BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pantai Prigi yang terletak di sisi selatan Pulau Jawa dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia merupakan salah satu obyek wisata alam ternama di Kabupaten Trenggalek, salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Pantai ini tepatnya berada di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, sekitar 48 km ke arah selatan Kota Trenggalek. Pantainya memanjang kurang lebih 2 km, berpasir putih, dan memiliki ombak yang tenang. Pantai Prigi juga memiliki Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) terbesar di Jawa Timur yang juga dilengkapi dengan Tempat pelelangan Ikan (TPI). Hasil tangkapan ikannya pun lumayan besar, terutama ikan jenis tongkol. Selain itu, Pantai Prigi juga memiliki wisata budaya yang biasanya digelar oleh nelayan setempat setiap satu tahun sekali tepatnya pada Bulan Selo (Kalender Jawa). Wisata budaya ini memiliki keunikan tersendiri dan dikenal dengan nama Upacara Larung Sembonyo. Pantai Prigi tidak hanya menjual produk wisata di bagian atraksinya saja, melainkan di kawasan obyek wisata Pantai Prigi juga terdapat fasilitasfasilitas yang mendukung berjalannya kegiatan wisata. Menurut Yoeti (2002) terdapat tiga unsur yang membentuk produk wisata, yaitu :
1
2
a. Daya tarik daerah tujuan wisata termasuk didalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan. b. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, parkir, transportasi, rekreasi, dan lain – lain. c. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut. Kepuasan wisatawan tidak hanya diperoleh dari atraksi yang mereka lihat, melainkan juga dari fasilitas wisata yang dimiliki obyek wisata tersebut (Binarwan, 2007). Sebagai obyek wisata unggulan kabupaten, pemerintah beserta jajarannya dan masyarakat sekitar obyek wisata saling membantu untuk membangun dan menyediakan beragam fasilitas, sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan para wisatawan yang berkunjung. Pembangunan tersebut juga bertujuan supaya obyek wisata lebih berkembang kedepannya. Salah satu tolak ukur berhasil tidaknya pengembangan kawasan wisata adalah dilihat dari kepuasan wisatawan terkait dengan fasilitas dan atau sarana prasarana yang tersedia di obyek wisata. Para wisatawan tersebut membutuhkan fasilitas yang lebih dan jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka wisatawan bisa merasa tidak puas. Untuk memenuhi kepuasan wisatawan akan fasilitas tentunya diperlukan inovasi - inovasi terbaru untuk dapat memberi rasa puas yang lebih kepada wisatawan di waktu mendatang. Fasilitas - fasilitas yang tersedia disana saat ini dirasa masih kurang dan bisa menjadi ancaman bagi obyek wisata Pantai Prigi di waktu mendatang, seperti menurunnya tingkat kepuasan wisatawan yang datang kesana sehingga
3
berpengaruh kepada jumlah kunjungan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terkait kepuasan wisatawan terhadap fasilitas yang tersedia saat ini di Pantai Prigi dan diharapkan pihak - pihak yang berkepentingan bisa menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk pembangunan fasilitas baru sesuai dengan keinginan wisatawan di waktu mendatang.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang akan diambil dalam usulan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa saja fasilitas wisata yang tersedia di Pantai Prigi? 2. Bagaimana tingkat kepuasan wisatawan terhadap fasilitas wisata yang ada di Pantai Prigi?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui fasilitas wisata yang tersedia di Pantai Prigi 2. Mengetahui tingkat kepuasan wisatawan terhadap fasilitas wisata di Pantai Prigi
4
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ataupun informasi yang akurat berdasarkan fakta mengenai obyek wisata alam Pantai Prigi, fasilitas wisata yang dimiliki, serta kepuasan wisatawan yang berkunjung kesana terkait dengan fasilitas tersebut. Selain itu, juga diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan, seperti pemerintah daerah setempat, pihak swasta sebagai perencana dan pengembang, peneliti, masyarakat lokal, serta pihak – pihak yang lain untuk memperbaiki kinerja dan pengembangan obyek wisata.
