BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan sisanya (33 persen) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (AEKI, 2015). Tingkat konsumsi kopi dalam negeri berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun 1989 adalah sebesar 500 gram/kapita/tahun. Kalangan pengusaha kopi memperkirakan tingkat konsumsi kopi di Indonesia telah mencapai 800 gram/kapita/tahun. Dengan demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan konsumsi kopi telah mencapai 300 gram/kapita/tahun. Tabel 1.1.1. Konsumsi Kopi Indonesia Tahun
Jumlah Penduduk (jiwa)
2010 2011 2012 2013** 2014** 2015** 2016**
237.000.000 241.000.000 245.000.000 249.000.000 253.000.000 257.000.000 260.000.000
Kebutuhan Kopi (kg) 190.000.000 210.000.000 230.000.000 250.000.000 260.000.000 280.000.000 300.000.000
Konsumsi Kopi (kg/kapita/tahun) 0,8 0,87 0,94 1 1,03 1,09 1,15
Sumber: AEKI (Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia), 2015 (* angka sementara; ** angka estimasi) Kopi merupakan salah satu jenis minuman favorit yang tidak mengandung alkohol dan menyebar luas di negara-negara. Menurut Rukmana (2014), kopi merupakan minuman kedua yang dikonsumsi di seluruh dunia setelah air mineral.
1
International Coffee Organization mencatat pertumbuhan total konsumsi kopi dunia meningkat 2,3 persen dalam periode tahun 2011 sampai 2014. Konsumsi kopi tertinggi berada di wilayah Eropa kemudian yang terendah di wilayah Amerika Tengah dan Meksiko. Pertumbuhan konsumsi kopi tertinggi selama periode yang sama berada di wilayah Afrika dengan pertumbuhan mencapai 5,6 persen. Hampir di seluruh wilayah dunia mengalami pertumbuhan konsumsi kopi total kecuali di daerah wilayah Amerika Tengah dan Meksiko. Sementara itu, hampir di seluruh negara eksportir kopi mengalami fluktuasi konsumsi namun secara total konsumsi domestik oleh keseluruhan eksportir kopi dari tahun 1990 hingga tahun 2015 menunjukkan kecenderungan konsumsi kopi yang terus meningkat. Pada abad ke-18 dan 19, Indonesia dikenal sebagai produsen kopi arabika, namun pada awal abad ke-20 menjadi produsen kopi robusta (Rukmana, 2014). Sampai sekarang Indonesia masih menghasilkan beragam jenis kopi. Indonesia termasuk dalam kategori negara penghasil kopi spesial yang bercita rasa dan aroma spesifik dan tidak bisa diklaim negara lain. AEKI (Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia) mencatat paling sedikit 11 jenis kopi premium Indonesia, mencakup kopi Gayo, Mandailing, Lintong, Jawa, Priangan, Toraja, Kalosi, Bali Kintamani, Bajawa Flores, Baliem (Wamena), dan kopi Luwak. Sementara itu, kopi organik juga mulai dibudidayakan di Indonesia karena munculnya minat pasar seiring dengan meningkatnya isu pemeliharaan lingkungan. Kopi merupakan salah satu jenis komoditas perkebunan yang banyak diperdagangkan di dunia internasional. Kopi termasuk dalam kategori 10 2
komoditas utama ekspor Indonesia dengan negara tujuan ekspor antara lain Malaysia, Amerika Serikat, Singapura, Korea Utara, Spanyol, Jerman, Perancis, Belanda, Inggris, Australia, Pilipina, India, Kanada, Thailand, Jepang, Brasilia, Uni Emirat Arab, Estonia, Federasi Rusia, dan Selandia Baru (Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2015). Kopi menjadi komoditas ekspor unggulan yang menyumbang devisa terbesar keempat dari sektor non migas. Setelah kelapa sawit, karet, dan kakao, kegiatan perdagangan kopi telah mencapai nilai USD 1,4 miliar dan menyerap lapangan kerja lebih dari 1,89 juta kepala keluarga (Panggah Susanto, 2015). Menurut Panggah Susanto (dalam liputan radarpena.com, 2015) industri sektor kopi Indonesia baru mampu menyerap sekitar 3 persen produksi kopi dalam negeri dan sisanya sebesar 65 persen masih diekspor dalam bentuk biji. Biji kopi yang diekspor terbagi dalam dua jenis, yakni green coffee yang merupakan biji kopi mentah tanpa pengolahan sama sekali, yang hanya bentuk biji kopi yang dikeringkan, dan roasted coffee yang merupakan biji kopi sangrai. Pada 28 Agustus 2015, Taiwan Coffee Association menandatangani kontrak pembelian kopi Indonesia dengan estimasi nilai total mencapai US$ 11,5 juta. Penandatanganan ini merupakan hasil dari upaya meningkatkan pangsa pasar kopi Indonesia ke dunia melalui Program Tour De Coffee Forum (ANTARA News, 2015). Program Tour De Coffee Forum merupakan salah satu langkah promosi kreatif yang efektif untuk menarik minat pasar karena dalam program ini pengunjung dapat melihat langsung budidaya dan pengolahan biji kopi langsung
3
