BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG Persaingan perdagangan yang sangat ketat di era globalisasi mengharuskan siklus perdagangan berlangsung cepat dengan kualitas yang tetap terjaga sehingga memaksa kinerja rantai pasok harus ditingkatkan. Terutama untuk produk agro karena memiliki sifat istimewa yaitu umur simpan yang singkat dan siklus penggunaan yang cepat sehingga memerlukan penanganan khusus. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang pertanian, salah satu sektor yang paling potensial adalah hortikultura. Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian dasar yang terbagi dalam empat sub sektor yaitu tanaman sayuran, tanaman buah, tanaman biofarmaka (obat) dan tanaman florikultura (hias). Tanaman sayur dan buah memiliki volume produksi yang paling tinggi diantara 4 sub sektor yang ada, berbeda jauh dari kedua sub sektor yang lain. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pemasok komoditi hortikultura yaitu buah dan sayuran ke Singapura. Pada tahun 2009 tercatat kontribusi Indonesia dalam memasok kebutuhan buah-buahan dan sayuran untuk Singapura sebesar 6% dan diharapkan dapat meningkat menjadi 30% pada tahun 2015. Target yang ditetapkan tersebut bukan tanpa alasan, hal ini mengingat potensi Indonesia di sektor hortikultura terutama untuk sayuran dan 1
2
buah-buahan yang sangat menjanjikan. Hal tersebut didukung dengan letak geografis Indonesia dan Singapura yang saling berdekatan sehingga memberi nilai plus dari sisi transportasi. Menurut
data
Direktorat
Jenderal
Hortikultura,
secara
umum
perkembangan produksi komoditas hortikultura utama tahun 2011-2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya (Anonim 3, 2013). Hal ini dapat dilihat bahwa produksi total buah tahun 2011 sebesar 18.313.507 ton meningkat menjadi 18.916.731 ton tahun 2012 dengan prosentase sebesar 3,29 %. Begitu pula dengan produksi total buah tahun 2012 sebesar 18.916.731 ton meningkat menjadi 19.286.009 ton pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 1,95 %. Secara keseluruhan perkembangan produksi buah dapat dilihat pada Gambar
Volume (ton)
1.1 berikut.
Tahun
Sumber : Dirjen Hortikultura, 2013 Gambar 1.1. Perkembangan Produksi Buah 2011-2013 Indonesia Begitu pula dengan sayuran juga terus mengalami perkembangan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat bahwa produksi total sayuran tahun 2011 sebesar
3
10.871.224 ton meningkat menjadi 11.264.972 ton tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 3,62 %. Kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi 19.905.385 ton mengalami peningkatan sebesar sebesar 5,68 %. Hal ini menunjukkan potensi pengembangan produksi hortikultura yang menjanjikan. Secara keseluruhan perkembangan produksi sayuran dapat dilihat pada Gambar
Volume (ton)
1.2 berikut.
Tahun
Sumber : Dirjen Hortikultura, 2013 Gambar 1.2. Perkembangan Produksi Sayuran 2011-2013 Indonesia Dalam menjaga aliran distribusi berlangsung lancar diperlukan sistem persediaan yang baik pula. Persediaan merupakan komponen penting suatu sistem rantai pasok yang harus dikelola dengan baik untuk menjamin kelancaran sistem rantai pasok. Tingkat persediaan produk hortikultura merupakan sesuatu yang dinamis dan berubah seiring berjalannya waktu. Realita yang terjadi menunjukkan bahwa permintaan yang ada tidak selalu bisa diimbangi oleh pasokan yang tersedia.
4
PT Bumi Sari Lestari Fruits and Vegetables Exporter merupakan salah satu eksportir hortikultura terutama buah dan sayur cukup besar di Jawa Tengah. Perusahaan ini menyuplai buah dan sayur untuk diekspor ke Singapura. PT Bumi Sari Lestari memenuhi pasokan melalui petani dan kelompok tani mitra. Sebaran wilayah petani mitra tersebut mencakup beberapa kabupaten di Jawa Tengah seperti Magelang, Semarang, Temanggung, Boyolali, Karanganyar, Banjarnegara, Tegal, Pemalang dan Wonosobo. Pengiriman harian untuk sayur dan buah ke Singapura tercatat mencapai 100 hingga 200 ton setiap bulan dengan pengiriman via udara (by air) dan laut (by sea) Rantai pasok hortikultura sangat lah kompleks karena dipengaruhi berbagai faktor yang tidak bisa diprediksi. Namun masalah umum yang menjadi kendala adalah faktor produksiyang sangat bergantung dengan cuaca dan musim serat faktor biologis seperti hama dan benih. Pengaruh preekonomian yang kurang stabil dan infrastruktur juga menjadi kendala secara makro. Kendala mendasar yang dihadapi adalah fluktuasi pasokan dan permintaan dimana apabila pasokan terlalu banyak (overstock) akan menyebabkan holding cost tinggi sebaliknya apabila terlalu sedikit (understock) akan menyebabkan profit lost. Keduanya merupakan kerugian bagi perusahaan, maka diperlukan pengelolaan persediaan yang sesuai. Kondisi ini membuat perusahaan tidak selalu bisa memenuhi permintaan yang ada seperti ditunjukkan pada diagram komparasi antara total permintaan dan total pasokan semua jenis hortikultura pada tahun 2014 berikut.
