Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang
2016
KLASIFIKASI PANTAI DI PESISIR TUBAN JAWA TIMUR Marita Ika Joesidawati1 1
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas PGRI Ronggolawe, Jl. Manunggal No 61 Tuban, 62317, Indonesia. Email:
[email protected]
Abstrak - Penelitian ilmiah untuk meneliti batas darat dan laut dimulai pada 1800-an, sampai saat ini klasifikasi dan nomenklatur dari pantai agak bermasalah. Meskipun ada banyak usaha untuk memecahkan masalah, namun solusi yang memuaskan dan lengkap belum ditemukan. Tidak ada klasifikasi pantai yang ditetapkan secara khusus. Kabupaten Tuban merupakan salah satu kota pesisir di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Timur yang mempunyai panjang pantai 65 km. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan pantai di pesisir Kabupaten Tuban berdasarkan morfologi pantai, ekosistem pantai dan pantai dengan pengaruh kegiatan manusia. Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung di lapangan dan interpretasi Citra. Berdasarkan hasil interpretasi landforms dari citra Landsat-8 OLI dan Landsat-7 TM+. Geomorfologi pantai di sepanjang pantai kabupaten Tuban didominasi oleh daratan alluvial 40.70%, sedangkan bentukan lahan yang berasal dari marin: backswamps 3.50%, , dataran alluvial pantai 4.95%, gisik 0.70%, dan benting gisik 0.70%,. Kondisi ini menunjukkan pantai berpasir dan berlempung mendominasi pantai di Kabupaten Tuban. Hasil tracking pantai menunjukkan klasifikasi berdasarkan morfologi pantai menunjukkan 8,25% merupakan pantai curam berbatuan, 49.1% pantai dengan bukit atau paparan pasir, 36.1% adalah pantai landai atau datar, daerah estuarine dan 6.25% merupakan pantai lurus dan panjang dari pesisir datar, pantai berpasir. Klasifikasi berdasarkan ekosistem tutupan biota: 82.8% merupakan ekosistem dengan tutupan biota terumbu karang meskipun 60-70% adalah kondisi rusak dan 17.2% merupakan daerah estuarine dan daerah intertidal, dan klasifikasi Pantai dengan pengaruh kegiatan manusia adalah 20.5% merupakan pemukiman tradisional, 10% Pemukiman baru, 8.06% Pelabuhan, 39.4% merupakan kota pesisir dengan berbagai kegiatan usaha penduduk /sawah, 0.45% merupakan pantai reklamasi, 13,8% Tambak, dan 6.94 % hunian wisata Kata kunci: Geomorfologi Pantai, Morfologi Pantai, Ekosisitem Tutupan Biota, Pantai Pengaruh Kegiatan Manusia. Abstract - Scientific research to scrutinize the land and sea began in 1800-an, until now classification and nomenclature from the coast somewhat troubled. Although there are many efforts to solve the problem, but solution and satisfying complete has not been found. No classifications beach set in special.Kabupaten tuban is one of coastal city of the coastal areas of north east java with long beach ± 65 km. The purpose of this research is to classify the coast of coastal kabupaten tuban based on the coastal morphology, coverage ecosystems and the beach with the influence of Human Activity. The method used is direct observation in the field and interpretation of image.Based on the results of interpretation of image landforms landsat-8 Oil and landsat-7 TM +. The coastal geomorfologi of along the coast kabupaten tuban dominated by the inland alluvial 40.70 % , while type of land derived from marin: backswamps 3.50 % , the alluvial coast 4.95 % , gisik 0.70 % , and benting gisik 0.70 % .This indicates sandy beaches and argillaceous dominated