1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Sejalan dengan laju pertumbuhan yang sangat pesat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini, perkembangan dunia usaha di Indonesia sangat bergantung pada faktor-faktor yang mendukung perkembangan tersebut.Pengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan di segala aspek kehidupan, termasuk dunia perekonomian kita ini sangat besar.Pertumbuhan dunia usaha yang cukup pesat ini mengakibatkan timbulnya tingkat persaingan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya.Kondisi lingkungan bisnis yang teus berkembang dengan tingkat persaingan tinggi, tidak hanya menuntut perusahaan untuk sekedar mengatasi masa depan, tetapi juga dapat mengantisipasi segala dampak dari perusahaan tersebut terhadap masa depan perusahaan. Melihat
hal
ini,
perusahaan
perusahaan
dituntut
untuk
mempertimbangkan salah satu komponen penting dalam pasar yaitu konsumen.Oleh karena itu dengan memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen.Perusahaan
dapat
memenangkan
persaingan
pasar
yang
semakin fokus terhadap kepuasan pelanggan. Proses pencapaian kepuasan
2
pelanggan dapat diciptakan dengan berbagai cara, salah satunya adalah bagaimana cara perusahaan menyusun program bauran pemasaran yang dapat menanggulangi kualits jasa antara permintaan pasar dan penawaran perusahaan. Pentingnya proses penetapan bauran pemasaran oleh perusahaan ini terlihat dari besarnya pengaruh hubungan langsung antara komponen-komponen dalam bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, dan promosi) dengan perilaku konsumen khususnya dalam mendukung keputusan konsumen. Konsumen
merupakan
titik
sentra
perhatian
pemasaran.
Mempelajariapa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada saat ini merupakan hal yang sangat penting. Memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien. Ketika pemasar mengetahui bahwa konsumen yang menginginkan produknya hanya sebagian kecil saja dari suatu populasi, dan dengan karakteristik yang khusus, maka upaya-upaya pemasaran bisa diarahkan dan difokuskan pada kelompok tersebut. Dengan memfokuskan bidikan, maka biaya yang dikeluarkan untuk promosi akan lebih murah dan tepat sasaran. Untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen, maka aspek-aspek yang mempengaruhi konsumen secara individu seperti persepsi, cara memperoleh informasi, sikap, kepribadian dan gaya hidup perlu dianalisis. Selain itu perlu dianalisis faktor
3
lingkungan seperti budaya, kelas sosisal, kelompok rujukan, keluarga dan lainnya yang semuanya bias mempengaruhi perilaku konsumen. Para pemasar
yang
memahami
perilaku
konsumen
juga
akan
mampu
mempengaruhi perilaku tersebut sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan
pemasar.
Mempengaruhi
perilaku
konsumen
adalah
mempengaruhi pilihan konsumen agar mereka mau memilih produk tertentu dan
merek
tertentu
yang
ditawarkan
pemasar
tersebut.
Proses
mempengaruhi konsumen biasanya dilakukan melalui strategi pemasaran yang tepat. Begitu pula pada perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor dan developer tersebut, yang sebagai penyedia perumahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara langsung.Masyarakat selaku konsumen pembeli
tidak
dengan
begitu
saja
membeli
rumah
tanpa
sebuah
pertimbangan yang mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan. Selain itu, dalam sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (post purchase behavior). Pada tahap ini konsumen akan merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perikau berikutnya. Konsumen akan merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain.
4
Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mendukung dalam memasarkan perumahan untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah penggunaan marketing mix (bauran pemasaran). Dengan demikian, faktorfaktor yang terdapat dalam bauran pemasaran meruapakan variabel-variabel yang diharapkan mampu menciptakan kepuasan konsumen, atau dengan kata
lain
variabel-variabel
tersebut
akan
mempengaruhi
kepuasan
konsumen dalam membeli suatu produk. Keputusan seorang konsumen dipengaruhi oleh ciri-ciri faktor budaya yaitu kebudayaan, sub kultural, dan kelas sosial.Sedangkan keputusan seorang konsumen yang berasal dari dalam diri kosumen yaitu faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor pribadi seperti pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan dibeli atau dipakai, untuk itu para pemasar mencoba mengidentifikasi kelompok pekerja yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa lain. Dengan mempelajari perilaku konsumen para pengembang akan banyak memperoleh informasi tentang keterlibatan konsumen secara langsung
dalam
mendapatkan,
mengkonsumsi,
dan
sekaligus
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan ini.
5
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengambil judul: “Analisis
Pengaruh
Bauran
Pemasaran
Terhadap
Keputusan
Konsumen Dalam Pembelian “Perumahan Griya Sudiang Permai” Pada PT. Rekatama Prosindo di Makassar”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dihadapi adalah: 1. Apakah variabel-variabel bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian Perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar. 2. Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian Perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
1.3
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel bauran pemasaran jasa yaitu produk, harga, lokasi dan promosi terhadap pengambilan keputusan dalam pembelian Perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
6
2. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap
pengambilan
keputusan
konsumen
dalam
pembelian
Perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan atas saran kepada manajemen pemasaran dalam upaya memutuskan dan menentukan kebijakan pemasaran pada PT. Rekatama Prosindo. 2. Dapat berguna sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya. 3. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Hasanuddin Makassar.
1.5
Sistematika Penulisan Penulis menyusun skipsi ini dengan menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut: Bab I, merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, penulisan.
manfaat penelitian, dan sistematika
7
Bab II, merupakan landasan teori yang mengemukakan pengertian pemasaran dan bauran pemasaran, teori – teori bauran pemasaran jasa, pengertian pemasaran, pengertian jasa, perilaku konsumen dan keputusan konsumen, proses pengambilan keputusan pembelian konsumen, faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, kerangka pikir, dan hipotesis. Bab III, merupakan metodologi penelitian yang mencakup lokasi penelitian, pengumpulan data, jenis data dan sumber data, dan metode analisis. Bab IV, merupakan gambaran umum objek penelitian yang mencakup sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan uraian tugas PT Rekatama Prosindo. Bab V, membahas tentang deskripsi variabel produk, harga, promosi, dan saluran distribusi, analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen melalui uji Validitas, Reliabilitas, Multikolinearitas, Uji F, dan Uji T, serta hasil pembahasan penelitian tentang pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen. Bab VI, merupakan penutup yang mencakup kesimpulan atas hasil analisis yang dilakukan dan memberikan saran bagi perusahaan berdasarkan hasil analisis.
8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Pemasaran dan Bauran Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran Perubahan dunia yang begitu cepat telah memaksa produsen dan para penjual berpikir keras agar tetap bertahan di dunianya.Perubahan ini diakibatkan oleh berbagai sebab seperti pertumbuhan dan perkembangan teknologi.Seiring dengan perkembangan zaman yang membawa masalahmasalah dan kesimpulan baru, menyebabkan menariknya pengetahuan marketing bagi perusahaan. Pemasaran pada dasarnya mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan
pasar
dan
berusaha
mencapai
suatu
pertukaran
yang
potensial.Konsep pemasaran menganggap bahwa kunci untuk mencapai tujuan perusahaan adalah melalui dari penentuan kebutuhan dan keinginan dari
pasar
sasaran.Tujuan
dari
pemasaran
adalah
membantu
dan
merangsang pertukaran-pertukaran sedangkan tujuan pertukaran adalah memuaskan kebutuhan serta keinginan manusia, dimana kebutuhan dan keinginan adalah sesuatu hal yang mutlak.
9
Definisi pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler (2002 : 9) adalah sebagai berikut:“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.” Menurut Irawan (1999 : 13) definisi pemasaran adalah: “Semua kegiatan
manusia
diarahkan
untuk
memuaskan
kebutuhan
dan
keinginannya melalui proses pertukaran.” Proses pertukaran melibatkan kerja. Penjualan harus mencari pembeli, menemukan dan memenuhi kebutuhan mereka, merancang produk yang tepat, menentukan harga yang tepat, menyimpang dan mengangkutnya, mempromosikan produk tersebut. Menurut
Stanton
(1991
:
14)
pemasaran
adalah:
“Pemasaranmerupakan keseluruhan system kegiatan pemasaran yang dibentuk untuk merencanakan, menetapkan harga serta mengadakan promosi serta mendistribusikan barang dan jasa tersebut pada pelanggan”. Dari
pengertian-pengertian
disimpulkan yaitu:
pemasaran
di
atas
maka
dapat
10
1. Pemasaran adalah suatu usaha organisasi dalam mempertemukan manusia, financial, dan sumber-sumber fisik yang dimilikinya guna memenuhi kebutuhan dan keinginan individu maupun kelompok. 2. Pemasaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara efisien dengan menciptakan permintaan yang efektif.
2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran Dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut bauran pemasaran
(marketing
mix)
mempunyai
peranan
penting
dalam
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan dan keberhasilan suatu pemasaran baik pemasaran produk maupun untuk pemasaran jasa di pasar. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran (marketing mix). Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri dari semua variable yang dapat dikontrol perusahaan
dalam
komunikasinya
dengan
dan
akan
dipakai
untuk
memuaskan konsumen sasaran. Definisi bauran pemasaran menurut Kotler (2002 : 18) adalah sebagai berikut: “Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat
11
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran”. Sedangkan pengertian bauran pemasaran menurut Swastha (2000 : 42) adalah: “Marketing mix adalah kombinasi dari empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi”. Jadi dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu perangkat
yang
dapat
dilakukan
perusahaan
untuk
mempengaruhi
permintaan terhadap produknya dan perangkat-perangkat tersebut akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan serta semua ini ditunjukkan untuk memberikan kepuasan kepada konsumennya. 2.1.3 Bauran Pemasaran Jasa Adapun komponen-komponen dari bauran pemasaran (marketing mix) yang awalnya hanya ada 4P’s dan kemudian Kotler (2000) menambahkan komponennya menjadi 7P’s yaitu: 1. Produk (Product) Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk di dalamnya kualitas produk, desain produk, dan karakteristik/ciri-ciri produk.Pemasar produk jasa perlu mempertimbangkan range jasa yang ditawarkan, tingkat kualitas dan level jasa yang diberikan.
12
2. Harga (Price) Harga merupakan jumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli suatu produk.Harganya harus sesuai dengan persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut, nilai kepada pelanggan, supaya pembeli tidak beralih ke para pesaing. 3. Promosi (Promotion) Promosi merupakan program komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran produk atau jasa.Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi yang diterapkan dalam perusahaan, antara lain: (Kotler, 2001:98-100) 1) Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 2) Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan
calon
pembelian.
pembeli
yang
ditujukan
untuk
merangsang
13
3) Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah). 4) Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 5) Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan
perorangan
secara
langsung
ditujukan
untuk
mempengaruhi pembelian konsumen. 4. Distribusi (Place) Tempat merupakan fungsi distribusi dan logistic yang dilibatkan dalam
rangka
menyediakan
produk
atau
jasa
sebuah
perusahaan.Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih
dapat
menghambat
bahkan
memacetkan
usaha
penyaluran produk/jasa dari produsen ke konsumen. Distributor-distributor
atau
penyalur
ini
bekerja
aktif
untuk
mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam
14
memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut: a. Sifat pasar dan lokasi pembeli. b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara. c. Pengendalian
persediaan,
yaitu
menetapkan
tingkat
persediaan yang ekonomis. d. Jaringan pengangkutan. Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk menyalurkan jasanya kepada konsumen. Jadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran distribusi itu sendiri dengan memperhitungkan adanya perubahan pada masyarakat serta pola distribusi perlu mengikuti dinamika para konsumen tadi. 5. Manusia (People) Proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian karyawan, yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Dalam perusahaan jasa, ini bukan hanya memainkan peranan penting dalam produksi atau oprasional saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen.Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini
15
sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan jasa yang bersangkutan. 6. Bukti fisik (Physical Evidence) Bukti fisik yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah kosumen. Unsur-unsur yang termasuk dalam bukti fisik antara lain: lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barang-barang yang disatukan dengan service yang diberikan. 7. Proses (Process) Merupakan aktivitasnya
suatu
upaya
untuk
perusahaan
memenuhi
dalam
kebutuhan
dan
menjalankan keinginan
konsumennyasecara cepat dan tepat. Untuk perusahaan jasa, kerja sama antara marketing dan oprasional sangat penting dalam elemen proses ini. Dengan
demikian
4P’s
yang
pada
mulanya
menjadi
bauran
pemasaran barang, perlu diperluas lagi menjadi 7P’s jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa layanan.distribusi(place), manusia (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).
