1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan
untuk
pelayanan
pengobatan
dan
pemulihan
tanpa
mengabaikan pelayanan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksakan melalui pelayanan rawat jalan, gawat darurat dan pelayanan tindakan medik. Informasi merupakan suatu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Pengolahan akan informasi tersebut juga telah menggunakan teknologi yang canggih dan beragam. Hal tersebut tentunya bertujuan untuk mendukung terciptanya suatu informasi yang tepat dan akurat, serta mampu memenuhi kebutuhan pengaksesnya secara cepat dan efisien. Akhir-akhir ini perkembangan teknologi informasi yang semakin maju telah memasuki dunia kesehatan. Tetapi pada kenyataannya kecanggihan teknologi tetap harus didukung oleh sistem yang terstruktur, handal dan mampu mengakomodasi seluruh informasi agar dapat
2
menghasilkan suatu output (hasil akhir) yang dapat memenuhi permintaan user. Menurut Kepmenkes 377/Menkes/SK/III/2007, sistem informasi rumah sakit (SIRS) merupakan gardu depan pelayanan dalam rumah sakit. Salah satu pengguna SIRS adalah perekam medis. Pengelolaan rekam medis dengan format rekaman pada kertas (paper-based record) yang menjadi rekaman yang berasaskan pada butiran informasi berbasis komputer (computer-based environment) yaitu rekam medis yang berbasis pada informasi dengan menerapkan teknologi informasi kesehatan (Kepmenkes 377/Menkes/SK/III/2007). Perekam medis yang profesional wajib memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar kompetensi dan kode etik profesi. Sesuai dengan Kepmenkes 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, bahwa perekam medis mampu menggunakan aplikasi komputer untuk pengumpulan, pengolahan dan penyajian informasi kesehatan, mampu memberikan basis data yang efisien dan efektif, menjalin kerjasama dengan bagian sistem informasi rumah sakit dalam pengembangan teknologi baru dan membantu mengembangkan sistem rekam medis sebagai bagian dari perencanaan sistem informasi dalam sistem pelayanan kesehatan. Sistem informasi manajemen rumah sakit sangat membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat dan di dalam Petunjuk Teknis (Juknis) SIRS 2011 Permenkes 1171/Menkes/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit pasal 1 menyebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan sistem informasi rumah sakit.
3
Berdasarkan wawancara pada saat studi pendahuluan dengan petugas rekam medis di RSGM Prof. Soedomo pada bulan Januari 2013, SIRS berbasis desktop komputer dengan menggunakan jaringan (server) untuk menguhubungkan sistem informasi antar komputer.
Sistem
Informasi Rumah Sakit ini dibuat oleh petugas rekam medis yang pernah bekerja di RSGM Prof. Soedomo yang meliputi sistem informasi administrator, sistem informasi rekam medis, sistem informasi poliklinik, dan menu informasi. Petugas rekam medis yang telah membuat SIRS ini tidak melakukan serah terima kepada petugas rekam medis selanjutnya. SIRS tidak bisa digunakan secara maksimal, dan apabila terjadi masalah dalam SIRS petugas Information Technology (IT) tidak bisa memecahkan masalah secara menyeluruh. Petugas IT dan petugas rekam medis pernah beberapa kali mengubungi pembuat sistem pada saat terjadi masalah, akantetapi saat ini sudah tidak memungkinkan untuk meminta bantuan kepada pembuat sistem dikarenakan pembuat sudah berada di luar kota. Hal ini tentunya mengakibatkan terhambatnya kegiatan pelayanan pasien yang kemudian pelayanan beralih menjadi manual. Menurut wawancara yang dilakukan selanjutnya, petugas rekam medis menyatakan bahwa sistem informasi masih kurang up to date yang
membuat
banyak
kebutuhan
pelayanan
tidak
terpenuhi.