the coast of kabupaten tuban .The results of tracking coast show classifications based on morphology coast show 8.25 % is steep berbatuan coast , 49.1 % the beach with a hill or exposure to sand , 36.1 % are coast ramps or flat , regional estuarine and 6.25 % is straight coast and long from the coast of flat , sandy beaches. Classifications based on ecosystem covering biota: 82.8 % is ecosystem with covering biota coral reefs although 60-70 % are poor condition and 17.2 % is the estuarine and the regions intertidal , and classification the beach with the influence of human activities is 20.5 % is traditional settlement , 10 % a new settlement , 8.06 % port , 39.4 % is coastal city with various business activities inhabitant/fields , 0.45 % is reclamation coast , 13.8 % farms , and 6.94 % occupancy tourism Keywords: The Coastal Geomorphology, The Coastal Morphology, Coverage Ecosystems, The Beach with The Influence Of Human Activity
1
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang
2016
I. PENDAHULUAN
II. METODE PENELITIAN
Klasifikasi pantai masih belum jelas dan tidak ada klasifikasi pantai yang ditetapkan secara khusus tetapi beberapa morfologi umum [1] dan morfologi tektonik [2] yang sering digunakan yaitu Ada juga berbagai klasifikasi tujuan khusus untuk kebutuhan bentukan lahan seperti bukit pasir [3,4]; terumbu karang [5,6]; pantai landai [7,8]; tebing berbatu dan platform [9,10], atau bentukan pesisir [11], atau bahkan bentuk pesisir yang berkaitan dengan tingkat energi gelombang [12] Banyaknya kebutuhan menyebabkan para ilmuwan konservasi dan sumber daya untuk mengembangkan puluhan sistem identifikasi yang menargetkan berbagai jenis sistem pesisir. Pengenalan melalui klasifikasi pantai dari berbagai alasan ini dapat membantu pemahaman saling keterkaitan dari proses pembentukan pantai, biotanya sumberdaya alamnya, peruntukan hingga usaha konservasi dan pengelolaan berkelanjutannya. Klasifikasi pantai dirasakan tidak cukup dengan hanya berdasar bentang rupa dan tutupan biotanya, namun perlu mempertimbangkan pula beberapa hal lain, seperti sumber daya yang mendukung disekelilingnya, gejala alam yang mengendalikan pembentukan (genesa)nya serta perubahan yang mengiringinya khususnya dari pengaruh kegiatan manusia (antropogenik) [11]. Kepulauan Indonesia terbentuk melalui proses endogen yaitu proses geologi dari gejala konvergensi lempeng menghasilkan bentang alam yang sangat kompleks dan dalam waktu yang lama, sehingga pantai pulau-pulaunya, terbentuk seiring evolusi geologi dengan ciri masing-masing berdasar proses dan bentukan geologinya, dengan demikian menghasilkan lingkungan yang sangat berbeda (jenis batuan, struktur dan kelurusan, lereng pantai dan perairan bentuk muara sungai dan lain-lain bagian bentang pantai. Kondisi iklim/cuaca dan laut mengiringi evolusi geologi dan memberi pengaruh (eksogen) pada proses pembentukan bentang alam. Kegiatan manusia (anthropogenik) ikut berpengaruh pada proses evolusi mengubah bentang alam melalui upaya mengubah lingkungan untuk kepentingannya sejak zaman Anthroposen[13]. Kabupaten Tuban merupakan salah satu kota pesisir di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Timur yang mempunyai panjang pantai 65 km. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan pantai di pesisir Kabupaten Tuban berdasarkan morfologi pantai, ekosistem pantai dan pantai dengan pengaruh kegiatan manusia.