16
2.1.4 Jasa Menurut Kotler dan Gery Amstrong (2003 : 337) mengartikan jasa sebagai berikut: “Jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ada pada dasarnya tidak berwujud tidak mengahsilkan perpindahan kepemilikan”. Menurut Swastha (2000 : 318) mendefinisikan jasa sebagai berikut: “Jasa adalah abarng yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan”. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa jasa itu merupakan kegiatan atau manfaat yang di tawarkan dari satu pihak kepihak yang lain, yang pada hakekatnya tidak berwujud dan memiliki nilai bagi pembeli karena dapat memenuhi suatu kebutuhan tertentu. Jasa memiliki beberapa karakteristik yang khas yang membedakan dari produk berupa barang.Karakteristik tersebut menimbulkan implikasi yang penting dalam pemasaran jasa. Menurut Tjiptono (2004 : 18) ada lima karakteristik utama pada jasa yang dipaparkan sebagai berikut: 1. Jasa tidak berwujud (intangibility) Jasa berbeda dengan suatu barang, bila barang merupakan suatu objek, alat atau benda maka jasa merupakan suatu
17
perbuatan, tindakan, pengalaman,proses kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba seperti barang.Konsumen dapat merasakan pelayanan jasa tersebut ketika konsumen telah membeli jasa tersebut. 2. Tidak dapat dipisahkan (insenparability) Barang biasa diproduksi kemudian dijual dan dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. 3. Berubah-ubah (variability/heterogeneity) Jasa bersifat variable karena merupakan nonstandarized output, artinya banyak variasi, bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana saja jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bias diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya. 4. Tidak tahan lama (perishability) Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.Sifat jasa itu mudah lenyap tidak sama seperti barang. 5. Lack of Ownership Merupakan perbedaan dasar antara barang dan jasa.Pada pemeblian barang konsumen memiiki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya.Mereka bisa mengkonsumsi,
18
menyimpan atau menjualnya. Di pihak lain, pada pembelian jasa pelanggan mungin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas.
2.2
Perilaku Konsumen dan Keputusan Konsumen
2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi pemasar.Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran.Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternative atau lebih. Riset konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa menyediakan pilihan bagi konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun pilihan, dapat dijadikan strategi bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan penjualan dalam jumlah yang sangat besar. Menurut Tjiptono (2001 : 9) perilaku konsumen merupakan “Tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlihat dalam usaha-usaha memperoleh, menggunakan dan menentukan produk dan
19
jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut”. Menurut Mowen (2002:6) mengatakan perilku konsumen adalah: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”. Menurut Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai “Kegiatankegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan
barang-barang
dan
jasa-jasa,
termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu”. Menurut
Kotler
sangatlahkompleks
(2003:
karena
200)“Perilaku
terdiri
dari
konsumen
unsur-unsur
tersebut
yang
saling
berkaitan”. Untuk lebih memahaminya dapat di lihat pada model perilaku pembeli seperti tampak pada gambar berikut ini:
20
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Gambar di atas memperlihatkan terdapat tiga bagian yang terpisah dan dihubungkan oleh anak panah (kiri ke kanan), hal ini menunjukkan ketiga bagian ini mempunyai hubungan yang erat dan terdapat suatu hubungan berkesinambungan. Pada
bagian
kiri
terdapat
rangsangan
pemas pemasaran aran
yang
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu produk, harga, tempat, promosi dan juga terdapat rangsangan lain yang bersifat eksternal yaitu ekonomi, politik, teknologi dan budaya pada bagian tengah terdapat karakteristik (jenis) pembeli yang berpengaruh terhadap dap proses keputusan membelinya dan bagian akhir adalah hasil akhir diproses sebelumnya yaitu keputusan pembelian.
21
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut James F. Engel, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard (1994:258) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu: 1. Strategi pemasaran Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya. Strategi pemasaran adalah satu-satunya variable yang dikendalikan oleh pemasar. Dalam hal ini, pemasar berusaha mempengaruhi
konsumen
dengan
menggunakan
stimuli-stimuli
pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu yang berhubungan dengan produk apa yang akan ditawarkan, penetuan harga jual, trategi promosinya dan bagaimana distribusinya. 2. Faktor perbedaan individu konsumen Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi, sikap, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif merek yang tersedia.
22
3. Faktor lingkungan konsumen Pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya. Seperti Keluarga, kelompok rujukan dan lainnya. Proses keputusan konsumen akan terdiri dari tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan kepuasan konsumen. Pemahaman
terhadap
factor-faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
konsumen akan memberikan pengetahuan kepada pemasar bagaimana menyusun strategi dan komunikasi pemasaran yang tepat.
2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Kotler (2003: 224) proses pengambilan keputusan pembelian pada konsumen di bagi menjadi lima tahapan yaitu: 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau ksternal.Dalam sebuah kasus, rasa lapar, haus, dapat menjadi sebuah pendorong atau pemicu yang menjadi kegiatan pembelian. Dalam beberapa kasus lainnya, kebutuhan juga dapat didorong oleh kebutuhan eksternal, contohnya ketika seseorang mencium sebuah wangi masakan dari dalam
23
rumah makan,ia akan merasa lapar atau seseorang menjadi ingin memiliki mobil seperti yang dimiliki tetangganya. Pada tahap ini pemasar perlu melakukan identifikasi keadaan yang dapat
memicu
timbulnya
kebutuhan
konsumen.Para
pemasar
dapat
melakukan penelitian pada konsumen untuk mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat mereka terhadap suatu produk. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi-informasi yang lebih banyak. Dalam tahap ini, pencarian informasi yang dilakukan oleh konsumen dapat dibagi ke dalam dua level, yaitu situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan dengan penguatan informasi. Pada level ini orang akan mencari serangkaian informasi tentang sebuah produk. Pada level kedua, konsumen mungkin akan mungkin masuk kedalam tahap pencarian informasi secara aktif. Mereka akan mencari informasi melalui bahan bacaan, pengalaman orang lain, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang dapat menjadi perhatian pemasar dalam tahap ini adalah bagaimana caranya agar pemasar dapat mengidentifikasi sumber-sumber utama
atas
informasi yang didapat
konsumen dan
24
bagaimana pengaruh sumber tersebut terhadap keputusan pembelian konsumen selanjutnya. Menurut Kotler (2003:225) sumber utama yang menjadi tempat konsumen untuk mendapatkan informasi dapat digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu: a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan. b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko. c. Sumber publik: Media masa, organisasi penentu peringkat konsumen. d. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian informasi tentang sebuah produk melalui sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.Namun, informasi yang paling efektif
berasal dari sumber
pribadi.Tiap-tiap informasi komersial menjalankan perannya sebagai pemberi informasi,
dan
sumber
pribadi
menjalankan
fungsi
legitimasi
atau
evaluasi.Melalui sebuah aktivitas pengumpulan informasi, konsumen dapat mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur-fitur yang dimiliki oleh setiap merek sebelum memutuskan untuk membeli merek yang mana.
25
3. Evaluasi alternatif Dalam tahapan selanjutnya, setelah mengumpulkan informasi sebuah merek, konsumen akan melakukan evaluasi alternatif terhadap beberapa merek yang menghasilkan produk yang sama. Pada tahap ini ada tiga buah konsep dasar yang dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhannya. Kedua, konsumen akan mencari mafaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen akan memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan dan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh pembeli dapat berbeda-beda tergantung pada jenis produknya. Contohnya, konsumen akan mengamati perbedaan atribut sperti ketajaman gambar, kecepatan kamera, ukuran kamera, dan harga yang terdapat pada sebuah kamera. 4. Keputusan Pembelian Dalam
melakukan
evaluasi
alternatif,
konsumen
akan
mengembangkan sebuah keyakinan atas merek dan tentang posisi tiap merek berdasarkan masing-masing atribut yang berujung pada pembentukan citra merek. Selain itu, pada tahap evaluasi alternatif konsumen juga
26
membentuk sebuah preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang paling di sukai dan berujung pada keputusan pembelian. Pada tahapan keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh dua faktor utama yang terdapat diantara niat pembelian dan keputusan pembelian yaitu: a. Sikap orang lain, yaitu sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu: 1. intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai calon konsumen. 2. motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain (Fisbhein, Kotler 2003 : 227). Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan preferensi sebaliknya juga berlaku, preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama. b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat mengurangi niat pembelian konsumen.
27
Contohnya,
konsumen
mungkin
akan
kehilangan
niat
pembeliannya ketika ia kehilangan pekerjaannya atau adanya kebutuhan yang lebih mendesak pada saat yang tidak terduga sebelumnya. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan (Raymond, Kotler 2003:228). Seperti jumlah uang yang akan dikeluarkan, ketidakpastian atribut dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Dalam hal ini, pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya risiko dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi risiko yang dipikirkan konsumen. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidapuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli.Para pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk pasca pembelian. a. Kepuasan pasca pembelian Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pembeli akan
28
kecewa. Sebaliknya, jika kinerja produk lebih tinggi dibandingkan harapan konsumen maka pembeli akan merasa puas. Perasaan-perasaan itulah yang akan memutuskan apakah konsumen akan membeli kembali merek yang telah dibelinya dan memutuskan untuk menjadi pelanggan merek tersebut atau merferensikan merek tersebut kepada orang lain. Pentingnya kepuasan pascapembelian menunjukkan bahwa para penjual harus menyebutkan akan seperti apa kinerja produk yang sebenarnya. Beberapa penjual bahkan menyatakan kinerja yang lebih rendah sehingga konsumen akan mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi daripada yang diharapkannya atas produk tersebut. b. Tindakan pasca pembelian Kepuasan
dan
ketidakpuasan
terhadap
produk
akan
mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen merasa puas maka dengan demikianakan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas, maka mungkin tidak akan membeli kembali merek tersebut. c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian Selain perilaku pascapembelian, dan tindakan pasca pembelian, pemasar juga haru memantau cara konsumen dalam memakai dan
29
membuang produk tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan diri konsumen dan lingkungan atas pemakaian yang salah, berlebihan atau kurang bertanggung jawab.
30
2.3
KERANGKA PIKIR Gambar 2.2 Kerangka Pikir
PT. Rekatama Prosindo Makassar
Bauran Pemasaran
Produk (Product)
Harga (Price)
Distribusi (Place)
Keputusan Pembelian Konsumen
Promosi (Promotion)
31
2.4
HIPOTESIS Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka hipotesis
penelitian ini adalah: 1. Diduga bahwa variabel bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar 2. Diduga bahwa variabel harga yang paling dominan berpengaruh terhadap
pengambilan
keputusan
konsumen
dalam
pembelian
perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi / Waktu Penelitian Adapun daerah penelitian yang merupakan objek penelitian penulis
dalam mengumpulkan data pada perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor dan developer yaitu pada PT. Rekatama Prosindo yang berlokasi di Jalan Pengayoman Ruko Akik Hijau Blok E No. 14 Panakukang Mas Makassar.
3.2
Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh informasi yang akurat dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan untuk memecahkan atau menganalisa masalah tersebut dengan metode sebagai berikut: 1. Penelitian lapangan (Field Research) Merupakan
kegiatan
pengumpulan
data
dengan
mengadakan
observasi langsung ke PT. Rekatama Prosindo Makassar dan mengadakan wawancara secara langsung dengan pemimpin serta
33
karyawan perusahaan khususnya bagian pemasaran untuk menunjang penelitian ini. Sedangkan metode yang digunakan untuk memperoleh data tersebut adalah: a. Metode Observasi (pengamatan) yaitu cara yang digunakan dengan mengamati langsung objek yang diteliti, yaitu di PT. Rekatama Prosindo Makassar. b. Metode interview (wawancara), yaitu dengan mewawancarai beberapa responden (konsumen pembelian perumahan tersebut) terkait dengan penelitian, termasuk pimpinan perusahaan dan kepala bagian serta orang-orang yang diberi wewenang untuk memberikan informasi sehubungan dengan penelitian ini. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan bahan-bahan yang berasal dari buku-buku yang mempunyai hubungan erat dengan masalah yang diteliti.Disamping itu digunakan pada bahan-bahan lain seperti dokumen dan bahan arsip perusahaan.
34
3.3
Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis data a. Data Kualitatif Data kualitatif yaitu data penelitian yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi baik secara langsung maupun tidak langsung dan banyak dijabarkan dalam bentuk tulisan yang berupa gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, maupun informasi lisan yang menyangkut kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan. b. Data Kuantitatif Data kuantitatif yaitu data penelitian yang diperoleh dari perusahaan berupa
data-data
dalam
bentuk
angka-angka
seperti
laporan
keuangan yang berhubungan dengan penulisan ini, seperti Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Laba Rugi (Income Statement) pada PT Rekatama Prosindo Makassar. 3.3.2 Sumber data a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari perusahaan melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan.
35
b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang berupa dokumen-dokumen atau berupa laporan tertulis dari perusahaan misalnya berupa gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, maupun informasi lisan yang menyangkut
kebijakan-kebijakan
yang
dikeluarkan
oleh
pihak
perusahaan.
3.4
Populasi dan Sampel Populasi bukan saja merupakan orang tetapi juga sekelompok subyek
atau data dengan krakteristik tertentu.Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Menurut
Sugiyono
(2004:
117)“Populasi
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri dari atas obyek yang subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diharapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sementara menurut Kuncoro (2009: 123) “Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan.” Penelitian
ini
dilakukan
dengan
pengambilan
data
dari
para
responden.Data yang diambil adalah dari sampel yang mewakili seluruh
36
populasi.Maka sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Sedangkan sampel menurut Sugiono (2004:73) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” Jumlah sampel dalam penelitian ditentukan berdasarkan rumus Slovin dikutip oleh Husein Umar (2005:108) adalah sebagai berikut: N n= 1 + Ne2
Di mana : n
: Ukuran Sampel
N
: Ukuran populasi yaitu jumlah total konsumen yang membeli perumahan “Griya Sudiang Permai”.
e
: Nilai kritis Dalam penelitian ini jumlah populasi pelanggan dengan batas
kesalahan yang diinginkan adalah 50 %, diketahui N = 284.000 pelanggan. Maka dengan mengikuti perhitungan di atas hasilnya adalah :
37
N n= 1+ Ne2 284 n= 1 + 284 (0,052) 284 n= 1,71 n = 166 orang Dalam penelitian ini, penulis menggunakan responden sebagai objek penelitian dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.Penentuan sampel sebagai responden, didasarkan pada pendekatan Sampling Aksidental Teknik. Dimana Sampling Aksidental menurut Sugiono (2004:73) adalah: “Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat diguanakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok dengan sumber data”.