Berdasarkan wawancara berikutnya kepada petugas IT, petugas IT mempunyai rencana untuk mengajukan proposal pembuatan ulang SIRS kepada pihak rumah sakit dan petugas IT membutuhkan bantuan dalam merancang SIRS terutama pada bagian rekam medis karena rekam medis
merupakan
tonggak
utama
dalam
pelayanan.
4
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dari itu peneliti akan membantu petugas IT di RSGM Prof. Soedomo dalam membuat desain antarmuka untuk tampilan sistem informasi di RSGM Prof. Soedomo yang nantinya akan bermanfaat bagi pengguna dalam melaksanakan tugasnya.
B. Rumusan Ide Perancangan Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perancang mendapatkan ide untuk mendesain tampilan antar muka sistem informasi di RSGM Prof. Soedomo yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan mengatasi kekurangan pada SIRS yang digunakan pada saat ini.
C. Keaslian/ Orisinalitas Perancangan tentang desain tampilan antar muka sistem informasi rumah sakit
belum pernah dibuat, namun demikian desain
tampilan dan pembuatan sistem informasi pernah dilakukan oleh: 1.
Andriani
(2009),
melakukan
penelitian
dengan
membuat
perancangan sistem informasi pendaftaran pasien rawat jalan di rumah sakit. Perbedaan penelitian ini terletak pada pengembangan sistemnya. Andriani (2009) melakukan perancangan sistem dari awal hingga tahap implementasi. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada langkah-langkah analisis sistem informasi, pendefinisian beberapa contoh basis data, dan desain antarmuka dengan output laporan kunjungan pasien.
5
2.
Barus (2012), melakukan penelitian dengan merancang antarmuka situs jejaring sosial dengan nama Jourvl yang dapat diakses melalui smartphone dengan layar sentuh. Perbedaan rancangan terletak pada objek penelitian. Barus (2012) berfokus pada perancangan antarmuka halaman web yang bisa diakses melalui smartphone dengan menggunakan metode framework SenchaThouch hingga menghasilkan suatu prototype. Persamaan dalam perancangan ini terletak pada fokus desain utama untuk halaman web dengan mempertimbangkan parameter interaksi kenyamanan pengguna terhadap sistem.
3.
Mahanani (2012), melakukan penelitian dengan membuat desain tampilan rekapitulasi sensus harian rawat inap dan statistik indikator rawat inap dan menampilkan penjumlahan dari sensus harian rawat inap yang melibatkan indikator terkait dengan rawat inap seperti BOR, LOS, TOI, GDR, NDR. Mahanani (2012) membuat rancangan desain tampilan komputer data statistik rumah sakit atau hasil akhir dari perhitungan indikator rawat inap untuk dasar membuat Grafik Barber Johnson. Persamaan rancangan dengan tugas akhir ini adalah
memberikan
masukan
tentang
teori
desain
tampilan
antarmuka untuk komputer, yang diawali dengan mendifinisikan kebutuhan pengguna, membuat desain rancangan awal, dan
6
kemudian membuat desain yang sesungguhnya yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
D. Tujuan Perancangan Tujuan perancangan adalah membuat desain tampilan antar muka sistem informasi RSGM Prof. Soedomo yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna di rumah sakit untuk memaksimalkan sistem agar tercipta pelayanan yang cepat dan tepat.
E. Manfaat Perancangan 1.
Bagi Rumah Sakit Hasil perancangan ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa desain tampilan SIRS baru yang dibuat berdasarkan kebutuhan pengguna yang ada di rumah sakit agar tercipta peningkatan kualitas pelayanan.
2.
Bagi Institusi Pendidikan Manfaat perancangan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan kajian yang berguna dalam pengembangan ilmu pendidikan.
3.
Bagi Perancang Manfaatnya
bagi
perancang
diharapkan
dapat
meningkatkan
wawasan dan memperkaya pengetahuan tentang desain dan pengembangan sistem informasi serta mempraktikan ilmu dalam memberikan solusi bagi pemecahan masalah agar berguna dimasa yang akan datang.
7
4.
Bagi Perancang Berikutnya Manfaat bagi perancang berikutnya yaitu diharapkan perancangan ini dapat memberi masukan dan referensi untuk acuan melakukan penelitian yang lebih baik.
F. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Terbentuknya Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada tidak terlepas dari perkembangan Pendidikan Ilmu Kedokteran Gigi di Indonesia yang telah dimulai sejak jaman penjajahan Belanda tahun 1928. Pada tahun 1948, didirikan Perguruan Tinggi Kedokteran Gigi di Rumah Sakit Tegalyoso Klaten yang kemudian bergabung dengan Perguruan Kedokteran yang telah berdiri pada tahun 1946. Pada tanggal 19 Desember 1946 perguruan tinggi ini bergabung dengan perguruan tinggi yang sudah ada di Yogyakarta dengan nama Universitit Negeri Gadjah Mada. Pada saat itu Fakultas Kedokteran Gigi masih bergabung dengan Fakultas Kedokteran dan Farmasi yang bernama Fakultit Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Farmasi yang bertempat di Mangkubumen Yogyakarta. Fakultas Farmasi memisahkan diri pada tahun 1955 dan kemudian pada tanggal 29 Desember 1960 dengan surat Keputusan
No.
10907/UU
Kedokteran
Gigi
dengan
Universitas Gadjah Mada.
ditetapkan nama
berdirinya
Fakultas
Fakultas
Kedokteran
Gigi
8
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Juni 2002 memberi izin sementara kepada FKG UGM untuk menyelenggarakan RSGM. Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo UGM diresmikan oleh Mendiknas Republik Indonesia pada tanggal 31 Desember 2005. 2. Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo menjadi wahana pendidikan, penelitian & Pelayanan kesehatan gigi dan mulut terbaik yang memberikan layanan prima dan sebagai rujukan di tingkat nasional serta menjadi trendsetter pengembangan RSGM. b. Misi 1) sebagai wahana pendidikan dokter gigi, dokter gigi spesialis, dan dokter gigi spesialis konsultan serta tenaga kesehatan lainnya, 2) sebagai wahana dan melaksanakan penelitian guna menunjang perkembangan ilmu kedokteran gigi yang berbasis evidence base, 3) melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang lengkap
dan
berkualitas
sesuai
dengan
kebutuhan
pelanggan dengan standar pelayanan prima, 4) membangun komitmen SDM RSGM Prof. Soedomo yang berkualitas dan professional melalui sistem reward yang terukur dan mekanisme pembelajaran berkesinambungan,
9
5) menjalankan kegiatan operasional secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan nilai tambah stakeholder (pelanggan, pekerja, pemilik, mitra kerja dan masyarakat). c. Tujuan 1) menunjang proses pendidikan dokter gigi, dokter gigi spesialis dan dokter gigi konsultan serta tenaga kesehatan lainnya, khususnya dilingkungan FKG UGM, 2) membantu
pemerintah
dalam
meningkatkan
derajat
kesehatan gigi dan mulut masyarakat dengan membentuk organisasi RSGM Prof. Soedomo yang menyediakan layanan kesehatan paripurna dan berkualitas. 3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo memiliki keunggulan dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terpadu dan paripurna. Keluhan yang dihadapi pasien akan ditangani secara tuntas dan menyangkut semua aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Setiap kasus yang dihadapi oleh pasien akan diarahkan menuju bagian yang langsung menangani penyakit gigi secara profesional. Klinik-klinik yang ada di RSGM Prof. Soedomo antara lain : a. Klinik Bedah Mulut b. Klinik Konservasi Gigi c. Klinik Orthodonsia d. Klinik Pedodonsia e. Klinik Periodonsia
10
f.
Klinik Prosthodonsia
g. Klinik Penyakit Mulut h. Unit Promotif dan Preventif i.
Instalasi Pendukung (Radiologi, Farmasi, Laboratorium Teknik Gigi)