2.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah kawasan pesisir di sepanjang pantai Kabupaten Tuban dengan panjang pantai 65 km dari arah Timur mulai Kecamatan Palang sampai Barat Kecamatan Bancar, dengan luas wilayah laut lautan 16.950 Ha, dan terdiri dari 5 Kecamatan Pantai yaitu Kecamatan Palang, Tuban, Jenu, Tambakboyo serta Bancar (Gambar 1)
Gambar 1. Lokasi Penelitian Kawasan Pesisir Kabupaten Tuban. (Desa yang berbatasan dengan Laut Utara Jawa) Sumber: Hasil Analisa, 2015
2.2 Teknik Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi/pengamatan langsung di lapangan. Yaitu dengan cara: (1) melakukan tracking mulai titik acuan awal sampai titik acuan akhir, setiap 50 meter melakukan penentuan titik altitude, longitude di sepanjang 5 kecamatan pantai, (2) Melakukan pengukuran kemiringan pantai dengan menggunakan water pass. Pengambilan data dengan water pass ditambah dengan peralatan lain seperti meteran, dan juga satu buah kayu range sepanjang 2 meter, (3) melakukan pengamatan secara langsung terhadap morfologi pantai, ekosistem pantai dan pantai dengan pengaruh kegiatan manusia, seperti yang diklasifikasikan oleh Hantoro [13]. Adapun klasifikasi untuk i. Morfologi Pantai [14] : (1. Pantai berbukit dan tebing batu terjal, 2. Pantai curam berbatuan, 3. Pantai dengan bukit atau paparan pasir, 4. Pantai landai atau datar, daerah estuarine, 5. Pantai lurus dan panjang dari pesisir datar, pantai berpasir, daerah mangrove dan coral reef)
2
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang
ii. Ekosistem tutupan biota[13]: (a.Bakau, b.Terumbu karang, c. Bakau diatas terumbu karang, d. Rumput laut, e. Estuarine dan daerah intertidal, f. Pantai Kering batu gamping, g.Lahan basah) iii. Pantai dengan pengaruh kegiatan manusia[13]: ( i.Pemukiman tradisional, ii.Pemukiman baru, iii. Pelabuhan, iv Kota pesisir/kegiatan usaha penduduk /sawah, v. Pantai reklamasi, vi. Tambak, vii. Hunian wisata) 2.3 Analisa Data Sekunder Data sekunder berupa data citra Landsat-8 OLI dan Landsat-7 TM+. Kondisi landform (geomorfologi) berdasarkan bentukan proses geologi (endogen). diperoleh dari hasil interpretasi landforms dari citra Landsat-8 OLI dan Landsat-7 TM+. Untuk batas daerah yang dipetakan: pada wilayah daratan : batas Kabupaten Tuban ditambah buffer 1 km. sedang garis pantai : batas diambil dari Citra Landsat-8 OLI dan buffer 1 km. Hasil interpretasi ini kemudian dibandingkan dengan hasil survey lapangan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kondisi Geomorfologi PesisirKabupaten Tuban Kondisi Geomorfologi terkait dengan kondisi pembentukkan lahan di wilayah pesisir Kabupaten Tuban. Berdasarkan analisis visual bentuk dan satuan geomorfologi wilayah pesisir Tuban hanya terdapat 12 satuan geomorfologi pantai yaitu backswamps, beting gisik, gisik, dataran alluvial, dataran alluvial karst, dataran alluvial pantai, lerengkaki rombakan, peneplains, perbukitan karst, perbukitan sisa, perbukitan struktur denudasional, permukaan planasi Bentukan pantai bancar didominasi oleh daratan alluvial 60.61%, backswamps 4.55%, dataran alluvial pantai 1.82%, Gisik 1.59%, dan benting gisik 0.59%, pantai bancar didominasi oleh daratan alluvial 38. 57%, backswamps 12.77%, benting gisik 7.15%, dan Gisik 3.23%. Pantai Jenu didominasi oleh daratan alluvial 33.71%, permukaan planasi 27.00%, dataran alljuvial pantai 4.23, dataran alluvial krast 12.34%, backswamps 3,98%, benting gisik 0.08%, dan Gisik 0,78%. Pantai Tuban didominasi oleh daratan alluvial 78.47%, dataran alluvial krast 21.53%. Pantai Palang didominasi oleh daratan alluvial 36.12%, permukaan planasi 26.62%, dataran alljuvial pantai 9.67%, dataran alluvial krast 5.57%, dan Gisik 0.27% (Gambar 2)
