BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian Mahasiswa adalah peserta didik yang melakukan proses pembelajaran pada
perguruan tinggi. Mahasiswa dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, merupakan salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah terhadap dinamika ilmu pengetahuan dan melaksanakan tugas mendalami ilmu pengetahuan tersebut, Harahap (dalam Nurdin 2010). Mahasiswa dalam perkembangannya berada dalam rentang usia 18-21 tahun (Monks, 2001). Menurut Papalia. Dkk (2007) usia ini berada dalam tahap perkembangan dari remaja (adolescence) menuju dewasa muda atau (young adulthood). Pada usia ini perkembangan individu ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya pengaruh dari lingkungan, dan sudah mulai membuat keputusan terhadap pemilihan pekerjaan atau kariernya. Sebagai seorang individu yang sudah mulai memasuki masa dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu semakin bertambah besar, ia mencoba untuk tidak lagi bergantung secara ekonomi maupun psikologis terhadap orang tuanya dan mencoba menjadi seorang pribadi dewasa yang mandiri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Montogomery & Cote (dalam Papalia, 2009) mengemukakan bahwa, Perguruan tinggi merupakan jalur penting menuju kedewasaan, walaupun hanya merupakan salah satu jalur dan baru belakangan ini menjadi pilihan yang paling umum. Selain menjadi jalur penting menuju kedewasaan Perkuliahan dapat menjadi periode penemuan intelektual dan pertumbuhan pribadi, terutama dalam keterampilan verbal dan kuantitatif, berpikir kritis, serta penalaran moral. Tugas mahasiswa pada umumnya adalah belajar untuk mendapatkan nilai akademik yang baik, selain itu banyak mahasiswa yang dalam masa perkuliahannya mengikuti organisasi-organisasi baik di dalam ataupun di luar kampus untuk mendapatkan teman dan pengalaman baru. Selain belajar dan berorganisasi ada kegiatan tambahan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa yaitu mencari penghasilan. Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan peneliti, ternyata fenomena yang muncul bahwa semakin banyak mahasiswa yang mencari penghasilan tambahan untuk sekedar menambah uang saku atau bahkan untuk membayar biaya perkuliahan. Adapun hal itu dilakukan dengan cara bekerja secara full time ataupun bekerja secara part time. Namun bekerja secara full time tampaknya tidak mungkin bisa dilakukan oleh mahasiswa reguler dikarenakan mereka harus membagi waktu bekerja dengan waktu perkuliahannya. Hal yang mungkin dilakukan oleh mahasiswa reguler untuk mencari penghasilan yaitu dengan cara bekerja paruh waktu (part time). Pekerjaan part time yang bisa dilakukan oleh mahasiswa regular antara lain menjadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
wirausahawan, sales promotion girl / boy, magang pada suatu perusahaan, dan lainlain. Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai mahasiswa yang melakukan aktivitas wirausaha (Wirausahawan). Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang diperlukan (Suharyadi, Nugroho, Purwanto & Faturohman, 2007). Oleh karena itu wirausahawan perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Seorang wirausahawan harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada dirinya, seperti percaya diri, berjiwa kreatif dan inovatif. Menurut Mulyadi (2012) seseorang yang telah memutuskan untuk menjadi pelaku usaha meskipun dalam skala kecil dapat disebut sebagai wirausahawan. Lebih lanjut Mulyadi (2012) mengemukakan bahwa dewasa ini kewirausahaan oleh pemerintah secara nasional telah dijadikan semacam katup penyelamat guna mengatasi terbatasnya lapangan kerja. Hal ini disebabkan karena bertambahnya jumlah lapangan kerja relatif lebih lambat, bila dibandingkan dengan bertambahnya jumlah angkatan kerja. Pemerintah telah menetapkan kebijakan bahwa jiwa dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
