu mengangkat kemampuan murid yang belajar gitar. Dan yang lain juga sama pentingnya ialah sarana dan prasarana yang ada, sehingga faktor kenyamanan siswa/murid juga diperhatikan dan menciptakan kondisi belajar mengajar yang baik. Timawar (2003:13) mengatakan : “ Metode mengajar musik adalah cara mengajar yang didasarkan pada pola atau contoh yang diberikan guru/pelatih sesuai dengan taraf pendidikan siswa untuk memperoleh tujuan yang diharapkan. “
3
Otodidak pengertiannya adalah memperoleh secara alami tanpa melalui hal yang bersifat formal. Dalam masyarakat tradisional, termasuk di Sumatera Utara, transmisi kesenian awalnya adalah melalui teknik otodidak atau dalam tradisi lisan. Para pemusik atau seniman muda yang mau menimba ilmu kepada yang lebih tua, dengan cara melihat, menonton, dan menirukan permainan guruna, tanpa melalui system tulisan aau notasi.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kutipan diatas jelas sekali bahwa metode pendidikan yang meliputi pengajar, kurikulum, dan sarana prasarana seperti alat peraga dalam hal ini alat musik dan buku yang digunakan sangatlah penting peranannya. Karena didalam pendidikan seni musik kita tidak hanya mementingkan teori saja, tetapi antara praktik dan teori mempunyai peranan yang seimbang. Hal ini dikarenakan di dalam musik kita tidak hanya berbicara saja tetapi kita butuh memainkan dan mempraktikannya. Dalam konteks etnomusikologi, pentingnya perhatian kepada proses pembelajaran atau enkulturasi, dikemukakan oleh Merriam (1964) seperti yang penulis terjemahkan sebagai berikut: Dalam etnomusikologi pendidikan ( Enkulturasi ) budaya musik menjadi salah satu fokus kajiannya. Pendidikan musik ini menjadi salah satu fungsi musik yaitu untuk menjaga kontinuitas kebudayaan. Selain itu pendidikan musik mencakup pada aspek bagaimana kedudukan pemusik meneruskan keahliannya kepada generasi pemusik yang lebih muda.
Lembaga Pendidikan Musik (LPM) Farabi sebagai salah satu lembaga kursus musik yang cukup terkenal di Kota Medan juga memiliki teknik yang berbeda dalam hal mendidik siswa atau murid dalam memberi pengetahuan dan keterampilan bermusik. Hal ini seiring upaya dari pihak manajemen untuk mengembangkan lembaga kursus ini menjadi yang terdepan. Hal ini bisa kita lihat dari guru-guru berkualitas dan berpengalaman dalam mengajar yang dipunyai oleh LPM Farabi. Kemudian disertai sarana dan prasarana yang baik, guna mendukung proses belajar mengajar. LPM Farabi juga mengadakan home concert (pertunjukan di lingkungan sendiri) rutin setiap tahunnya dan menjadi wadah bagi para siswa / murid untuk menunjukan keterampilannya yang diperoleh selama mengajar.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa hal diatas inilah yang mendorong penulis untuk meneliti bagaimana manajemen pendidikan yang dilaksanakan di LPM Farabi dengan judul Analisis Metode Pengajaran Gitar Klasik di Lembaga Pendidikan Musik (LPM) Farabi Kota Medan.
1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di atas maka dapat diambil dua pokok permasalahan, yang menjadi topik bahasan dalam tulisan ini diantarannya : (1) Bagaimana metode pengajaran yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan murid bermain gitar di LPM Farabi? (2) Bagaimana kemampuan murid yang belajar gitar klasik di LPM Farabi? Dua pokok permasalahan di atas bertujuan untuk melihat apa relevansi dan hubungan antara metode pengajaran dan tingkat kemampuan siswa. Seterusnya akan berdampak kepada popularitas lembaga pendidikn LPM Farabi. Selain itu juga akan dikaji masalah-masalah yang dihadapi oleh LPM Farabi.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Secara umum suatu penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan objek yang diteliti sehingga ditemukan suatu kesimpulan yang menjadi pemecahan masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
1.3.1 Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : (1) Mengetahui sejauh mana perkembangan kemampuan dan keterampilan para murid di LPM Farabi dalam memainkan alat musik gitar klasik. (2) Mengetahui sistem metode pengajaran yang ada di LPM Farabi.
