BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Proses
persalinan
merupakan
proses
kompleks
untuk
menyelamatkan ibu maupun bayinya dengan menggunakan berbagai macam metode seperti persalinan pervaginam, persalinan dengan menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Metode-metode tersebut dilakukan dengan indikasi-indikasi khusus dengan satu tujuan yaitu menyelamatkan ibu maupun bayinya. Menurut WHO atau Badan Kesehatan Dunia menyatakan bahwa lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin dengan normal maupun dengan operasi Sectio Caesaria. Di Asia Selatan wanita berkemungkinan1:18 meninggal akibat kehamilan atau persalinan selama hidupnya, di negara Afrika 1:14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1:6.366. Lebih dari 50% kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta dengan biaya yang relatif rendah (Prawirohardjo, 2006). Indikasi dilakukan sectio caesaria pada ibu hamil adalah disproporsi kepala panggul (CPD / FPD), distosia jaringan lunak, disfungsi uterus, plasenta previa, gemeli, letak sungsang dan lain-lain. Disporporsi sefalopelvis (CPD) merupakan salah satu indikasi dilakukan operasi Sectio
Asuhan Keperawatan Pada..., SEPTI HARTANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Caesaria, karena apabila dipaksakan dengan persalinan pervaginam dapat mengakibatkan resiko, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada ibu bahkan janin yang dikandungnya. Disproporsi cepalopelvis atau disproporsi fetopelvis adalah ketidakmampuan janin untuk melewati panggul (Oxorn & Forte, 2012). Pertolongan persalinan CPD melalui jalan vaginal memerlukan perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi. Memperhatikan komplikasi pertolongan persalinan CPD melalui jalan vaginal, maka sebagian besar pertolongan persalinan cephalo pelvic disproportion dilakukan dengan sectio caesaria. Sectio Caesaria adalah suatu cara untuk melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Mochtar, 2002). Sectio Caesaria dapat mengakibatkan resiko diantaranya adalah perdarahan, tromboemboli, infeksi, ruptur uteri dan lain-lain . Untuk meminimalkan resiko yang terjadi, klien post sectio cesaria perlu mendapatkan perawatan (Rasjidi, 2009). Kejadian Sectio Caesaria di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada bulan Maret-Mei 2014 yaitu 126 orang. Indikasi kala dua lama sebanyak 10 orang (7, 93 %), Disproporsi Cefalopelvic sebanyak 7 orang (5, 55 %), plasenta previa sebanyak 8 orang (6, 34 %), letak sungsang sebanyak 17 orang (13, 49 %), letak lintang sebanyak 3 orang (2, 38 %), presentasi bokong sebanyak 3 orang (2, 38 %) dan indikasi ketuban
Asuhan Keperawatan Pada..., SEPTI HARTANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
pecah dini 78 orang (61, 9 %) (RM RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, 2014). Mengacu pada hal diatas penulis tertarik untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan post Sectio Caesaria hari ke-1 atas indikasi Disproporsi Sefalopelvic di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Menggambarkan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan post Sectio Caesaria hari ke 1 atas indikasi Disproporsi Cefalopelvic di Ruang Bougenvil RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 2. Tujuan Khusus Tujuan akhir dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk : a. Informasi biografi pada klien Ny. M dengan post Sectio Caesaria atas indikasi Disproporsi Cefalopelvic. b. Melaksanakan pengkajian dan membuat analisis data pada klien Ny. M dengan post Sectio Caesaria hari ke-1 atas indikasi Disproporsi Cefalopelvic. c. Membuat diagnosa keperawatan pada klien Ny. M dengan post Sectio Caesaria hari ke-1 atas indikasi Disproporsi Cefalopelvic. d. Membuat perencanaan pada klien Ny. M dengan post Sectio Caesaria hari ke-1 atas indikasi Disproporsi Cefalopelvic.
Asuhan Keperawatan Pada..., SEPTI HARTANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
e. Melaksanakan tidakan keperawatan atas perencanaan pada klien Ny. M dengan post Sectio Caesaria hari ke-1 atas indikasi Disproporsi Cefalopelvic. f. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien Ny. M dengan post Sectio Caesaria hari ke-1 atas indikasi Disproporsi Cefalopelvic.
C. Pengumpulan Data Pada penelitian ini pengumpulan data digunakan data yang digunakan dengan cara : 1. Observasi-partisipasi Cara pengumpulan data dengan menggunakan observasi terhadap klien , data dapat ditemukan dengan melakukan interaksi secara intensif antara perawat melalui kegiatan tanya jawab (wawancara) penelitian akan memperoleh data yang diperlukan. Saat wawancara diperlukan keahlian untuk menanyakan hal-hal yang spesifik dari keadaan yang dihadapi pasien saat ini agar informasi yang diperoleh merupakan infomasi akurat dan memang benar-benar diperlukan. Wawancara (anamnesa) dapat dengan pasien. 2. Wawancara Melalui kegiatan tanya jawab (wawancara) penelitian akan memperolah data yang diperlukan. Saat wawancara diperlukan keahlian untuk menanyakan hal-hal yang spesifik dari keadaan yang dihadapi pasien saat ini agar informasi yang diperoleh merupakan
Asuhan Keperawatan Pada..., SEPTI HARTANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
informasi yang diperoleh merupakan informasi akurat dan memang benar-benar diperlukan. Wawancara dapat dilakukan terhadap pasien atau keluarga. 3. Studi Literatur Pengumpulan data yang dilakukan melalui pencarian sumbersumber baik berupa buku atau jurnal, mengakses (browsing internet) atau sumber lain yang diperbolehkan terkait dengan asuhan keperawatan kepada pasien. 4. Catatan Rekam Medis Pengumpulan data dilakukan melalui telaah catatan tentang kasus pasien di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yang
terdapat
format-format
dokumentasi
maupun
asuhan
keperawatan pada pasien.
D. Tempat dan Waktu 1. Tempat Asuhan keperawatan pada pasien Ny. M. Dengan Post Sectio Caesaria Hari ke-1 atas indikasi Disproporsi Cefalopelvic di Ruang Bougenvil RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. 2. Waktu Waktu asuhan dilakukan selama 2 hari pada tanggal 18-19 Juni 2014.
Asuhan Keperawatan Pada..., SEPTI HARTANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
E. Manfaat Penulisan 1. Bagi RSUD Sebagai bahan evaluasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien post operasi caesar dengan indikasi Disproporsi Cefalopelvic. 2. Bagi Perawat Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien post Sectio Caesaria dengan komprehensif. 3. Bagi Pasien Dapat menambah pengetahuan tentang perawatan post operasi dan pengetahuan masa nifas serta dapat merawat diri sendiri selama di rumah sakit.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan tugas akhir Asuhan keperawatan pada klien Ny. M dengan post Sectio Caesaria hari ke-1 atas indikasi Disproporsi Cefalopelvic di Ruang Bougenvil RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN. Bab ini memaparkan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, tempat serta waktu dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan memaparkan tentang persalinan, partu lama, konsep Sectio Caesaria, konsep nifas,
Asuhan Keperawatan Pada..., SEPTI HARTANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi, penatalaksanaan, pathway dan fokus intervensi. BAB III : LAPORAN KASUS. Bab ini kan memaparkan tentang asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. BAB IV : PEMBAHASAN. Menguraikan tentang pembahasan kasus. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN. Berisi kesimpulan dan saran yang diberikan terkait dengan kasus. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
Asuhan Keperawatan Pada..., SEPTI HARTANTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014