3.5
Pengujian Validitas Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih
dahulu diuji validitasnya kepada responden dengan menggunakan rumus teknik Korelasi Product Moment Sugiyono (2004: 255) sebagai berikut:
38
r=
N (∑ XY ) − (∑ X ∑ Y ) ( N (∑ X 2 ) − (∑ X ) 2 )( N ( ∑ Y 2 ) − ( ∑ Y ) 2 )
Keterangan: r
=
koefisien validitas item yang dicari
X
=
Skor yang diperoleh dari subjek setiap item
Y
=
Skor yang diperoleh dari subjek seluruh item
ΣX
=
Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY
=
Jumlah skor dalam distribusi Y
Σ X2 =
Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
Σ Y2 =
Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y
N
Jumlah responden
=
Koefisien validitas dianggap valid jika r
hitung
> r
tabel
pada α = 1 %.
Kemudian kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut : a. Jika rxy hitung ≥ r tabel maka pernyataan dinyatakan valid b. Jika rxy hitung ≤ r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Berikut perhitungannya :
r=
30(11968 ) − (1189 x 302)
(30( 23961) − (1189 ) 2 x30 (3027 ) − (302 ) 2
39
r= r=
r= r=
359040 − 359078 (718830 −1413721 x 90810 − 91204 − 38 − 694891 x − 394
− 38 27375514 − 38 = −0,007262 5233
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai r sebesar -0,007262. Sedangkan nilai r tabel untuk jumlah responden sebanyak 30 orang dengan α=1 % sebesar -0,005238. Karena nilai –rhitung ≤ -rtabel (-0,007262 ≤ 0,005238) maka pernyataan dinyatakan valid. 3.6
Pengujian Reliabilitas Adapun teknik yang digunakan dalam pengujian reliabilitas pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik test-retest yaitu pengujian reliabilitas instrument yang dilakukan dengan cara percobaan instrument dua kali kepada responden yang sama dengan waktu yang berbeda Sugiyono (2004: 184). Sugiyono (2004:185) mengatakan bahwa pengujian reliabilitas instrument secara internal dapat dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua (split half) yaitu pengujian realibilitas internal yang
40
dilakukan dengan membelah item-item instrumen menjadi 2 (dua) kelompok yakni ganjil dan genap, kemudian ditotal, dicari korelasinya, dan kemudian dianalisis dengan rumus koefisien Sperman Brown sebagai berikut:
ri =
2 . rb 1⊕ rb
Keterangan : ri
=
realibilitas internal seluruh instrumen
rb
=
korelasi produk momen antara belahan ganjil dan genap
Koefisien reliabilitas dianggap reliable jika r hitung > r tabel pada α = 1 % Kriteria pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut : a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan reliabel. b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak reliabel. Berikut Perhitungannya :
ri =
2 .0,007262 1⊕ 0,007262
ri =
0,014253 1,007262
ri = 0,014419
41
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai r sebesar 0,014419. Sedangkan nilai r tabel untuk jumlah responden sebanyak 30 orang dengan α=1 % sebesar 0,005238. Karena nilai rhitung ≥ r-tabel (0,014419 ≥ 0,005238) maka pernyataan dinyatakan reliabel.
3.7
Metode Analisis Data
3.7.1
Analisis Regresi Berganda Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara produk, harga,
distribusi dan promosi dengan keputusan konsumen pada PT Rekatama Prosindo Makassar, digunakan analisis regresi linear berganda. Regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) Sugiono (2004 : 211)dengan rumusan sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4X4 + e
42
Dimana: Y
=
Keputusan Pembelian
a
=
Nilai Konstanta
X1 =
Produk (unit)
X2 =
Harga (Rp)
X3 =
Distribusi (Rp)
X4 =
Promosi (Rp)
b1-b4 =
Standar Error
Pengujian analisis regresi linier berganda ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 17,0 for Windows. Pengujian ini bertujuan untuk: 1. Uji
Multikolinearitas
penyimpangan
untuk
asumsi
mengetahui
klasik
ada
multikoliearitas,
atau yaitu
tidaknya adanya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. 2. Uji Heteroskedastisitas untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya penyimpangan varian dari residual untuk semua pengamatan dalam model regresi. 3. Uji Normalitas untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.
43
4. Uji
Autokorelasi
untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamtan lain pada model regresi. 5. Menghitung koefisien regresi untuk X0 X1 X2 6. Melakukan uji – T untuk menguji pengaruh antara variabel bebas secara individual terhadap variable terikat. 7. Melakukan uji – F untuk menguji pengaruh antara variabel bebas secara keseluruah terhadap variabel terikat dan utnuk mengetahui apakah model layak untuk digunakan atau tidak.
3.8
Definisi Operasional a. Produk (x1) merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan termasuk di dalamnya barang berwujud dan tidak berwujud. Barang yang berwujud seperti barang-barang yang bias dilihat fisiknya sedang barang yang tidak berwujud seperti jasa. Indikator-indikator dalam produk adalah: 1. Keanekaragaman produk 2. Kualitas 3. Design 4. Ciri/ karakteristik produk
44
5. Pelayanan b. Harga (x2) merupakan sejumlah uang sebagai alat ukur untuk memenuhi produk atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan andil pada perusahaan dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan. Indikator-indikator dalam harga adalah: 1. Daftar harga 2. Rabat/ diskon 3. Potongan harga khusus 4. Periode pembayaran 5. Syarat kredit c. Distribusi (x3) merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan. Indikator-indikator dalam distribusi adalah: 1. Saluran pemasaran 2. Cakupan pasar 3. Lokasi 4. Persediaan 5. Transportasi
45
d. Promosi (x4) merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi, mengkonfirmasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen untuk membeli produknya. Indikator-indikator dalam promosi adalah: 1. Periklanan 2. Promosi penjualan 3. Public relation/ kehumasan 4. Pemasaran langsung 5. Penjualan pribadi e. Keputusan pembelian merupakan keseluruhan tingkah laku atau perilaku konsumen yang terdapat dalam keputusan pembelian yang dilakukan pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
46
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Perusahaan PT Rekatama Prosindo didirikan pada hari Senin 23 November 1992 yang berlokasi di Jalan Pengayoman Ruko Akik Hijau Blok E/14 Panakukang Mas Makassar.Perseroan ini didirikan untuk jangka waktu 75 tahun yang didirikan oleh DR. Ir. Ronny Irwan Tanzil, MBA selaku Direktur Utama Perseroan.Perseroan ini merupakan perseroan yang bergerak di bidang developer.Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk menjalankan usaha dalam bidang pembangunan dan konstruksi baik sebagai kontraktor, perencana, dan pelaksana pembangunan gedung.Salah satu kegiatan usaha dari PT Rekatama Prosindo adalah melakukan pembangunan perumahan di daerah Sudiang Makassar yakni Perumahan Sudiang Griya Permai. Modal dasar untuk mendirikan perseroan ini adalah kurang lebih Rp 1.000.000.000,00 (satu milliar rupiah) yang terdiri atas 1000 (seribu) saham dimana masing – masing saham bernilai nominal sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah). Dari modal dasar tersebut telah diambil ahli beberapa bagian serta akan disetor penuh dengan uang tunai melalui kas perseroan. Saham-saham
47
lainnya yang belum diambil ahli akan dikeluarkan untuk modal kerja perseroan pada waktu dan syarat yang telah ditetapkan oleh Direksi. Penjualan dan pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan kepada para pemegang saham lainnya atau kepada pihak lain yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan dengan perantara Direksi. Pemegang saham yang hendak menjual saham harus menawarkannya secara tertulis terlebih dahulu kepada para pemegang saham lainnya dan dengan persetujuan Direksi.Para pemegang saham lainnya berhak membeli saham yang ditawarkan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak ditawarkannya saham tersebut. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri dari seorang Direktur.Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham.Gaji dan tunjangan untuk Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya yang ditujukan untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai tujuan dan sasaran Perseroan. Tahun buku PT Rekatama Prosindo berjalan dari tanggal 1 Januari sampai tanggal 31 Desember.Pada akhir bulan Desember tiap tahunnya buku-buku perseroan ditutup. Untuk pertama kalinya buku-buku perseroan akan ditutup pada tanggal 31 Desember 1992. Dari penutupan buku-buku tersebut oleh Direksi maka disusun neraca dan laporan laba rugi yang telah diperiksa oleh Dewan Komisaris.
48
Keuntungan bersih Perseroan dalam waktu tahun buku seperti yang tercantum dalam neraca dan laporan laba rugi yang telah disahkan oleh Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham, dibagi menurut cara yang ditentukan oleh Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham. Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham juga dapat menentukan bagian dari keuntungan yang disediakan untuk dana cadangan berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan. Apabila menurut pertimbangan Rapat Umum Pemegang Saham, jumlah
dana
cadangan
telah
cukup
besarnya,
maka
Rapat
dapat
memutuskan agar bagian dari keuntungan yang disediakan untuk dana cadangan itu digunakan untuk keperluan lain. Apabila
perhitungan
laba
rugi
Perseroan
pada
suatu
tahun
menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutupi dengan dana cadangan, maka kerugian yang tidak dapat ditutupi itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dalam tahun-tahun selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat keuntungan selama kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup. Sedangkan keuntungan Perseroan yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah disediakan untuk dibayarkan menjadi milik Perseroan.
49
Dana cadangan Perseroan bertujuan untuk menutupi kerugian yang diderita oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi ketentuan, Rapat Umum Pemegang Saham dapat menentukan agar dana cadangan itu seluruhnya atau sebagian digunakan untuk modal kerja atau untuk kebutuhan lain. Laba yang diperoleh dari dana cadangan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi.
4.2.
Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas PT Rekatama Prosindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang developer dimana membutuhkan sistem organisasi yang efektif dan efisien yang mana sistem manajemennya dapat mengendalikan dan mengarahkan sistem organisasi kerja yang telah dibentuk. Pemisahan fungsi-fungsi dalam struktur organisasi diharapkan agar perusahaan ini dapat berjalan lancar dan dapat mencapai target-target yang telah ditetapkan sesuai dengan misi dan visinya maka perlu dibentuk sebuah organisasi di mana dalam organisasi ini terdiri dari : 1. Direktur
: DR. Ir. Ronny Irwan Tanzil, MBA
2. Sekretaris
: Irmawaty Robertsen
3. Pemasaran dan Q Kontrol
: Sherly Palealu
4. Umum dan Logistik 1. Pembelian
: Erni Herman
2. Gudang
: A. Wahab Adnan
3. Personalia
: Linda Tjeuwiharja
50
5. Keuangan
: Lilyanti Talaha
6. Teknik dan Operasional 1. Estimator
: Ir. Syarkawi M
2. Perencana dan Pelaksana Lapangan
: Ir. Surachman Hidayat
Pembelian
Gudang
Sekretaris
Direktur
Personalia
Umum / logistik
Sumber : PT Rekatama Prosindo Makassar, Tahun 2010
Promosi & Q Kontrol
Pemasaran & Q Kontrol
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Rekatama Prosindo
Akuntan
Keuangan
Estimator
Perencana & Pelaksana Lapangan
Teknik & Operasional
51
52
4.3.
Uraian Tugas
1. Direktur Bertanggung jawab secara penuh atas pengurusan perseroan untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan. 2. Sekretaris Bertanggung jawab dalam menyusun dan membuat jadwal pimpinan, dan menerima telepon. 3. Pemasaran dan Q Kontrol Bertanggung jawab untuk memahami kondisi masyarakat dan melakukan perencanaan pemasaran untuk meningkatkan profit. 4. Umum dan Logistik a. Pembelian Bertanggung jawab dalam pemilihan dan pembelian bahan bangunan. b. Gudang Bertanggung jawab untuk mengecek persediaan bahan bangunan. c. Personalia Bertanggung jawab dalam perekrutan dan pengelolaan sumber daya manusia.
53
5. Keuangan Bertanggung
jawab
untuk
memahami
kondisi
ekonomi
perusahaan, mengambil keputusan, melakukan perencanaan kegiatan di bidang
ekonomi,
memeriksa
transaksi-transaksi
yang
dilakukan
perusahaan, dan membuat laporan keuangan. 6. Teknik dan Operasional a. Estimator Bertanggung jawab untuk mengestimasi dan merencanakan anggaran pelaksanaan proyek pembangunan. b. Perencana dan Pelaksana Lapangan Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan.
