BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial
dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), maka pemerintah mengesahkan Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dalam Undang-Undang tersebut telah diatur pembentukan BPJS menjadi dua badan yakni, BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. PT.Askes (Persero) menjadi Sektor Utama dalam penerapan BPJS Kesehatan dan PT. Jamsostek (Persero) sebagai tulang punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Transformasi perusahaan merupakan respon manajemen untuk beradaptasi dengan dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut terjadi pada PT Jamsostek (Persero) yang bertransformasi menjadi BPJS (Badan Pelayanan Jaminan
Sosial)
Ketenagakerjaan.
PT
Jamsostek
(Persero)
sebelum
bertransformasi merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang didirikan berdasarkan PP 36/1995 tentang Penunjukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, namun setelah bertransformasi statusnya berubah menjadi Badan Hukum Publik dan langsung bertanggung-jawab kepada Presiden sesuai dengan UU No.24 Tahun 2011 tentang Penyelanggaraan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS) (Gema Jamsostek, 2013:4).
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Pada tanggal 1 Januari 2014, PT Jamsostek (Persero) mulai beroperasi dengan status baru sebagai BPJS Ketenagakerjaan. Hal tersebut merupakan momentum perubahan yang harus dihadapi seluruh karyawan. Transformasi perusahaan meliputi sifat, organ, prinsip pengelolaan, budaya, strategi, struktur, teknologi dan produk pelayanan (Jamsostek, 2013:4). Transformasi BPJS Ketenagakerjaan diharapkan mampu melayani dan mengakomodasi kebutuhan tenaga kerja di Indonesia melalui pelayanan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Program perlindungan ketenagakerjaan pada BPJS Ketenagakerjaan, yaitu: Program Jaminan Kecelakaan (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja beserta keluarganya (Jamsostek, 2013). Dengan adanya transformasi tersebut diharapkan perusahaan mampu meningkatkan jumlah kepesertaan sesuai dengan target yang diharapkan, didukung dengan adanya peningkatan kualitas pelayanan, penyediaan fasilitas pendukung dan penggunaan teknologi untuk mempermudah aksesibilitas peserta. Kinerja BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol sebagian besar diukur dari kinerja bidang pemasaran sebagai core unit yang melakukan perluasan kesepertaan dalam hal menjaring tenaga kerja di seluruh Indonesia untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan yang dilindungi kesejahteraannya, sisanya adalah kinerja supporting team dari bidang pelayanan, keuangan dan IT, dan SDM. Produktifitas divisi pemasaran mengalami penurunan dan pencapaian perolehan kepesertaan tenaga kerja baru pada saat persiapan era transformasi di tahun 20142015 sebagaimana terlihat pada Tabel dibawah 1.1 dibawah ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Tabel. 1.1 Kinerja BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol No
Tahun
Target Perolehan Realisasi Perolehan Tenaga Kerja Baru Tenaga Kerja Baru 2011 38.719 42.315 1 2012 44.929 50.789 2 2013 77.767 78.320 3 2014 79.013 75.731 4 2015 87.097 80.873 5 Sumber : BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol
% 109.28 113.04 100.71 95.84 92.85