1.5 Kajian Pustaka 1. Rifian Wilyadrin Ermawan (2008) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mengadakan penelitian skripsi dengan judul “Kajian Sumberdaya Pantai untuk Kesesuaian Ekowisata di Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur”. Hasil dari penelitiannya berupa strategi alternatif pengelolaan ekowisata di Pantai Prigi. Strategi alternatif tersebut adalah: Pertama, penataan wilayah dengan membentuk sistem zonasi untuk kegiatan wisata dan kegiatan perikanan yang dilakukan masyarakat. Kedua, peningkatan promosi Pantai Prigi termasuk mengadakan program wisata budaya. Ketiga, penyuluhan tentang pentingnya pelestarian lingkungan, penanggulangan bencana alam dan bahaya pencemaran.
5
2. Femi Eka Rahmawati (2006) dari Universitas Negeri Malang (UM) telah mengadakan penelitian skripsi dengan judul “Perancangan Media Komunikasi Visual Obyek Wisata Pantai Prigi Trenggalek”. Hasil penelitiannya
berupa
pentingnya
sarana
media
promosi
untuk
mengkomunikasikan produk barang atau jasa kepada masyarakat, khususnya komunikasi periklanan pada obyek wisata Pantai Prigi ke masyarakat luas melalui media surat kabar, umbul - umbul, spanduk, billboard, poster, brosur, sign board, halte bus, kursi duduk bus, banner, kalendar, kaos, kartu pos, dan sticker. 3. Wahyu Dwi Wardhani (2006) dari Universitas Negeri Sebelas Maret telah mengadakan
penelitian
tugas
akhir
dengan
judul
“Penataan
Pengembangan Kawasan Pantai Prigi sebagai Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Trenggalek”. Hasil penelitiannya berupa konsep – konsep peruangan dan penataaan dengan analisis pendekatan tata ruang makro dan mikro terhadap obyek wisata Pantai Prigi dengan benchmark Pantai Parangtritis Yogyakarta . 4. Nonos Mafianos (2006) dari Institut Pertanian Bogor (IPB) telah mengadakan penelitian skripsi dengan judul “Dampak Pembangunan Fasilitas Pariwisata Terhadap Perubahan Struktur Agraria, Kelembagaan Dan Peluang Usaha Di Pedesaan (Kasus di Sekitar Kawasan Pariwisata Kota Bunga, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)”. Hasil penelitiannya berupa pembangunan fasilitas pariwisata yang mempengaruhi pola kepemilikan lahan petani yang
6
semakin meningkat dan juga perubahan lapisan pada masyarakat. Perubahan pelapisan masyarakat terjadi pada petani yang mendapatkan keuntungan dari alih fungsi lahan. 5. Yanti BR Tarigan (2013) dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) telah mengadakan penelitian skripsi dengan judul “Penilaian Wisatawan Terhadap Fasilitas Pariwisata di Wana Wisata Ciwangun Indah Camp Kabupaten Bandung Barat”. Hasil penelitiannya berupa penilaian dari wisatawan terhadap fasilitas yang tersedia di obyek wisata yang terbagi dalam dua kategori, yaitu cukup baik dan kurang baik. Kategori cukup baik terdapat pada fasilitas akomodasi, food and beverage, sanitasi, dan fasilitas penunjang. Sedangkan fasilitas yang kurang baik yaitu aksesibilitas dan fasilitas aktif. 6. Rahmawati (2009) dari Universitas Indonesia (UI) telah mengadakan penelitian skripsi dengan judul “Pola Perkembangan Fasilitas Wisata Kota Bukittinggi Tahun 1994-2007”. Hasil penelitiannya berupa perbandingan perkembangan fasilitas akomodasi dalam tiga periode, yaitu periode 1, periode 2, dan periode 3. Periode yang mengalami perkembangan paling cepat terjadi pada periode 3, yakni tahun 2003-2007 dan yang paling lambat pada periode 2, yakni tahun 1998-2002. Pada periode 1, tahun 1994-1998
perkembangan
jumlahnya
cenderung
tetap.
Pola
perkembangan fasilitas wisata Kota Bukittinggi Tahun 1994-2007 mengelompok di pusat kota dan linear mengikuti jaringan jalan utama kota menuju Padang.
7
Dari beberapa tinjauan pustaka diatas, penelitian dengan judul “Kepuasan Wisatawan Terhadap Fasilitas Wisata Di Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur” belum pernah dilakukan.