Volume (kg)
5
Periode
Sumber : PT Bumi Sari Lestari, 2015 Gambar 1.3. Jumlah Permintaan dan Pasokan Dari Gambar 1.3 diatas dapat diketahui jika pasokan tidak selalu bisa terpenuhi. Penelitian terkait tingkat persediaan komoditas hortikultura PT Bumi Sari Lestari Fruit and Vegetables Exporter ke Singapura sudah pernah dilakukan (Nashih, 2014). Penelitian tersebut menggunakan data pasokan tahun 2013 yang mensimulasikan skenario untuk mengamati pengaruh pasokan dengan modifikasi persentase produk reject. Namun tidak diteliti cara unuk menurunkan persentase produk reject tersebut. Di samping itu karena pasokan dan permintaan bersifat dinamis yang terus berubah dan meningkat seiring waktu maka tingkat pasokan dan permintaan harus disimulasikan secara random serta menampilkan peningkatan produksi (trend) yang ditetapkan oleh pihak manajemen PT Bumi Sari Lestari. Oleh karena itu penelitian yang lebih komprehensif dengan data yang lebih lengkap perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran lengkap dari sistem persediaan nyata yang dihadapi oleh PT Bumi Sari Lestari.
6
Dalam penelitian ini dilakukan pembandingan antara pasokan dengan permintaan yang diasumsikan dari data historis pengiriman. Pemodelan yang dilakukan akan memeperhitungkan peningkatan produksi dan konsumsi (trend), serta mensimulasikan tingkat pasokan secara random. Skenario yang diterapkan dimaksudkan untuk mensimulasikan tingkat pemenuhan mayoritas kebutuhan dan waktu pemenuhannya. 2. RUMUSAN MASALAH Tingkat permintaan yang tidak selalu bisa terpenuhi merupakan akibat dari fluktuasi pasokan dan permintaan. Hal tersebut dapat menyebabkan keuntungan perusahaan menjadi tidak optimal serta menurunkan kredibilitas perusahaan saat kekurangan pasokan (understock). Namun sebaliknya akan menimbulkan holding cost yang tinggi dan memaksa perusahaan melepas produknya ke pasar lokal dengan harga rendah ketika pasokan berlebih (overstock). Sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Nashih (2014) mengenai analisis persediaan dengan menskenariokan pengaruh persentase produk reject pada total pasokan. Namun penelitian tersebut belum mewakili masalah yang dihadapi PT Bumi Sari Lestari. Ini karena pasokan bersifat dinamis atau berubah seriring waktu seharusnya disimulasikan secara random serta pengaruh peningkatan produksi dan konsumsi yang menjadi trend naik pada tingkat persediaan. Oleh karena itu diperlukan kajian mengenai tingkat persediaan yang bersifat dinamis dengan trend akibat peningkatan produksi dan konsumsi.
7
Pemodelan sistem digunakan untuk merepresentasikan tingkat persediaan yang diterapkan oleh PT Bumi Sari Lestari. Masalah yang kompleks ini membutuhkan pemodelan sistem dengan menggunakan sistem dinamis. Dlama sistem dinamis akan dilakuakn pengubahan beberapa parameter yang paling berpengaruh melalui skenario untuk menggambarkan tingkat persediaan, apakah pasokan yang ada bisa terpenuhi, dan kapan mayoritas permintaan itu bisa terpenuhi, serta langkah dan kebijakan apa yang sebaiknya diambil oleh PT Bumi Sari Lestari. 3. BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam penelitian adalah : 1. Obyek penelitian ini adalah PT Bumi Sari Lestari dan mitra supplier-nya. 2. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari database perusahaan PT Bumi Sari Lestari dari tahun 2013 sampai tahun 2014. 3. Obyek penelitian ini hanya fokus pada komoditas yang permintaan dan produksinya konstan yaitu buncis, baby buncis, kentang dan melon. 4. Data permintaan dan pengiriman yang digunakan adalah untuk importir AF(Air Fresh), QNQ, Alamanda dan EGM (Eastern Green Marketing). 5. Model sistem dinamis yang dihasilkan tergantung pada input yang diberikan pada model sehingga kondisi non linier dan perubahan yang sebenarnya pada sistem nyata tidak dapat digambarkan dalam output model.
4. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah :
8
1. Mengkaji peran dan fungsi dari PT Bumi Sari Lestari dalam aliran rantai pasok. 2. Memodelan sistem dinamis pada tingkat persediaan komoditas hortikultura di PT Bumi Sari Lestari berdasarkan sistem persediaan yang diterapkan. 3. Melakukan simulasi melalui pembangkitan skenario untuk mengetahui kondisi tingkat persediaan hortikultura dari fluktuasi pasokan dan permintaan. 5. MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian ini adalah : 1. Memberikan gambaran tentang tingkat persediaan PT Bumi Sari Lestari dari model dan tingkat fluktuasinya. 2. Memberikan alternatif pertimbangan mengenai penerapan pengelolaan persediaan yang sesuai untuk diterapkan. 3. Memperluas kajian penelitian mengenai aplikasi pemodelan sistem dinamis yang berkaitan dengan sistem persediaan bahan agroindustri.