1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana cara atau metode pengajaran yang baik serta teori yang digunakan dalam mengajar alat musik gitar klasik agar lebih meningkatkan kemampuan murid untuk memainkan alat musik gitar klasik. Selain itu manfaat lain yang dapat dirasakan dalam penelitian ini yaitu: (1) Sebagai bahan informasi atau referensi bagi guru gitar klasik yang ingin meningkatkan kualitas dan metode pengajarannya. (2) Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh penulis selama belajar di Departemen Etnomusikologi. (3) Sebagai sarana untuk menssosialisasikan kepada masyarakat bagaimana cara atau metode pengajaran gitar klasik yang baik. (4) Secara keilmuan akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu etnomusikologi, yang juga memperhatikan pendidikan atau enkulurasi musik secara informal, khususnya alat musik gitar.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Konsep Dan Teori Yang Digunakan Untuk membantu atau mendukung peneliti dalam melakukan analisa data dan informasi yang didapatkan, untuk itu peneliti harus memahami konsep yang akan diteliti dan teori apa yang digunakan agar mempermudah penelitian.
1.4.1 Konsep Konsep meruipakan defenisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variable mana kita ingin menentukan adanya hubungan empiris (Merton 1963:89). Pemilihan konsep yang tepat amatlah penting, tetapi rumit karena adanya sekian banyak konsep yang dapat dipilih. Maka perlulah ditentukan ruang lingkup dan batasan persoalan, sehingga jumlah konsep yang bersangkut paut dengan persoalan itu juga dapat dibatasi. Dalam hal ini adanya teoritis dapat membantu dan meringankan pekerjaan si peneliti. Dalam tulisan ini, konsep-konsep yang penulis gunakan dan perlu diterangkan mencakup Analisis metode pengajaran gitar klasik di LPM Farabi Medan. Konsep berkaitan
dengan pendidikan sebagai sebuah sistem yang dijalankan dengan cara
pengajaran. Analisis metode pengajaran gitar klasik yang ada di LPM Farabi menjadi fokus utama yang penulis teliti sehingga menjadi satu kesimpulan tentang bagaimana metode pengajaran yang ada di LPM Farabi tersebut, juga disertai dengan hasil pengamatan terhadap hasil belajar murid untuk melihat kemampuan murid yang belajar di LPM Farabi yang indikatornya ialah hasil ujian yang dilaksanakan oleh LPM Farabi Medan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta dkk : 1995 ) metode adalah langkah atau cara-cara yang teratur yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dasar melalui suatu proses. Artinya metode dalam hal ini yang digunakan adalah cara dalam pengajaran gitar klasik di LPM Farabi. Pengajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses belajar mengajar di mana pengjaaran dapat diartikan sebagai proses mengajar. Muhibbin Syah ( 1995 : 33 ) mengatakan bahwa “ Pengajaran adalah memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar agar melakukan sesuatu, dan memberi informasi ”. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara yang dilakukan dalam mentransfer suatu ilmu atau pengetahuan dari seseorang kepada orang lain melalui suatu proses yang dinamakan proses belajar. Pengajran inilah yang menjadi fokus utama kajian ini. Perhatian ditumpukan kepada bagaimana cara LPM Farabi dalam mentransfer ilmu dan keterampilan, khususnya gitar melalui media pengajaran.. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Hal senada juga dikemukakan
oleh Langeveld ( 2005 : 69 ) yang mengatakan “ Mendidik adalah
mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa. Menurut Tirtarahrdja dan Sulo ( 2005 : 51 ) unsur-unsur atau komponen pengajaran dikelompokan dalam beberapa kategori yaitu : 1) Materi pengajaran / isi
Universitas Sumatera Utara
pendidikan, 2) Murid atau peserta didik atau dan 3) Guru atau pendidik. Semua itulah yang nantinya akan menjadi analisis pokok penulis dalam tulisan ini. Berdasarkan hal diatas maka metode pengajaran gitar klasik adalah bermakna sebagai kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk menciptakan proses belajar mengajar gitar klasik agar lebih efektif dan efisien bagi guru atau siswa dan sasaran dari proses pengajaran tersebut dapat dicapai dengan baik.