1.6 Landasan Teori 1.6.1 Kepuasan Wisatawan atau Pengunjung Kepuasan wisatawan adalah perbandingan antara kinerja produk yang dihasilkan dengan kinerja yang dirasakan oleh wisatawan. Jika berada di bawah harapan, wisatawan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, wisatawan puas. Jika kinerja melebihi harapan, wisatawan amat puas atau senang. Kepuasan diperoleh apabila kebutuhan dan keinginan pelanggan terpenuhi, sedangkan keinginan dan kebutuhan manusia selalu berubah dan tidak ada batasnya (Suwintari, 2012). Kepuasan pengunjung adalah perilaku emosional terhadap pelayanan fasilitas di suatu tempat wisata yang dihasilkan dari membandingkan apa yang diharapkan (harapan sebelum kunjungan dengan apa yang diterima (persepsi terhadap performa dan fasilitas). Kepuasan pengunjung ditandai ketika harapan terlebihi. Kepuasan pengunjung juga bisa didefinisikan sebagai kepuasan umum, konfirmasi
8
dan ekspektasi dan jarak dari hipotesis ideal pengunjung mengenai fasilitas suatu lokasi / tempat wisata (Anonim, 2014)1.
1.6.2 Atraksi dan Daya Tarik Wisata Menurut Yoeti (1985), sebuah atraksi wisata memiliki daya tarik yang kuat karena wisatawan memiliki harapan atas apa yang dilihat (something to see), apa yang dilakukan (something to do), dan apa yang dibeli (something to buy). Suatu Daya Tarik Wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991), syarat-syarat tersebut adalah: a. What to see. Di tempat tersebut harus ada obyek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata. b. What to do. Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu.
1
Sumber: http://rendywirajuniarta.blogspot.com/2014/01/kepuasan-pengunjung.html, diakses pada 30 Januari 2014 pukul 14.07 WIB.
9
c. What to buy. Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh - oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal. d. What to arrive. Di dalamnya termasuk aksesibilitas, bagaimana kita mengunungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut. e. What to stay. Bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibut. Diperlukan penginapan - penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.
1.6.3 Fasilitas Pariwisata Jansen - Verbeke (1995) dalam Rahmawati (2009) menyebutkan fasilitas pariwisata disuatu lokasi dibagi menjadi dua bagian yaitu fasilitas primer dan penunjang. Pembagian dan penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Fasilitas primer adalah objek wisata dengan fungsi sebagai daya tarik utama wisata. b. Fasilitas penunjang adalah bangunan diluar fasilitas primer yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama berada di
10
lokasi wisata. Fasilitas penunjang dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu: Fasilitas Sekunder: bangunan yang bukan merupakan daya tarik utama wisata akan tetapi digunakan untuk memenuhi kebutuhan utama wisatawan seperti menginap, makan, membeli souvenir. Fasilitas Kondisional: bangunan yang digunakan oleh wisatawan maupun warga setempat seperti masjid, toilet umum dan warung. Sunaryo (2013) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan fasilitas pendukung wisata adalah berbagai jenis fasilitas pendukung kepariwisataan
yang
berfungsi
memberikan
kemudahan
dan
kenyamanan bagi wisatawan selama melakukan kunjungan di suatu destinasi, seperti: keamanan, rumah makan, biro perjalanan, toko cinderamata,
pusat
informasi
wisata,
rambu
wisata,
fasilitas
perbelanjaan, hiburan malam, fasilitas perbankan, dan beberapa skema kebijakan khusus yang diadakan untuk mendukung kenyamanan bagi wisatawan dalam kunjungannya ke destinasi.
1.6.4 Sarana Wisata Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan
11
kebutuhan wisatawan baik seecara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Sarana wisata secara kuntitatif menunjukan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif yang menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan yang tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungannya dengan jenis dan mutu pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu standar wisata yang baku, baik secara nasional dan secara internasional, sehingga penyedia sarana wisata tinggal memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan diisediakannya (Suwantoro, 1997). Sedangkan sarana pariwisata menurut Bagyono (2007) adalah fasilitas dan perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sarana pariwisata meliputi: a. Perusahaan Perjalanan, seperti Travel Agent, Travel Bureau, dan Tour Operator.