54
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1
Deskripsi Variabel Penelitian Untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan harus
mengadakan peningkatan penjualan produknya agar mampu bersaing di pasar sehingga dapat meningkatkan market share perusahaan, ini berarti sutu perusahaan mempunyai posisi yang kuat dalam persaingan dengan perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu market share perusahaanharus didominankan dengan penjualan perusahaan dan harus lebih terarah dalam penjualan agar dapat meningkatkan pangsa pasar perusahaannya. Dalam menganalisis data tersebut akan diutarakan aspek marketing mix yang digunakan oleh PT Rekatama Prosindo Makassar, terutama mengenai produk, harga, distribusi dan promosi. Oleh karena itu perusahaan yang bergerak di bidang developer tersebut di dominasi oleh adanya penjualan perumahan “Griya Sudiang Permai” dengan menggunakan strategi pemasaran. Dalam hal ini strategi pemasaran sebagai acuan dalam menentukan
seberapa besar keuntungan yang didapatkan dari penjualan
perumahan tersebut. Untuk lebih jelasnya strategi pemasaran yang berfokus pada produk, harga, distribusi dan promosi adakan diuraikan sebagai berikut:
55
5.1.1 Produk Produk merupakan objek utama dari pemasaran juga sebagai kombinasi
barang
dan
jasa
yang
ditawarkan
perusahaan
kepada
konsumen.Adapun produk yang ditawarkan oleh PT Rekatama Prosindo pada garis besarnya yaitu perumahan “Griya Sudiang Permai”. Suatu produk tergantung dari fungsi produk tersebut dan faktor yang lain diharapkan oleh konsumen tersebut yang sering dinyatakan sebagai produk plus pelayanan, gaya (style), macam (product items), karakteristik produk. Disamping itu pula produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible).Barang berwujud (tangible goods) yaitu barang yang keliatan bentuk fisiknya sehingga bisa dipegang, dilihat dan diraba.Sedangkan barang yang tidak berwujud (intangible goods) barang yang tidak bisa dilihat dan dipegang seperti pada produk-produk jasa. Dari keseluruhan pembeli Perumahan Griya Sudiang Permai Makassar mempunyai penilaian yang berbeda-beda terhadap produk itu sendiri, sehingga akan memberikan pernyataan yang berbeda terhadap faktor produk Perumahan Griya Sudiang Permai. Adapun
indikator
penilaian
responden
terhadap
produk
yang
dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar mengenai kelengkapan, ketersediaan, dan kesesuaian produk Perumahan Griya Sudiang Permai Makassar dapat dilihat sebagai berikut :
56
1. Kelengkapan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai Adapun
tanggapan
responden
terhadap
kelengkapan
fasilitas
perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.1 berikut ini : Tabel 5.1.1 Tanggapan responden terhadap kelengkapan fasilias perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar. S.Lengkap
Lengkap
C.Lengkap
K.Lengkap
T.Lengkap
Pernyataan
Skor F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
5
17
8
26
7
23
5
17
5
17
Kelengkapan fasilitas 93
Griya Sudiang Permai Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.1 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 5 orang atau 17 % menyatakan bahwa fasilitas perumahan Griya Sudiang permai sangat lengkap, 8 orang atau 26 % menyatakan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai lengkap, 7 orang atau 23 % yang menyatakan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai cukup lengkap, 5 orang atau 17 % yang menyatakan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai kurang lengkap, dan 5 orang atau 17 % yang menyatakan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai tidak lengkap. Dengan
skor
total
penilaian
responden
sebesar
93,
hal
ini
menunjukkan bahwa kelengkapan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai
57
sudah lengkap. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan kelengkapan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. 2. Kesesuaian perumahan Griya Sudiang Permai Adapun tanggapan responden terhadap kesesuaian perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.2 berikut ini: Tabel 5.1.2 Tanggapan responden terhadap kesesuaian perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Pernyataan Kesesuaian perumahan Griya Sudiang Permai
S.Sesuai
Sesuai
C.Sesuai
K.Sesuai
T.Sesuai
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
7
23
9
30
7
23
5
17
2
7
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.2 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa perumahan Griya Sudiang permai sangat sesuai, 9 orang atau 30 % menyatakan perumahan Griya Sudiang Permai sesuai, 7 orang atau 23 % yang menyatakan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai cukup sesuai, 5 orang atau 17 % yang menyatakan perumahan Griya Sudiang Permai kurang sesuai, dan 2 orang atau 7 % yang menyatakan perumahan griya sudiang permai tidak sesuai. Dengan skor total penilaian responden sebesar 104, hal ini menunjukkan bahwa perumahan Griya Sudiang Permai sudah sesuai. Hal
Skor
104
58
tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan kesesuaian perumahan Griya Sudiang Permai yang dijual oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. 3. Ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai Adapun tanggapan responden terhadap ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.3 berikut ini: Tabel 5.1.3 Tanggapan responden terhadap ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar. Selalu
Sering
Griya Sudiang Permai
Jarang
Tidak Selalu
Kadang
Pernyataan
Ketersediaan perumahan
Kadang-
Skor
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
7
23
9
30
3
10
6
20
5
17
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.3 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa ketersediaan perumahan Griya Sudiang permai selalu ada, 9 orang atau 30 % menyatakan ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai sering ada, 3 orang atau 10 % yang menyatakan ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai kadangkadang ada, 6 orang atau 20 % yang menyatakan perumahan Griya Sudiang Permai jarang ada, dan 5 orang atau 17 % yang menyatakan ketersediaan perumahan griya sudiang permai tidak selalu ada.
97
59
Dengan
skor
total
penilaian
responden
sebesar
97,
hal
ini
menunjukkan bahwa ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai hamper selalu ada. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai yang disediakan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. Adapun perkembangan jumlah perumahan Griya Sudiang Permai yang dipasarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun 2005 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.4 berikut ini : Tabel 5.1.4 Perkembangan jumlah perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar Tahun 2005-2010 Tahun RATA-RATA
Tipe Perumahan Griya Sudiang Permaipada PT. Rekatama Prosindo Makassar Untuk Periode 2005-2010
2005
2006
2007
2008
2009
2010
54
62
76
96
101
116
46
60
69
93
97
115
100
122
145
189
198
231
164
Perkembangan Jumlah Perumahan Tipe Rumah dan Ruko ( Unit )
-
22
23
44
9
33
26
Perkembangan Jumlah Perumahan Tipe Rumah dan Ruko ( % )
-
22
19
30
5
17
19
Ruko Rumah
A 0110 B1 0208
A1 0102 B2 0108
A2 0206 D1 0106
A3 0108 D2 0106
A4 0108 D3 0108
A5 0109 D4 0108
A6 0109 E1 0106
C1 0108 E2 0106
C2 0108 F1 0109
C3 0104 F1 0109
Jumlah Perumahan Untuk TIpe Rumah dan Ruko (unit)
C4 0104 H1 0112
Sumber : PT. Rekatama Prosindo Makassar, 2011
Pada tabel 5.1.4 di atas terlihat bahwa jumlah perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan
meskipun
perkembangan
jumlah
perumahan
60
mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2006 jumlah perumahan sebanyak 122 unit meningkat sebesar 22 unit atau sebesar 22 %, pada tahun 2007 jumlah perumahan sebanyak 145 unit, meingkat dari tahun sebelumnya sebesar 23 unit atau sebesar 19 %. Pada tahun 2008 jumlah perumahan sebanyak 189 unit meningkat pada tahun sebelumnya sebesar 44 unit dan presentasi perkembangannya naik menjadi 30% dari tahun sebelumnya. Tahun 2009 jumlah perumahan menjadi 198 unit meningkat 9 unit atau sekitar 5 % mengalami penurunan sebanyak 25% dari tahun sebelumnya, dan pada tahun 2010 jumlah perumahan menjadi 231 unit meningkat sebanyak 33 unit dari tahun sebelumnya atau sekitar 17% . Dari hasil analisis, secara rata-rata terjadi peningkatan jumlah perumahan sebesar 19 % per tahun dengan jumlah perumahan Griya Sudiang Permai secara rata-rata sebanyak 26 unit per tahun. 5.1.2 Harga Dalam menjalankan perusahaan ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu bagaimana perusahaan dalam menjalankan fungsinya terutama sebagai perusahaan industry perlu diketahui bahwa penetapan harga sangatlah mendominasi dari tingkat penjualan.Hal inilah yang mempengaruhi bahwa harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan belumlah tepat karena dalam penetapan harga selalu dipengaruhi adanya
61
faktor penetapan harga oleh pemerintah, yang mana harga di pasaran masih berfluktuasi baik dari segi bidang penjualannyamaupun penetapan harganya secara langsung.Sebagai tindak lanjut dari penetapan harga yang bervariasi maka dari itulah perusahaan dalam mengambil resiko nantinya.Agar dalam penetapannya dapat lebih dikendalikan lagi. Seperti yang diketahui bahwa dengan semakin berkembangnya dunia usaha pada umumnya di dunia industry dan khususnya di Indonesia dewasa ini maka tujuan daripada manajemen perusahaan adalah mempertahankan atau mendapatkan keuntungan yang optimal, agar tujuan tersebut dapat dicapai maka diperlukan adanya manajemen yang efisien yang mampu menciptakan suatu rangkaian kerjasama yang terorganisir dengan baik antara masing-masing fungsi yang ada dalam perusahaan. Kini
semakin
banyak
perusahaan
yang
bermunculan
yang
menyebabkan fungsi pemasaran dalam menghadapi pasar di mana pemasaran mempunyai peranan yang cukup besar untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan.Bahkan dapat dikatakan bahwa pemasaran memiliki dampak terhadap strategi pemasaran dan kemajuan perusahaan. Dalam hubungannya dengan uraian diatas, maka untuk dapat meningkatkan perluasan pangsa pasar perusahaan perlu dilakukan strategi pemasaran dimana dengan strategi pemasaran dapat meningkatkan perluasan pangsa pasar.
62
Dari keseluruhan konsumen pembeli perumahan Griya Sudiang Permai, terdapat penilaian yang berbeda-beda tentang harga perumahan yang ditetapkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar, sehingga akan memberikan
pernyataan
yang
berbeda
pula
terhadap
faktor
harga
perumahan Griya Sudiang Permai. Adapun indikator penilaian responden terhadap harga yang diterapkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar mengenai harga perumahan Griya Sudiang Permai yang ditawarkan, perbandingan harga dengan perusahaan lain, dan kenaikan harga pada perumahan lain dengan perumahan Griya Sudiang permai dapat dilihat berikut ini : 1. Harga Perumahan Griya Sudiang Permai yang ditawarkan Adapun tanggapan responden terhadap harga perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.5 berikut ini : Tabel 5.1.5 Tanggapan responden terhadap Harga perumahan Griya Sudiang Permai yang ditawarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. S.Mahal
Mahal
C.Mahal
Murah
S. Murah
Pernyataan
Skor F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
7
23
5
17
6
20
8
27
4
13
Harga perumahan Griya Sudiang Permai yang ditawarkan
93
63
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.5 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa harga perumahan Griya Sudiang permai sangat mahal, 5 orang atau 17 % menyatakan harga perumahan Griya Sudiang mahal, 6 orang atau 20 % yang menyatakan harga perumahan Griya Sudiang Permai cukup mahal, 8 orang atau 27 % yang menyatakan harga perumahan Griya Sudiang Permai murah, dan 4 orang atau 13 % yang menyatakan harga perumahan Griya Sudiang Permai sangat murah. Dengan
skor
total
penilaian
responden
sebesar
93,
hal
ini
menunjukkan bahwa harga perumahan Griya Sudiang Permai sudah sangat sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan harga perumahan Griya Sudiang Permai yang ditawarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
2. Perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain Adapun tanggapan responden terhadap perbandingan harga Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain dapat dilihat pada tabel 5.1.6 berikut ini:
64
Tabel 5.1.6 Tanggapan responden terhadap perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Pernyataan
S.Mahal
Mahal
C.Mahal
Murah
S. Murah
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
7
23
9
30
8
27
3
10
3
10
Skor
Perbandingan Harga perumahan Griya Sudiang Permai
104
denganperusahaan lain. Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.6 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain sangat mahal, 9 orang atau 30 % menyatakan perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain mahal, 8 orang atau 27 % yang menyatakan perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain cukup mahal, 3 orang atau 10 % yang menyatakan perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain murah, dan 3 orang atau 10 % yang menyatakan perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai sangat murah. Dengan skor total penilaian responden sebesar 104, hal ini menunjukkan bahwa perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain sangat sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
65
konsumen sudah merasa puas dengan perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
3. Kenaikan harga pada perumahan Griya Sudiang Permai Adapun tanggapan responden terhadap kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai dilihat pada tabel 5.1.7 berikut ini :
Tabel 5.1.7 Tanggapan responden terhadap kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Pernyataan
S.Mahal
Mahal
C.Mahal
Murah
S. Murah
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
5
17
7
23
12
40
4
13
2
7
Skor
Kenaikan harga perumahan Griya
99
Sudiang Permai Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.7 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 5 orang atau 17 % menyatakan bahwa kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai sangat mahal, 7 orang atau 23 % menyatakan kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai mahal, 12 orang atau 40 % yang menyatakan kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai
66
cukup mahal, 4 orang atau 13 % yang menyatakan kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai murah, dan 2 orang atau 7 % yang menyatakan kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai sangat murah. Dengan
skor
total
penilaian
responden
sebesar
99,
hal
ini
menunjukkan bahwa kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai sudah sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. Adapun perkembangan harga perumahan Griya Sudiang Permai yang ditetapkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun 2005 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.8 berikut ini Tabel 5.1.8 Perkembangan harga perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar Tahun 2005-2010
Harga Perumahan Griya Sudiang Permaipada PT.Rekatama Prosindo Makassar A 01-10 Ruko (171.75 m2) B1 02-08 Rumah (54.75 m2) Total Harga Perumahan (Rp.) Perkembangan Harga (Rp.)