semangat kewirausahaan harus diajarkan kepada masyarakat melalui dunia pendidikan. Dengan bekal pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku kewirausahaan, diharapkan para lulusan tidak selalu mengharapkan ketersediaan lapangan kerja pada sektor formal. Para lulusan diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Saat ini cukup banyak perguruan tinggi di Indonesia yang telah mengembangkan program khusus dalam bidang kewirausahaan agar menghasilkan suatu embrio wirausahawan-wirausahawan muda (young entrepreneurs). Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya perguruan tinggi untuk menghasilkan sarjana sebagai pencipta lapangan kerja dan bukan hanya penghasil sarjana, pencari kerja, yang pada akhirnya justru menjadi pengangguran karena semakin sulitnya mendapat pekerjaan (Suharyadi, Nugroho, Purwanto & Faturohman, 2007) . Oleh sebab itu, dalam pendidikan kewirausahaan, peranan dosen adalah sebagai
mediator
dan
fasilitator
dalam
memotivasi,
mengarahkan,
dan
mempersiapkan para calon sarjana agar mempunyai motivasi kuat, keberanian, kemampuan, serta karakter pendukung lainnya dalam mendirikan usaha baru. Banyak hal yang bisa didapat oleh mahasiswa jika mereka mau mencoba untuk berwirausaha, selain memperoleh penghasilan tambahan mereka juga bisa menambah pengalaman karena mereka telah terjun langsung ke dalam dunia usaha
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang sesungguhnya dan mempraktekan ilmu yang mereka pelajari selama di perkuliahan. Banyak jenis usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa diantaranya adalah berjualan kue, baju, aksesoris, dan sebagainya. Berjualan barang atau makanan tidak harus memiliki modal yang besar bahkan hal itu tetap bisa dilakukan tanpa perlu mengeluarkan modal, mereka bisa melakukannya dengan cara membantu menjual barang dagangan orang lain dan menjualnya dengan mengambil keuntungan dari harga sebelumnya atau bagi hasil sesuai dengan kesepakatan bersama. Selain menjual barang, mahasiswa juga dapat menjual jasa mereka untuk mendapatkan penghasilan tambahan, mahasiswa dapat menjual keahlian yang dimilikinya, misalnya menggambar, instalasi komputer, desain, dan sebagainya. Fenomena maraknya wirausahawan di kalangan mahasiswa berakar dari semakin banyaknya pengangguran yang meningkat dari waktu ke waktu. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang ada saat ini, menjadi alasan utama bertambahnya angka pengangguran di negara ini. Ditambah lagi beberapa pabrik atau industri yang banyak merumahkan karyawannya karena mengalami kebangkrutan. Kondisi ini dapat diatasi jika semakin banyak pihak yang menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu masyarakat akademis (civitas akademika) khususnya kalangan mahasiswa yang memiliki kreativitas dan bekal ilmu yang telah diperolehnya di bangku kuliah, sebaiknya memiliki mental untuk berwirausaha
http://digilib.mercubuana.ac.id/
daripada
menggantungkan
diri
dengan
berburu
pekerjaan
bersama
jutaan
pengangguran yang juga mencari kerja. Meskipun hampir setiap perguruan tinggi telah memiliki program-program khusus dalam bidang kewirausahaan namun tidak semua mahasiswa berani mengambil keputusan untuk menjadi wirausahawan. Kurangnya kepercayaan diri, takut akan kerugian, dan sulitnya membagi waktu antara waktu belajar dengan waktu untuk usaha menjadi alasan yang paling sering ditemui pada kalangan mahasiswa. Terlebih lagi tuntutan dari orang tua yang mengharuskannya untuk tetap fokus terhadap kegiatan akademik yang menjadi pertimbangan mahasiswa untuk berwirausaha. Upaya untuk menjadi wirausahawan itu merupakan sebuah pengambilan keputusan yang berani, karena dihadapkan pada konsekuensi hasil yang belum pasti apalagi hal itu dilakukan oleh mahasiswa yang tugas utamanya adalah belajar untuk mendapatkan nilai akademik yang baik. Oleh karenanya, perlu untuk dipahami bahwa mahasiswa yang berwirausaha juga harus mampu membagi waktu dengan baik di saat waktu perkuliahan dan usahanya membutuhkan perhatian khusus. Pengambilan keputusan adalah hal yang melekat dengan kehidupan seorang individu, baik disadari atau tidak disadari pengambilan keputusan dialami oleh setiap individu karena setiap individu tidak pernah lepas dari proses pengambilan keputusan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk memenuhi sejumlah kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, demikian halnya dengan mahasiswa. Dari hasil pengamatan dan wawancara terbatas yang dilakukan oleh peneliti ternyata para mahasiswa termotivasi untuk berwirausaha karena individu yang bersangkutan tidak ingin menjadi mahasiswa biasa yang tugasnya hanya belajar dan berorganisasi namun individu tersebut ingin mencari penghasilan dengan jerih payahnya sendiri agar hidupnya lebih bermakna. Para mahasiswa yang berwirausaha memiliki keinginan yang kuat untuk tidak selalu bergantung kepada orang lain. Selain itu individu tersebut tidak ingin menggantungkan nasibnya pada lapangan kerja yang sudah ada, namun sebaliknya individu tersebut ingin menciptakan suatu lapangan kerja yang baru, karena percaya akan kemampuan yang ada dalam dirinya, memiliki kejelian melihat peluang usaha, suka pada tantangan, kreatif, inovatif, dan berani mengambil risiko. Adapun individu yang memutuskan untuk menjadi wirausahawan tentunya harus bisa memahami bagaimana cara membuat strategi awal memulai suatu usaha seperti membuat promosi awal, memahami perilaku konsumen dan mengevaluasi kegiatan setelah penjualan agar usaha yang dijalani dapat berkembang dengan baik dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Hasil wawancara dan pengamatan awal peneliti juga menunjukkan bahwa ternyata ada beberapa mahasiswa yang memiliki keinginan untuk berwirausaha
http://digilib.mercubuana.ac.id/
namun ia tidak berani untuk menjalankan usaha tersebut dan mengurungkan niatnya untuk berwirausaha karena ia tidak tahu usaha apa yang harus di kerjakan dan takut untuk mengambil risiko oleh karena itu mereka hanya berani menginvestasikan modal pada rekannya yang sudah memulai wirausaha dan membagi hasil keuntungan sesuai dengan kesepakatan bersama. Selain itu ada beberapa mahasiswa yang memang dari awal sudah memiliki niat untuk berwirausaha karena ia telah menjalani wirausaha sejak duduk dibangku SMP atau SMA dan latar belakang keluarganya adalah wirausahawan sehingga ia medapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya untuk meneruskan usaha yang ditekuninya. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana proses mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta membuat keputusan
untuk
berwirausaha,
selanjutnya
peneliti
berkeinginan
untuk
mengembangkan pemahaman yang lebih menyeluruh dan mendalam mengenai proses pengambilan keputusan berwirausaha pada mahasiswa. 1.2.
Identifikasi Masalah dan Rumusan Pertanyaan Penelitian Mahasiswa yang berwirausaha pada hakikatnya sama dengan mahasiswa
seperti pada umumnya tetapi yang membedakan mereka adalah keberanian memutuskan untuk menghadapi konsekuensi hasil yang belum pasti dan membagi waktu kuliah mereka dengan berwirausaha. Selanjutnya peneliti tertarik untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
menggali dan memahami proses pemecahan masalah pada mahasiswa berwirausaha dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan berwirausaha. Oleh karena itu, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana proses pengambilan keputusan pada seorang mahasiswa yang berwirausaha? 1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan
diadakan
penelitian
terhadap
masalah
ini
adalah
untuk
menggambarkan secara menyeluruh dan mendalam mengenai proses pengambilan keputusan mahasiswa dalam berwirausaha. 1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Teoritis Sebagai salah satu upaya mengembangkan khasanah ilmu psikologi khususnya dalam bidang kewirausahaan (psikologi konsumen) sebagai salah satu materi pembelajaran penting dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO). 1.4.2. Praktis a. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para mahasiswa untuk mulai berwirausaha melalui proses pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan berwirausaha.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Mengetahui gambaran proses pengambilan keputusan menjadi mahasiswa yang berwirausaha sebagai acuan bagi peneliti, pemerhati, dan pembaca untuk mengembangkan model berwirausaha di kalangan mahasiswa dan bagi para pemula.
http://digilib.mercubuana.ac.id/