12
Perusahaan perjalanan melakukan kegiatannya dalam memberikan jasa pemesanan tiket angkutan, akomodasi, darmawisata, dan lain lain. Disamping menjualkan produk perusahaan lain, perusahaan perjalanan juga dapat membuat produknya sendiri, yaitu dengan mengemas berbagai produk perusahaan lain menjadi satu kesatuan produk untuk selanjutnya ditawarkan dan dijual sebagai paket wisata. b. Perusahaan Transportasi, terutama Transportasi Angkutan Wisata. Salah satu komponen penting dalam kegiatan pariwisata adalah aksesibilitas atau kelancaran perpindahan seseorang dari satu tempat ke tempat lainnya. Perpindahan itu bisa dalam jarak dekat dan bisa juga dalam jarak menengah atau jauh. Berbagai jenis transportasi yang dapat digunakan para pelancong khususnya, antara lain transportasi udara, transportasi laut, dan transportasi darat. c. Hotel dan jenis akomodasi lainnya. Yang termasuk jenis akomodasi antara lain hotel, motel, wisma, pondok wisata, villa, apartemen, karavan, perkemahan, kapal pesiar, yacht, pondok remaja, dan sebagainya. Dalam penyediaan fasilitas akomodasi dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu akomodasi yang menyediakan fasilitas dan pelayanan makanan (serviced accomodation) dan akomodasi yang tidak menyediakan fasilitas dan pelayanan makanan (non serviced accomodation),
13
sekurang-kurangnya
harus
menyediakan
kamar
berperabot
(furnished room) dan tenaga untuk melayani keperluan tamu. d. Bar, Restoran, Katering, dan Usaha Jasa Boga lainnya Makanan dan minuman merupakan hal yang amat penting bagi wisatawan. Tidak jarang wisatawan melakukan perjalanan wisata, mengunjungi suatu tempat karena alasan makanan dan minuman. e. Daya Tarik Wisata. Wisatawan berkunjung ke suatu tempat karena tertarik oleh sesuatu. Hal atau sesuatu yang menyebabkan wisatawan datang ke suatu tempat disebut daya tarik atau atraksi wisata.
1.6.5 Prasarana Wisata Prasarana Wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya. Untuk kesiapan obyek - obyek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi obyek wisata yang bersangkutan. Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesibilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri. Disamping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan diatas, kebutuhan
14
wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata, seperti
bank,
apotek,
rumah
sakit,
pom
bensin,
pusat-pusat
perbelanjaan, dan sebagainya (Suwantoro, 2004). Prasarana pariwisata menurut Bagyono (2007) adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan kepada wisatawan. Yang termasuk prasarana pariwisata antara lain: a. Prasarana perhubungan yang meliputi jaringan jalan raya, jembatan dan terminal bus, rel kereta api dan stasiun, pelabuhan udara (airport), dan pelabuhan laut (seaport/harbour). b. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih. c. Instalasi penyulingan bahan bakar minyak. d. Sistem pengairan atau irigasi untuk kepentingan pertanian, peternakan, dan perkebunan. e. Sistem perbankan dan moneter. f. Sistem telekomunikasi seperti telepon, pos, telegraf, faximile, telex, email, dan lain-lain. g. Prasarana kesehatan seperti rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat. h. Prasarana keamanan, pendidikan, dan hiburan.
15
1.7 Lokasi dan Obyek Penelitian Penelitian dilakukan di obyek wisata Pantai Prigi, tepatnya di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, sekitar 48 km ke arah selatan kota.
1.8 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggabungkan data kualitatif dan data kuantitatif (mixed methods) untuk digunakan secara bersama – sama dalam suatu kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif
(Sugiyono, 2011). Kusmayadi dan Sugiarto (2000)
mendefinisikan data kualitatif dan data kuantitatif sebagai berikut: a. Data kualitatif, yaitu data yang tidak bernilai numerik atau nilainya bukan angka. Peneliti memperoleh data ini dari keterangan atau informasi dari pengelola, masyarakat sekitar, maupun wisatawan Pantai Prigi yang digunakan dalam penelitian ini. Misalnya daya tarik wisata yang ditawarkan dan informasi mengenai fasilitas wisata yang mempengaruhi kepuasan wisatawan. b. Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Peneliti menggunakan data ini untuk mengetahui jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Prigi, jumlah fasilitas wisata di Pantai Prigi, dan
16
untuk mengukur tingkat kepuasan wisatawan terhadap fasilitas – fasilitas tersebut. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Primer Peneliti memperoleh informasi dari sumber primer, yakni dari tangan pertama atau responden langsung dari obyek yang diteliti. 2. Data Sekunder Peneliti memperoleh informasi dari pihak lain selain responden, seperti hasil pengumpulan orang atau instansi dalam bentuk publikasi.