dari sumbernya. Semakin banyak promosi maka diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan ekspor kopi Indonesia. Peneliti memilih tahun penelitian dari tahun 1998 hingga 2012 karena dalam kurun waktu 15 tahun dirasa cukup untuk melihat dinamika daya saing kopi, selain karena data tersebut merupakan data termutakhir yang dipublikasikan oleh FAO. 1.2. Perumusan Masalah Meningkatnya konsumsi kopi dunia dan kontribusi devisa Indonesia dari komoditas kopi yang tidak sedikit telah mengisyaratkan pentingnya komoditas ini dalam aktivitas perdagangan Indonesia. Salah satu usaha yang telah dilakukan Indonesia adalah melakukan promosi agar dapat bersaing dengan cara bertahan dan meningkatkan ekspor kopinya, tentu negara lain juga pasti melakukan usaha untuk bersaing di pasar kopi dunia. Dalam penelitian ini akan lebih spesifik menganalisis kopi Indonesia yang diekspor dalam jumlah yang besar, yakni green coffee dan roasted coffee. 1.3.Pertanyaan Penelitian Melalui penelitian ini, peneliti ingin menjawab beberapa pertanyaan penelitian berikut ini: (1). Apakah kopi Indonesia untuk jenis green coffee dan roasted coffee memiliki keunggulan komparatif di pasar internasional? (2). Bagaimana perubahan kondisi keunggulan komparatif kopi Indonesia untuk jenis green coffee dan roasted coffee di pasar internasional? 4
(3). Apakah Indonesia dari tahun ke tahun mengalami spesialisasi dalam memproduksi kopi jenis green coffee dan roasted coffee? (4). Apakah Indonesia telah terkonsentrasi memproduksi kopi jenis green coffee dan roasted coffee dengan keunggulan komparatif yang tinggi? (5). Bagaimana kinerja ekspor kopi Indonesia di tiga negara konsumen dengan jumlah total konsumsi tertinggi dunia? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perkembangan ekspor komoditas kopi Indonesia dan menganalisis daya saing komoditas ini di pasar internasional, dengan mendapatkan beberapa informasi berikut ini: (1). Mengetahui nilai keunggulan komparatif kopi Indonesia untuk jenis green coffee dan roasted coffee di pasar internasional. (2). Mengetahui perubahan kondisi keunggulan komparatif kopi Indonesia untuk jenis green coffee dan roasted coffee di pasar internasional. (3). Mengetahui spesialisasi produksi kopi dari tahun ke tahun untuk jenis green coffee dan roasted coffee di Indonesia. (4). Mengetahui kategori keunggulan komparatif negara Indonesia dalam spesialisasi produksi kopi untuk jenis green coffee dan roasted coffee. (5). Mengetahui kinerja ekspor kopi Indonesia untuk jenis green coffee dan roasted coffee dibandingkan dengan Brazil, Kolombia, dan Ethiopia.
5
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menjelaskan daya saing ekspor komoditas Indonesia khususnya kopi di pasar internasional. Selain itu, penelitian ini dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dengan topik penelitian yang sama yakni mengenai analisis daya saing komoditas ekspor, namun dengan komoditas, periode data penelitian, dan lokasi penelitian yang berbeda. Penelitian ini dapat juga digunakan sebagai dasar atau referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 1.5.2. Manfaat Praktis Penelitian ini memberikan wawasan dan gambaran mengenai posisi perdagangan kopi Indonesia di pasar internasional. Dengan demikian dapat menjadi bahan pertimbangan pembuatan kebijakan yang berkenaan dengan perkopian yang diharapkan dapat menyumbang untuk menyokong kesejahteraan bangsa Indonesia. 1.6. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Membahas latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kegunaan praktis. Bab ini memberikan gambaran umum arah dan maksud penelitian.
6
Bab II Tinjauan Teori dan Studi Literatur Bagian ini yang membahas perkembangan teori perdagangan internasional hingga ke konsep alat analisis RCA dan CMS. Bab II juga memuat penjelasan mengenai kopi, merangkum beberapa penelitian sebelumnya terkait topik yang sama, memuat kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan definisi operasional variabel. Bab III Metode Penelitian Bagian ini menjelaskan mengenai jenis dan sumber data, serta teknik analisis data yang digunakan. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membandingkan perkembangan ekspor kopi kelima negara yang diteliti, menyajikan hasil perhitungan nilai keunggulan komparatif dari kegiatan ekspor kopi negara-negara yang diteliti, dan menyajikan data ekspor kopi Indonesia ke 3 negara konsumen kopi tertinggi dunia (dalam jumlah total) untuk mengetahui 4 efek yang diperkenalkan Leamer-Stern dalam analisis pengaruh daya saing suatu atau sekelompok komoditas terhadap ekspor suatu negara. Bab V Kesimpulan dan Saran Bagian ini merupakan bagian akhir penulisan yang berisikan tentang kesimpulan penelitian, saran dari analisis, dan keterbatasan pada penelitian yang dilakukan.
7