3
2016
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang
2016
Gambar 2 Peta Geomorfologi Pantai Tuban Sumber: Hasil Analisa,2015
Geomorfologi pantai di sepanjang pantai kabupaten Tuban didominasi oleh daratan alluvial 40.70%, sedangkan bentukan lahan yang berasal dari marin: backswamps 3.50%, , dataran alluvial pantai 4.95%, gisik 0.70%, dan benting gisik 0.70%, menunjukkan pantai berpasir dan berlempung mendominasi pantai di Kabupaten Tuban, seperti ditunjukkan pada beberapa foto pantai di peisisir Tuban (Gambar 3)
Gambar 3. Bentukan lahan pantai Kabupaten Tuban Sumber: Survey lapangan, 2013
Hasil yang diperoleh dari analisa visual bentuk dan satuan geomorfologi dan dibandingkan dengan kondisi di lapangan dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Hasil Pengamatan Kondisi Pantai berdasarkan Morfologi Pantai, Ekosisitem Tutupan Biota, Kondisi Pantai dengan Pengaruh Kegiatan Manusia Kawasan Pantai Bancar
Tambakboyo
Jenu
Tuban
Morfologi Pantai Pendleton et al., (2005 23% pantai curam berbatu, 37% pantai berbukit pasir, 15% pantai landai, 26% pantai lurus dengan pesisir datar. Sedangkan dasar pantai (substrat dasar) adalah pasir dengan pecahan karang 91% pantai berbukit pasir, 9% pantai landai, Sedangkan dasar pantai (substrat dasar) adalah pasir dengan pecahan karang 8% pantai curam berbatu, 78% pantai berbukit pasir, 14% pantai landai, Sedangkan dasar pantai (substrat dasar) adalah pasir dengan pecahan karang 100% pantai landai, Sedangkan dasar pantai (substrat dasar) adalah pasir dengan pecahan karang
Ekosisitem Tutupan Biota, Hantoro (2004) terumbu karang/berbatu karang 78% dan daerah intertidal 22%, Kondisi Terumbu Karang rusak
Kondisi Pantai dengan Pengaruh Kegiatan Manusia, Hantoro (2004) 30% pemukiman tradisional, 3% pemukiman baru, 57% kota pesisir/kegiatan usaha penduduk /sawah, 3 % Tambak, 7% Hunian wisata
100% merupakan daerah intertidal
57% pemukiman tradisional, 3.2% Pelabuhan, 40% kota pesisir/kegiatan usaha penduduk
100% terumbu karang
5% pemukiman baru, 12% pelabuhan, 44% kota pesisir/kegiatan usaha penduduk /sawah, 1 % pantai reklamasi, 30% Tambak, 7% Hunian wisata 43% pemukiman tradisional, 20% pemukiman baru, 4 % pelabuhan,8% kota pesisir/kegiatan usaha penduduk, 25% Hunian wisata
100% merupakan daerah intertidal
4
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang
Kawasan Pantai
Morfologi Pantai Pendleton et al., (2005
Palang
100% pantai landai, Sedangkan dasar pantai (substrat dasar) adalah pasir dengan pecahan karang
Ekosisitem Tutupan Biota, Hantoro (2004) 100% terumbu karang
2016
Kondisi Pantai dengan Pengaruh Kegiatan Manusia, Hantoro (2004) 19% pemukiman tradisional, 37% pemukiman baru, 13 % pelabuhan,18 kota pesisir/kegiatan usaha penduduk, 8%pantai reklamasi, 4% Hunian wisata