1.9 Teknik Pengumpulan Data Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Literatur Metode ini dilakukan dengan mengkaji beberapa data yang berhubungan dengan obyek penelitian yang sedang dikaji, baik melalui dokumen, arsip, majalah, buku, atau internet. 2. Observasi Metode ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara sistematik gejala - gejala yang diselidiki pada obyek penelitian. Dengan teknik ini data yang diperoleh adalah data yang bersifat faktual dan aktual, dalam artian data yang dikumpulkan diperoleh saat peristiwa berlangsung.
17
3. Kuesioner Metode ini dilakukan dengan membagikan angket kepada responden yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Peneliti menggunakan Skala Likert untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan. Skala Likert menurut Djaali (2008) yaitu skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert merupakan skala untuk menilai sesuatu yang pilihannya berjenjang, misalnya 0, 1 , 2 , 3 , 4, 5, 6, 7, 8, 9, 102. Untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan, peneliti memberikan 39 pernyataan dan 1 pertanyaan dalam kuesioner. Skor yang digunakan dalam menentukan jawaban dari pernyataan, yaitu: c. Skor 1 = Tidak Puas d. Skor 2 = Cukup Puas e. Skor 3 = Puas Rentang skor tingkat kepuasan wisatawan di Pantai Prigi yang ditentukan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Skor minimal
: 1 x jumlah pernyataan 1 x 39 = 39
Skor maksimal
: 3 x jumlah pernyataan 3 x 39 = 117
2
Sumber: http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/11/01/skala-likert-penggunaan-dananalisis-datanya/ diakses pada 25 Januari 2014 pukul 10.32 WIB.
18
Rentang skor merupakan selisih antara skor maksimal dengan skor minimal, yakni 78. Jika nilai yang diperoleh 78 kebawah (39 – 77), maka responden tersebut tidak puas. Sedangkan nilai 78 menyatakan cukup puas, dan nilai diatas 78 (79 – 117) menyatakan responden tersebut puas terhadap fasilitas yang tersedia di obyek wisata. Berdasarkan skor diatas, ditentukan standart nilai untuk mengetahui tingkat kepuasan responden terhadap masing – masing fasilitas yaitu:
Standart nilai = nilai masing – masing poin x 2 (nilai medium)
Nilai 2 diperoleh dari nilai tengah yang diberikan oleh peneliti kepada responden. Apabila nilai rata – rata dari masing – masing fasilitas berada di bawah standart nilai, maka para responden merasa tidak puas terhadap fasilitas tersebut dan apabila nilai berada diatas standart nilai, maka responden sudah puas terhadap fasilitas tersebut. Untuk menentukan jumlah responden peneliti menggunakan formula yang dikembangkan oleh Slovin (1990), sebagai berikut:
( )
Keterangan: n = jumlah sample/responden N = jumlah populasi E = Margin error, berkisar antara 5 – 10 %
19
Menurut data Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Trenggalek pada tahun 2012 menyatakan jumlah pengunjung Pantai Prigi sejumlah 72.764 orang. Dengan jumlah pengunjung sebanyak itu, maka perhitungan jumlah responden/sample kuesioner adalah sebagai berikut:
(
)
Jadi, jumlah sample/responden kuesioner yang akan dipakai sejumlah 100 orang. 4. Wawancara Metode ini dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan pengelola, yaitu Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, masyarakat sekitar, dan wisatawan di Pantai Prigi. 5. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan mengambil data melalui dokumen dokumen seperti foto atau video baik dari sumber pribadi maupun sumber - sumber yang lain.
20
1.10 Sistematika Penulisan BAB I
: Pendahuluan Berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian,
manfaat penelitian, landasan teori, kajian pustaka, lokasi dan obyek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan. BAB II
: Gambaran Umum Obyek Wisata Pantai Prigi di Kabupaten Trenggalek Berisikan gambaran umum lokasi penelitian, yakni wilayah Kabupaten Trenggalek, Kecamatan Watulimo, Desa Tasikmadu, dan obyek wisata Pantai Prigi.
BAB III : Kepuasan Wisatawan Terhadap Fasilitas Wisata di Pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur Berisikan uraian hasil pengolahan data yang diperoleh selama penelitian terkait kepuasan wisatawan terhadap fasilitas yang tersedia di obyek wisata Pantai Prigi. BAB IV : Penutup Berisikan kesimpulan dan saran dari peneliti setelah mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan.