BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk menyatakan pikiran yang menggunakan bahasa sebagai alat atau medianya adalah bentuk komunikasi lisan yang lebih dikenal dengan istilah berbicara, dan bentuk komunikasi tertulis yang lebih dikenal dengan menulis. Dua bentuk kegiatan berbahasa merupakan bagian dari empat aspek keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat aspek tersebut Dawson (melalui Tarigan, 2008:1) menyebut sebagai catur tunggal. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) setiap sekolah diberi kewenangan khusus untuk mengembangkan standar kompetensi yang ada sesuai dengan bakat siswa dan kondisi sekolah. Pengembangan ini mencakup pula pada silabus dan sistem penilaiannya sehingga guru lebih leluasa dalam merencanakan pembelajaran di kelas pada masing-masing bidang studi. Bidang studi Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran pokok yang sering dijadikan tolak ukur dalam ujian nasional pun mengalami perluasan. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tidak sekedar berujud materi-materi pembelajaran yang bersifat teoretis, namun lebih ditekankan pada aspek penggunaan dalam wujud kemampuan (kompetensi), baik secara lisan maupun secara tertulis. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi. (Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi) Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa adalah: “... alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain (pemakai bahasa itu). Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara. Agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakannya dapat diterima oleh pembaca, pendengar atau orang yang diajak bicara. Setiap gagasan, pikiran, atau konsep yang dimilliki seseorang pada praktiknya akan dituangkan ke dalam bentuk kalimat atau tulisan”. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang lain, dalam
1
2
berkomunikasi terdapat berbagai macam sarana yang dapat dipergunakan, yaitu media cetak maupun media elektronik. Salah satu media itu adalah surat. Surat adalah media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya (id.wikipedia.org/wiki/Surat). Banyak kesalahan yang sering kita temui dalam penulisan surat. Menurut pendapat Krashen (dalam
Subiyakto, 2009:182-183) problem Bahasa Indonesia merupakan
masalah keterkaitan antar komponen yang ada, masalah-masalah yang harus diidentifikasi adalah: (1) masalah kekurangan “kemampuan kode” (materi tulisan), (2) masalah proses/teknik pemerolehan yang kurang baik. Berdasarkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam materi menulis surat tidak resmi pada siswa kelas IV SD Negeri Pati Wetan 01 Kecamatan Pati, Kabupaten Pati dapat disimpulkan bahwa penguasaan materi dan pemahaman terhadap penulisan surat tidak resmi masih sangat kurang. Hal ini terlihat dari rendahnya rata-rata nilai ulangan harian pada materi menulis surat tidak resmi. Dari 42 siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM = 70) hanya 20 anak atau 48% sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebesar 22 siswa atau 52%. Setelah penulis teliti lebih lanjut, belum berhasilnya semua siswa mencapai ketuntasan hasil belajar hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran berlangsung guru lebih banyak menggunakan model ceramah. Hal ini membuat siswa merasa kesulitan dalam memahami maksud dan materi pembelajaran sehingga menyebabkan pembelajaran menjadi kurang menarik, tampak membosankan terhadap siswa. Model pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dalam menulis surat tidak resmi agar hasil belajar dapat meningkat adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence. Model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence merupakan model pembelajaran mudah dan sederhana di mana siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia. Salah satu kegiatan dalam pembelajaran model kooperatif tipe Complete Sentence adalah siswa akan dibentuk kelompok 4 atau 5 orang secara heterogen, dengan begitu siswa saling berdiskusi melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang sudah tersedia. Keadaan tersebut akan membuat siswa
3
menjadi lebih terarah dan termotivasi melakukan pekerjaan dengan hasil lebih baik dari sebelumnya.
(http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-
complete-sentence.html). Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence diharapkan siswa akan termotivasi serta dapat meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis surat tidak resmi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Menulis Surat Tidak Resmi melalui Model Kooperatif Tipe Complete Sentence pada Siswa Kelas IV Semester I SD Negeri Pati wetan 01 Pati Tahun Pelajaran 2013/2014”
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu: a. Guru belum menciptakan suasana belajar yang menyenangkan saat pembelajaran. b. Siswa tidak bersemangat mengikuti pembelajaran karena menganggap bahwa materi menulis surat merupakan pelajaran yang paling menjenuhkan dan membosankan. c. Siswa mengalami kesulitan menulis surat tidak resmi. d. Siswa kurang motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran karena guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan dilakukan agar peneliti menjadi lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini akan difokuskan pada: a. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence pada pembelajaran menulis surat tidak resmi pada siswa kelas IV SD Negeri Pati Wetan 01. b. Peningkatan hasil belajar menulis surat tidak resmi pada siswa kelas IV SD Negeri Pati Wetan 01 dengan penerapan model kooperatif tipe Complete Sentence.
4
1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam penulisan surat tidak resmi pada siswa kelas IV SD Negeri Pati Wetan 01 tahun pelajaran 2013/2014? b. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence dapat meningkatkan hasil belajar menulis surat tidak resmi pada siswa kelas IV SD Negeri Pati Wetan 01 tahun pelajaran 2013/2014? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menerapkan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Complete
Sentence
untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam penulisan surat tidak resmi siswa kelas IV SD Negeri Pati Wetan 01 tahun pelajaran 2013/2014. b. Meningkatkan hasil belajar menulis surat tidak resmi melalui penerapan model kooperatif tipe Complete Sentence.
1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dalam penelitian ini yaitu memberikan masukan bagi peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan penulisan surat tidak resmi melalui model kooperatif tipe Complete Sentence.
1.6.2 Manfaat Praktis a. Siswa dapat memahami cara penulisan surat surat pribadi pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model kooperatif tipe Complete Sentence. b. Guru mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence, sehingga dapat menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan bagi siswa dan dapat memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran. c. Bagi sekolah untuk penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Complete Sentence
5
dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan sebagai bahan masukan untuk perbaikan pembelajaran.