1.4.2 Teori Teori merupakan landasan cara berpikir dalam membahas permasalahan yang timbul dalam suatu penelitian. Teori sangat dibutuhkan dalam penelitian untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan informasi ( data ) dan membatasi masalah yang ingin diteliti. Menurut Tirtarahardja dan Sulo ( 2005 : 23 ) “sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi lain.” Hal tersebut tentu dilakukan melalui jalan pengajaran. Jika dihubungkan dengan pernyataan maka pada dasarnya pengajaran gitar klasik sebagai salah satu media Transfer Knowledge sangatlah penting karena berperan sebagai transformasi budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal senada juga dikemukakan oleh Muhibbin Syah ( 1995 : 33 ) yang mengatakan “ Pengajaran adalah memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar agar melakukan sesuatu, dan memberikan informasi “. Menurut Achmadi dan Uhbiyati ( 2001 : 71 ) Yang dimaksud dengan pendidikan (didaktik) adalah prinsip-prinsip yang umum yang berhubungan dengan penyajian bahan pelajaran agar murid dapat menguasai sesuatu bahan pelajaran. Didaktik berasal dari
Universitas Sumatera Utara
bahasa Yunani kuno yang artinya didaskein atau pengajaran yang berarti perbuatan atau aktivitas yang menyebabkan timbulnya kegiatan atau kecakapan baru bagi orang lain. Selanjutnya didaktik dapat dibagi atas dua bidang yaitu: didaktik umum, didaktik khusus : Didaktik umum memberikan prinsip-prinsip umum yang berhubungan dengan penyajian bahan pelajaran agar anak dapat menguasai sesuatu bahan pelajaran. Prinsipprinsip ini berlaku bagi semua mata pelajaran contoh misalnya: minat, peragaan, motivasi, dan sebagainnya, yang kesemuanya itu menyangkut semua mata pelajaran. Di sisi lain Didaktik khusus membicarakan tentang cara mengajarkan mata pelajaran tertentu dimana prinsip didaktik umum digunakan. Seperti kita ketahui setiap mata pelajaran mempunyai cirri khas yang berbeda satu sama lain. Jika kita lihat sebenarnya fungsi utama dari diadakannya tempat pendidikan musik seperti LPM Farabi ialah sebagai tempat untuk pembelajaran alat musik gitar klasik serta media sosialisasi penggunaan alat musik ini sesuai dengan teori-teori yang ada. Yang dimaksud dengan teorinya adalah kurikulum yang berlaku dalam memainkan alat musik ini yang seperti bagaimana cara membaca not balok dan memainkannya dengan membaca not tersebut. Menurut Tirtarahardja dan Sulo ( 2005 : 51 ) untuk melihat suatu bentuk pengajaran secara utuh maka kita harus menganalisa masing-masing komponen yang terlibat di dalamnya yaitu : (1) Materi/ isi pendidikan yaitu sistem pendidikan di LPM Farabi yang telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuab pengajaran (2) Murid atau peserta didik yaitu orang yang dalam hal ini sebagai yang diajarkan atau yang menerima pengajaran ; (3) Guru/pendidik atau
Universitas Sumatera Utara
Instruktur yang berperan sebagai mediator dari bahan ajar kepada yang diajar atau sebagai orang yang menyelenggarakan pengajaran agar mengeantarkan murid mencapai tujuan yang direncanakan serta orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik ; (4) Tempat ; (5) Alat-alat pendukung : alat musik, alat peraga, dan alat pendukung lainnya.