HARGA (RP.)
2005
2006
2007
2008
2009
2010
RATARATA
340.250.200
408.300.240
489.960.290
587.952.350
734.940.440
918.675.550
580.013.180
144.612.000
173.534.400
208.241.280
249.889.540
312.361.925
390.452.410
246.515.260
484.862.200
581.834.640
698.201.570
837.841.890
1.047.302.365
1.309.127.960
826.528.437
-
96.972.440
116.366.930
139.640.320
209.460.275
261.825.595
164.853.152
67
Perkembangan Harga (%)
-
20
20
20
25
25
Sumber : PT. Rekatama Prosindo Makassar, 2011
Pada tabel 5.1.8 di atas terlihat bahwa harga perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan secara bertahap, dimana pada tahun 2006 harga perumahan untuk tipe ruko dan rumah Griya Sudiang Permai ditetapkan sebesar
Rp.
581.834.640
mengalami
peningkatan
harga
sebesar
Rp.96.972.440 atau sebesar 20 %. Pada tahun 2007 harga perumahan untuk tipe ruko dan rumah Griya Sudiang Permai ditetapkan sebesar Rp. 698.201.570 mengalami peningkatan harga sebesar Rp.116.366.930 atau sebesar 20 %. Di tahun 2008, harga perumahan untuk tipe ruku dan rumah Griya Sudiang Makassar ditetapkan sebesar Rp.837.841.890 mengalami peningkatan harga sebesar Rp. 139.640.320 atau sebesar 20 %. Tahun 2009, harga perumahan Griya Sudiang Makassar untuk kedua tipe ditetapkan sebesar Rp. 1.047.302.365 mengalami peningkatan harga sebesar Rp. 209.460.275 atau 25 % dan pada tahun 2010, harga perumahan Griya Sudiang Permai ditetapkan sebesar Rp. 1.309.127.960 mengalami peningkatan sebesar Rp. 261.825.595 atau 25 %. Secara rata-rata terlihat bahwa terjadi peningkatan harga sebesar 22 % per
22
68
tahun dengan perkembangan harga perumahan untuk tipe ruko dan rumah Griya Sudiang Permai rata-rata sebesar Rp. 164.853.152 per tahun. 5.1.3 Promosi Dari keseluruhan konsumen pembeli perumahan Griya Sudiang Permai, terdapat penilaian yang berbeda-beda tentang promosi yang dilakukan
oleh
PT.
Rekatama
Prosindo
Makassar,
sehingga
akan
memberikan pernyataan yang berbeda pula terhadap faktor promosi perumahan Griya Sudiang Permai. Adapun indikator penilaian responden terhadap promosi yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar mengenai promosi perumahan Griya Sudiang Permai, promosi melalui media massa, dan promosi perumahan Griya Sudiang Permai kepada teman atau keluarga dapat dilihat berikut ini : 1. Promosi
perumahan
Griya
Sudiang
Permai
yang
dilakukan
perusahaan Adapun tanggapan responden terhadap promosi perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.9 berikut ini :
Tabel 5.1.9 Tanggapan responden terhadap promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
69
S.Perlu
Pernyataan Promosi perumahan Griya Sudiang Permai
Perlu
C.Perlu
K.Perlu
T. Perlu
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
6
20
9
30
5
17
7
23
3
10
Skor
98
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.9 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 6 orang atau 20 % menyatakan bahwa promosi perumahan Griya Sudiang Permai sangat perlu, 9 orang atau 30 % menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permaiperlu, 5 orang atau 17 % yang menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permai cukup perlu, 7 orang atau 23 % yang menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permai kurang perlu, dan 3 orang atau 10 % yang menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permai tidak perlu. Dengan
skor
total
penilaian
responden
sebesar
98,
hal
ini
menunjukkan bahwa promosi perumahan Griya Sudiang Permai sudah sangat sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
70
2. Pemasangan pamflet atau spanduk di sekitar perumahan Griya Sudiang Permai Adapun tanggapan responden terhadap pemasangan spandukdi sekitar perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.10 berikut ini : Tabel 5.1.10 Tanggapan responden terhadap pemasangan pamflet atau spanduk di sekitar perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Pernyataan Potongan atau diskon bagi pelanggan.
S.Setuju
Setuju
C.Setuju
K.Setuju
T. Setuju
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
8
27
7
23
5
17
6
20
4
13
Skor
99
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.10 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 8 orang atau 27 % menyatakan sangat setuju apabilaada pemasangan spanduk di sekitar perumahan Griya Sudiang Permai, 7 orang atau 23 % menyatakan setuju apabila ada pemasangan spanduk di sekitar perumahan Griya Sudiang Permai, 5 orang atau 17 % yang menyatakan cukup setuju apabila ada pemasangan spanduk di sekitarperumahan Griya Sudiang Permai, 6 orang atau 20 % yang menyatakan kurang setuju apabila ada pemasangan spanduk di sekitarperumahan Griya Sudiang Permai, dan 4 orang atau 13 % yang menyatakan tidak setuju apabila ada pemasangan spanduk di sekitar perumahan Griya Sudiang Permai.
71
Dengan menunjukkan perumahan
skor bahwa
Griya
total
penilaian
pemasangan Sudiang
responden pamflet
Permai
sebesar
atau
sudah
99,
spanduk
sesuai.
Hal
hal
di
ini
sekitar tersebut
mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan adanya pemasangan spanduk di sekitar perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
3. Promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media massa Adapun tanggapan responden terhadap promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media massa dapat dilihat pada tabel 5.1.11 berikut ini: Tabel 5.1.11 Tanggapan responden terhadap promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media massa yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Pernyataan Promosi perumahan Griya Sudiang Permai
S.Efektif
Efektif
C.Efektif
K.Efektif
T. Efektif
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
7
23
5
17
9
30
6
20
3
10
Skor
97
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.11 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media massa sangat efektif, 5 orang atau 17 %
72
menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permai
melalui media
massa perlu, 9 orang atau 30 % yang menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media massa cukup perlu, 6 orang atau 20 % yang menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media massa kurang perlu, dan 3 orang atau 10 % yang menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media massa tidak perlu. Dengan
skor
total
penilaian
responden
sebesar
97,
hal
ini
menunjukkan bahwa promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media massa sudah sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan adanya promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media massa yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. Adapun perkembangan jumlah biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun 2005 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.12 berikut ini
73
Tabel 5.1.12 Perkembangan biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar Tahun 2005-2010
Tahun
Perkembangan
Biaya Promosi (Rp.)
(Rp.)
(%)
2005
6.600.000
-
-
2006
6.800.000
200.000
3
2007
7.150.000
350.000
5
2008
7.670.000
520.000
7
2009
8.450.000
780.000
10
2010
9.550.000 7.924.000
1.100.000 590.000
13
Rata-Rata:
7,6
Sumber : PT. Rekatama Prosindo Makassar, 2011
Pada tabel 5.1.12 di atas terlihat bahwa perkembangan jumlah biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2006 biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan sebesar Rp. 6.800.000 meningkat sebesar Rp.200.000 atau sebesar 3 % dari tahun 2005. Pada tahun 2007,biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkanoleh PT. Rekatama Prosindo Makassar sebesar Rp. 7.150.000 mengalami peningkatansebesar Rp.350.000 atau mengalami peningkatan sebesar 5 %. Di tahun 2008, biaya promosi perumahan Griya
74
Sudiang Makassar yang dikeluarkan
sebesar Rp.7.670.000meningkat
sebesar Rp. 520.000 atau sekitar7%. Tahun 2009, biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permaiyang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar sebesar Rp. 8.450.000meningkat sebesar Rp.780.000 atau 10 %, dan tahun2010 biaya promosi yang dikeluarkan sebesar Rp.9.550.000 mengalami peningkatan Rp.1.100.000 atau 13 %. Secara rata-rata terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah biaya promosi sebesar 7,6 % per tahun dengan biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permai rata-rata sebesar Rp. 590.000 per tahun. 5.1.4 Saluran Distribusi Untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran untuk memperlancar arus barang dan jasa bagi produsen ke konsumen.Pentingnya saluran distribusi bagi perusahaan merupakan suatu hal mutlak untuk diperhatikan agar permintaan konsumen dapat dilayani dengan cepat.Distribusi barang yang cepat dapat juga menjadikan pelanggan lebih puas dalam menentukan hasil keinginannya.Sebagai bahan dalam mencapai tujuan perusahaan agar dapat mencapai keinginan dari konsumen. Dari keseluruhan konsumen pembeli perumahan Griya Sudiang Permai, terdapat penilaian yang berbeda-beda tentang saluran distribusi yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar, sehingga akan
75
memberikan pernyataan yang berbeda pula terhadap faktor saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai. Adapun indikator penilaian responden terhadap saluran distribusi yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar mengenai pengaruh saluran distribusi, penilaian tentang saluran distribusi, dan kesesuaian perumahan Griya Sudiang Permai dengan keinginan konsumen dapat dilihat berikut ini : 1. Pengaruh saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai Adapun tanggapan responden terhadap pengaruh saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.13 berikut ini :
Tabel 5.1.13 Tanggapan responden terhadap pengaruh saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. S.Berpengaruh
Berpengaruh
C.Berpengaruh
K.Berpengaruh
T. Berpengaruh
Pernyataan
Skor F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
7
23
6
20
4
13
8
27
5
17
Pengaruh saluran distribusi
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.13 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai sangat berpengaruh, 6 orang atau 20 %
92
76
menyatakan
saluran
distribusi
perumahan
Griya
Sudiang
Permai
berpengaruh, 4 orang atau 13 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai cukup berpengaruh, 8 orang atau 27 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai kurang berpengaruh, dan 5 orang atau 17 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai tidak berpengaruh. Dengan
skor
total
penilaian
responden
sebesar
92,
hal
ini
menunjukkan bahwa saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai sudah sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan adanya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
2. Penilaian tentang saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai Adapun tanggapan responden terhadap penilaian saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.14 berikut ini: Tabel 5.1.14 Tanggapan responden terhadap penilaian saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. S.Menarik
Menarik
C.Menarik
K.Menarik
T. Menarik
Pernyataan
Skor F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
8
27
10
33
6
20
4
13
2
7
Pengaruh saluran distribusi
108
77
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.14 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 8 orang atau 27 % menyatakan bahwa saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo sangat menarik, 10 orang atau 33 % menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai menarik, 6 orang atau 20 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai cukup menarik, 4 orang atau 13 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai kurang menarik, dan 2 orang atau 7 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai tidak menarik. Dengan skor total penilaian responden sebesar 108, hal ini menunjukkan bahwa penilaian saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai sudah sangat sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan adanya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
3. Kesesuaian saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai Adapun tanggapan responden terhadap kesesuaian saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.15 berikut ini:
78
Tabel 5.1.15 Tanggapan responden terhadap kesesuaian saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. S.Sesuai Pernyataan
Sesuai
C.Sesuai
K.Sesuai
T. Sesuai Skor
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
5
17
9
30
6
20
7
23
3
10
Pengaruh saluran distribusi
96
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.15 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 5 orang atau 17 % menyatakan bahwa saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo sangat sesuai, 9 orang atau 30 % menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai sesuai, 6 orang atau 20 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai cukup sesuai, 7 orang atau 23 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai kurang sesuai, dan 3 orang atau 10 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai tidak sesuai. Dengan
skor
total
penilaian
responden
sebesar
96,
hal
ini
menunjukkan bahwa saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai sudah sangat sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan adanya kesesuaian saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
79
Adapun perkembangan jumlah biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun 2005 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.16 berikut ini : Tabel 5.1.16 Perkembangan biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar Tahun 2005-2010
Tahun
Perkembangan
Biaya Saluran Distribusi (Rp.)
(Rp.)
(%)
2005
7.128.000
-
-
2006
7.378.000
250.000
3,5
2007
7.748.000
370.000
5,0
2008
8.248.000
500.000
6,5
2009
9.083.000
835.000
10,1
2010
10.353.000 8.323.000
1.270.000 645.000
Rata-Rata:
14 7,82
Sumber : PT. Rekatama Prosindo Makassar, 2011
Pada tabel 5.1.16 di atas terlihat bahwa perkembangan jumlah biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2006 biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan sebesar Rp. 7.378.000 meningkat sebesar Rp.250.000atau sebesar 3,5 % dari tahun 2005.