Berdasarkan Tabel. 1.1 tersebut dapat dilihat bahwa pencapaian hasil kerja selama tiga tahun terakhir telah terealisasi sesuai target dan selalu naik setiap tahunnya. Tetapi untuk pencapaian perolehan kepesertaan tenaga kerja baru mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir yaitu tahun 2013, 2014 dan 2015 yang semula 100,71% turun menjadi 95,84% kemudian menurun lagi menjadi 92,85%. Hal ini dikarenakan pada tiga tahun tersebut merupakan masa euphoria transformasi dan masa peralihan transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan, dimana terjadi perubahan strategi bisnis yang semula berorientasi pada produk menjadi berorientasi pada pelanggan (Jamsostek, 2013:3). Hal ini menuntut peningkatan jumlah kepesertaaan tenaga kerja sebagai anggota yang didukung dengan peningkatan pelayanan, penggunaan teknologi dan pengadaan fasilitas. Peningkatan kualitas produk dan pelayanan menjadi suatu hal yang harus selalu diperhatikan oleh perusahaan. Hal tersebut menjadi suatu keharusan bagi perusahaan apabila ingin memenangkan persaingan. Perusahaan yang berhasil mempertahankan kualitas pelayanannya bahkan memperbaikinya secara terus- menerus akan menjadi yang terbaik karena berhasil memenuhi kebutuhan pelanggan dan memenangkan persaingan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Elvyn G. Masassya sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan menjelaskan, banyaknya pencapaian hasil kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di sektor formal dan meningkatnya kualitas pelayanan tergantung pada Coorporate Culture dan Kompetensi Sumber Daya Manusia. Begitupula
Perubahan
organisasi dapat berjalan dengan sukses dikarenakan adanya kesiapan berubah individu yang ada di dalamnya, dan kesiapan berubah itu dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan (Bridge, 2015:8). Transformasi BPJS Ketenagakerjaan serentak dilaksanakan dari Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang Tangerang Cikokol. Sejalan dengan transformasi
tersebut,
perusahaan
mengaplikasikan
budaya
BPJS
Ketenagakerjaan, meliputi: menanamkan nilai untuk mencapai visi perubahan, sosialisasi
dan
edukasi
internal
guna
menumbukan
motivasi
untuk
bertransformasi, merumuskan ide dan strategi yang tepat untuk membangun kebersamaan dalam bertransformasi, mengembangkan model komunikasi untuk internalisasi tujuan transformasi dan membangun etika kinerja dengan sistem remunerasi dan penghargaan (Gema Jamsostek, 2013:5). Hal tersebut menjadi modal dasar perusahaan untuk mengarahkan seluruh karyawan mencapai tujuan transformasi dan siap terhadap perubahan. Mengarahkan karyawan menuju perubahan bukan perkara yang mudah. Tuntutan akan adanya perubahan dihadapi juga oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol. Karyawan harus siap beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, namun dalam kenyataanya tidak mudah mengarahkan karyawan untuk beradaptasi dengan perubahan. Situasi tersebut menuntut seluruh karyawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
yang ada pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol siap terhadap peningkatan kapasitas kerja karena adanya peningkatan jumlah kepesertaan didukung adanya penggunaan teknologi, produk-produk dan kebijakan baru yang terjadi akibat adanya transformasi BPJS Ketenagakerjaan. Perubahan organisasi mengantarkan perusahaan pada situasi yang lebih kompleks. Bagi perusahaan yang belum pernah mengalami perubahan bukan merupakan hal yang mudah mengarahkan karyawan menerima dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut memunculkan adanya pencapaian target-target baru yang ingin dicapai oleh perusahaan. Adaptasi yang dilakukan karyawan dapat berlangsung dengan cepat ataupun lambat tergantung dengan bagaimana cara manajemen mengelola perubahan tersebut. Faktor-faktor sukses yang terpenting dalam sebuah lingkungan bisnis adalah keterampilan beradaptasi dan ketanggapan untuk bergerak cepat sesuai tuntutan perubahan. BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol membutuhkan dukungan dari pemimpin, manajemen dan seluruh karyawan untuk melaksanakan transformasi perusahaan. Mengarahkan karyawan menuju perubahan bukan perkara yang mudah. Tuntutan akan adanya perubahan dihadapi juga oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol, Karyawan harus siap beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, namun dalam kenyataanya tidak mudah mengarahkan karyawan untuk beradaptasi dengan perubahan. Situasi tersebut menuntut seluruh karyawan yang ada pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol siap terhadap peningkatan kapasitas kerja karena adanya peningkatan jumlah kepesertaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