Sumber: Hasil analisa Tracking Pantai yaitu 0 –2% dengan ketinggian 0 – 11 meter dpl. Adapun Hasil Perhitungan ketinggian pantai pantai seperti pada Tabel 2. Ekosistem tutupan biota pada pantai didominasi oleh pecahan terumbu arang (Tabel 3) Kondisi pantai Kabupaten Tuban dengan pengaruh kegiatan manusia menyebabkan kawasan permukiman di wilayah pesisir Kabupaten Tuban dibedakan menjadi kawasan permukiman nelayan dan permukiman perkotaan. Adapun yang menjadi ciri dari kawasan permukiman nelayan ini yakni pada umumnya ditandai dengan keberadaan TPI dan PPI, berada di daerah-daerah muara sungai, dan dekat pemukiman tersebut terdapat tambatan perahu dan industri pengolahan ikan sedangkan permukiman perkotaan dicirikan pusat pusat permukiman baru di wilayah pesisir yang berkembang juga bersamaan dengan munculnya kawasan perdagangan dan industri
Sesuai Tabel 1, Hasil tracking pantai menunjukkan klasifikasi berdasarkan morfologi pantai menunjukkan 8,25% merupakan pantai curam berbatuan, 49.1% pantai dengan bukit atau paparan pasir, 36.1% adalah pantai landai atau datar, daerah estuarine dan 6.25% merupakan pantai lurus dan panjang dari pesisir datar, pantai berpasir. Klasifikasi berdasarkan ekosistem tutupan biota: 82.8% merupakan ekosistem dengan tutupan biota terumbu karang meskipun 60-70% adalah kondisi rusak dan 17.2% merupakan daerah estuarine dan daerah intertidal, dan klasifikasi Pantai dengan pengaruh kegiatan manusia adalah 20.5% merupakan pemukiman tradisional, 10% Pemukiman baru, 8.06% Pelabuhan, 39.4% merupakan kota pesisir dengan berbagai kegiatan usaha penduduk /sawah, 0.45% merupakan pantai reklamasi, 13,8% Tambak, dan 6.94 % hunian wisata Pantai di kabupaten Tuban didominasi pantai dengan paparan pasir dan merupakan pantai yang sangat landai, kondisi ini dibuktikan pula dari hasil pengukuran langsung dilapangan terhadap kemiringan pantai yaitu memiliki kemiringan lahan relative datar
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kemiringan Pantai Kabupaten Tuban Kawasan Pantai
Bancar Tambakboyo Jenu Tuban
Palang
Rata-rata Sudut kemiringan (o) 1.06 1.02 1.03 1.16
1.04
Skor/ Kategori
2/Sangat landai 2/Sangat landai 2/Sangat landai 2/Sangat landai
Tinggi Lereng max (m) 11.1 8.3 7.7 8.3
Tinggi Lereng min (m) 1.3 1 1 2.2
Rata-rata Tinggi Lereng (m) 4.2 3.6 3.7 4.8
2/Sangat landai
7.1
1.3
3.8
Keterangan
100% reklamasi bangunan penahan ombak
Sumber: Hasil analisa Tracking Pantai
Tabel 3 Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang per Desember 2015 No 1 2 3 4 5
Kawasan Pantai Kec. Palang Kec. Tuban Kec. Jenu Kec. Tambakboyo Kec. Bancar Total
Luas Tutupan(Ha) 16.00 10.00 80.00 25.00 26.75
Sangat Baik(%) -
157.75
5
Baik(%)
Sedang(%)
Rusak(%)
20 10 10 30 30
20 20 20 20 20
60 70 70 50 50
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VI, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang
2016
Sumber: Draf Laporan Tahunan,2016
[5] Goodwin, I. D. and Harvey, N. Subtropical sealevel history from coral microatolls in the southern Cook Islands, since 300 AD. Marine Geology, 253, 14-25. 2008. [6] Riyaz, M., Park, K-H., Ali, M. and Kan, H. Influence of Geological Setting of Islands and Significance of Reefs for Tsunami Wave Impact on the Atoll Islands, Maldives. Bulletin of Engineering Geology and the Environment 69 (3): 443- 454. 2010. [7] Davidson-Arnott, R. G. D., Beach and nearshore instrumentation. In M. L. Schwartz (ed.), Encyclopedia of Coastal Science, Springer, Dordrecht, pp. 130-138.2005. [8] Masselink, G., Kroon, A., Davidson-Arnott, R.G.D., Morphodynamics of intertidal bars in wave-dominated coastal settings - a review. Geomorphology 73 (1–2), 33–49 37. 