80
Pada tahun 2007, biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar sebesar Rp. 7.748.000 mengalami peningkatan sebesar Rp.370.000 atau sebesar 5 %. Di tahun 2008, biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan sebesar Rp.8.248.000 meningkat sebesar Rp. 500.000 atau sekitar 6,5 %. Tahun 2009, biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar sebesar Rp. 9.083.000 meningkat sebesar Rp.835.000 atau 10,1 %, dan tahun 2010 biaya saluran distribusi yang dikeluarkan sebesar Rp.10.353.000 mengalami peningkatan Rp.1.270.000 atau 14 %. Secara rata-rata terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah biaya saluran distribusi sebesar 7,82 % per tahun dengan biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai rata-rata sebesar Rp. 645.000 per tahun. 5.1.5 Keputusan
Konsumen
dalam
pembelian
perumahan
Griya
Sudiang Permai Banyaknya konsumen dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permaitergantung dari bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. Adapun indikator penilaian responden terhadap keputusan konsumen dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar mengenai presentasi tingkat pengaruh informasi terhadap
81
keputusan pembelian, keputusan konsumen dalam pembelian, dan faktor sosial
berpengaruh
terhadap
perilaku
konsumen
dalam
pembelian
perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat berikut ini :
1. Presentase tingkat pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan pembelian Adapun tanggapan responden terhadap presentase tingkat pengaruh informasi untuk melakukan pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.17 berikut ini:
Tabel 5.1.17 Tanggapan responden terhadap presentase tingkat pengaruh informasi untuk melakukan pembelian perumahan Griya Sudiang Permai padaPT. Rekatama Prosindo di Makassar.
>75% Pernyataan
60%-75%
40%-59%
25%-39%
<25%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
6
20
7
23
8
27
6
20
3
10
Skor
Tingkat Pengaruh informasi terhadap keputusan pembelian
97
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.17 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 6 orang atau 20 % menyatakan bahwa presentase pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permai lebih besar dari 75%, 7 orang atau 23 % menyatakan presentase pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan
82
pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permai sekitar 60%-75%, 8 orang atau 27 % menyatakan presentase pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permai40%59%, 6 orang atau 20 % yang menyatakan presentase pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permaiberkisar 25%-39%, dan 3 orang atau 10 % yang menyatakan presentase pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permaikurang dari 25%. Dengan
skor
total
penilaian
responden
sebesar
97,
hal
ini
menunjukkan bahwa presentase pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permai sudah sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan adanya pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
2. Keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai Adapun tanggapan responden terhadap keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.18 berikut ini:
83
Tabel 5.1.18 Tanggapan responden terhadap keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo di Makassar. S.Puas Pernyataan
Puas
C.Puas
K.Puas
T. Puas
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
10
33
8
27
2
7
6
20
4
13
Skor
Pengaruh saluran distribusi
104
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.18 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 10 orang atau 33 % menyatakan bahwa keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo merasa sangat puas, 8 orang atau 27 % menyatakan keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai merasapuas, 2 orang atau 7 % yang menyatakan keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai merasa cukup puas, 6 orang atau 20 % yang menyatakan keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai merasa kurang puas, dan 4 orang atau 13 % yang menyatakan keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai merasa tidak puas. Dengan skor total penilaian responden sebesar 104, hal ini menunjukkan bahwa keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai sudah merasa puas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
84
3. Faktor Sosial berpengaruh terhadap Perilaku Konsumen Adapun tanggapan responden tentang faktor sosial berpengaruh terhadap perilaku konsumen perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.19 berikut ini: Tabel 5.1.19 Tanggapan responden tentang pengaruh faktor sosial terhadap perilaku konsumen perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo S.Berpengaruh Pernyataan
Berpengaruh
C.Berpengaruh
K.Berpengaruh
T. Berpengaruh
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
7
23
6
20
10
33
5
17
2
7
Skor
Pengaruh saluran distribusi
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.19 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa faktor sosial sangat berpengaruhterhadap perilaku konsumen perumahan Griya Sudiang Permai, 6 orang atau 20 % menyatakan faktor sosial berpengaruh terhadap perilaku konsumen perumahan Griya Sudiang Permai, 10 orang atau 33 % yang menyatakan faktor sosial cukup berpengaruh terhadap perilaku konsumen perumahan Griya Sudiang Permai, 5 orang atau 17 % yang menyatakan faktor sosial kurang berpengaruh terhadap perilaku konsumen perumahan Griya Sudiang Permai, dan 2 orang atau 7 % yang menyatakan faktor sosial tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen perumahan Griya Sudiang Permai.
101
85
Dengan skor total penilaian responden sebesar 101, hal ini menunjukkan bahwa faktor sosial berpengaruh terhadapperilaku konsumen perumahan Griya Sudiang Permai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen
sudah
merasa
puas
dengan
perumahan
Griya
Sudiang
Permaiyang disediakan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar. Untuk selanjutnya, keputusan konsumen dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun 2005 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.20 berikut ini : Tabel 5.1.20 Keputusan Konsumen dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada PT.Rekatama Prosindo Makassar Tahun 2005-2010 Jumlah Konsumen Tahun
Perumahan Griya Sudiang Permai
Perkembangan (Orang)
(%)
2005
95
-
-
2006
121
26
27
2007
138
17
14
2008
163
25
18
2009
191
28
17
2010
221 155
30 25
16
Rata-Rata:
18
Sumber : PT. Rekatama Prosindo Makassar, 2011
Pada tabel 5.1.20 di atas terlihat bahwa perkembangan jumlah konsumen perumahan Griya Sudiang Permai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 mengalami peningkatan secara fluktuasi, dimana pada tahun
86
2006 jumlah konsumen perumahan Griya Sudiang Permai sebesar 121 orang mengalami peningkatan sebesar 26 orang atau sekitar 27 % dari tahun 2005. Pada tahun 2007, jumlah konsumen perumahan Griya Sudiang Permai sebanyak 138 orang mengalami peningkatan dari tahun 2006 sebesar 17 orang atau sekitar 14 % mengalami penurunan sebesar 13 % dari tahun 2006. Di tahun 2008, jumlah konsumen perumahan Griya Sudiang Permai sebesar 163 orang, meningkat dari tahun 2007 sebelumnya sebanyak25 orang atau sekitar 18 %. Tahun 2009, jumlah konsumen perumahan Griya Sudiang Permai sebanyak191 orang meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak28 orang atau 17 %, dan tahun 2010 jumlah konsumen sebanyak221 orang, mengalami peningkatan dari tahun 2009 sebanyak 30 orang atau 16 % meskipun mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun sebelumnya. Secara rata-rata terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah konsumen perumahan Griya Sudiang Permai sebesar 18 % per tahun dengan jumlah konsumen rata-rata sebesar 25 orang per tahun. 5.2
Analisis Hasil Penelitian Untuk mengetahui apakah variabel produk, harga, promosi, dan
saluran
distribusi
mempengaruhi
keputusan
konsumen
pembelian
perumahan Griya Sudiang Permai pada PT.Rekatama Prosindo Makassar maka digunakan alat analisis regresi linier berganda melalui bantuan program komputer SPSS Vesi 17.0, dimana keputusan pembelian perumahan Griya
87
Sudiang Permai dianggap sebagai variabel terikat yang dinyatakan dengan simbol (Y), kemudian semua variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), dan saluran distribusi (X4) dianggap sebagai variabel bebas. 5.2.1 Output Model Summary Tabel 5.2.1 Output Model Summary
Model Summary
Model 1
R .976
R Square a
.979
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .975
4.35172
a. Predictors: (Constant), Saluran Distribusi, Produk, Harga, Promosi
Sumber: hasil SPSS
R, analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisienini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen secara serentak terhadap variabel depnden. nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. angka R yang diperoleh adalah 0,976, artinya korelasi antara variabel bauran pemasaran (produk, harga, promosi, saluran distribusi)terhadap keputusan konsumen sebesar 0,976. Hal ini berarti terjadi hubungan yang erat karena nilai mendekati 1.
88
R Square (R2) merupakan analisis determinasi dalam regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,.....X4) secara serentak terhadap variabel dependen Y. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel dependen. R2sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Nilai R2 yang diperoleh adalah sebesar 0,979, artinya persentase sumbangan pengaruh variabel hutang jangka panjang dan modal sendiri terhadap laba sebesar 97,9% sedangkan sisanya sebesar 2,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
Adjusted R Square merupakan nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square. Adjusted R Square biasanya digunakan untuk mengukur sumbangan pengaruh jika dalam regresi menggunakan variabel lebih dari dua. Nilai yang diperoleh adalah sebesar
89
0,975. Hal ini menunjukkan sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 0,975.
Standard Error of the Estimate, merupakan ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi diperoleh nilai sebesar 4,35172 atau 4 orang, hal ini berarti banyaknya kesalahan dalam memprediksi keputusan konsumen sebanyak 4 orang.
5.2.2 Uji Multikolinearitas Uji ini digunakan mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Menurut Santoso, 2001 pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Tabel 5.2.2.Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Produk
.418
3.434
Harga
.418
3.434
Promosi
.418
3.434
Saluran Distribusi
.418
3.434
Sumber : hasil SPSS
90
Dari hasil di atas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) keempat variabel yaitu produk, harga, promosi, dan saluran distribusi adalah sebesar 3,434, sehingga bisa diduga bahwa antarvariabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas.
5.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi
klasik
heteroskedastisitas,
yaitu
adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Kriteria pengujian: 1. Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas 2. Ha : ada gejala heteroskedastisitas 3. Ho diterima bila –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t hitung > t tabel atau –t hitung <- t tabel yang berarti terdapat heteroskedastisitas.
91
Tabel 5.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
498.684
50.141
lnX1
-37.993
3.720
lnX2
66.961
lnX3 lnX4
Coefficients Beta
t
Sig.
9.946
.044
-4.335
-10.212
.042
5.995
8.845
11.169
.047
-212.993
40.898
-10.719
-5.208
.021
106.544
41.120
5.342
2.591
.034
Sumber : hasil SPSS
Berdasarkan hasil output di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk masing-masing variabel adalah -10,212, 11,169, -5,208, dan 2,591. Sedangkan nilai t tabel dapat dicari pada tabel t dengan df = n-4 atau 6-4 = 2 dengan tingkat signifikansi 0,05 atau dapat dicari di MsExcel dengan cara pada sel kosong ketik =tinv(0,05;2) lalu enter. Sementara itu, hasil yang diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 4,30265273. Karena nilai t hitung ≤ t tabel, yaitu -10,212 < 4,30265273 maka Ho diterima. Hal ini berarti pengujian antara
Lnei2
tidak
ada
gejala
heteroskedastisitas.Dengan
ini
dapat
disimpulkan bahwa tidak ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
92
5.2.4 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Tabel 5.2.4. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Keputusan Pembelian
.142
6
.132
*
.983
6
.047
Produk
.190
6
.200
*
.959
6
.032
Harga
.161
6
.200
*
.954
6
.020
Promosi
.189
6
.200
*
.918
6
.018
.200
*
.916
6
.040
Saluran Distribusi
.191
6
Sumber : hasil SPSS
Dari hasil uji normalitas di atas, kita dapat melihat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk keputusan pembelian sebesar 0,152, untuk produk sebesar 0,200, untuk harga sebesar 0,200, untuk promosi sebesar 0,200,
dan untuk saluran
distribusi sebesar 0,200. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,132, maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel keputusan
pembelian,produk,
harga,
promosi,
dan
saluran
distribusi
berdistribusi normal. Angka statistik menunjukkan bahwa semakin kecil nilainya maka distribusi data semakin normal.
93
5.2.5 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan Uji Durbin – Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: Jika d < 4dL, berarti ada autokorelasi posiitif Jika d > 4dL, berarti ada autokorelasi negatif Jika dU < d < 4 – dU, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif Jika dL ≤ d ≤ dU atau 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL, pengujian tidak meyakinkan. 6
Tabel 5.2.5 Uji AutoKorelasi b
Model Summary
Model 1
R .976
R Square a
.979
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .975
4.35172
Durbin-Watson 3.239
Sumber: hasil SPSS
Dari hasil output di atas maka diperoleh nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah sebesar 3,239. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 6, serta k = 4 (k adalah jumlah variabel
94
independen) diperoleh nilai dL sebesar 0,599 dan dU sebesar 1,777. Karena nilai DW (3,239) berada pada daerah dU < d < 4 – dU, maka tidak ada autokorelasi positif atau negatif.
5.2.6 Uji Koefisien Regresi secara Bersama – sama (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2,....X4) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Tabel 5.2.6 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square
10749.599
4
2687.400
11.234
1
11.234
10760.833
5
Residual Total
Df
F 239.219
Sig. .048
a
Sumber : hasil SPSS
Tahap tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan Hipotesis Ho :tidak ada pengaruh secara signifikan antara produk,harga, promosi, dan saluran distribusi secara bersama – sama terhadap keputusan pembelian.
