BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Sebagai negara terbesar keempat di dunia dengan populasi sekitar 244 juta
(Sensus Penduduk, 2012), Indonesia memiliki potensi besar yang belum diberdayakan dalam sektor transportasi darat, khususnya dalam pangsa pasar taksi. Tidak memadainya transportasi publik alternatif di Indonesia karena kurangnya pembangunan infrastruktur, dipadu dengan pertumbuhan populasi yang cepat di pusat wilayah perkotaan di kota-kota besar memperkuat tingginya permintaan untuk pelayanan taksi (Profil Perusahaan, 2012). Tingginya permintaan pelayanan taksi ini didorong oleh perkiraan tumbuhnya transportasi dalam kota yang memberikan potensi untuk perkembangan usaha lebih lanjut. Dengan adanya tingkat pertumbuhan tersebut, industri taksi di Indonesia menjadi industri yang sangat menjanjikan dan mendorong munculnya banyak perusahaan taksi dalam beberapa dasawarsa terakhir. Hal ini telah meningkatkan pertumbuhan industri dan menimbulkan persaingan yang tinggi diantara para pemain di industri tersebut. Sistem transportasi umum yang terutama terdiri dari bus dan kereta api listrik relatif belum berkembang di Indonesia, dimana hal ini dipengaruhi oleh berbagai masalah, antara lain seperti jumlah penumpang yang terlalu terlalu padat, jadwal kedatangan yang tidak dapat diprediksi, kondisi transportasi yang buruk, serta masalah keamanan (Prospektus Perusahaan, 2012). Dengan demikian, 1
sebagian besar komuter cenderung memilih untuk menggunakan mobil pribadi, ojek atau taksi. Tingkat kemacetan lalu lintas di kota telah menyebabkan para pekerja enggan untuk mengemudikan kendaraan pribadi, sehingga taksi menjadi pilihan transportasi utama bagi komuter (Prospektus Perusahaan, 2012). PT Express Transindo Utama Tbk adalah operator taksi terkemuka di Indonesia dengan rekam jejak (track record) operasional yang telah terbukti (lihat Gambar 1.1). PT Express Transindo Utama Tbk berdiri pada tahun 1989 dan telah mengembangkan model bisnis PT Express Transindo Utama Tbk dari model yang berbasis komisi menjadi model skema kemitraan untuk bisnis taksi reguler PT Express Transindo Utama Tbk. PT Express Transindo Utama Tbk adalah salah satu operator taksi terbesar di Indonesia, yang melayani khususnya wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek) dan kota-kota besar lain di seluruh Indonesia.
Gambar 1.1: Evolusi PT Express Transindo Utama Tbk (Sumber: Prospektus Perusahaan 2012)
2
Di Indonesia, terdapat dua jenis taksi yaitu taksi reguler dan taksi premium dimana penetapan tarif untuk kedua jenis taksi tersebut diatur oleh pemerintah. Batas tarif yang ditetapkan untuk taksi premium lebih tinggi dari taksi reguler, sesuai dengan layanan yang ditawarkan (Prospektus Perusahaan, 2012). PT Express Transindo Utama Tbk mengoperasikan pelayanan taksi reguler di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Semarang dan Medan dan melalui perusahaan asosiasi, melayani jasa taksi premium (Tiara Express) di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek). Selain itu, PT Express Transindo Utama Tbk telah memperluas lingkup pelayanan melalui ekspansi ke pelayanan value added transportation business (VATB), termasuk pelayanan limosin di Bali, Bandung dan Lombok, dan sejak Juli 2012, juga di wilayah Jakarta (Profil Perusahaan, 2012). Sebagai salah satu perusahaan dengan armada taksi terbesar di Indonesia dan
dengan
kebutuhan
yang
terus-menerus
untuk
melengkapi
dan
mengembangkan armada, PT Express Transindo Utama Tbk memiliki kemampuan untuk mendapatkan harga yang menguntungkan dari berbagai mitra bisnis. Di antaranya, termasuk dealer kendaraan dan penyedia jasa perbaikan dan pemeliharaan kendaraan, serta perusahaan-perusahaan asuransi. Pusat panggilan taksi (call center) PT Express Transindo Utama Tbk di wilayah Jadetabek tersedia bagi konsumen selama dua puluh empat (24) jam sehari dan tujuh (7) hari dalam seminggu untuk order taksi Express dan Tiara di lokasi manapun di wilayah Jadetabek. Industri pelayanan taksi bersifat sangat kompetitif dan terkelompok berdasarkan wilayah operasional, dengan pemain nasional yang memiliki kegiatan 3