1.5 Metode Analisis Metode ialah cara atau jalan menyangkut masalah kerja yang dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu bersangkutan (Koentjaraningrat, 1985). Metode penelitian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode kualitatif dan kwantitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dianalisis secara rinci. Metode ini sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat ( 1976 : 30 ) yaitu : “ Penelitian yang bersifat deskriptif memberi gambaran, uraian, keterangan, dan mencari fakta-fakta mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu dalam masyarakat ”. Penelitian kualitatif adalah berwujud data yang bersifat konsep atau meneliti fakta-fakta sosial. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian di LPM Farabi meliputi dari murid, instruktur, dan penyajinya dalam hal ini ialah LPM Farabi itu sendiri. Dalam penulisan skripsi ini, seluruh data yang diambil melalui kerja lapangan yang meliputi : pengambilan data melalui wawancara terhadap informan yang ada di LPM Farabi maupun dari luar, dan pengambilan gambar pemotretan pada saat berlangsungnya pengajaran gitar klasik di LPM Farabi kota Medan, keseluruhan data
Universitas Sumatera Utara
tersebut kemudian diproses dan dianalisis kembali untuk mendapatkan hasil yang dituangkan dalam bentuk skripsi. Menurut Nettl (1964) juga berpendapat bahwa ada dua kerangka kerja etnomusikologi yaitu : kerja lapangan (fieldwork ) dan kerja laboratorium. Sehingga data yang dikumpul di lapangan akan dianalisa di laboratorium dan hasilnya akan didapatkan setelah kedua metode kerja itu dilakukan.
1.6 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang penulis tentukan hanya meliputi kota Medan yang merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera Utara, tepatnya di jalan Burjamhal No. B 28-29 Kota Medan. Sebagai alasan mengapa penulis menjadikannya sebagai lokasi penelitian adalah mengingat saat ini LPM Farabi merupakan tempat kursus yang ada di Medan sehingga sangat baik untuk perkembangan pendidikan musik di kota Medan.
1.7 Kerja Lapangan Dalam hal ini beberapa metode yang penulis lakukan ialah dengan wawancara dan observasi sebagai berikut :
1.7.1 Wawancara Wawancara atau interview, merupakan cara yang dilakukan kalau kita mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari responden atau informan, dengan interaksi komunikasi dangan informan atau responden.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Koentjaraningrat (1990:190) wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : (1) wawancara berfokus ( focused interview), (2) wawancara bebas (free interview), (3) wawancara sambil lalu (cassual interview). Wawancara berfokus mengutarakan pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu, tetapi selalu berpusat pada pokok permasalahan. Wawancara bebas yaitu tidak berpusat pada pokok permasalaha tetapi tidak beralih dari satu hal ke hal lain. Sedangkan wawancara sambil lalu, yaitu dimana wawancara dilakukan tanpa persiapan sebelumnya, dan orang yang diwawancara itu kebetulan berada di suatu tempat. Dalam penelitian kali ini penulis melakukan metode wawancara berfokus dan wawancara bebas. Sebelum melakukan wawancara itu maka harus ditentukan dulu siapa yang akan diwawancara, dan hasilnya ditulis langsung di lapangan. Yang menjadi informan penulis dalam penelitian ini yaitu instruktur yang ada di Farabi, pimpinan LPM Farabi, murid, dan informan yang dari luar lokasi penelitian tapi masih relevan dengan topik bahasan penulis. Di dalam mengajukan pertanyaan penulis tidak memberi pertanyaan yang terlalu terpaku pada pokok pembicaraan namun dapat menyinggung berbagai hal walaupun tidak menyimpang dari konsep penelitian.