95
Ha :ada pengaruh secara signifikan antara produk,harga, promosi, dan saluran distribusi secara bersama – sama terhadap keputusan pembelian. 2. Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05 3. Menentukan F Hitung Berdasarkan output, diperoleh F hitung sebesar 239,219 4. Menentukan F tabel Dengan menggunakan tingkat keyakian 95%, a = 5%, df 1 (jumlah variabel-1) = 4, dan df 2 (n- k – 1) atau 6-4-1 = 1 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil yang diperoleh untuk F tabel sebesar 224,5832. Nilai F tabel juga dapat dicari di MsExcel dengan cara pada cell kosong ketik =finv(0,05;4;1) lalu enter. 5. Kriteria Pengujian -
Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel
-
Ho ditolak bila F hitung > F tabel
6. Membandingkan F Hitung dengan F Tabel Nilai F hitung >F tabel (239,219>224,5832), maka Ho ditolak.
96
7. Kesimpulan Karena F hitung > F tabel (239,219>224,5832), maka Ho ditolak artinya ada pengaruh secara signifikan antara produk,harga, promosi, dan saluran distribusi secara bersama – sama terhadap keputusan pembelian.
5.2.7 Output Coeficients Tabel 5.2.7.1
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
263.243
109.718
.111
.197
3.138E-7
Promosi Saluran Distribusi
Produk Harga
Coefficients Beta
t
Sig. 2.399
.021
.120
.566
.032
.000
2.084
3.016
.034
-4.816E-5
.000
-1.166
-.830
.039
-1.811E-6
.000
-.047
-.035
.037
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
97
Tabel 5.2.7.2
Case Number
Keputusan Std. Residual
Pembelian
Predicted Value
Residual
1
-.232
95.00
95.7783
-.77832
2
.724
121.00
118.5719
2.42813
3
-.633
138.00
140.1214
-2.12137
4
.032
163.00
162.8911
.10885
5
.137
191.00
190.5406
.45941
6
-.029
221.00
221.0967
-.09670
Sumber : hasil SPSS
Tabel 5.2.7.3
a
Residuals Statistics Minimum Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
95.7783
221.0967
154.8333
46.36723
6
-2.12137
2.42813
.00000
1.49894
6
-1.274
1.429
.000
1.000
6
-.633
.724
.000
.447
6
Sumber : hasil SPSS
Persamaan regresi linear berganda dengan dua variabel independen adalan sebagai berikut:
Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
98
Dimana Y
= Keputusan Pembelian
a
= Konstanta
X1
= Produk perumahan Griya Sudiang Permai (unit)
X2
= Harga perumahan Griya Sudiang Permai (Rp.)
X3
= Biaya Promosi perumahan Griya Sudiang Permai (Rp.)
X4
= Biaya Saluran Distribusi perumahan Griya Sudiang Permai (Rp.)
b1-b4 = Parameter yang ditaksir ei
= Variabel penggangu
Y = 263,243 + 0.111X1 + 0,0000003138X2 - 0,00004816X3 - 0,000001811X4 Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 263,243, artinya jika produk, harga, promosi, dan saluran distribusi bernilai 0, maka keputusan pembeilan bernilai negatif 263,243. b. Koefisien
regresi
variabel
produk
sebesar
0,111
artinya
setiap
peningkatan produk sebesar 1 unit, akan meningkatkan variabel keputusan pembelian sebesar 0,111dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
99
produk dengan keputusan pembelian, semakin naik produk maka semakin meningkat keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. c. Nilai koefisien regresi variabel harga sebesar 0,0000003138, artinya setiap peningkatan harga sebesar Rp 1,00 akan meningkatkan variabel keputusankonsumen sebesar 0,0000003138. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara harga dengan keputusan pembelian, semakin naik harga maka semakin meningkat keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. d. Nilai koefisien regresi variabel promosi sebesar -0,00004816, artinya setiap peningkatan promosi sebesar Rp 1,00 akan meningkatkan variabel keputusan konsumen sebesar 0,00004816. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara promosi dengan keputusan pembelian, semakin naik promosi maka semakin menurun tingkat keputusan konsumen untuk melakukan pembelian begitu juga sebaliknya. e. Nilai koefisien regresi variabel saluran distribusi sebesar -0,000001811, artinya setiap peningkatan saluran distribusi sebesar Rp 1,00 akan meningkatkan variabel keputusan konsumen sebesar 0,000001811. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara saluran distribusi dengan keputusan pembelian, semakin naik saluran distribusi maka semakin menurun tingkat keputusan konsumen untuk melakukan pembelian begitu juga sebaliknya.
100
f. Nilai keputusan pembelian yang diprediksi dapat dilihat pada Tabel Casewise Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan residual (unstandardized residual) adalah selisih keputusan pembelian dengan predicted value, dan Std. Residual adalah nilai residual yang telah terstandarisasi ( nilai semakin mendekati 0 maka model regresi semakin baik dalam melakukan preiksi, sebaliknya semakin menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik model regresi dalam melakukan prediksi).
5.2.8 Uji t Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2,......X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Tabel 5.2.8
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
263.243
109.718
.111
.197
3.138E-7
Promosi Saluran Distribusi
Produk Harga
Sumber: Hasil SPSS
Coefficients Beta
t
Sig. 2.799
.031
.120
4.366
.032
.000
2.084
4.516
.024
-4.816E-5
.000
-1.166
-4.830
.039
-1.811E-6
.000
-.047
-4.335
.037
101
1. Pengujian Koefisien Variabel Produk (X1) Tahap – tahap dalam melakukan uji – t sebagai berikut: a. Merumuskan Hipotesis Ho : secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara produk terhadap keputusan pembelian. Ha : secara parsialada pengaruh secara signifikan antara produk terhadap keputusan pembelian b. Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% c. Menentukan t Hitung Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 4,566
d. Menentukan t tabel Tabel distribusi t dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 atau dapat dicari di MsExcel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0,05;2). Hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 4.303 e. Kriteria Pengujian -
Ho diterima bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
102
-
Ho ditolak bila – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel Nilai t hitung > t tabel (4,566>4.303) maka Ho ditolak g. Kesimpulan Oleh karena nilai t hitung > t tabel (4.566>4.303) maka Ho ditolak, artinya secara parsialprodukberpengaruh terhadap keputusan pembelian. 2. Pengujian koefisien Variabel Harga (x2) Tahap – tahap dalam melakukan uji – t sebagai berikut: a) Merumuskan Hipotesis Ho : secara parsialtidak ada pengaruh signifikan antara harga terhadap keputusan pembelian. Ha : secara parsial ada pengaruh signifikan antara harga dengan keputusan pembelian b) Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% c) Menentukan t Hitung Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 4,316 d) Menentukan t tabel
103
Tabel distribusi t dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 atau dapat dicari di MsExcel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0,05;6).hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 4.303 e) Kriteria Pengujian -
Ho diterima bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
-
Ho ditolak bila – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel
f) Membandingkan t hitung dengan t tabel Nilai t hitung > t tabel (4,316>4.303) maka Ho ditolak g) Kesimpulan Oleh karena nilai t hitung > t tabel (4,316 > 4.303) maka Ho ditolak, artinya secara parsial harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
3. Pengujian Koefisien Variabel Promosi (X3) Tahap – tahap dalam melakukan uji – t sebagai berikut: a. Merumuskan Hipotesis Ho : secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara promosi terhadap keputusan pembelian. Ha : secara parsial
ada pengaruh signifikan antara promosi
dengan keputusan pembelian
104
b. Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% c. Menentukan t Hitung Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar -4,830 d. Menentukan t tabel Tabel distribusi t dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 atau dapat dicari di MsExcel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0,05;6).hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 4.303 e. Kriteria Pengujian -
Ho diterima bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
-
Ho ditolak bila – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel Nilai -t hitung <-t tabel (-4,830<-4.303) maka Ho ditolak g. Kesimpulan Oleh karena nilai -t hitung < -t tabel (-4,830 < -4.303) maka Ho ditolak, artinya secara parsial promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 4. Pengujian Koefisien Saluran Distribusi (X4) Tahap – tahap dalam melakukan uji – t sebagai berikut: a. Merumuskan Hipotesis
105
Ho : secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara saluran distribusi terhadap keputusan pembelian. Ha : secara parsial
ada pengaruh signifikan antara saluran
distribusi dengan keputusan pembelian b. Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% c. Menentukan t Hitung Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar -4,335 d. Menentukan t tabel Tabel distribusi t dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 atau dapat dicari di MsExcel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0,05;6).hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 4.303 e. Kriteria Pengujian -
Ho diterima bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
-
Ho ditolak bila – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel Nilai -t hitung < -t tabel (-4,335< -4.303) maka Ho ditolak g. Kesimpulan Oleh karena nilai -t hitung < -t tabel (-4,335< -4.303) maka Ho ditolak, artinya secara parsial saluran distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
106
Dari hasil estimasi regresi berganda, diperoleh kesimpulan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan saluran distribusi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian perumahan Griya Sudiang Permai dan dari hasil perhitungan koefisien regresi multiple (R) diperoleh bahwa variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya, dimana nilai koefisiennya diperoleh sebesar 0.976 yang berarti nilai R nya mendekati 1. Sedangkan dari keempat variabel bauran pemasaran yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian perumahan Griya Sudiang Permai adalah variabel harga.Berdasarkan dengan hal tersebut di atas maka hipotesis yang penulis angkat terbukti mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian perumahan Griya Sudiang Permai.
5.3 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil dari peneitian, maka telah ditemukan 2 kesimpulan, yaitu: 1) Dari hasil penelitian ternyata variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen.
107
5.3.1 Produk
Produk merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran Dalam pemasaran, diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini memerlukan penelitian pasar yang cukup
serius
karena
agar
bisa
benar-benar
berbeda,
diperlukan
pengetahuan tentang produk pesaing. Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi
tanpa
mengubah
spesifikasi
fisik
produk,
meskipun
itu
diperbolehkan.
Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Jika pasar melihat perbedaan produk anda dibanding produk pesaing, anda akan lebih mudah mengembangkan marketing mix untuk produk tersebut. Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik produk,
strategi
distribusi
atau
variabel-variabel
promotif
lainnya.
Kelemahan dari diferensiasi adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan besar-besaran.
108
Product bundling
Dalam
marketing,
Product
bundling
adalah
strategi
untuk
menggabungkan penjualan beberapa produk menjadi satu paket penjualan. Strategi ini sangat umum digunakan dalam bisnis software, sebagai contoh : Microsoft memaketkan software pengolah kata, spreadsheet, dan database kedalam satu paket Office suite yang disebut sebagai Microsoft office suite, dalam industri masakan cepat saji, beberapa item produk ditawarkan menjadi satu paket khusus.
Strategi ini akan memiliki tingkat keberhasilan tinggi apabila :
a. Biaya produksi rendah. b. Pangsa Pasar cukup besar c. Konsumen berminat karena ada unsur penyederhanaan dalam proses pembelian produk dan dapat mengambil manfaat dari pembelian d. Rata-rata marginal cost rendah e. Customer acquisition cost tinggi.
Product bundling sangat tepat untuk produk yang memiliki volume penjualan dan tingkat keuntungan yang tinggi. Menurut riset Yanis Bakos dan Erik Brynjolfsson, product bundling sangat tepat dan efektif apabila
109
diterapkan pada produk “informasi digital” yang memilik marginal cost nyaris nol.
Product lining
Product Lining adalah strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk. Tidak seperti product bundling, product lining menjual terpisah beberapa produk yang saling berkaitan. Satu lini produk terdiri dari beberapa product dengan berbagai variasi ukuran, tipa warna, kualitas atau harga.
Penambahkan produk baru pada satu lini produk disebut sebagai line extension. Jika line extension memiliki kualitas yang lebih baik dari produk lainnya disebut sebagai tindakan trading up atau brand leveraging. Namun jika line extension tersebut memiliki kualitas dibawah produk lainnya maka tindakan anda disebut sebagai trading down. Saat anda melakukan trading down, anda telah melakukan tindakan bodoh, karena selain menurunkan brand equity keuntungan yang anda peroleh hanyalah keuntungan jangka pendek.
Penanaman citra positif merupakan promosi tingkat tinggi dengan menunjukkan satu citra yang akan mempengaruhi seluruh lini produk.
110
Penanaman citra positif ini biasanya menggunakan satu jenis produk dengan kualitas tertinggi dibanding produk lain dalam satu lini.
Price Lining adalah kegiatan dimana anda menggunakan batasan harga untuk seluruh produk dalam satu lini. Teknik ini biasa digunakan oleh toko yang menggunakan satu harga untuk seluruh produknya semisal toko serba lima ribu dimana seluruh barang yang dijual di toko tersebut berada dalam kisaran harga lima ribu.
5.3.2 Harga Harga merupakan unsur satu–satunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi). Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu : 1. Berorientasi pada Laba, bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi atau sering disebut ”maksimisasi laba”. 2. Berorientasi pada Volume, bahwa penetapan harga sedemikian rupa agar dapat mencapai tingkat volume penjualan tertentu, nilai penjualan atau pangsa pasar tertentu. 3. Berorientasi pada citra (image), bahwa penetapan harga tertentu dapat membentuk citra perusahaan, misalnya menetapkan harga
111
tinggi dapat membentuk citra perusahaan yang prestisius, sementara menetapkan harga rendah memungkinkan menjaga nilai perusahaan tertentu (menjaga harga yang terendah di suatu daerah). 4. Berorientasi
pada
Stabilitas
Harga,
hal
ini
dilakukan
untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader). Perusahaan mempunyai 3 strategi alternatif dalam meninjau kembali penetapan harga, yaitu: 1. Mempertahankan Harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat. 2. Menurunkan Harga, Strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan menerima margin laba dengan tingkat yang kecil. 3. Menaikan
Harga,
suatu
menaikan
harga
dengan
profitabilitas
dalam
perusahaan
periode
tujuan inflasi
melakukan
untuk dan
kebijakan
mempertahankan untuk
melakukan
segmentasi pasar tertentu. bauran pemasaran lainnya tetap menunjang.