usaha di berbagai kota yang tidak banyak jumlahnya (Prospektus Perusahaan, 2012). Setiap pasar biasanya terdiri dari sejumlah pemain lokal serta beberapa perusahaan yang berskala regional dan nasional. Para pesaing PT Express Transindo Utama Tbk mencakup para operator pelayanan taksi, limosin dan bus lainnya. Lebih lanjut, PT Express Transindo Utama Tbk juga bersaing dalam skala kecil dengan para penyedia jasa yang menawarkan moda transportasi alternatif, seperti penyewaan kendaraan dan penyedia transportasi umum. Sebagian besar dari pesaing taksi dan limosin PT Express Transindo Utama Tbk terdiri dari operator regional atau lokal dengan skala kecil yang bersifat independen dalam pasar yang bersangkutan. PT Express Transindo Utama Tbk berencana agar bisnis PT Express Transindo Utama Tbk dapat menjadi lebih kompetitif mengingat para pesaing yang ada melakukan pengembangan dan banyaknya perusahaan baru yang masuk ke dalam industri ini. Pada tahun 2011 industri taksi relatif terfragmentasi dengan jumlah operator taksi yang memiliki izin sebanyak 348 perusahaan (Prospektus Perusahaan, 2012). Namun, pasar taksi tersebut didominasi oleh lima pemain besar yakni Blue Bird, Express, Prestasi, Kosti Jaya, dan Dian Taxi (Perhubungan Darat dalam Angka, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2012). Pada tahun 2011, kelima pemain besar ini diperkirakan memiliki pangsa pasar berdasarkan jumlah armada sebesar 47,1% (lihat Tabel 1.1). Pasar taksi di Indonesia terkonsentrasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dengan total pangsa pasar sebesar 69,0% dari total unit armada, di wilayah DKI Jakarta terdapat empat puluh lima (45) jumlah perusahaan taksi 4
dengan jumlah armada operasi sebanyak 23,778 unit taksi (Perhubungan Darat dalam Angka, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2012). Sementara di wilayah lain di Indonesia, perusahaan taksi cenderung memiliki pangsa pasar yang lebih kecil, yang menunjukkan jumlah armada yang lebih kecil. Selain dari Jabodetabek, Bali, Batam dan Surabaya merupakan kota-kota dengan unit armada taksi yang besar yang didorong oleh aktivitas pariwisata dan kegiatan bisnis di kota-kota tersebut. Taksi reguler merupakan main business dari PT Express Transindo Utama yang merupakan operator taksi terbesar kedua di Indonesia dengan 10,2% pangsa pasar di tahun 2011 (Perhubungan Darat dalam Angka, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2012). Tabel 1.1: Sepuluh (10) Perusahaan Pelayanan Taksi Terbaik di Indonesia berdasarkan Pangsa Pasar, Jumlah Armada untuk periode 2009-2011
Peringkat
Perusahaan
1
Pangsa Pasar Jumlah Armada 2011
2010
2009
Blue Bird
26.50%
26.30%
28.70%
2
Express Group
10.20%
8.60%
6.10%
3
Prestasi
5.40%
5.20%
5.40%
4
Kosti Jaya
2.70%
2.30%
1.90%
5
Dian Taxi
2.30%
2.30%
2.30%
6
Citra
1.70%
1.70%
1.90%
7
Koperasi Taksi Indonesia
1.70%
1.40%
1.40%
8
Tiffani
1.40%
1.40%
1.50%
9
Lintas Buana Taksi
1.40%
1.40%
1.50%
10
Taxiku
1.20%
1.20%
1.20%
Lainnya
45.60%
48.20%
48.50%
Total
100%
100%
100%
Sumber: Perhubungan Darat dalam Angka, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2012
5
Berdasarkan jumlah kendaraan yang memiliki izin operasional yang dioperasikan oleh PT Express Transindo Utama Tbk dan Entitas Anak. per 31 Desember 2011 PT Express Transindo Utama Tbk mengoperasikan armada taksi sebanyak 6.002 unit taksi reguler, dan per 31 Desember 2012 sebanyak 8.005 unit taksi reguler (lihat Tabel 1.2). PT Express Transindo Utama Tbk mengoperasikan bisnis taksi reguler dengan skema kemitraan dengan para pengemudi. Dimana perusahaan membeli unit yang diperuntukan untuk taksi lalu pengemudi mengoperasikan kendaraan berdasarkan syarat di dalam Perjanjian Kerjasama Operasi (PKO) dengan memberi setoran secara rutin sebagai biaya sewa taksi hingga jangka waktu enam (6) tahun untuk hak utama sampai dengan tujuh tahun (7) untuk jangka waktu kerjasama penuh, atau sampai keseluruhan kewajiban lunas. Apabila semua persyaratan tersebut terpenuhi maka unit taksi tersebut dapat dikonversikan menjadi milik pengemudi tersebut. Atau pengemudi tersebut dapat menjual unit tersebut di pasar sekunder. Pada tahun 2008, United Nations Development Program (UNDP) mengakui dan memberikan penghargaan kepada perusahaan atas skema kemitraan sebagai sebuah program panutan (role model) bagi program-program PBB dalam mengentaskan kemisikinan. Berdasarkan Prospektus Perusahaan (2012), visi dan misi perusahaan adalah menjadi operator transportasi utama yang menghasilkan tingkat pengembalian maksimum bagi para pemegang saham dengan menyediakan pelayanan transportasi darat yang terintegrasi secara profesional berdasarkan nilai perusahaan, tata kelola perusahaan yang baik dan menjunjung tinggi etika bisnis. 6
Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan mengadopsi pada tiga (3) fokus kerangka kerja pada produktivitas pendapatan, pelayanan, dan sumber daya manusia yakni meramu inisiatif strategis perusahaan dan menggapai strategi-strategi berikut: 1.