1.7.2 Observasi (Pengamatan) Observasi atau pengamatan dapat digunakan untuk menghimpun data dari interaksi antara peneliti dengan informan dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh informan tersebut. Sebelum melakukan pengamatan, maka harus diperhatikan : ruang dan lokasi penelitian, objek yang diteliti, kegiatan yang diteliti, waktu, tujuan penelitian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Agar lebih mendalami apa yang akan diteliti maka peneliti harus mengamati langsung objek yang akan diteliti dalam hal ini LPM Farabi kota Medan.
1.8 Studi Kepustakaan Untuk mencari konsep dan teori yang berhubungan dengan tulisan ini yang dapat dijadikan bahan bacaan yang relevan dengan objek penelitian. Sumber bacaan tersebut dapat berupa majalah, ensiklopedia, bulletin, buku, dan lain-lain. Semua itu merupakan sumber informasi yang dapat membantu penulis dalam mengerjakan penulisan ilmiah ini.
1.9 Kerja Laboratorium Dalam kerja laboratorium semua data yang siudah didapatkan dari penelitian lapangan akan dianalisis dan diseleksi agar dapat dibuat menjadi bahan tulisan. Data-data akan disusun kembali sesuai dengan teknik-teknik penulisan karya ilmiah. Kemudian, seluruh hasil pengolahan data disusun dalam suatu hasil lapangan berbentuk skripsi.
1.10 Pengalaman Pribadi Ada banyak hal yang bisa saya dapat sebagai penulis dari tulisan ilmiah ini antara lain saya dapat mengetahui tentang bagaimana dunia pendidikan dan bagaimana cara mengajar yang baik. Musik merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia. Hampir setiap hari manusia pasti mendengarkan musik, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanpa adanya musik maka kehidupan akan terasa sepi dan membosankan.
Universitas Sumatera Utara
Peranan pendidikan nonformal seperti lifeskill ternyata juga berperan dalam membentuk suatu keterampilan seseorang dengan tujuan tentunya semakin meningkatkan sumber daya manusia untuk siap bersaing di dunia kerja. Saat ini pemerintah juga sudah menyikapi tuntutan dari era globalisasi ini dengan mendukung setiap warga Negara untuk mempunyai keterampilan di luar dari pendidikan formal. Contohnya saja di sekolahsekolah saat ini sudah mencanangkan pengembangan diri sebagai ekstrakulikuler wajib seperti : musik, olahraga, bahasa asing, computer dan lain sebagainya, sebagai syarat agar siswanya dapat memiliki keterampilan. Penulis
terkadang
melihat
seseorang
dengan
hanya
mengandalkan
keterampilannya saja bisa dapat bekerja dan mencukupi kebutuhan hidupnya, bahkan terkadang seseorang yang tidak mempunyai pendidikan formal pun dapat mencukupi nafkahnya hanya dengan keterampilannya saja. Hal inilah yang menjadikan seseorang harus mempunyai keterampilan khusus agar dapat menambah daya saing di dunia kerja maupun di masyarakat. Dengan saya meneliti di LPM Farabi saya dapat melihat bagaimana cara mengajar yang baik, dan bagaimana cara membuat suatu usaha di bidang pendidikan serta bagaimana manajemen suatu pendidikan non formal dalam mengembangkan bisnisnya. Selain itu fungsi seni yang dampak dan kaitannya lebih dalam pada sebuah kebudayaan, diantaranya adalah : untuk integrasi sosial masyarakat, baik yang homogen apalagi yang heterogen, seperti masyarakat Sumatera Utara. Fungsi seni juga untuk melanjutkan generasi manusia, untuk hiburan yang dapat menentramkan diri dalam menghadapi permasalahan dunia yang semakin lama-semakin kompleks.
Universitas Sumatera Utara