112
5.3.3 Promosi Promosi juga merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen.Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi yang diterapkan dalam perusahaan, antara lain: (Kotler, 2001:98-100) 1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah). 4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
113
5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan
perorangan
secara
langsung
ditujukan
untuk
mempengaruhi pembelian konsumen. 5.3.4 Distribusi Distribusi
yang
merupakan
variabel
dari
bauran
pemasaran
berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen.Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan us Distributor-distributor
atau
penyalur
ini
bekerja
aktif
untuk
mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut: a. Sifat pasar dan lokasi pembeli. b. Lembaga-lembaga
pemasaran
terutama
pedagang-pedagang
perantara. c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis. d. Jaringan pengangkutan.
114
2) Berdasarkan hasil dari penelitian bahwa dari keempat variabel bauran pemasaran yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen adalah variabel harga. Harga merupakan satuan ukur yang paling mempengaruhi konsumen untuk memutuskan akan membeli produk tersebut atau tidak. Oleh karena itu perusahaan tidak boleh sembarangan menetapkan harga pada produk, perlu pertimbanganpertimbangan dan strategi tertentu agar harga yang ditetapkan sesuai untuk konsumen.oleh karena itu perusahaan melakukan strategi-strategi dalam menetapkan harga, yaitu:
1) Strategi Penetapan Harga Produk Baru Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi petumbuhan pasar.Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan yang sengit. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga produk baru, Tjiptono (2001 : 172); a. Skimming Pricing, merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru, dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar, tujuannya adalah: 1. Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi persaingannya belum ada.
115
2. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar. 3. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan lebih mudah menurunkan harga dari pada menaikan harga awal. b. Penetration Pricing, merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi, dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan menurunnya biaya per-unit. Strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada empat bentuk harga yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara lain: 1. Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang ditetapkan dengan tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi. 2. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing - pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari persaingan.
116
3. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama, dengan tujuan untuk mempromosikan produk tertentu. 4. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah para pesaing memasuki pasar. c. Strategi Menurut
Penetapan Tjiptono
Harga
(2001
:
Produk 174)
ada
Yang
Sudah
beberapa
Mapan
faktor
yang
menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada di pasar, diantaranya adalah: 1. Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar menurunkan harga. 2. Adanya
pergeseran
permintaan,
perubahan selera konsumen.
misalnya
terjadinya
117
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan uraian-uraian dalam penulisan skripsi
ini, maka dapat ditarik kesimpulan dari bab hasil pembahasan sebelumnya yaitu : 1. Dari hasil penelitian ditemukan keempat variabel bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan juga distribusi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen. 2. Dari keempat variabel bauran pemasaran yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen yaitu variabel harga.
6.2
Saran Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya
pada bab terdahulu, penulis menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Kepada
pihak
PT.
Rekatama
Prosindo
Makassar
untuk
mempertahankan kualitas pemasaran, dari segi produk: a. Perusahaan perlu meningkatkan lagi fasilitas-fasilitas dalam perumahan tersebut.
118
b. Perlu memperbaharui produk tersebut agar konsumen tidak bosan dengan desain perumahan yang begitu-begitu saja dari tahun ke tahun. c. Perusahaan perlu meningkatkan kualitas dari perumahan tersebut agar konsumen merasa nyaman dan merasa puas. Dari segi harga: a. Perusahaan harus mempertimbangkan segala aspek dalam menetapkan harga agar konsumen tetap setia pada produk pada perusahaan tersebut. b. Perlu diperhatikan sistem pelayanan pemasaran sehingga dapat menimbulkan kepuasan konsumen yang akan bertransaksi. c. Dalam pembelian tertentu perusahaan mungkin dapat memberikan diskon agar konsumen juga merasa tertarik untuk membeli perumahan tersebut. Dari segi promosi: a. Strategi-strategi promosi perlu dilakukan sebanyak mungkin oleh perusahaan
dalam
rangka
memasarkan
perumahan
agar
konsumen tertarik untuk membeli. b. Sebaiknya strategi yang lebih baik dilakukan oleh perusahaan adalah personal selling (tatap muka). Karena bentuk personal selling adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
119
Dari segi distribusi: a. Perusahaan perlu memperluas saluran distribusi agar lebih mudah dalam menyampaikan barang/ jasa kepada konsumen. b. Lokasi perlu ditinjau kembali apakah sudah strategis atau belum .
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Saluran
Method . Enter
Distribusi, Produk, Harga, Promosi
a
Output Model Summary b
Model Summary
Model
R
1
.976
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.979
.975
4.35172
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
10749.599
4
2687.400
11.234
1
11.234
10760.833
5
F 239.219
Sig. .048
a
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
263.243
109.718
.111
.197
3.138E-7
Promosi Saluran Distribusi
Produk Harga
Coefficients Beta
t
Sig. 2.399
.021
.120
.566
.032
.000
2.084
3.016
.034
-4.816E-5
.000
-1.166
-.830
.039
-1.811E-6
.000
-.047
-.035
.037
a
Residuals Statistics Minimum Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
95.7783
221.0967
154.8333
46.36723
6
-2.12137
2.42813
.00000
1.49894
6
-1.274
1.429
.000
1.000
6
-.633
.724
.000
.447
6
Uji Multikolinearitas REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4.
Regression Notes Output Created
14-July-2011 01:51:55
Comments Input
Missing Value Handling
Data Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
7
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.
Syntax
Resources
REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4. Processor Time
0:00:00.016
Elapsed Time
0:00:00.031
Memory Required Additional Memory Required for Residual Plots
2292 bytes 0 bytes
Variables Entered/Removed Model
Variables Entered
1
Saluran Distribusi, Produk, Harga, a Promosi
Variables Removed
Method . Enter
Model Summary Model
R
1
.976
a
.979
Model 1
Adjusted R Square
R Square
.975
Sum of Squares Regression Residual Total
Std. Error of the Estimate 4.35172
df
Mean Square
10749.599
4
2687.400
11.234
1
11.234
10760.833
5
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)
B
F 239.219
.048
a
a
Standardized Coefficients
Std. Error
Sig.
Beta
Collinearity Statistics t
Sig. Tolerance
VIF
263.243
109.718
2.399 .251
.111
.197
.120 .566 .672
.418 3.434
3.138E-7
.000
2.084 3.016 .204
.418 3.434
Promosi
-4.816E-5
.000
-1.166 -.830 .559
.418 3.434
Saluran Distribusi
-1.811E-6
.000
-.047 -.035 .977
.418 3.434
Produk Harga
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) Produk Harga Promosi Saluran Distribusi 1
1
4.931
1.000
.00
.00
.00
.00
.00
2
.066
8.663
.00
.00
.00
.00
.00
3
.003
39.029
.00
.33
.01
.00
.00
4
5.289E-5
305.352
.99
.55
.98
.03
.04
5
5.019E-6
991.160
.01
.12
.00
.97
.96
Uji Heteroskedastisitas REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT lnei /METHOD=ENTER lnx1 lnx2 lnx3 lnx4.
Regression
Notes Output Created Comments Input
Missing Value Handling
14-Jul-2011 02:47:56 Data Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing Cases Used
Syntax
Resources
DataSet0 <none> <none> <none> 7 User-defined missing values are treated as missing. Statistics are based on cases with no missing values for any variable used. REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT lnei /METHOD=ENTER lnx1 lnx2 lnx3 lnx4.
Processor Time
0:00:00.046
Elapsed Time
0:00:00.000
Memory Required Additional Memory Required for Residual Plots
2412 bytes 0 bytes
Variables Entered/Removed Variables Model
Variables Entered
1
lnx4, lnx1, lnx2, lnx3
Removed
Method . Enter
a
Model Summary Model
R
1
R Square .978
a
Adjusted R Square .976
Std. Error of the Estimate
.978
2.14001
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
1013.595
4
253.399
4.580
1
4.580
1018.174
5 Coefficients
F
Sig.
55.332
.020
a
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
498.684
50.141
lnx1
-37.993
3.720
lnx2
66.961
lnx3 lnx4
Coefficients Beta
t
Sig. 9.946
.044
-4.335
-10.212
.042
5.995
8.845
11.169
.047
-212.993
40.898
-10.719
-5.208
.021
106.544
41.120
5.342
2.591
.034
Uji Normalitas
Notes Output Created
14-Jul-2011 03:06:42
Comments Input
Data Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
7
File Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values for dependent variables are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on cases with no missing values for any dependent variable or factor used.
Syntax
EXAMINE VARIABLES=Y X1 X2 X3 X4 /PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT /COMPARE GROUP /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL.
Resources
Processor Time
0:00:05.047
Elapsed Time
0:00:00.000
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Keputusan Konsumen
6
85.7%
1
14.3%
7
100.0%
Produk
6
85.7%
1
14.3%
7
100.0%
Harga
6
85.7%
1
14.3%
7
100.0%
Promosi
6
85.7%
1
14.3%
7
100.0%
Saluran Distribusi
6
85.7%
1
14.3%
7
100.0%
Descriptives Statistic Keputusan Konsumen Mean
154.83
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound
106.15
Upper Bound
203.52
5% Trimmed Mean
154.48
Median
150.50
Variance
18.939
2152.167
Std. Deviation
46.391
Minimum
95
Maximum
221
Range
126
Interquartile Range
84
Skewness
.240
.845
-.947
1.741
Mean
164.17
20.405
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound
111.71
Upper Bound
216.62
Kurtosis Produk
Std. Error
5% Trimmed Mean
164.02
Median
167.00
Variance
2498.167
Std. Deviation
49.982
Minimum
100
Maximum
231
Range
131
Interquartile Range
90
Skewness
.015
.845
-1.551
1.741
Mean
8.27E8
1.258E8
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound
5.03E8
Upper Bound
1.15E9
Kurtosis Harga
5% Trimmed Mean
8.19E8
Median
7.68E8
Variance Std. Deviation
3.082E8
Minimum
484862200
Maximum
1309127960
Range
824265760
Interquartile Range
555167234
Skewness Kurtosis Promosi
9.497E16
Mean
.682
.845
-.499
1.741
7703333.33 458560.550
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 6524565.91 Upper Bound 8882100.75 5% Trimmed Mean
7662037.04
Median
7410000.00
Variance Std. Deviation
1.262E12 1123239.363
Minimum
6600000
Maximum
9550000
Range
2950000
Interquartile Range
1975000
Skewness Kurtosis Saluran Distribusi
Mean
.945
.845
-.014
1.741
8323000.00 495170.004
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 7050124.98 Upper Bound 9595875.02 5% Trimmed Mean
8276611.11
Median
7998000.00
Variance
1.471E12
Std. Deviation
1212913.847
Minimum
7128000
Maximum
10353000
Range
3225000
Interquartile Range
2085000
Skewness Kurtosis
1.019
.845
.303
1.741
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Keputusan Konsumen
.142
df
Shapiro-Wilk
Sig. 6
Statistic
df
Sig.
.132
*
.983
6
.047
.959
6
.032
Produk
.190
6
.200
*
Harga
.161
6
.200
*
.954
6
.020
Promosi
.189
6
.200
*
.918
6
.018
Saluran Distribusi
.191
6
.200
*
.916
6
.040
Uji AutoKorelasi
REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 /RESIDUALS DURBIN.
Regression Notes Output Created Comments Input
Missing Value Handling
14-Jul-2011 03:19:45 Data Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing Cases Used
Syntax
Resources
DataSet0 <none> <none> <none> 7 User-defined missing values are treated as missing. Statistics are based on cases with no missing values for any variable used. REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 /RESIDUALS DURBIN.
Processor Time
0:00:00.047
Elapsed Time
0:00:00.000
Memory Required Additional Memory Required for Residual Plots
2428 bytes 0 bytes
Variables Entered/Removed Variables Model
Variables Entered
1
Saluran Distribusi,
Removed
Method . Enter
Produk, Harga, Promosi
a
b
Model Summary
Model
R
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .976
a
.979
.975
Durbin-Watson
4.35172
3.239
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
F
10749.599
4
2687.400
11.234
1
11.234
10760.833
5 Coefficients
Sig.
239.219
.048
a
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
263.243
109.718
.111
.197
3.138E-7
Promosi Saluran Distribusi
Produk Harga
Coefficients Beta
t
Sig. 2.399
.021
.120
.566
.032
.000
2.084
3.016
.034
-4.816E-5
.000
-1.166
-.830
.039
-1.811E-6
.000
-.047
-.035
.037
a
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
95.78
221.10
154.83
46.367
6
Residual
-2.121
2.428
.000
1.499
6
Std. Predicted Value
-1.274
1.429
.000
1.000
6
-.633
.724
.000
.447
6
Std. Residual