Meningkatkan posisi pasar di kota-kota baik melalui kegiatan operasional
baru dan kegiatan operasional yang telah ada. Perusahaan terus mengembangkan pangsa pasar terutama di wilayah Jakata, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) dengan menargetkan jumlah armada sebesar sepuluh ribu (10.000) unit taksi reguler pada akhir tahun 2013 dan lebih dari dua puluh enam (26) operasional pool taksi pada akhir tahun 2013. Untuk mencapai tujuan strategis ini, perusahaan
berencana
untuk
fokus
dalam
upaya
berkelanjutan
dalam
mengembangkan armada taksi perusahaan secara signifikan dalam rangka untuk memperkuat posisi perusahaan dan memperoleh manfaat penuh dari skala operasional. 2.
Mengembangkan dan meningkatkan spektrum nilai tambah yang ada.
Perusahaan berencana untuk meningkatkan keragaman portofolio aset perushaan dengan memiliki fasilitas operasional pool terbesar yakni Mega Pool yang berdiri di atas tanah yang dimiliki perusahaan seluas 40.410 m2. Fasilitas ini meliputi area lahan parkir yang luas, kantor, ruang pelatihan, gedung, kantin, musholla dan bengkel. 3.
Menerapkan teknologi inovatif dan membangun platform pelayanan yang
saling melengkapi untuk meningkatkan kenyamanan konsumen dan meningkatkan produktivitas dari para pengemudi. Yakni dengan melengkapi taksi reguler dengan global positioning system (GPS) selama 24 jam. Digital Dispatch System 7
(DDS) dan teknologi seluler terintegrasi untuk meningkatkan waktu pelayanan taksi reguler kepada konsumen. 4.
Fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan kualitas pelayanan.
Pelatihan terhadap staf dan manajemen yang disesuaikan dengan keahlian khusus sperti akuntasi, keahlian komunikasi, dan audit internal dan perusahaan berencana untuk terus mempertahankan kualitas pelayanan manajemen yang berbasis ISO.
Saat ini pembagian area operasional untuk taksi reguler PT Express Transindo Utama Tbk terdiri dari dua (2) area operasional, yakni area operasional satu (1) yang mencakup lima belas (15) operasional pool dan area operasional dua (2) yang mencakup tujuh (7) operasional pool. Maka keseluruhan operasional pool taksi reguler yang dimiliki PT Express Transindo Utama Tbk saat ini berjumlah dua puluh dua (22) operasional pool yang tersebar di daerah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek) dan wilayah luar kota yakni di Medan, Surabaya, Semarang, dan Lombok. Pertumbuhan jumlah operasional pool dan jumlah unit PT Express Transido Utama dapat dilihat dalam Tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2: Perkembangan Jumlah Operasional Pool dan Jumlah Unit PT Express Transindo Utama Tbk Tahun 2010-2012 No
Tahun
Jumlah Operasional Pool
Jumlah Unit
1
2010
18
4992
2
2011
20
6002
3
2012
22
8005
Sumber: Prospektus Perusahaan 2012
8
Dengan melihat persaingan industri taksi dan pesatnya pertumbuhan jumlah unit taksi dan jumlah operasional pool, maka perusahaan membutuhkan kajian mengenai kinerja efisiensi operasional pool dan mengidentifikasi cara untuk mencapai efisiensi di operasional pool PT Express Transindo Utama Tbk. Sehingga penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan perkembangan perusahaan. Karena pengukuran efisiensi merupakan langkah untuk melakukan perbaikan kinerja operasional pool, maka diharapkan perusahaan mampu mengambil langkah yang tepat untuk meningkatkan efisiensinya serta dapat mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakefisienan. 1.2.