2006 [9] Moura, D., Gabriel, S. and Jacob, J., Coastal morphology along the Central Algarve rocky coast: Driver mechanisms. Journal of Coastal Research, SI 64 (Proceedings of the 11th International Coastal Symposium),Szczecin, Poland, ISSN 0749-0208, 790-794. 2011 [10] Bezerra, M.M.; Moura, D.; Ferreira, O And Taborda, R., Influence of wave action and lithology on sea cliff mass movements in Central Algarve coast, Portugal. Journal of Coastal Research, 27(6A), 162–171. 2011. [11] Finkl, C.W., Coastal classification: Systematic approaches to consider in the development of a comprehensive system. Journal of Coastal Research, 20(1), 166-213. 2004. [12] Slott, J. M., Murray, A. B., Ashton, A. D. and Crowley, T. J. Coastline responses to changing storm patterns. Geophysical Research Letters, 33, L18404, doi: 10.1029/2006GL027445, 6 pp. 2006. [13] Hantoro, wahyoe. Pengaruh Karakteristik Laut dan Pantai terhadap Perkembangan Kawasan Kota Pantai. 2004. http://sim.nilim.go.jp/GE/SEMI3/PROSIDING/0 1-WAHYU.doc. Di akses tanggal 23 September 2014. [14] Pendleton E. A., E. R.Thieler, dan S. J. Williams . Coastal Vulnerability Assessment of Gateway National Recreation Area (GATE) to Sea-Level Rise. U.S. Geological Survey. Virginia, USA. 2005.
IV. KESIMPULAN
Klasifikasi wilayah pesisir dan pantai di Indonesia akan lebih sempurna bila didasarkan atas beberapa hal yang menyangkut proses pembentukan (genesa) dan perubahannya yang melibatkan unsur-unsur seperti kondisi cuaca yang memberi pengaruh (eksogen) pada proses pembentukan bentang alam. Dengan demikian dapat lebih mudah mengenali sifat dan potensi hingga kerawanan yang dimiliki pantai, dan sebagai dasar dalam upaya pengelolaannya berdasar keseimbangan dan kelestarian, di masa yang akan datang. Analisis visual bentuk dan satuan geomorfologi wilayah pesisir Tuban hanya terdapat 12 satuan geomorfologi pantai yaitu backswamps, beting gisik, gisik, dataran alluvial, dataran alluvial karst, dataran alluvial pantai, lerengkaki rombakan, peneplains, perbukitan karst, perbukitan sisa, perbukitan struktur denudasional, permukaan planasi. Pantainya didominasi pantai dengan paparan pasir dan merupakan pantai yang sangat landai dengan subtrat dasar pantai berpasir dan berlempung. Dominasi ekosistem pantai adalah pecahan terumbu karang UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan atas bantuan dan kerjasama Direktorat Riset dan PengabdianMasyarakat Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas Dana Penelitian Hibah Fundamental tahun 2016 serta prodi ilmu kelautan sehingga dapat terlaksananya survey lapangan DAFTAR PUSTAKA [1] Bird, E. C. F. Coastal Geomorphology: An
Introduction. Wiley, Chichester, 332 pp. 2000. [2] Woodroffe, C. D. Coasts: Form, Process and
Evolution. Cambridge University Press, Cambridge,623 pp. 2002. [3] Nordstrom, K. F. Beaches and Dunes of Developed Coasts. Cambridge University Press, Cambridge, 338 pp. 2000. [4] Lisi, I., Molfetta, M.G., Bruno, M.F., Di Risio, M., and Damiani, L., Morphodynamic classification of sandy beaches in enclosed basins: the case study of Alimini (Italy). Journal of Coastal Research, SI 64 (Proceedings of the 11th International Coastal Symposium), Szczecin, Poland. 180– 184. 2011
6