didukung adanya penggunaan teknologi, produk-produk dan kebijakan baru yang terjadi akibat adanya transformasi BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol harus sejalan dengan visi perubahan yang dirumuskan BPJS Kantor Pusat. Visi dari BPJS Ketenagakerjaan yang baru, yaitu “Menjadi BPJS tingkat dunia, terpercaya, bersahabat, dan unggul dalam operasional pelayanan” (Gema Jamsostek, 2013:10). Dengan adanya visi baru tersebut diharapkan BPJS Ketenagakerjaan nantinya mampu bersaing dengan perusahaan yang memberikan pelayanan sejenis baik dalam skala nasional ataupun internasional sesuai dengan tujuan transformasi perusahaan. Perubahan organisasi mengantarkan perusahaan pada situasi yang lebih kompleks. Bagi perusahaan yang belum pernah mengalami perubahan bukan merupakan hal yang mudah mengarahkan karyawan menerima dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut memunculkan adanya pencapaian target-target baru yang ingin dicapai oleh perusahaan. Adaptasi yang dilakukan karyawan dapat berlangsung dengan cepat ataupun lambat tergantung dengan bagaimana cara manajemen mengelola perubahan tersebut. Faktor-faktor sukses yang terpenting dalam sebuah lingkungan bisnis adalah keterampilan beradaptasi dan ketanggapan untuk bergerak cepat sesuai tuntutan perubahan. BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol membutuhkan dukungan dari pemimpin, manajemen dan seluruh karyawan untuk melaksanakan transformasi perusahaan. Setiap pemimpin memiliki karakter dan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Pemimpin diharapkan dapat menjadi penggerak bagi para
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
bawaannya untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Bass dan Avolio (1990) terdapat dua gaya kepemimpinan, yaitu: gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional. Gaya kepemimpinan transformasional berfokus pada pencapaian perubahan nilai-nilai, kepercayaan, sikap, perilaku, emosional dan kebutuhan akan perubahan dengan tujuan efisiensi dan efektivitas organisasi. Sedangkan gaya kepemimpinan transaksional mendorong bawahan untuk melakukan kinerja terbaik dan memberikan imbalan atas usaha yang telah dilakukan (Bass dan Avolio, 1990). Masing-masing gaya kepemimpinan tersebut memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada karyawan. Keduanya tidak saling bertentangan, sehingga sama-sama dibutuhkan untuk menjalankan organisasi. Peneliti melakukan penelitian awal melalui wawancara terhadap 10 orang responden yang merupakan karyawan di BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol, terkait fenomena gaya kepemimpinan yang cocok dalam menghadapi transformasi. 9 orang diantaranya mengatakan apabila implementasi gaya kepemimpinan transformasional di BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol berjalan dengan baik, maka akan meningkatkan kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan transformasional dibutuhkan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol untuk membantu organisasi dalam menciptakan komitmen karyawan sehingga terlibat aktif dalam beradaptasi dengan perubahan dan
mewujudkan
tujuan
transformasi.
Hal
ini
dikarenakan
pemimpin
transformasional menjadi sosok yang berperan sebagai agen perubahan memberikan motivasi kepada bawahan melalui sikap, tindakan, prestasi dan kepercayaan
untuk
mengarahkan
pada
tujuan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perubahan.
Sedangkan
8
kepemimpinan transaksional dibutuhkan untuk memberikan arah dan konsentrasi perusahaan pada hal-hal yang bersifat rinci dengan adanya pemberian imbalan atas usaha yang telah dilakukan bawahan dan memberikan penghargaan atas prestasi yang telah dicapai. Menurut Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, secara internal sumber daya manusia yang ada saat ini masih perlu ditingkatkan. Pelaksanaan transformasi BPJS Ketenagakerjaan diawali dengan perbaikan sumber daya manusianya sehingga mendorong mereka untuk siap berubah, beradaptasi dan bertransformasi untuk mendukung tercapainya visi dan misi perusahaan (Gema Jamsostek, 2013:8). Sejalan dengan hal tersebut BPJS Ketenagakerjaan memberikan pembekalan bagi para calon pemimpin agar memahami dan memaknai visi perubahan. Para calon pemimpin Kantor Cabang diberikan program workshop dasar-dasar pengembangan kepemimpinan. Dengan adanya program ini diharapkan dapat menghasilkan calon pemimpin yang senantiasa peka dan siap terhadap perubahan dinamika lingkungan dan menjadi motivator bagi para bawahannya untuk berkomitmen siap terhadap perubahan dengan meningkatkan etos kerja, semangat karyawan, nilai-nilai dan budaya yang baik. Pemimpin menciptakan kesiapan untuk berubah diawali dengan mempengaruhi keyakinan-keyakinan dan sikap karyawan sehingga mereka mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Pemimpin dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku para karyawan. Pemimpin akan lebih mudah mengarahkan perubahan apabila memiliki atribusi positif yang berperan untuk memberikan contoh baik kepada bawahan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Dari beberapa pemaparan di atas maka kesesuaian gaya kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung perubahan dan mengarahkan karyawan pada kesiapan berubah agar sesuai tujuan strategis perusahaan. Variabel lain dalam penelitian ini yang turut mempengaruhi kesiapan berubah yaitu kompetensi. Kompetensi yang ada pada setiap individu akan memunculkan kontribusi positif dalam diri karyawan. Karyawan yang memiliki kompetensi akan berkontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi dan peningkatan kinerja. (Hotbonar Sinaga, Gema jamsostek, 2013). BPJS Ketenagakerjaan menyadari sepenuhnya bahwa SDM merupakan unsur yang sangat penting bagi perusahaan dan dipandang sebagai aset yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu BPJS Ketenagakerjaan membangun sistem pengelolaan kebijakan kompetensi SDM berbasis Human Capital dengan grand design terdiri dari 6 bagian utama yaitu model dan kamus kompetensi, sistem pengembangan kompetensi, sistem asesmen kompetensi, sistem manajemen karir, sistem manajemen kinerja, dan sistem imbal jasa. Dari hasil survey pendahuluan terkait Kompetensi, sebagian besar karyawan memiliki persepsi bahwa keterampilan, pengetahuan dan sikap dari karyawan BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol sudah sesuai standar perusahaan
dan
akan
mempengaruhi
kompetensi
karyawan
dalam
hal
meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol. Gaya kepemimpinan transformasional merupakan sebagai inti dari manajemen, yang merupakan penggerak dalam suatu organisasi untuk mencapai efektivitas di dalam pelaksanaan tugas, Suatu kenyataan kehidupan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
organisasional bahwa pimpinan memainkan peran yang sangat penting bahkan dikatakan amat menentukan, dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Perilaku pemimpin memiliki dampak signifikan terhadap sikap, perilaku dan kinerja pegawai. Efektifitas pemimpin dipengaruhi karakteristik oleh bawahannya dan terkait dengan proses komunikasi yang terjadi antar pemimpin dan bawahannya. Pimpinan dikatakan tidak berhasil apabila tidak dapat memotivasi, menggerakkan dan mendapatkan tingkat kepuasan kinerja sub ordinatnya. Untuk menciptakan suatu lingkungan organisasi yang kondusif bagi pegawai di BPJS Ketenagakerjaan Cikokol maka diperlukan seorang figur pemimpin yang mengerti motif atau mengerti akan kebutuhan bawahannya untuk mendorong kinerjanya. Adanya fenomena yang terjadi di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol mendorong dilakukannya penelitian tentang “Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol) ” 1.2
Identifikasi, Perumusan, dan Batasan Masalah
1.2.1
Identifikasi Masalah BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol merupakan salah satu
cabang yang merupakan pilot project dari segala pembenahan transformasi yang berlangsung di BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah dan pembatasan masalah penelitian sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
1. Dengan adanya masa transisi transformasi, produktivitas kinerja di beberapa divisi menurun karena target perluasan kepesertaan yang diberikan oleh Top Management meningkat signifikan, karena adanya perubahan badan dari persero mnenjadi badan publik, target kepesertaan bukan hanya sektor tenaga kerja formal, tetapi Pegawai Negeri Sipil, ABRI dan tenaga kerja sektor informal seluruh Indonesia. 2. Situasi bisnis saat ini menuntut BPJS Ketenagakerjaan Pusat dan Kantor Cabang untuk adaptif terhadap perubahan agar tetap bertahan dan terus berkembang dalam ketatnya persaingan. Menciptakan kesiapan karyawan untuk berubah merupakan langkah awal yang harus dilakukan perusahaan untuk mengupayakan suksesnya implementasi perubahan. Peran pemimpin di Kantor Cabang harus dapat mengarahkan karyawan untuk tetap sejalan dengan program-program yang dilaksanakan oleh Kantor Pusat. Kesiapan karyawan sebagai salah
satu
komponen
terpenting
dalam
kesuksesan
BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol dalam melakukan transformasi perusahaan. 3. .Terdapat perubahan struktur organisasi diantaranya bidang Keuangan dan TI yang melebur menjadi satu divisi, mengakibatkan job description yang tidak jelas dengan skill pada saat perekrutan. 4. Gaya kepemimpinan atau tepatnya sifat kepemimpinan semakin banyak mendapat sorotan, khususnya masalah kurang efektifnya suatu kepemimpinan pada suatu oganisasi. Kurangnya pengarahan dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
pimpinan cabang dan komunikasi yang kurang efektif serta pimpinan yang hanya melimpahkan pekerjaan kepada bawahannya membuat lingkungan kinerja BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol kurang kondusif. 5. Karena banyaknya program perubahan struktur dan budaya organisasi, karyawan menjadi kurang fokus dan konsentrasi terhadap pekerjaan intinya. 1.2.2
Rumusan Masalah Perumusan masalah yang dikaji adalah :
1.
Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan diBPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol?
2.
Apakah Gaya kepemimpinan transformasionalberpengaruh terhadap kinerja karyawan diBPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol?
3.
Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol?
4.
Apakah budaya organisasi, gaya kepemimpinan transformasional dan kompetensi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan di BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1
Maksud Penelitian Melakukan penelitian terhadap Kinerja Pegawai BPJS Ketenagakerjaan
Tangerang Cikokol mengenai pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Transformasional, dan Kompetensi
terhadap Kinerja Karyawan BPJS
Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol.
1.3.2 1.
Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada BPJS ketenagakerjaan Tangerang Cikokol
2.
Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan pada BPJS ketenagakerjaan Tangerang Cikokol
3.
Untuk menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja karyawan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol
4.
Untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi, gaya kepemimpinan transformasional dan kompetensi terhadap kinerja karyawan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tangerang Cikokol.
1.4 Manfaat dan Kegunaan penelitian 1.4.1 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol , sebagai salah satu referensi untuk dapat menentukan standar dan kebijakan kinerja pegawai. Bagi lingkungan dan dunia pendidikan hasil penelitian ini sangat penting untuk menambah bahan kajian dan literatur ilmiah khususnya mengenai variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
1.4.2 1.
Kegunaan Penelitian Penulis berharap hasil karya ini dapat bermanfaat bagi perusahaan BPJS Ketenagakerjaan Tangerang Cikokol tempat penulis bekerja dan melakukan penelitian, sebagai referensi dalam pengambilan keputusan dan strategi jangka panjang perusahaan.
2.
Penulis berharap hasil karya akhir ini dapat menjadi referensi juga bagi mahasiswa pasca sarjana yang sedang menyelesaikan tesisnya di bidang manajemen sumber daya manusia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/