Perumusan Masalah Untuk menjaga perkembangan usaha lebih lanjut, maka PT Express
Transindo Utama Tbk terus berusaha meningkatkan pangsa pasar dengan penambahan jumlah unit dan jumlah operasional pool. Operasional pool dalam hal didefinisikan sebagai tempat penampungan dan pengoperasian taksi (Perjanjian Kerjasama Operasi, 2012). Namun apakah peningkatan jumlah unit tersebut diiringi dengan kinerja operasional pool yang efisien? Karena tidak selamanya dapat dikatakan efisien dan juga terdapat kemungkinan terjadinya inefisensi (tidak efisien). Dengan demikian, perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja operasional dengan meneliti tingkat efisiensi operasional pool di PT Express Transindo Utama Tbk. Karena memang selama ini belum ada penelitian yang mengkaji efisiensi dari operasional pool di PT Express Transindo Utama Tbk. Hal ini juga dipertegas dengan kebutuhan dari pihak manajemen PT Express Transindo Utama Tbk, 9
tentang pentingnya penelitian ini dilakukan. Peneltian ini menitikberatkan pada target perbaikan pada input (input oriented), dengan alasan pihak manajemen mempunyai kontrol yang lebih terhadap input daripada output.
1.3.
Pertanyaan Penelitian 1. Seberapa besar tingkat efisiensi operasional pool di PT Express Transindo Utama Tbk? 2. Apa penyebab ketidakefisienan operasional pool di PT Express Transindo Utama Tbk? 3. Rekomendasi apa yang dapat diberikan untuk mencapai efisiensi di operasional pool PT Express Transindo Utama Tbk?
1.4.
Tujuan Penelitian 1. Mengukur tingkat efisiensi operasional pool PT Express Transindo Utama Tbk dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). 2. Mengidentifikasi penyebab ketidakefisienan operasional pool PT Express Transindo Utama Tbk. 3. Memberikan rekomendasi pencapaian efisiensi di operasional pool PT Express Transindo Utama Tbk.
10
1.5.
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi yang berisi rekomendasi kepada PT Express Transindo Utama Tbk untuk pencapaian efisiensi operasional pool sehingga perusahaan mampu merencanakan strategi dan kebijakan
yang
berkaitan dengan
perkembangan perusahaan. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi akademisi dalam mengkaji kemungkinan aplikasi model analisis strategi pada industri taksi.
1.6.
Batasan Penelitian Penelitian dibatasi pada hal – hal berikut, yakni: 1. Obyek yang diteliti adalah operasional pool taksi reguler di area satu (1) yang berada di wilayah Depok, Tangerang, dan Bekasi (Detabek) meliputi sebelas (11) operasional pool yakni: Bekasi A, Bekasi B, Bekasi C, Bekasi D, Mustika Sari, Narogong, Mustika A, Mustika B, Mustika C, Tangsel, Depok. 2. Periode waktu yang diteliti adalah tahun 2012. 3. Variabel yang diteliti adalah total unit, downtime level, dan uncollection sebagai variabel input dan revenue sebagai variabel output. 4. Target perbaikan berorientasi pada input (input-oriented).
11
Dasar penentuan batasan penelitian adalah lingkup pekerjaan dan ketersediaan data. Variabel-variabel input dipilih karena mewakili kinerja operasional pool yang murni dari sisi operasional dimana variabel-variabel tersebut menjadi penilaian utama dalam key performance indicators (KPI) operasional pool. Variabel output didefiniskan sebagai uang pendapatan yang wajib disetor oleh pengemudi ke perusahaan sebagai uang sewa taksi (Perjanjian Kerjasama Operasi, 2012) atau dapat diartikan sebagai jumlah pendapatan PT Express Transindo Utama Tbk dari hasil operasi taksi.
1.7.
Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini akan disajikan dalam lima bab, terdiri atas Bab 1
(Pendahuluan), membahas mengenai latar belakang penelitan, perumusan masalah, pertanyan penelitian, tujuan peneltian, manfaat penelitian, dan batasan penelitian. Bab 2 (Tinjauan Pustaka), mengulas teori-teori yang melandasi penelitian ini. Bab 3 (Metode Penelitian), mengkaji data dan variabel yang akan diteliti serta metode analisis yang akan digunakan. Selanjutnya Bab 4 (Hasil Penelitian dan Pembahasan), menampilkan dan membahas hasil penelitian. Bab 5 (Simpulan dan Saran), bab ini menyajikan kesimpulan dan pembahasan dari analisis serta saran penulis terhadap pihak manajemen PT Express Transindo Utama Tbk.
12